Disusun oleh :
1. Yunita Putri U.A 14.05.52.0011
2. Nadya Dinda PMK 15.05.52.0015
3. Sulistyani Utari 15.05.52.0030
4. Afrizal Surya S. 15.05.52.0313
5. Wisnu Wicaksono 15.05.52.0319
KATA PENGANTAR
Manajemen resiko ini .Mungkin di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membantu untuk pembuatan makalah-makalah selanjutnya sangat
diharapkan agar pembuatan makalah-makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi, Akhir
katapenyusun mengucapkan banyak terima kasih atas kritik dan saran yang membantu untuk
kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian risiko suku bunga.................................................................. 3
2.2 Karakteristik Perubahan Risiko Suku Bunga....................................... 3
2.3 Pengukuran Risiko Perubahan Tingkat Bunga : Metode Penilaian
Kembali ( Reprecing Model )................................. .......................... 5
2.4 Pengukuran Risiko Perubahan Tingkat Bunga : Metode Jangka
Waktu ( Maturity Model)...................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apakah itu risiko perubahan tingkat suku bunga.
2. Mengatahui karakteristik dari risiko perubahan tingkat suku bunga.
3. Mengetahui bagaimanakah pengukuran risiko perubahan tingkat suku bunga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Obligasi Jangka waktu 1 tahun, bunga Obligasi jangka waktu 2 tahun, dengan
12% per tahun. bunga 10% per tahun, selama 2 tahun.
3
maka perusahaan akan memperoleh kerugian sebesar 2% (Spread
negative sebesar 2%). Risiko yang dihadapi perusahaan dalam situasi tersebut
adalah risiko penginvestasian kembali (reinvestment risk).
Tingkat penurunan nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas
lainnya. Sebagai contoh, jika tingkat bunga meningkat, maka nilai pasar obligasi akan
mengalami penurunan. Tetapi obligasi dengan jangka waktu yang lebih lama, nilainya
akan turun lebih besar dibandingkan dengan obligasi dengan jangka waktu yang lebih
pendek. Hal ini sebaliknya akan terjadi jika tingkat bunga mengalami penurunan.
Obligasi jangka waktu lama akan mengalami kenaikan nilai pasar lebih cepat
dibandingkan dengan obligasi jangka pendek. Dengan kata lain, nilai pasar obligasi
jangka panjang lebih sensitive terhadap perubahan tingkat bunga dibandingkan
dengan nilai obligasi jangka pendek.
Aset Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Obligasi jangka waktu 2 tahun
Nilai Nominal : Rp 1.000.000,- Nilai Nominal : Rp 1.000.000,-
Kupon Bunga 10% Kupon Bunga 10%
Nilai Pasar : Rp 1.000.000,- Nilai Pasar : Rp 1.000.000,-
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset
dan obligasi kewajiban adalah :
Obligasi asset dan kewajiban mempunyai nilai pasar yang sama yaitu Rp 1 juta.
Misalkan tingkat bunga naik menjadi 12%, maka nilai obligasi keduanya adalah:
GAP = (Rp 2 miliar) – (Rp 3 miliar ) = - Rp 1 miliar
Bank A Bank B
Gap -Rp 10 M -Rp 20 M
Total Aset Rp 100 M Rp 500 M
Gap Ratio -10% -4%
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon jangka waktu 2 tahun, nilai nominal =
bunga= 15% Rp 180 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon Modal saham Rp 2 juta
bunga= 15%
Total aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta
Misalkan tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 15%. Harga pasar akan
sama dengan nilai nominalnya dalam situasi ini. Bank tersebut mempunyai aktiva
sebesar Rp 20 juta. Misalkan tingkat bunga meningkat menjadi 17%, maka nilai
obligasi tersebut menjadi sebagai berikut:
11
Aktiva Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon jangka waktu 2 tahun, nilai nominal = Rp
bunga= 15% Rp 9.068.279 18juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon Rp 17.429.323
bunga= 15% Rp 8.874.447 Modal sahamRp 2 juta Rp 513.403
Total aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726
Sesudah kenaikan tingkat bunga, nilai obligasinya pada asset turun. Total asset
turun dari Rp20 juta menjadi sekitar Rp17 juta. Nilai pinjaman juga ikut mengalami
penurunan, dari RP 18 juta menjadi sekitar Rp 17 juta. Penurunan nilai asset besar
dibandingkan dengan penurunan nilai pinjaman,yang mengakibatkan kerugian. Model
saham harus menanggung kerugian tersebut, akibatnya nilai saham berkurang dari
Rp2 juta menjadi 513.403. kerugian terjadi adalah sekitar RP1,5 juta.jika tingkat
bunga naik sebesar 18% maka modal saham bank tersebut menjadi negative, yang
berarti bank tersebut praktis mengalami kebangkrutan.
Jangka waktu untuk portofolio asset atau kewajiban bisa dihitung sebagai rata
– rata tertimbang dari jangka waktu asset atau kewajiban individual, dengan
pembobot adalah niali pasar dari masing – masing asset atau kewajiban tersebut.
Jangka waktu asset (maturity of assets atau MA) bisa dihitung sbb :
MA = (10 juta/20 juta) (10 tahun) + (10 juta/20 juta) (20 tahun) = 15 tahun.
12
Jangka Waktu kewajiban (maturity of liabilities atau ML) adalah 2 tahun. Gap
jangka waktu bisa sebagai :
Semakin besar Gap jangka waktu (baik positif maupun negative), semakin
besar risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi oleh suatu perusahaan / bank.
Beberapa perusahaan seperti bank , biasanya secara sengaja maupun karena
karakteristik bisnisnya, mempunyai struktur asset atau kewajiban dengan gap jangka
waktu yang tidak nol. Sebagai contoh struktur neraca bank yang biasanya terjadi
adalah sbb :
Asset Pasiva
Pinjaman (asset) jangka panjang (misal Tabungan dan deposit (dengan jangka
memberikan kredit kepemilikan waktu 1 tahun)
perumahan atau KPR dengan jangka Modal saham
waktu 10 tahun),
13
Jika diperkirakan tingkat bunga akan menurun, maka bank bisa memperbesar
gap jangka waktu (jangka waktu asset lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu
kewajiban). Jika tingkatan bunga turun, nilai asset akan meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan peningkatan nila kewajiban (hal yang menguntungkan bagi
bank).
Jika suatu bank ingin melakukan imunisasi melalui metode jangka waktu, agar
perubahan tingkat bunga tidak akan mengakibatkan kerugian, maka bank bisa
menyamakan jangka waktu asset dengan jangka waktu kewajiban, sbb :
MA = ML atau MA – ML = 0
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon jangka waktu 15 tahun, nilai nominal =
bunga= 15% Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Modal saham Rp 2 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
bunga= 15%
Total aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta
Misal tingkat bunga meningkat menjadi 17% nilai aset dan kewajiban yang baru :
Aktiva Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon jangka waktu 15 tahun, nilai nominal =
bunga= 15% Rp 9.068.279 Rp 18juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Rp 16.083.293
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon Modal saham Rp 2
bunga= 15% Rp 8.874.447 juta Rp1.859.433
Total aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726
14
Obligasi Perincian
A Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon
bunga= 10%, dibayarkan setiap semester
B Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon
bunga= 10%, dibayarkan setiap tahun
Obligasi A = 50.000 + 1.050.000 = 959.669
(1+0,15)0,5 (1+0,15)1
Meskipun keduanya mempunyai jangka waktu yang sama, jika tingkat bunga
meningkat keduanya sama-sama jatuh nilainya, tetapi dengan tingkat penurunan nilai
yang berbeda.Obligasi A yang membayarkan bunga setiap tahun mengalami
penurunan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi B yang membayarkan
bunga setiap tahun.Jika diperhatikan lebih lanjut, perbedaan antara obligasi A dan B
terletak pada timing dari aliran kas.Obligasi A membayarkan 50.000 pas semester
satu dan dua (akhir tahun), sedangkan obligasi B membayarkan semua bunga sebesar
100.000 pada akhir tahun. Perbedaan tersebut mempunyai implikasi lanjutan, yaitu
naik turunnya nilai obligasi bisa berbeda jika tingkat bunga berubah
Metode durasi memperbaiki metode jangka waktu karena metode durasi
memperhitungkan timing dari setiap aliran kas
15
2. Perhitungan durasi
Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang jangka waktu aliran kas
dengan pembobot porposi present value dari setiap aliran kas tersebut.
Misal tingkat bunga yang berlaku adalah 10% durasi untuk kedua obligasi
boisa dihitung :
Durasi Obligasi A
{ [ (47.619)(1.000.000) ] x (1/2)} + { [ (952.381)(1.000.000) ] x (1) = 0,9762 tahun
Durasi Obligasi B
{ [ (1.000.000)/(1.000.000)] x 1 } = 1 tahun
Meskipun kedua obligasi tersebut mempunyai jangka waktu yang sama, tetapi
durasi obligasi A lebih pendek dibandingkan dengan obligasi B. Hal itu disebabkan
karena sebagian aliran kas dari obligasi A diterima lebih awal, yaitu pada semester
pertama (periode ½) sebesar Rp 50.000
16
Misalkan kita mempunyai dua obligasi yaitu X danY dengan informasi sebagi
berikut:
Obligasi Perincian
X Nilai nominal Rp 1juta, jangka waktu lima tahun,
kupon bunga= 10%, dibayarkan setiap tahun.
Y Nilai nominal Rp 1juta, jangka waktu lima tahun,
kupon bunga= 10%, dibayarkan setiap semester
Tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 9%
17
Perhitungan durasi obligasi Y
Meskipun jangka waktu keduanya lima tahun, tetapi durasi untuk keduanya
lebih kecil dari lima tahun, karena ada aliran kas yang dibayarkan sebelum tahun
kelima. Durasi Y lebih kecil dibandingkan durasi X karena aliran kas Y lebih awal
dibayarkan ( karena dibyarkan setiap semester ) dibandingkan obligasi X
Durasi untuk obligasi tanpa kupon ( zero coupon bond atau zeroes )sama dengan
jangka waktu obligasi tersebut
18
Obligasi zeroes dengan jangka waktu dua tahun mempunyai durasi 2 tahun
Obligasi consol adalah obligasi yang tidak mempunyai jatuh tempo. Dapat dihitung
dengan :
Dc = 1 + (1/R)
3. Karateristik Durasi
Durasi akan meningkat jika jangka waktu aset semakin panjang, menurun
Misalkan ada obligasi dengan karateristik yang sama persis, kecuali jangka
waktunya lebih panjang yaitu tahun 2 tahun
Durasi untuk obligasi tersebut adalah 1,86 tahun meningkat dari durasi sebelumnya
yaitu, 0,9672 tahun
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi
M, tetapi yield ( tingkat bunga yang berlaku ) meningkat menjadi 12%
19
Terlihat bahwa durasi turun dari 0,9762 tahun menjadi 0,9759 tahun.Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jika yield menigkat, maka durasi akan menurun
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi
M, tetapi kupon bunganya lebih tinggi, misal 15%
Hubungan antara durasi dengan perubahan harga bisa dirumuskan sebagai berikur :
dP/P = - D ( dR/(1+R)
Term D/(1+R) bisa diringkas dan ditulis menjadi MD ( Modified Duration ), sehingga
dP/P = - MD . dR
Misalkan ada obligasi dengan nilai nominal Rp 1 juta, kupon bunga 10%, jangka
waktu 5 tahun. Tingkat bunga yang berlaku sama dengan kupon bunga yaitu 10%.
Misalkan tingkat bunga naik menjadi 10,01% (naik 0,1% atau naik 10 basis points
atau 10 bps), berapa perubahan harga obligasi tersebut ? Durasi obligasi tersebut
adalah 4,1699 tahun. Dengan menggunakan formula durasi, perubahan harga bisa
dihitung sebagai berikut :
dP/P = - D [ dR / (1+R) ]
dP/P = -4,1699 (0,001/(1+0,1)) = -0,003791 atau 0,3791%
20
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nominal minimal Rp 10 juta Jangka waktu 2 tahun
Kupon bunga 15% Nilai nominal Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp 10 juta Modal saham Rp 2 juta
Kupon bunga 15%
Total aset Rp 20 juta Total pasiva Rp 20 juta
DA = wl Al + ......... + wn An
DL = wl Ll + .......... + wn Ln
Durasi aset dengan demikian adalah :
DA = (10 juta/20 juta)(5,77)+(10 juta/20 juta)(7,198) = 6,48 tahun
Durasi untuk kewajiban (pinjaman jangka waktu 2 tahun) bisa dihitung dan
nilainya 1,87 tahun
Gap durasi = DA – DL = 6,48 – 1,87 = 4,61 tahun
Gap yang positif menunjukan bahwa jika tingkat bunga naik, bank akan
mengalami kerugian, sebaliknya jika gap menunjukkan angka negatif, kenaikan
tingkatn bunga akan menguntungkan banl. Semakin tinggi gap durasi, semakin
tinggi risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi perusahaan.
21
b. Imunisasi Modal Saham
Bank bisa melakukan imunisasi dengan cara menyamakan durasi aset dengan
durasi kewajiban
ΔE = - ( DA – DL.k ) x A x (ΔR/(1+R)
DA = DL
Dalam contoh sebelumnya, dimana durasi aset adalah 6,48 tahun, maka bank
perlu membuat durasi kewajiban menjadi 6,48 tahun juga. Misalkan bank
menerbitkan obligasi tanpa kupon, maka nilai nominal yang diperlukan adalah
(tingkat bunga implisit adalah 15%)
22
Rasio modal bank tersebut adalah 2 juta/20 juta = 0,1 atau 10%. Jika bank
ingin mempertahankan rasio tersebut, maka bank akan menyamakan durasi
aset dengan durasi kewajibannya, misal dalam hal ini adalah 6,48 tahun.
Misalkan tingkat bunga meningkat menjadi 17%. Total aset turun menjadi Rp
17.942.726. Nilai pasar kewajiban bisa dihitung menjadi :
Nilai pasar zeroes = 43.967.493 / (1+0,17)6,48 = 16.122.191
Nilai modal saham = Nilai aset – Nilai kewajiban
= 17.942.726 – 16.122.191
= 1.0820.535
Rasio modal terhadap total aset yang baru = (1.820.535) / (17.942.726) =
0,10146, atau 10,15%. Rasio tersebut sama dengan rasio sebelumnya (selisih
karena pembulatan). Dengan kata lain, rasio modal bisa diimunisasi dari
perubahan tingkat bunga.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap
pergerakan suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian
yang normal dari bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam
menciptakan keuntungan dan peningkatan nilai saham. Jika risiko tersebut tidak dikelola
dengan baik, risiko tersebut bisa mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi
perusahaan (khususnya bank). Risiko perubahan tingkat bunga bisa mengakibatkan
ketidakpastian pendapatan bunga dan ketidakpastian harga pasar. Ketidakpastian
pendapatan bunga terjadi karena bunga investasi (pendapatan) atau bunga pendanaan
(biaya) bisa berubah dengan arah yang tidak diharapkan, sehingga mengakibatkan
kerugian. Ketidakpastian harga pasar terjadi karena perubahan bunga bisa
mengakibatkan perubahan harga pasar, khususnya penurunan harga pasar (kerugian).Ada
beberapa metode untuk mengukur perubahan risiko bunga, yaitu metode penilaian
kembali, metode jangka waktu, dan metode durasi. Metode pertama berbasis perubahan
pendapatan. Metode jangka waktu dan durasi berbasis perubahan harga pasar. Metode
durasi memperbaiki kelemahan metode jangka waktu dalam pengukuran risiko
perubahan tingkat bunga. Jika metode jangka waktu hanya memperhatikan saat jatuh
tempo suatu instrumen keuangan, maka metode durasi memperhatikan timing dari semua
aliran kas yang akan diterima oleh perusaan.Imunisasi bisa dilakukan dengan
menyamakan durasi antara aset dan kewajiban.
24
DAFTAR PUSTAKA
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 127-151