Anda di halaman 1dari 2

Assalamu'alaikum wr.wb.

Yang kami hormati Ibu kepala sekolah.


Yang kami hormati asatidz dan asatidzah guru kami.
Juga teman-teman semua yang saya cintai. Keluarga besar SMP IT Daarul Ilmi

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan yang baik ini kita dapat
ber-muwajahah secara virtual. Tidak lupa juga, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabat-sahabatnya, dan kepada
kita semuanya selaku umatnya yang patuh terhadap semua ajaran-ajarannya. Amiin.

Asatidz dan sahabatku, Sudah bukan menjadi rahasia umum, kalau kebangkitan atau
kemerosotan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh semangat pemuda - pemudanya di setiap
negara tersebut. Ada banyak sejarah yang membuktikan ketika kekuatan para pemuda yang
bersatu padu dapat menggulingkan kekuasaan yang sangat kokoh sekalipun.

Setiap pemuda adalah permata bagi negrinya. Harapan tinggi untuk para pemuda agar mereka
menjadi sosok generasi yang unggul dan mampu menjadi tokoh dimasa yang akan datang. 
“Syubanu al-yaum rijalu al-ghaddi”.  

Karena itulah Islam memberikan perhatian besar kepada mereka, bahkan sejak dini. Di masa
lalu, banyak pemuda hebat, karena generasi sebelumnya adalah orang-orang hebat. Karena itu,
negara memberikan perhatian besar pada generasi muda ini.

Pemuda adalah masa dimana mereka memiliki kepekaan yang tinggi, berpikir kritis dan mampu
mengoptimalkan setiap potensinya. Pemuda sebagai tonggak estafet bangsa, pewaris peradaban
dunia, maka hancur makmurnya sebuah bangsa di masa depan tergantung kondisi pemuda
sekarang. 

Asatidz dan sahabatku, kita juga tidak bisa menutup mata dari kondisi sekarang ini yang begitu
sangat memprihatinkan, dimana kita sering melihat diberbagai media, baik cetak maupun
elektronik, banyak para pemuda bentrok karena perbedaan paham, banyak generasi muda yang
mencoreng dirinya sendiri sebagai penerus bangsa dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna
dan dilarang oleh agama maupun hukum. seperti pecandu narkoba, dan bertindak semaunya
tanpa berfikir rasional dan bertindak tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan dari
tindakannya itu.

Banyak alasan yang mereka kemukakan sebagai pembelaan diri, tetapi sebagai kaum pemuda
yang menjadi harapan bangsa seharusnya selalu melihat kedepan dengan segala kemampuanya
dan berusaha dengan sebaik mungkin agar bisa menjadi kebanggaan baik didalam keluarga
maupun lingkungannya, juga mengabdi kepada agama dan bangsa.

Lebih mudah mencari pemuda pandai menyanyi daripada pemuda pandai mengaji, lebih mudah
mencari pemuda yang meniru Song Joong Ki daripada meniru Nabi. 
Asatidz dan sahabatku, sudah sewajarnya bila kita sebagai generasi penerus membenahi kembali
tatanan yang sekarang sudah mulai luntur ini, marilah kita sebagai pemuda, menyusunnya
kembali agar bangsa ini tidak menjadi lebih hancur lagi, demi kita, anak cucu kita dan demi
bangsa ini. Marilah kita jungjung kembali demokrasi kita yang sudah mulai luntur dengan
bersatu padu membangun kembali bangsa ini agar tercipta kembali kerukunan yang dulu pernah
menjadi satu kebanggaan bangsa ini. yaitu rukun serta sopan santun...

Maka dari itu, marilah kita sudahilah semua kegiatan -kegiata yang dapat merusak diri kita
sendiri, Jauhi semua hal-hal yang dilarang oleh agama maupun hukum

Melihat sejarah di masa kegemilangan islam, yang menerapkan aturan yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Assunah, lahir pemuda-pemuda unggul yang bersyakhsiyyah Islam, menjadi sosok
ulama sekaligus ilmuan, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi, Al Zahrawi, Jabir Ibn
Hayyan. Mereka Memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu untuk beribadah. 

Ketaatan yang totalitas adalah bentuk pengembalian fitrah manusia yang sesungguhnya,
menemukan jati diri dengan mengabdikan diri kepada Allah SWT, menerapkan hukum-hukum-
Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya.

“Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah”.  [HR. Ahmad] Shabwah adalah
kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran.

Asatidz dan sahabatku, sebagai wujud syukur kita kepada Sang Maha Pencipta. Berikanlah hak-
hak anak cucu kita berupa warisan yang berupa hasil perbuatan kita dimasa muda sekarang ini,
yang tentunya akan memberikan satu kenyamanan bagi penerus-penerus kita kelak.

Asatidz dan sahabatku, inilah yang dapaty sampaikan dalam kesempatan ini. Hadanallohu
ajmaiin.

Wassalamuálaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai