Anda di halaman 1dari 7

SMF KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN

RSMTH
KEPANITERAAN KLINIK FK USAKTI

STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa : Ancilla Agra Y.N
NIM : 030.15.018
Periode : 15 Februari – 5 Maret 2021
A. IDENTITAS
Nama : An. C
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 14 tahun
Alamat : Jakarta Timur
Nomor Telepon :-

B. ANAMNESIS
Pasien wanita berusia 14 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan timbulnya tonjolan bulat di
jari manis tangan kanan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Awalnya tonjolan tumbuh secara tiba-tiba,
berwarna putih, agak keras dan tidak terlalu besar. Tonjolan tersebut disangka pasien sebagai bisul dan
pasien mengaku sangat terganggu, tonjolan tersebut terasa sakit jika menyentuh sesuatu terutama benda
yang keras. Pasien tidak merasakan gatal ataupun gejala lainnya. Pasien tidak pernah menggunakan salep
ataupun obat-obatan lainnya untuk menghilangkan tonjolan tersebut. Pasien hanya pernah mengoleskan
salep beberapa kali, namun tidak membaik. Pasien belum berobat ke dokter sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu, pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya. Dari riwayat
penyakit keluarga pasien juga mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gejala
yang sama. Riwayat social ekonominya, pasien adalah anak pertama dari seorang anggota marinir dengan
status belum menikah dan masih sekolah di bangku Sekolah Menengah Pertama. Pasien tinggal di
Kompleks TNI AL.

C. DIAGNOSIS BANDING
- Veruka vulgaris
- Moluskum kontangiosum
- Keratoakoma
D. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Tampak ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan gizi : Gizi normal
Tanda Vital
TD: 120/70 mmHg Nadi: 85x/mnt RR: 18x/mnt S: 36,60C
TB: 158 cm BB: 45 kg

Status Dermatologi :
Digiti manus IV dekstra terdapat lesi unilateral berbentuk lenticular, berbatas tegas, tepi tidak aktif dan
lesi yang ditemukan berupa nodul, kasar dan bersisik.

E. RESUME
Perempuan, 14 tahun, papul hiperkeratosis (+) pada region digiti manus IV dekstra sejak 3 bulan yang
lalu. lesi unilateral berbentuk lenticular, berbatas tegas, tepi tidak aktif dan lesi yang ditemukan berupa
nodul, kasar dan bersisik.

F. DIAGNOSIS KERJA
Veruka vulgaris (ICD X: B.07)

G. TERAPI
- Bedah listrik
Setelah diberikan anestesi lokal dengan lidokain, letakan jarum listrik pada puncak lesi dan tahan hingga
jarigan mulai agak menggelembung. Selanjutnya lesi dapat diangkat dengan kuret.
H. EDUKASI
- Jangan menyikat, menjepit, menyisir, atau mencukur daerah yang berkutil untuk menghindari
penyebaran virus.
- Jangan menggunakan pemotong kuku yang sama pada kutil anda selagi anda gunakan pada kuku yang
sehat.
- Jangan gigit kuku andi jika anda memiliki kutil didekat kuku.
- Jangan mencungkil kuku karena dapat menyebabkan virus.
- Rajin mencuci tangan dan kulit secara teratur dan benar.
- Mandi dua kali sehari sehingga kebersihan kulit senantiasa terjaga.
- Bila terdapat luka kecil atau luka parutan, bersihkan dengan sabun dan air hangat serta langsung
dikeringkan.
- Kenakan selalu alas kaki, bila perlu yang tahan air atau anti selip terutama saat menggunakan fasilitas
umum
I. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad kosmetikum : dubia ad bonam

J. TINJAUAN PUSTAKA
PPK Mintohardjo
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS
SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN
RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA
2016 - 2018

VERUKA VULGARIS (ICD 10 : B.07)

Veruka vulgaris merupakan kelainan kulit yang bersifat jinak,


menular, disebabkan oleh virus, ditandai oleh papula yang
1. Pengertian (Definisi) berbatas tegas, padat, menimbulkan dengan permukaan yang
kasar dan tidak teratur.
 Bintil pada kulit teraba kasar dan mudah yang dapat
2. Anamnesis
menyebar ke tempat-tempat lain, secara autoinokulasi.
Predileksi terutama pada siku, lutut, kulit kepala, dll.

 Lesi berupa papul yang hiperkeratosis dengan permukaan


kasar (verukosa) yang berbatas tegas, warna putih keabuan,
3. Pemeriksaan Fisik dapat single tunggal atau multiple. Biasanya tidak gatal dan
tidak sakit.
 Variasi klinis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis Kerja Veruka Vulgaris (B.07)


Moluskum Kontangiosum (B.08.01)
6. Diagnosis Banding Keratoakantoma (L.85.8)

 Pemeriksaan Tzank test


7. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan histopatologi
1. Bedah Listrik dan Kuretase
Setelah diberikan anestesi lokal dengan lidokain, letakan jarum
listrik pada puncak lesi dan tahan hingga jarigan mulai agak
menggelembung. Selanjutnya lesi dapat diangkat dengan kuret.
2. Bedah Kaustik
Mengoleskan gel NaOH 60% (basa kuat) pada lesi, hingga
8. Terapi terjadi reaksi inflamasi (nyeri) yang bermakna atau menunggu
sampai 10-15 menit, lanjut dengan bilas.
Mengoleskan larutan asam TCA 80-100% pada lesi hingga lesi
mengalami frosting dan mengelupas secara bertahap.
Pengolesan TCA bisa diulang secara periodik sesuai dengan
respons klinis.
9. Edukasi  Penjelasan tentang penyebab penyakit
(Hospital Health Promotion)  Penjelasan tentang cara mencegah autoinokulasi

Ad Vitam : bonam
10. Prognosis Ad Sanationam : bonam
Ad Fungsionam : bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C


1. dr. Suswardana, M.Kes Sp.KK
13. Penelaah Kritis 2. dr. Hendra Widjajanto., Sp.KK
PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK) IDI

Anda mungkin juga menyukai