Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TUGAS INFORMATIKA

Disusun oleh:MOCH,Syifaul Fuad

Kelas:XI 1IPS

Pembimbing:Narjul Kirom

MA ISLAMIYAH SENORI

Desa Jatisari Kec.Senori Kab.Tuban


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt atas dan hidahnya,sholawat dan salam atas junjungan
nabi muhammad saw,sahabatnya keluarahabat,dan seluruh pengikutnya yang senantiasa
mengamalkan sunah-sunahnya.

Atas berkat dan rahmat allah swt,penyusun dapat menyesuaikan makalah ini dengan
baik yang nantinya dapat memudahkan untuk mengerjakan TIK.

Tanpa dapat dipungkiri bahwa masis banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini,semata-mat karna keterbatasan penulis sehingga sumbang dan saran para pembaca sangan
kami harapkan untuk itu,penyusun mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A.Pengertian Hak Intelektual ................................................................................

B.Jenis-jenis Hak Kekayaan Intelektual ...............................................................

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A.Pilar berfikir Komputasi ...................................................................................

B.Kasus Optimasi .................................................................................................

MEMBUAT KARYA TEKNOLOGI UNTUK MEMECAHKAN PERSOALAN

A.Budaya Kerja ....................................................................................................

B.Budaya Kerja Masyarakat Digital .....................................................................


Hak kekayaan Intelektual

A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual


Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang berkenaan dengan kekayaan
yang timbul karena kemampuan intelektual manusia. Kemampuan tersebut dapat berupa
karya dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.1 Konsepsi mengenai hak
kekayaan intelektual didasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah
dihasilkan manusia memerlukan pengorbana tenaga, waktu, dan biaya. Dengan adanya
pengorbanan tersebut menjadikan karya yang telah dihasilkan memiliki nilai ekonomi
karena manfaat yang dapat dinikmati.2 Secara garis besar ruang lingkup hak kekayaan
intelektual dibagi menjadi dua, yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta
terdiri dari ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Hak kekayaan industri terdiri dari paten,
merek, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan perlindungan
varietas tanaman.3 Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Keberagaman dan kekhasan budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang tidak
terhitung jumlahnya. Warisan budaya merupakan bagian dari keberagaman dan kekhasan
yang dimiliki oleh setiap suku bangsa ya perlindungan hukum hak kekayaan intelektual,
diIndonesia.4 Salah satu warisan budaya tradisional adalah batik Girilayu yang terletak di
Desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Batik Girilayu salah satu
sentra industri pengrajin batik yang ada turun temurun, dimana sentra pembatikan di Desa
Girilayu sudah ada sejak zaman Mangkunegaran I. Karena itulah, hingga saat ini motif
batik Girilayu dipengaruhi gaya membatik khas Mangkunegaran, baik teknik pembuatan,
bahan, pewarnaan, sampai motif yang digunakan.5 Jenis pembuatan batik yang ada di
Desa Girilayu adalah batik tulis, dimana batik tulis membutuhkan ketelitian dan
ketekunan yang tinggi pada saat membuat pola, pembatikan, pewarnaan, hingga
penyempurnaan. Sejarah batik Girilayu sendiri pada waktu itu Raja Mangkunegaran
memiliki selir yang mempunyai keahlian dalam membuat batik, lalu warga Desa Girilayu
khususnya kaum perempuan diajarkan bagaimana caranya untuk membuat batik, dan
keahlian tersebut diajarkan turun temurun hingga saat ini. Desa Girilayu sudah membuat
motif batik beranekaragam, baik dari motif batik Tradisional hingga Batik Kontemporer.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar sendiri sudah mengakui bahwa Desa Girilayu
memiliki ciri khas dalam membuat batik, hampir seluruh warga Desa batik Girilayu dari
anak kecil hingga orang dewasa dapat membuat batik. Hal ini merupakan investasi hak
kekayaan intelektual yang harus dijaga dengan adanya perlindungan hukum hak kekayaan
intelektual, dimana salah satunya menciptakan motif batik kontemporer yang merupakan
salah satu subsektor ekonomi kreatif yang juga dapat dikembangkan melalui format bisnis
waralaba. Karena modal utama investasi hak kekayaan intelektual bukanlah kekayaan
materi atau sumber daya alam, namun kekayaan non - material (modal intelektual) berupa
kreasi dan inovasi.6 Perlindungan hukum hak kekayaan intelektual merupakan sistem
kepemilikan yang merupakan penghargaan (reward) atau ekspresi kepribadian atau
perangsang (incentive) bagi pencipta, inventor atau pendesain atas pengorbanannya dalam
menghasilkan kreasi intelektual yang memiliki implikasi finansial yang signifikan.7
Perlidungan hukum hak kekayaan intelektual sangat diperlukan agar para pencipta,
inovator, dan pendesain tetap memiliki gairah untuk menghasilkan karya intelektual
sebanyak banyaknya bagi kemajuan peradaban manusia.8 Untuk itu diperlukan
perlindungan hukum yang tepat oleh Negara secara seimbang dalam penyebaran
penguasaan hak kekayaan intelektual, diantaranya berbagai aturan hukum hak kekayaan
intelektual9 , seperti Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dan aturan lainnya.
Mengingat batik memiliki potensi ekonomi yang besar tentunya diperlukan perlindungan
hak kekayaan intelektual untuk menghindari adanya pihak yang memanfaatkan motif
batik dengan caramengambil esensi dari motif tersebut untuk diperbarui dan meramunya
menjadi inovasi motif batik terbaru yang didaftarkan secara individual.10 Kesadaran dan
pemahaman masyarakat Indonesia khususnya warga Desa Girilayu terhadap pentingnya
perlindungan hak kekayaan intelektual hingga saat ini masih lemah, dibuktikan dengan
para pengrajin batik Girilayu yang sampai saat ini belum mengerti dan memahami dengan
perlindungan hak kekayaan intelektual khususnya hak cipta dan hak merek. Peran
Pemerintah Daerah dalam hal ini sudah memberikan sosialisasi mengenai pentingnya
perlindungan hak kekayaan intelektual untuk para usaha kecil menengah, namun niat dari
para usaha kecil menengah untuk menghadiri dalam sosialisasi tersebut masih belum ada.
Karena jika warga Desa Girilayu khususnya para pengrajin batik mengetahui pentingnya
perlindungan hak kekayaan intelektual maka para pengrajin batik akan mendaftarkan hasil
karyanya ke Direktorat Jendral HKI. Manfaat dari perlindungan hak kekayaan intelektual
antara lain memberikan kepastian hukum kepada pencipta, inovator atas hasil karyanya
lalu dapat meningkatkan omzet penjualan apabila batik tersebut dijual di berbagai daerah
karena sudah memiliki ciri khas tersendiri pada batik Girilayu. Dengan kata lain hak
kekayaan intelektual memiliki banyak manfaat mulai dari apresiasi terhadap karya hingga
menghasilkan kekayaan, dengan demikian menjadikan pencipta atau inventornya
bergairah dalam menciptakan hasil hasil karyanya yang lain. Sesuai dengan uraian latar
belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
“KESADARAN HUKUM PENGRAJIN BATIK GIRILAYU TERHADAP
PENTINGNYA PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Kasus
Desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar)”

B. Jenis-jenis Hak Kekayaan Intelektual.


Hak Kekayaan Intelektual secara garis besar terbagi menjadi 2 B.
 Hak Cipta;
 Hak Kekayaan Industri, yang terdiri dari :
 Paten;
 Merek;
 Desain Industri;
 Desain Tata Letak Sirkuit terpadu;
 Indikasi Geografis; dan.
 Rahasia Dagang.

Berpikir komputasi
A. Pilar Berpikir Komputasi
Pilar Berpikir komputasi Ketika seseorang berpikir komputasi,terdapat empat
pilar yang menopangnya yakni dekomposisi,abstraksi,pengenalan pola,dan algoritma.
•Dekomposisi merupakan pemecahan masalah kompleks dan besar dengan cara
memecahnya menjadi submasalah yang lebih kecil.

•Abstraksi digunakan untuk menentukan dan menemukan karakteristik " yang penting dari
suatu masalah dengan membuang karakteristik" yang tidak penting.

•Pengenalan Pola yaitu menggunakan karakteristik yang mungkin sama untuk


menyelesaikan suatu permasalahan.

•Algoritma adalah sekumpulan instruksi untuk menyelesaikan permasalahan.

B. Kasus Optimasi

Kasus OptimasiDalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita memiliki


keinginan-keinginan yang disertai keterbatasan. Sebagai contoh, keinginan untuk melahap
semua hidangan pada sebuah resepsi pernikahan. Namun, keinginan ini dibatasi oleh
keterbatasan perut masing-masing. Jika semua hidangan dilahap tanpa pertimbangan, bisa
jadi bukan nikmat yang kita dapat, melainkan kelesuan dan penyesalan.
Keinginan dan keterbatasan yang dinyatakan dalam kuantitas tertentu akan
membawa kita pada suatu persoalan optimasi (optimization problem). Persoalan optimasi
dapat didefinisikan sebagai suatu tugas untuk menentukan nilai-nilai variabel keputusan
demi mendapatkan nilai tujuan yang paling bagus dengan tetap memenuhi kendala-
kendala yang ada. Dengan kata lain, ada tiga komponen dalam sebuah persoalan optimasi,
yaitu fungsi tujuan, variabel keputusan, dan kendala.

Membuat Karya teknologi Untuk Memecahkan Persoalan


A. Budaya Kerja
Budaya kerja adalah suatu asumsi, nilai dan norma yang dilakukan berulang-
ulang oleh pegawai atau karyawan yang dikembangkan dalam organisasi yang tercermin
dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud
sebagai kerja atau bekerja sebagai kekuatan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Fungsi
dan Tujuan Budaya Kerja
Menurut Feriyanto dan Triana (2015), tujuan budaya kerja adalah sebagai berikut:

1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang telah lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang. 
4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. 
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.

B. Budaya Kerja Masyarakat Digital Masyarakat


Saat ini di era modern segala aspek kehidupan berkaitan erat dengan
globalisasi dan digitalisasi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan semakin
mendukung adanya proses globalisasi yang mengarah pada digitalisasi. Digitalisasi
dimulai pada sekitar era 90an. Proses digitalisasi menimbulkan budaya baru di tengah
maraknya globalisasi. 
Dalam hal ini berhubungan dengan keluarga yang merupakan tempat yang
paling mendasar untuk membangun sebuah pola pikir dan tindakan seseorang.
Keluarga juga memiliki peranan penting dalam membentuk budaya yang bersifat terus
menerus. Seiring perkembangan budaya yang mengarah pada digitalisasi, peranan
keluarga sedikit tergantikan dengan maraknya era digital.
Fenomena digital tidak bisa dipungkiri lagi karena sudah menyatu dengan
kehidupan sehari-hari. Digitalisasi bukan lagi sebagai pilihan dan bukan pula
keharusan, melainkan kenyataan yang mau tidak mau harus diterima. Keterbukaan
pikiran dan rasa keingintahuan yang menjadikan fenomena tersebut sebagai realita,
terutama di kota kota besar. Dari kenyataan tersebut yang membedakan adalah tingkat
kepentingan digital userdan prioritasnya. Apakah ia menjadikan hal tersebut sebagai
pilihan atau justru sebagai sebuah kebutuhan. Disinilah yang menjadi peran utama
keluarga untuk membentuk pribadi yang selektif, bijak dan melek teknologi.

Anda mungkin juga menyukai