Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PELAKSANAAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH

OLEH :

Nama Mahasiswa : Widya


NIM : 0712010021

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2021
LAPORAN PELAKSANAAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH

Nama : Widya

Nim : 071201021

Topik masalah : hubungan komunikasi SBAR dengan pelaksanaan timbang


terima perawat di ruang rawat inap RSUD Dr A Dadi Tjokrodipo Bandar lampung
tahun 2019

A. pengkajian masalah

Aspek yang Metode Sumber data Instrument Hasil kajian


dikaji kajian
Komunikasi Data Jurnal kuesioner 50 responden
SBAR sekunder dengan
komunikasi
SBAR dengan
kategori kurang
baik sebanyak
27 responden
(54,0%)
terdapat 3 aspek
belum
memenuhi
pelaksanaan
Komunikasi
SBAR dengan
baik, ditinjau
dari kuisioner
seperti perawat
sebaiknya
memperkenalkan
diri pada pasien,
perawat
seharusnya
menggunakan
bahasa yang
baku sehingga
tidak dipahami
oleh pasien, dan
perawat tidak
menyampaikan
permasalahan
serta
melaporkan
riwayat
permasalahan
pada pasien
Pelaksanaan Data Jurnal kuesioner 50 responden
timbang sekunder yang memiliki
terima pelaksanaan
perawat timbang terima
dengan kategori
kurang baik
sebanyak 22
responden
(44,0%) dan
pernah terjadi
kesalahan
pemberian
asuhan
keperawatan
pada Pasien
dengan riwayat
penyakit Edema
paru,
dikarenakan
perawat tersebut
tidak mengikuti
pelakasanaan
timbang terima,
sehingga terjadi
kesalahan
pemberian
intervensi.
Terdapat 3 aspek
yang belum
memenuhi
pelaksanaan
timbang terima
dengan baik,
ditinjau dari
kuisioner seperti
operan timbang
terima tidak
dilaksanakan
pada saat setiap
pergantian shift,
atau dengan
kata lain
perawat tidak
mengikuti
pelaksanaan
timbang terima,
rencana umum
dan persiapan
yang perlu
dilakukan
seperti
persiapan
operan,
pemeriksaan
penunjang dan
lain sebagainya,
dan
mempersiapkan
masalah
keperawatan
yang masih
muncul,
intervensi
keperawatan
yang masih
muncul, seperti
intervensi
keperawatan
yang sudah dan
belum
dilaksanakan
B. rumusan masalah

Data masalah yang Pembanding data Rumusan masalah


ditemukan (teori/standar/pedoman/
dll)
Dari hasil kuesiner Menurut Tapen (1995; Belum optimalnya
didapatkan Bahtiar, 2015) pelaksanaan
komunikasi SBAR 50 Komunikasi sebagai komunikasi SBAR
responden dengan suatu pertukaran dalam kegiatan
kategori kurang baik pikiran, perasaan, timbang terima
sebanyak 27 pendapat, dan
responden (54,0%) pemberian nasihat yang
dan hasil kuesiner terjadi antara dua
didapatkan orang atau lebih yang
pelaksanaan timbang bekerja bersama.
terima 50 responden Komunikasi juga
dengan kategori merupakan suatu seni
kurang baik sebanyak untuk dapat menyusun
22 responden dan menghantarkan
(44,0%) suatu pesan dengan cara
yang gampang sehingga
orang lain dapat
mengerti dan menerima
Timbang terima
merupakan pengalihan
tanggung jawab
profesional dan
akuntabilitas untuk
beberapa atau semua
aspek perawatan
pasien, atau kelompok
pasien, kepada orang
lain atau kelompok
profesional secara
sementara atau
permanen (Australian
Medical Association,
2006; Risyati, 2014).

Komunikasi jika tidak


dilakukan dengan baik
akan menjadi akar
penyebab insiden
keselamatan pasien.
Misalnya
mengakibatkan
memburuknya kondisi
klinis pasien atau
bahkan kematian.
Namun, selain menjadi
ancaman bagi
keselamatan pasien,
komunikasi yang efektif
juga merupakan alat
untuk mengurangi
insiden keselamatan
pasien. Salah satu
komunikasi efektif
dapat dibuktikan pada
pelaksanaan timbang
terima.
timbang terima pasien
adalah salah satu
bentuk komunikasi
perawat yang
merupakan bagian dari
aktivitas manajemen
keperawatan. Timbang
terima pasien dirancang
sebagai salah satu
metode untuk
memberikan informasi
yang relevan pada tim
perawat setiap
pergantian shift.
Sebagai petunjuk
praktis memberikan
informasi mengenai
kondisi terkini pasien,
tujuan pengobatan,
rencana perawatan
serta menetukan
prioritas pelayanan.

C. prioritas masalah

Aspek penilaian Nilai


Metode komunikasi SBAR
Efektivitas pelaksanaan timbang
terima
D. identifikasi penyebab masalah

MAN :
- terdapat aturan dan penekanan yang disiplin dari kepala ruangan,
- Pendidikan perawat paling banyak D3
- tidak dilaksanakan pada saat setiap pergantian shift, atau dengan kata lain
perawat tidak mengikuti pelaksanaan timbang terima, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan seperti persiapan operan, pemeriksaan
penunjang dan lain sebagainya, dan mempersiapkan masalah
keperawatan yang masih muncul, intervensi keperawatan yang masih
muncul, seperti intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan.
- tidak memperkenalkan diri
- masih menggunakan bahasa baku
- tidak menyampaikan permasalahan serta melaporkan riwayat pada pasien

Belum optimalnya
pelaksanaan
komunikasi SBAR
dalam kegiatan
timbang terima

Metode : Materi :

-menyampaikan laporan yang jelas dan lengkap dari  terdapat SOP yang telah
teman sejawat (perawat) yang dinas sebelumnya, ditentukan di rumah sakit
menyampaikan perkembangan pasien kepada tim
kesehatan lain (dokter, petugas gizi, fisioterapis
atau petugas kesehatan lainnya) serta
menyampaikan informasi yang jujur dan jelas
kepada pasien dan keluarga pasien
-pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung
pada format operan yang ditanda tangani oleh
ketua tim jaga saat itu juga, melaksanakan
timbang terima di Nurse Station dan Bed pasien ,
dan mempersiapkan intervensi mandiri dan
kolaborasi yang belum dilakukan untuk
dilaporkan.
E. rencana penyelesaian masalah

Penyebab masalah Intervensi penyelesaian masalah


Belum optimal pelaksanaan timbang 1. Mengadakan Desiminasi ilmu
terima dalam komunikasi SBAR tentang metode SBAR
2. Mengadakan Role Play Komunikasi
SBAR
3. Mencetak stempel SBAR
4. Membuat SOP SBAR

F. plan of action penyelesaian masalah

Kegiatan Tujuan kegiatan Komponen Waktu


yang terlibat pelaksanaan
1. Mengadakan Mengoptimalkan Karu, perawat, -
proses komunikasi pasien
Desiminasi
SBAR dalam
ilmu tentang kegiatan timbang
terima untuk
metode SBAR
meningkatkan
2. Mengadakan kualitas pelayanan
rumah sakit yang
Role Play
sesuai prosedur
Komunikasi komunikasi SBAR
yang saat ini
SBAR
sedang dilakukan.
3. Mencetak
stempel SBAR
4. Membuat SOP
SBAR

Anda mungkin juga menyukai