Anda di halaman 1dari 13

KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA

TUA JAKARTA
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pariwisata merupakan sektor penting di dunia yang saat ini telah menjadi

kebutuhan bagi masyarakat sehingga dalam penanganannya harus dilakukan

secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

objek dan daya tarik merupakan suatu hal terpenting agar objek dapat dikenal

jauh oleh wisatawan dan mampu menggerakkan calon wisatawan untuk

mengunjungi dan menikmati keindahan alam budaya dan adat istiadat yang

beranekaragam.

Jakarta adalah ibukota Indonesia. Sebagai Ibukota Negara, Jakarta

merupakan pusat pemerintah, perekonomian, perdagangan, serta mempunyai

berbagai macam potensi wisata, diantaranya adalah objek wisata peninggalan

sejarah seperti Museum Fatahillah, Museum Bahari, dan Museum Wayang

(Modul Museum Fatahillah, 2008: 13). Jakarta memiliki kawasan yang

terkenal yaitu Kawasan Kota Tua yang identik dengan keindahan Batavia

dengan bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa (Belanda) dengan luas 88

ha atau sekitar 3% dari luas kota Jakarta 650 km2 (6500 ha) (Suratminto, 2012:

7). Dengan nilai historis dan peninggalan yang dimilikinya, kawasan kota Tua

Jakarta memiliki potensi yang berbagai macam baik secara fisik-ligkungan,

ekonomi maupun sosial budaya.

1
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 2
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Museum Fatahillah adalah salah satu museum yang terdapat di kawasan

kota tua aset wisata sejarah di Jakarta. Nama Museum Fatahillah diambil dari

nama taman dihalaman Museum Fatahillah. Museum ini menyimpan banyak

hal untuk diceritakan dari masa lalu dari perjalanan sejarah Jakarta, hasil

penggalian arkeologi di kawasan Jakarta (Modul Museum Fatahillah, 2008:

15).

Museum Fatahillah memiliki berbagai macam potensi yang sudah dikenal

wisatawan. Museum Fatahillah terletak di Kawasan Kuno yaitu Kota Tua yang

merupakan salah satu bagian penting pertumbuhan suatu kota serta merupakan

bayangan kota yang mempunyai nilai sejarah dan ekonomi tinggi. Dalam

pengembangan kota itu sendiri merupakan suatu perwujutan nyata peninggalan

yang menjadi bukti fisik kekayaan budaya bangsa (Rahardjo, 2009: 24).

Museum Fatahillah telah banyak mengalami perkembangan dapat

dibuktikan dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan dari tahun ke

tahun. Kenaikan jumlah pengunjung yang signifikan menjadi suatu ukuran

bahwa suatu museum telah berhasil mempengaruhi minat masyarakat untuk

datang berkunjung. Lebih jauh lagi, hal ini juga dapat memberikan suatu

asumsi bahwa museum telah menjadi satu alternatif baru bagi masyarakat

untuk menghabiskan waktu luangnya, sekaligus sebagai tempat dimana mereka

dapat memperoleh pengalaman baru. Kenaikan jumlah pengunjung yang

dialami oleh Museum Fatahillah harus tetap dipertahankan agar wisatawan

tetap datang ke Museum Fatahillah. Museum Fatahillah membutuhkan strategi

pemasaran untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan karena Museum


KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 3
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Fatahillah kini bukan sebagai gudang tempat menyimpan barang-barang antik

tetapi pengelola Museum Fatahillah berusaha menjadikan museum sebagai

tempat dimana pengunjung dapat merasakan suatu suasana dan pengalaman

bersejarah yang berbeda, yang hanya akan mereka dapatkan jika mereka

berkunjung ke museum 1.

Strategi pemasaran museum dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan

yang dihadapi oleh museum yaitu untuk mempertahankan museum di

masyarakat berkaitan dengan upaya membuka akses kepada masyarakat luas

untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di museum, sekaligus

memenuhi kebutuhan pengunjung.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat disimpulkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1.) Daya tarik apa saja yang terdapat di Museum Fatahillah di Kawasan Kota

Tua Jakarta?

2.) Bagaimana strategi pemasaran yang sudah dilakukan di Museum

Fatahillah sertaapa rekomendasi pemasaran yang baik untuk meningkatkan

dan mempertahankan jumlah kunjungan wisata di Museum Fatahillah?

1
Wawancara penulis dengan Ibu Netila pengelola bidang pemasaran Museum
Fatahillah
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 4
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.3 Tujuan penelitan

Dalam melakukan penelitian di Museum Fatahillah tidak jauh dari tujuan

penelitian yaitu:

1.) Mengetahui daya tarik yang dimiliki Museum Fatahillah di Kawasan Kota

Tua Jakarta.

2.) Mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Museum Fatahillah

dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kunjungan wisata.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dapat dijabarkan menjadi 2, yaitu manfaat teoritis serta manfaat

praktis. Kontribusi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.) Dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata, terutama di dalam

objek atau destinasi wisata Museum Fatahillah dalam kawasan Kota Tua

Jakarta serta dapat memberikan dan meningkatkan kemajuan dalam ilmu

kepariwisataan.

2.) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi

mengenai potensi yang ada di Museum Fatahillah serta sebagai sarana

pembelajaran yang dapat menjadi wacana masyarakat dan wisatawan

mengenai aktifitas produktif di objek wisata kawasan Kota Tua Jakarta.

3.) Penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai bahan masukan

dan pertimbangan pengelola objek wisata Museum Fatahillah di Kota Tua

Jakarta dalam upaya pemeliharaan Museum Fatahila di kawasan Kota tua

Jakarta.
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 5
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.5 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pendukung dan dasar penulisan

agar terciptanya suatu pernyataan objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Diantaranya adalah:

Arkeologi Pengelolaan Sumber Daya Budaya (Rahardjo, 2009)

mengungkapkan tentang permasalahan dan potensi Museum Fatahillah

terhadap Kota Tua Jakarta dimana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta

mengambil sebuah kebijakan untuk melakukan konservasi dan kawasan Kota

Tua sebagai salah satu program unggulan. Buku ini menyebutkan

permasalahan revitalisasi Kota Tua dimana program revitalisasi menghadapi

halangan baik berupa halangan tekhnis maupun non teknis yang terlihat dari

lamanya program ini terwujud.

Kota Tua Punya Cerita (Suratminto, 2012) merupakan buku yang

memberikan ulasan mengenai Oud Batavia abad ke-17 sampai 18, zaman VOC

Belanda mendirikan kota Kolonia Batavia, cikal bakal Jakarta. Berbagi sebutan

lain bagi kawasan ini semua mereflesikan dimensi kesejahteraannya: Kota Tua,

Batavia Lama (Oud Batavia), atau BEOS, kata yang berasal dari singkatan

nama perusahaan kereta api zaman kolonial yang stasiun utamanya berlokasi di

sana. Di dalam buku ini juga berisikan kumpulan tentang aneka tempat dan

peristiwa yang pernah terjadi di Kota Tua dan sekitarnya di masa lalu,

serpihan-serpihan informasi sejarah ringan terkandung dalam buku ini dapat

meluaskan cakrawala pengetahuan tentang Kota tua Jakarta serta meningkatkan

kepedulian terhadap warisan sejarah dan budaya yang masih tersisa disana.
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 6
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Seru dan Unik Ala Kota Nusantara (Ruhimat, 2011) yang berisi informasi

tentang keunikan, seperti keunikan sejarah, keunikan pemerintah kota,

keunikan masyarakat koya, budaya dan kesenian, keunikan landmark dan

heritage, serta keunikan wisata.

Skripsi yang berjudul “Perancangan Interpretasi Wisata Sejarah Kota Tua

Jakarta” (Anggraeni, 2006) berisi tentang topik perancangan berupa jalur

interpretasi yang terletak di dalam wilayah administrasi Kota Jakarta. Jalur ini

melewati stasiun kota, taman stasiun kota, museum bank Indonesia, sederetan

gedung Tua di depan Museum Fatahillah, Museum Fatahillah, Museum Seni

Rupa serta Taman Fatahillah. Konsep wisata sejarah ini mendasari Konsep

Umum Perancangan yaitu dengan mengangkat karakter kolonial dan peradapan

Islam dengan konsep Jalur Interpretasi.

Dari Tinjauan Pustaka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian

mengenai Konsep Strategi Pemasaran Museum Fatahillah Sebagai Daya Tarik

Wisata di Kawasan Kota Tua Jakarta belum pernah dibuat. Dengan adanya

tinjauan pustaka tersebut dapat digunakan penulis sebagai acuan bahasannya

karena judul yang diambil penulis sama sekali belum ada yang membahasnya.

1.6 Landasan Teori

1.) Museum

Di era 1980-an telah terjadi pergeseran paradigma museum tidak lagi

dipandang sebagai barang-barang kuno yang ekslusif, tetapi sebagai sebuah

forum dimana dialog, interaksi, dan kontroversi terjadi di dalamnya. Pergeseran


KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 7
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

paradigm ini seiring dengan perubahan definisi resmi meseum sebagai sebuah

institusi yang sebenarnya telah mengalami perubahan sejak 1946. Definisi

resmi ini ditetapkan oleh Internasional Cancil of Museums (ICOM) menjadi

patokan museum seluruh dunia dalam membangun struktur kelembagaanya

(Agus Aris Munandar, dkk, 2011: 3-4).

Revisi definisi museum menurut ICOM menjadi tonggak perubahan yang

mengarahkan lembaga museum menjadi unik dalam struktur keuangan dan

perancangan aktivitasnya. Definisi ini menekan bahwa museum adalah

lembaga nitlaba yang tidak hanya berfungsi mengoleksi dan merawat, tetapi

juga meneliti dan mengkomunikasikan informasi yang dikandung koleksinya.

Museum bukan lagi menjadi “gudang budaya”, tetapi merupakan pusat

pengetahuan buadaya yang menjadi pemancar ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari koleksi dan dan menjadikannya informasi bagi masyarakat

banyak (Agus Aris Munandar, dkk, 2011: 4).

2.) Daya Tarik Wisata

Daya Tarik Wisata atau "tourism attraction" yaitu segala sesuatu yang

menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti,

1985: 76). Daya tarik wisata adalah sebagai segala sesuatu yang menarik dan

bernilai untuk dikunjungi dan dilihat (Pendit, 1994: 88). Daya tarik budaya

adalah alat yang efektif dalam menciptakan pandangan yang baik untuk tujuan

pariwisata. Pandangan ini tidak hanya dapat digunakan dalam meningkatkan

promosi pariwisata, tetapi juga dapat menarik wisatawan menjadi penetap atau
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 8
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

penghuni, baik penghuni tetap atau sementara, terutama dari negara penghasil

kepariwisataan (Wahab, 1997: 64).

Wisata berbasis budya adalah salah satu jenis daya tarik kegiatan yang

menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini dibedakan

dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata petualangan

(Yoeti, 1988: 121).

3.) Strategi Pemasaran

Strategi adalah upaya yang dilakukan oleh museum untuk mencapai

tujuannya. Dalam pemasaran museum, ada tiga langkah yang mempengaruhi

pembuatan strategi pemasaran, yaitu segmentasi (segmentation), penentuan

pasar sasaran (targeting) dan posisi produk dalam benak konsumen

(positioning). Namun, karena museum merupakan lembaga yang menawarkan

layanan jasa kepada masyarakat, maka pendekatan dan strategi pemasaran yang

dapat diterapkan oleh museum adalah pemasaran jasa (marketing service)

(Kotler, 2008: 24).

Pemasaran (marketing) adalah proses dimana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan,

dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler,

2008: 10).

Strategi Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan

untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi

spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya

pengeluaran pemasaran (Kotler, 2004: 81).


KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 9
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Bauran Pemasaran (Marketing mix) terdiri dari 4P (product, place, price,

promotion). Dalam pemahaman modern, pemasaran berorientasi pada

bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan dan membuatnya puas (how to

meet customer’s needs and make them satisfied). Pemasaran merupakan upaya

memahami kebutuhan pelanggan; mengembangkan produk dan jasa yang

menyediakan nilai unggul bagi pelanggan; menetapkan harga,

mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa itu secara efektif,

sehingga produk dan jasa itu mudah dijual (Kotler, 2008: 40).

Fokus dari pemasaran adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

dan kepuasan itu bisa tercapai bila kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan

permintaan (demands) dari pelanggan terpenuhi. Bila perusahaan mampu

memberikan produk atau jasa yang benar-benar dibutuhkan, diinginkan dan

diminta oleh pasar dan kemudian tetap berusaha membangun hubungan yang

baik dengan pasar dan menjaga pasar tetap kembali memilih produknya, maka

perusahaan tersebut sejatinya telah berhasil menuntaskan fungsi pemasaran.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyelesaikan laporan

penelitian ini adalah metode deskriptif. Data-data yang digunakan sebagai

bahan acuan dalam penulisan penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan

data primer.
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 10
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari tangan pertama

atau langsung dari sumber data. Data primer yang dibutuhkan berupa

informasi dari responden dan informan yang langsung terlibat dilokasi

diperoleh melalui pengamatan langsung atau observasi dan wawancara

dengan informan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berupa dokumen-dokumen yang relevan,

buku hasil penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang diperoleh

dari pengumpulan data dengan cara mencatat data-data pada beberapa

instansi pemerintahan yang terkait dengan penelitian ini, seperti: Dinas

Pariwisata Jakarta Barat. Data tersebut menggambarkan deskripsi Museum

Fatahillah bagi Kawasan Kota Tua Jakarta seperti: profil dan deskripsi

lokasi, profil pengelola dan struktur organisasi, agenda acara dan kegiatan,

serta jumlah kunjungan wisata.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian deskriptif terbagimenjadi

beberapa jenis yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengamati objek

yang sedang diteliti atau yang sedang berlangsung. Observasi digunakan

untuk melengkapi data yangtidak dapat diambildari teknik wawancara.

Teknik ini akan membuat data yang diperoleh dalam sebuah penelitian akan
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 11
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

semakin akurat. Peneliti langsung mengamati Museum Fatahillah yang

terletak diantara di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Untuk

melihat kondisi dan potensi serta aktifitas yang sedang berlangsung

dilokasi.Pelaksanaan observasi berpedoman pada pengamatan di lapangan.

Objek dari observasi adalah Museum Fatahilla itu sendiri.

b. Wawancara.

Teknik wawancara adalah teknik mengambil data secara langsung dari

narasumber dengan list pertanyaan terhadap narasumber. Wawancara

dilakukan dengan petugas yang berada di kantor Museum Fatahillah dengan

Bpk. Tambun, penulis juga mempunyai kesempatan berbincang dengan

salah satu humas Museum Fatahillah yaitu ibu Ella Ubaidi yang

menanggapi pertanyaan penulis mengenai Kota Tua dan Museum

Fatahillah, Eka selaku pemandu wisata di Museum Fatahillah, beberapa

pedagang kaki lima, wisatawan, dan staff Dinas Pariwisata di Jakarta barat.

Wawancara dilakukan ditempat dan di kantor masing-masing instansi

dengan waktu yang telah disesuaikan pada jadwal dan waktu informan

tersebut.

c. Survey

Metode survey merupakan salah satu cara yang digunakan dalam

penelitian, pengumpulan informasi mengenai karakteristik, opini, dan juga

kebiasaan dari sekelompok individu. Survey dapat memberkan manfaat

untuk tujuan dekriptif, membantu dalam perbandingan kondisi-kondisi yang

ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Survey ini


KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 12
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

menggunakan kuesioner dengan 50 responden bulan 4 juni 2013 hingga

bulan juli 2013.

d. Kajian Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan mencari sumber data

sebanyak-banyaknya dengan mempelajari sumber tertulis yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian. Sumber yang digunakan berupa brosur,

buku, koran, majalah, dokumen, foto, dan peta Museum Fatahillah.

3. Analisis Data

Dalam penelitian mengenai Museum Fatahillah menggunakan analisis

deskriptif dimana semua data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara dan studi pustaka setelah terkumpul selanjutnya diidentifikasi

berdasarkan pokok permasalahan yang dibahas untuk dianalisis dan

diuraikan secara sistematis agar mendapat kerangka yang sesuai dengan

permasalah dan tujuan penelitian.

1.8 Sistematis Penulisan

Dalam memberikan gambaran yang jelas secara keseluruhan dalam

penyusunan skripsi maka penulis membaginya dalam empat bab, sebagai

berikut:

BAB I Berisi tentang pendahuluan dimana penulis menjabarkan mengenai

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjuan pustaka, landasan teori, metode yang digunakan dan sistematika

penulisan.
KONSEP STRATEGI PEMASARAN MUSEUM FATAHILAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
TUA JAKARTA 13
NOPI WIDIYASWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Bab II Penulis akan mendeskripsikan gambaran umum Jakarta Barat, Kota

Tua sebagai kawasan pendukung Museum Fatahillah yang meliputi lokasi objek

penelitian, sejarah Museum Fatahillah, jumlah pengunjung, fasilitas pendukung,

serta struktur organisasi pengelolaan Museum Fatahillah.

Bab III Pada bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian Museum

Fatahillah dimana informasi hasil penelitian tersebut dari wawancara dengan

informan. Pembahasan berisi tentang potensi Museum Fatahillah dan

pengelolaan Museum Fatahillah.

Bab IV Merupakan kesimpulan yang akan penulis sampaikan mengenai

hasil dari penelitian dan pada bab ini pula akan diberikan saran-saran yang

kiranya dapat penulis berikan demi kemajuan dan perkembangan kawasan

Kota Tua Jakarta pada umumnya dan Museum Fatahillah pada khususnya

Anda mungkin juga menyukai