pada tahun-tahun awal abad ke-20, dua psikolog Prancis, Alfred Binet dan Theodore
Simon, mengembangkan apa yang secara umum diterima sebagai ujian pertama yang
memuaskan atas kecerdasan manusia. Pada pergantian abad ke-19, Prancis, bersama dengan
Negara-negara industry lainnya, telah memperkenalkan pendidikan wajib. Sebagian besar anak-
anak yang memesuki sekolah tampaknya dapat memperoleh manfaat dari sekolah biasa dan
beberapa mungkin membutuhkan bantuan khusus, tetapi dapat ditangani dengan system biasa.
Namun, kelompok ketiga terbelakang sampai-sampai tidak dapat memperoleh manfaat dari
system regular. Tidak selalu mudah untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan
perlakuan khusus, sehingga tes yang dikembangkan oleh Binet dan Simon dimaksudkan untuk
membantu mengidentifikasi anak-anak ini dengan menilai kemampuan intelektual mereka.
Pendekatan yang diadopsi oleh Binet dan Simon masih menjadi dasar untuk tes kecerdasan
kontemporer. Intinya Binet dan Simon menilai bahwa kecerdasan dapat diukur dengan menilai
kemampuan seseorang dalam menjawab sekumpulan pertanyaan yang dipilih dengan cermat.