Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN SENI LUKIS KARYA ROBY DWI ANTONO

Gracia Hillary
SMA MDC Surabaya
XI IPS 1
A. Pengantar

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang berfokus pada kegiatan
melukis. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan
yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua
dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Dan
orang yang membuat seni lukis dinamakan pelukis/seniman. Untuk menghasilkan
gagasan-gagasan kreatif seseorang dapat diketahui melalui ciri-ciri kreatif yang muncul
dalam dirinya (Kauffman & Sternberg, 2006), ciri-ciri tersebut yaitu: (1) Fluency, yaitu
kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan secara cepat.
Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas; (2)
Flexibility, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam cara dalam
mengatasi masalah, kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawabanjawaban atau
pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbedabeda, serta mampu
menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif
adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara
berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru; (3) Originality, yaitu
kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau asli, membuat seseorang mampu
mengajukan usulan yang tidak biasa atau unik dan mampu melakukan pemecahan
masalah yang baru atau khusus; (4) Elaboration, adalah kemampuan untuk melakukan hal
yang detail. Untuk melihat gagasan atau detail yang nampak pada objek (respon)
disamping gagasan pokok yang muncul, kemampuan dalam mengembangkan gagasan
dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek.
Sebagai seniman, Roby Dwi Antono memvisualisasikan lukisannya dengan ide,
mengkombinasikan unsur khayalan anak-anak dengan gaya pop surealis dalam
lukisannya. Maka Roby menghasilkan beberapa karya menyeramkan layaknya
Kanibalisme, Kesedihan, Kekerasan, dan lain-lain. Ciri khasnya ini berangkat dari
berbagai pengalaman hidupnya sendiri.

B. Proses Penciptaan Karya Lukis Roby Dwi Antono

Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang


barudan disesuaikan dengan ide untuk segala situasi (Sternberg & Lubart dalam Botella,
2013). Hampir semua bidang kehidupan manusia dapat dijangkau oleh kreativitas.
Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang pekerjaannya menuntut
pemikiran kreatif (sebagai suatu profesi), tetapi juga dapat dilakukan orang-orang biasa di
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan mengatasi masalah sehari-hari, misalnya membuat
resep makanan baru, menggunakan cara-cara lain untuk menghindari kemacetan lalu
lintas di kota-kota besar, dan mengatur kembali tatanan meja kursi di ruang tamu atau
pakaian di almari agar tampak lain dan serasi (Evans dalam Suharnan, 2005).
Proses penciptaan karya lukis seniman Roby Dwi Antono adalah ia melukis dengan
gaya yang unik, dengan memadukan antara pengalaman keseharian yang dalam
terpersepsi dalam memori dan ingatannya, pencitraan klasik Renaissans yang ia peroleh
dari berbagai macam sumber visual, menjelajahi hari, pengalaman batin dan keyakinan
pribadi dan ekspresi yang idiomatik Ia ciptakan sendiri. Semua itu melibatkan kerja
visualisasi yang tidak sederhana. Terlihat kompleks.

1. Konsep

Karya Roby memuat idiom dengan makna personal. Ia selalu berusaha merangsang
penikmat karyanya secara emosional, ia memadukan unsur lembut, cute, sendu, dan
seringkali menyelipkan sentuhan macabre, karya-karya Roby sarat akan kesan dramatik,
melankolis, dan menimbulkan ironi dari unsur yang bertentangan di dalamnya, sembari
juga menarik atensi mereka secara visual. Muncul interpretasi yang beraneka ragam di
antara penikmat karyanya. Roby merangkum ide dari pengalaman manusia secara umum
yang juga memengaruhi. Ia senang melukis subjek bertema kontradiksi yang menciptakan
harmoni, sembari menekankan pada keseimbangan dua sisi dalam hidup. Anak-anak
bermata bintang, makhluk-makhluk mitologis dan, ikon-ikon budaya pop yang ia kagumi
dari film-film seperti Jerry Lorenzo, Tyler dan Takashi Murakami, semua yang ada dalam
pikirannya disatukan dalam lukisan. Tidak heran mengapa dia berkolaborasi dengan
88rising, dan lukisannya yang berjudul 'Head in the Clouds' kemudian menjadi ikon
festival Head in the Clouds Jakarta, yang tertunda pelaksanaannya karena pandemi.

2. Pemilihan objek

Objek-objek pada lukisan Robby adalah figur-figur yang menjadi simbol atas sebuah
cerita yang berkesan pada kehidupan Robby, pada satu karya ia membuat beberapa figur
yang sebenarnya merupakan kumpulan kisah-kisah yang tak bertautan satu sama yang
menghasilkan impresi surrealis. Objek yang sering hadir dalam karya-karya Roby salah
satunya adalah kelinci, atau yang disebutnya sebagai kincy. Bukan tanpa sebab, namun
kesukaan Roby pada kelinci sudah terbentuk sejak kecil dan menjadikannya sebagai
hewan peliharaan. Kelinci seringkali menjadi alterego sang seniman, yang selalu
membawa cerita berbeda di tiap karya.

3. Penggunaan media dan alat

Roby memakai cat minyak dan kanvas. Sebagai perupa, Roby tidak hanya fokus ke
teknik manual atau pun digital. Ia terus menerus mengembangkan karyanya di media-
media yang berbeda. Karya digital Roby dikenal dengan commission yang sering ia
lakukan. Ia pernah menerima dan menggarap beberapa macam proyek commission digital.
Album musik, sampul majalah atau novel, visual untuk keperluan merchandise, undangan,
kemasan, dan poster. Untuk syarat dari commission yang diterima Roby sendiri, ia tetap
idealis. Ia menjelaskan kepada Crafters bahwa ia akan menerima commission ketika klien
tersebut benar-benar tahu dan suka oleh karakter yang biasa dibuat olehnya. Selain
itu, project tersebut harus menarik untuk pengembangan individu Roby sendiri sebagai
seniman rupa. Jika sketsa sudah disepakati maka tahap selanjutnya adalah
pewarnaan digital. Tidak hanya karya commission saja yang dibuat Roby secara digital.
Ia juga membuat karya-karya personalnya lewat digital. Menurutnya, semua
penggarapan digital yang ia lakukan memang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan
karya-karya manualnya seperti cat minyak di atas kanvas.

4. Teknik/Gaya

Setiap seniman memiliki ciri khas atau aliran seni masing-masing. Begitu juga
dengan Roby. Roby merupakan seniman lukis dengan aliran gaya surealis. Karya seni
surealis adalah karya seni bergaya yang tak mengikuti tata aturan lukisan realis pada
umumnya,objek dapat didistorsikan atau dilebih-lebihkan sehingga terkesan agak aneh,
lalu warna dan bentuk pada objek juga dapat dieksplorasi sedemikian rupa mengikuti
dunia imajiner para seniman. Dalam karyanya Roby menggunakan teknik pencahayaan
yang bagus walaupun semua warnanya terkesan suram,detail setiap pencahayaannya
dapat dilihat dalam objek organ manusia yang sangat terkesan realis.

5. Tahapan penciptaan

Roby mempunyai studio di pinggiran kota di dekat persawahan. Studio itu memiliki
jendela besar, sinar matahari masuk dan leluasa. Ia biasa menghabiskan waktu di tempat
itu dari pagi hingga sore.
Proses penciptaan karya bermula dari menentukan tema yang akan disampaikan.Roby
selalu membawa buku kecil untuk mencatat atau membuat sketsa sederhana karena ide
biasa muncul tiba-tiba dan pada waktu tak terduga. Setelah pesan ditentukan, ia mulai
mengembangkan sketsa atau memindahkannya ke kanvas lukis. Butuh waktu sepekan
hingga dua bulan untuk menyelesaikan proses ini, tergantung pada ukuran dan media
karya tersebut.

C. Perjalanan Roby Dwi Antono dalam berkarya

Roby lahir di Ambarawa, 31 Oktober 1990. Tumbuh di sana sebagai bocah yang
belum sadar betul bahwa bakat visualnya ini, di kemudian hari bisa membawanya
berkeliling dunia. Ia menemukan kesenangan bermain di atas kanvas sejak 2012, kala itu
dapat kesempatan pameran di salah satu artspace di Yogya.
Kemampuannya Ia temukan sejak kecil, berusaha mengotori tembok rumahnya
dengan krayon dan pensil karbon. Barangkali semua berubah ketika Ia memutuskan
pindah ke Yogyakarya, di mana ia secara serius mulai mengembangkan karir di dunia
visual. Bekerja sebagai ilustrator pada awalnya, dan kemudian merambah dunia seni rupa
murni saat sebuah artspace memberinya kesempatan untuk berpameran. Setelah pameran
tunggal tersebut diadakan, ia baru mantap memutuskan untuk menjadi seorang perupa.
“Aku akui banyak karyaku berbau kesedihan, rasa sakit, misteri serta tema-tema gelap
lainnya. Aku memang dekat melankolia. Inspirasiku datang dari hal-hal yang dekat
denganku—keluarga misalnya. Ada beberapa hal yang menyedihkan terjadi pada
keluargaku. Salah satu kakakku mati mendadak. Kejadian ini sangat mengguncang untuk
diriku dan keluargaku. Ini yang kemudian jadi inspirasi karya-karya awalku.” kata Roby
yang dilansir dari vice.com.
Eksplorasi estetika yang menemukan jalan kesunyian dari cara dia menafsir realitas
dan tetiba menghubungkannya ke sebuah penggambaran yang betul-betul berbeda,
karakter dan penokohan, cerita, idiom dan Bahasa visual yang selalu tampak mudah
dipahami mata awam, namun sejatinya mengandung pemaknaan yang mendalam.
Roby tumbuh di jalanan. Bersama geng pelukis-pelukis Yogyakarta yang menjamur
dalam komunitas-komunitas mahasiswa desain grafis dan seni, awal-awal 2012. Akrab
dengan gengnya, ia kerapkali melakukan kolaborasi dan menjadi salah satu pembelajar
terbaik di Yogyakarta. Mengikuti beragam workshop dan diskusi pengembangan wacana.

D. Bentuk Seni Lukis Karya Roby Dwi Antono

1. Ballad of a Hero

Gambar 1. Lukisan Karya Dwi Antono Roby yang berjudul Ballad of a Hero tahun
2016, 100 x 100 cm, menggunakan media cat minyak pada kanvas,.

Lukisan Karya Dwi Antono Roby yang berjudul Ballad of a Hero ini dubuat
pada tahun 2016,karya tersebut berukuran 100 x 100 cm.Lukisan Ballad of a hero
tersebut dibuat menggunakan media cat minyak pada kanvas, lukisan ini
menggambarkan objek kelinci,organ manusia dan landscape bukit,berbentuk
horizontal dengan teknik plakat yang umum digunakan oleh para seniman dalam
media cat minyak.didalam karyanya ini seakan semua objek didalamnya adalah suatu
imajinasi seperti di film alice in wonderland,berkesan serba pastel dan berproporsi
tidak pada umumnya,jenis lukisan gaya tersebut adalah lukisan bergaya surealis.karya
seni surealis adalah karya seni bergaya yang tak mengikuti tata aturan lukisan realis
pada umumnya,objek dapat didistorsikan atau dilebih-lebihkan sehingga terkesan
agak aneh,lalu warna dan bentuk pada objek juga dapat dieksplorasi sedemikian rupa
mengikuti dunia imajiner para seniman.dalm karyanya Karya di Roby menggunakan
teknik pencahayaan yang bagus walaupun semua warnanya terkesan suram,detail
setiap pencahayaannya dapat dilihat dalam objek organ manusia yang sangat terkesan
realis.Roby dwi antono sndiri adalah seniman muda yang baru menggeluti bidang seni
akhir-akhir tahun ini yang mana background pendidikanya adalah sekolah menengah
kejuruan .grafika semarang dengan peminatan desain grafis.
Dalam karyanya yang berjudul “ Ballad of a Hero,2016” ia menampilkan
sosok kelinci berbadan seorang gadis perempuan yang duduk mengambang
memegang otak berukulan kecil disamping seonggok kepala power ranger merah
yang didalamnya terdapat jantung yang berukuran besa,adapula objek kodok yang
berukuran besar serta disetting di sebuah tepi danau .Warna yang dipakai
menggunakan warna pastel analogus hangat Karya Roby memiliki unsur lembut ,cute,
sendu dan berkesan dramatik,mlankolia dan menimbulkan ironiserta unsur yang
bertentangan,dalam karya ini roby menggunakan objek objek yang bertentangan
seperti objek kelinci yang manis dengan jantung yang berkesan gore,didalam
karyanya juga memilih aliran surealisme dengan mendistorsikan ukuran objek objek
sehingga terkesan seperti di dunia fantasi.Objek langganan roby adalah kelinci yang
mana objek tersebut dijadikan alterego personal pada setiap personal artist.Sosok
menggemaskan kelinci dan organ-organ manusia yang tak lazim dan menyeramkan
tersebut menimbulkan pertentangan dan memicu efek ironi dengan banyak teka –teki
dalam dunia imajiner.Hal tersebut membuat para penikmat karya Roby menjadi
penasaran dan menimbulkan banyak interpretasi.
Dalam karya robi yang memadukan beberapa objek yang terkesan tak tertata
namun tetap terkesan seimbang,karna karya ini menggunakan gaya surealisme maka
proporsi yang dipakai tidak mengacu proporsi kesebandingan antar bagian
perbagianya tidaklah lazim,dan berkesan seperti dunia imajiner.Komposisi pada
lukisan ini memadukan antara background serta objek foreground berupa kelinci
kepala ranger merah lalu kodok.
Lukisan yang di buat oleh roby adalah lukisan yang diinspirasi dari kehidupan
sehari-harinya,pengalaman yang pernah dialaminya.metodogi penciptaanya memilih
kehidupannya sendiri yang mana sangat dekat dan dialaminya sendiri.seperti objek
yang ada dalam lukisan ini yang mana menggunakan objek power ranger dimana roby
pada masa kanak-kanak sangat mengidolakan ranger merah pada serial acara televisi
power ranger.objek kelinci sendiri adalah alterego dari roby yang mana mengalami
pengalamanya secara langsung.dari benang merah tersebut di intrepetasikan sebuah
balada seorang pahlawan yang di agungkan oleh seorang roby kecil pada masanya dan
di angkat pada masa dewasa ini menggunakan logika (otak) dan interpretasi si roby
dimasa sekarang adalah ironis,pahlawan yang diagungkan olehnya adalah fiktif dan
penuh rekayasa,ironi tersebut yang di analogikan roby dengan objek yang tak lazim
serta kepolosan yang di alteregokan dengan kelici manis tersebut .

Roby merupakan pelukis muda yang sedang naik daun,karya karyanya laku
dan sudah merambah sampai ke luar negeri,visualnya sangat menjual di selera para
perupa sekarang,karena menggubah objek-objek baru.Walaupun roby bukan lulusan
dari akademis seni ia membuktikan bahwa semua orang berhak mewujudkan cita-
citanya menjadi seniman,sosok roby akan menjadi inspirasi untuk para pemuda
sekarang untuk lebih giat berkarya seni,dan mengapresiasi karya karya hebat seperti
kepunyaan roby.

2. Engkau adalah Api

Gambar 2. Engkau Adalah Api karya Roby Dwi Antono Tahun 2012. 23 cm x 29 cm.
Dengan media Digital Painting.

Karya yang berjudul “ Engkau Adalah Api” dibuat oleh Seniman muda asal
Semarang bernama Roby Dwi Antono, yang dibuat pada tahun 2012 dengan ukuran
23 cm x 29 cm menggunakan media digital painting. Karya tersebut menggambarkan
seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang. Bentuk kepalanya tidak seperti
manusia pada umumnya, dengan ukuran kepala terlihat besar, bentuk kepalanya
seperti setengah kelinci dan setengahnya lagi kepala manusia. Tetapi jika dilihat lebih
detail terdapat 2 lubang yang memperlihatkan mata manusia, seolah-olah seperti
memakai topeng kelinci. Walaupun ukuran kepala tampak besar, tetapi mata, hidung,
dan mulut memiliki bentuk yang kecil. Kemudian terdapat penggambaran tangan
gadis yang membawa potongan ranting pohon dengan posisi tangan menengadah.
Nampak juga pohon-pohon cemara dibelakang si gadis, yang penggambarannya
semakin jauh semakin mengecil. Terdapat juga hamparan rumput yang tumbuh
merata pada tanah . Kemudian langit yang ditampilkan pada background tampak
cerah dihiasi dengan awan-awan putih.
Roby memilih warna-warna yang cenderung cerah pada karya digitalnya.
Seperti warna putih, hijau, dan biru muda. Warna yang lebih banyak mendominasi
karya tersebut adalah warna putih, seperti warna yang tampak pada kepala kelinci
yang ada pada gadis tersebut, tampak juga telinga bagian dalam berwarna merah
muda. Gadis tersebut digambarkan memiliki rambut bergelombang berwarna cokelat.
Kemudian warna kulit yang diberikan berupa warna putih pucat dengan pipi merah
merona serta mulut merah delima. Kemudian warna yang ada pada baju yang dipakai
oleh si gadis didominasi oleh warna putih, serta abu-abu yang dihasilkan dari efek
pencahayaan. Kemudian warna pada potongan ranting yang dibawa oleh gadis
tersebut berupa warna cokelat tua kehitam-hitaman. Selanjutnya pada background
terdapat pohon-pohon cemara yang memiliki warna daun hijau dan batang pohon
berwarna cokelat tua. Tak lupa juga hamparan rumput yang berwarna hijau serta
penggambaran langit dengan nuansa biru muda yang dihiasi oleh awan-awan
berwarna putih.
Dalam karya digital “Engkau Adalah Api” pendekatan yang digunakan adalah
surealisme. Dengan menggunakan teknik digital sapuan warna yang dihasilkan
terlihat halus. kemudian Penggambaran kepala yang dibesarkan serta anggota wajah
seperti hidung, mulut dan mata yang tampak kecil. Menggambarkan suatu
ketidaklaziman bentuk kepala manusia, walau demikian bentuk kepala yang
digambarkan juga sebagai point of interest. Pada karya digital tersebut penggambaran
tubuh dan kepala terasa berat sebelah yakni lebih mengarah kebagian kiri, karena
posisi subject metter tidak pas berada ditengah sehingga terlihat tidak seimbang.
Pohon-pohon yang menjadi background digambar dengan rapi, dengan memakai
prinsip perspektif sehingga ketika melihat pohon yang jauh dari jangkauan mata maka
akan menjadi semakin kecil. Background yang halus serta tidak ramai menjadikan
subject matter tetap menjadi sorot utama. Karya tersebut terlihat anggun dan indah
seperti penampilan warna-warna yang sederhana dan halus tetapi tidak
menghilangkan imajinasi yang tanpa batas, sehingga menjadikan karya tersebut unik
dan menarik.
Judul yang diberikan adalah “ Engkau adalah Api”, tetapi dalam
penggambaran karyanya tidak ada unsur api didalamnya. Menurut saya yang
dimaksud dengan “Engkau” adalah kita umat manusia. Sedangkan “Api” adalah sifat
manusia, yang bisa merusak dan bisa juga bermanfaat. Potongan ranting pohon yang
dipegang oleh gadis tersebut diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan manusia
dengan menebang pohon sembarangan sehingga menyebabkan kerusakan alam,
seperti hutan gundul, tanah longsor dan lain sebagainya. Manusia itu seperti api besar
yang dapat membakar apapun yang ada didepannya sehingga membuat kerusakan
dimana-mana. Disisi lain “Api” disini juga diartikan sebagai sesuatu yang membantu,
seperti api kecil yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan manusia. Ekspresi
sedih dan kecewa sang gadis menunjukkan perasannya tentang perbuatan yang
dilakukan oleh manusia yang semena-mena menebangi pohon dan tidak mau
bertanggung jawab atas kerusakan yang telah diperbuat. Hal ini mengisyaratkan kita
sebagai umat manusia harus memiliki pilihan hidup, memilih menjadi api besar yang
menghancurkan atau api kecil yang bermanfaat bagi lingkungan. Penggambaran gadis
dengan kepala setengah kelinci dan setengah manusia adalah refleksi dari diri si
seniman yang sudah menyukai dan terobsesi dengan kelinci sejak kecil. Dilihat dari
karya-karya yang sudah dibuat oleh roby yang rata-rata subject matternya
mengandung unsur kelinci.
Menurut saya karya digital yang berjudul “Engkau adalah Api” dibuat oleh
Robi sangatlah unik dan menarik. Penggambaran kepala setengah manusia dan
setengah kelinci adalah suatu hal yang tidak lazim yang membuktikan bahwa
imajinasi manusia itu tidaklah terbatas. Menambahkan hewan kesukaan seperti kelinci
membuat karya tersebut mempunyai ciri khas tersendiri. Karya yang dihasilkan pun
tampak rapi, dan terlihat melankolis. Terlihat unik tetapi tidak meninggalkan kesan
estetik. Walaupun menggunakan pendekatan surealisme tetapi perlu juga
mempertimbangkan keseimbangan, penggambaran tubuh dan kepala terasa berat
sebelah yakni lebih mengarah kebagian kiri, karena posisi subject metter tidak pas
berada ditengah sehingga terlihat tidak seimbang. Walaupun demikian karya ini
tetaplah unik dan indah dengan makna yang mendalam didalamnya. Karya yang
dibuat oleh roby memiliki banyak sekali makna-makna tersirat yang harus dipahami
secara mendalam, seperti makna dari judulnya, makna potongan ranting pohon, dan
lain sebagainya. sehingga kita yang menikmati karya yang dibuatnya dapat
memahami maksud apa yang ingin disampaikan oleh Robi.

3. Bisu Membasi

Gambar 3. Bisu membasi karya Roby Dwi Antono. 2015. 100 x 100. Plexy Glass

Mengambil tema ‘Imajinasi’, bermula dari obrolan Roby dengan seorang


teman perihal cita-cita di masa kecil. Menurut Roby kita tidak pernah membatasi apa
yang akan kita lakukan di masa depan, kita tidak pernah takut untuk membuat impian .
Di balik imajinasi yang sangat tinggi tersebut terdapat ambisi yang sangat kuat untuk
bisa menggapainya. Semangat itu yang dibawanya dalam presentasi perdana karya-
karyanya. Mengutip dari Walt Disney – ‘If you can dream it you can do it’.
Beriringan dengan tajuk ini, Roby ingin berbagi tentang indahnya imajinasi
anak-anak dan supaya kita selalu menjaga impian-impian tersebut agar tetap ada.
Karena biasanya seiring bertambahnya usia, ambisi kita untuk menggapai impian
sewaktu kecil mulai terbentur dan terbayang-bayang rasa takut gagal. Ide yang besar
terkadang berasal dari imajinasi yang mustahil. Maka bebaskanlah imajinasimu, pesan
Roby.
Roby pun juga melakukan survei kepada teman-temannya untuk mengetahui
impian mereka ketika kecil. Survei ini dilakukannya dengan acak, mulai dari teman
yang sebaya, usia di bawahnya, hingga yang berusia jauh di atas Roby. Dari hasil
yang ada, kemudian Roby memilih dan memilah impian-impian yang menurutnya
menarik dan sangat imajinatif. Baru kemudian ia mulai menuangkan setiap imajinasi
ke dalam karya, dengan dibalut karakter, style khas Roby serta dibumbui dengan
imajinasi-imajinasi Roby sendiri. Jadilah 15 karya baru yang saat ini dipamerkan. Dan
dilengkapi dengan 5 karya lamanya sebagai referensi komparasi.
Meskipun karya-karyanya termasuk dalam aliran surealis, namun eksekusi
karyanya terinspirasi dari kejadian sehari-hari (realis) yang dialaminya. Untuk
pameran kali ini Roby menampilkan seri karya drawing dengan media pensil di atas
kertas. Drawing menurutnya adalah ibu dari keindahan dalam karya rupa. Semua
karya yang indah berawal dari drawing /sketsa sederhana. Tetapi dalam karyanya,
drawing disini adalah karya utuh. Bukan sebatas sketsa. Teknik drawing yang ia
gunakan untuk karya-karyanya adalah teknik arsir detail, bukan dusel. Dengan
menggunakan pensil mekanik. Argumentasinya, pensil mekanik lebih detail dalam
menjangkau ruang yang kecil sekalipun. Jadi objek yang kecil tetap bisa dikerjakan
dengan detail.

E. Kreatifitas dalam berkarya

Bagi banyak orang yang menikmati karya Roby, karya-karya yang ia sajikan
terkesan menghipnotis. Saya pun mengalaminya sendiri, di Art Jakarta tahun 2017
kemarin. Pada akun Instagram-nya, Roby sempat posting foto karyanya di kanvas-
kanvas berbentuk bulat. Seri itu diberi judul Pantone olehnya. Seperti kebanyakan
karyanya, sosok-sosok perempuan yang dilukis terkesan tenang dan hidup. Anehnya,
tema-tema surealis yang dibawa Roby ke dalam karyanya terkesan sangat riil, berkat
teknik seni rupa realis yang kuat.
Tidak hanya terpatok dengan satu teknik saja, Roby hingga sekarang masih
terus berkembang sebagai seniman visual. Terus mengendarai ombak, Roby yang
pernah belajar desain grafis juga menajamkan kemampuan digitalnya. Seperti tidak
pernah lelah mencoba dan menggali hal baru, saat ini Roby berhasil dikenal
sebagai young wanted artist yang menguasai kedua teknik; digital dan manual.
Roby sudah tertarik dengan dunia visual/rupa sejak ia masih kecil. Selalu
bersemangat mengikuti lomba-lomba menggambar dan mewarnai seperti anak kecil
pada umumnya, ia tidak pernah memenangkan satu pun piala juara pada saat itu. Jadi,
berprofesi sebagai seniman untuk Roby sendiri tidak pernah ada di urutan cita-citanya
saat kecil.
Barulah saat duduk di bangku SMK, Roby memutuskan untuk melanjutkan
kembali ketertarikannya saat masih kecil, kali ini lewat pendidikan yang cukup serius.
Setelah itu, Roby mulai pelan-pelan terjun ke dunia visual. “Dulu saya bekerja
sebagai desainer grafis dan ilustrator di sebuah perusahaan buku tahunan sekolah.
Saya mengerjakan tata letak halaman isi buku dan juga kadang membuat ilustrasi
untuk sampulnya. Pekerjaan ini memaksa saya untuk terus mencari dan mengolah
visual baru setiap harinya. Saya suka mengumpulkan dan menyimpan berbagai
macam referensi visual yang saya temukan di laman maupun website yang mengulas
tentang desain dan seni rupa,” ujar Roby.

F. Kesimpulan

Proses penciptaan karya lukis seniman Roby Dwi Antono adalah ia melukis
dengan gaya yang unik, dengan memadukan antara pengalaman keseharian yang
dalam terpersepsi dalam memori dan ingatannya, pencitraan klasik Renaissans yang ia
peroleh dari berbagai macam sumber visual, menjelajahi hari, pengalaman batin dan
keyakinan pribadi dan ekspresi yang idiomatik Ia ciptakan sendiri. Semua itu
melibatkan kerja visualisasi yang tidak sederhana. Terlihat kompleks.
Objek yang sering hadir dalam karya-karya Roby salah satunya adalah kelinci,
atau yang disebutnya sebagai kincy. Bukan tanpa sebab, namun kesukaan Roby pada
kelinci sudah terbentuk sejak kecil dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan.
Kelinci seringkali menjadi alterego sang seniman, yang selalu membawa cerita
berbeda di tiap karya. Roby memakai cat minyak dan kanvas. Sebagai perupa, Roby
tidak hanya fokus ke teknik manual atau pun digital. Ia terus menerus
mengembangkan karyanya di media-media yang berbeda. Karya Roby memiliki unsur
teka-teki, lucu, imut, sedih, bahagia, dan misteri yang mengarah pada dunia mimpi.
Hal inilah yang membuat penikmat karya Roby menjadi penasaran dan
menimbulkan berbagai macam interpretasi, seperti seorang Pria berkepala ikan
dengan setelan jas merah, Gadis berkepala bola kaca berisi air dan sosok makhluk
aneh tengah duduk dimeja makan. Diantara mereka ada tiga anak perempuan dengan
wajah tertunduk dan seekor bangau. Mereka mengelilingi meja makan seakan siap
menyantap hidangan ikan raksasa dengan satu kepala manusia yang besar. Lukisan-
lukisannya seringkali dipamerkan diberbagai ajang bergengsi seprti ART Stage yang
diadakan disingapura dan Art Fair di Tokyo. Karya Roby juga menghiasi sampul
album band dream pop asal Denmark Sleep Party People. Pada tahun ini Roby akan
mengikuti bursa seni Art Phillipine dan ajang tahunan Bazaar Art Jakarta 2017. Ia
juga berencana untuk menggelar pameran tunggal suatu saat nanti.

Daftar Pustaka

http://biennalejogja.org/2017/robby-dwi-antono/, https://majalahayah.com/roby-dwi-
antono-pelukis-surealis-indonesia-yang-mendunia/, (Kauffman & Sternberg, 2006),
(Sternberg & Lubart dalam Botella, 2013), (Evans dalam Suharnan, 2005),
https://opini.id/lifestyle/read-14752/24-pertanyaan-untuk-roby-dwi-antono-?page=all,
https://crafters.getcraft.com/id-articles/roby-dwi-antono,
https://bagushamdan47.wixsite.com/home/post/analisis-lukisan-roby-dwi-antono,
http://muhimma97.blogspot.com/2017/12/judul-engkau-adalah-api-seniman-
roby.html, https://indoartnow.com/artists/roby-dwi-antono,
https://news.koranbernas.id/kala-dua-seniman-muda-mengekspresikan-masa-lalunya,
https://kabarkampus.com/2012/04/imajinasi-si-kinci/.

Anda mungkin juga menyukai