Anda di halaman 1dari 2

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN

KOMUNIKASI EFEKTIF RSUD.H. PADJONGA DAENG NGALLE KAB.


TAKALAR
Nomor : 7a /445/RSUD-TKL/VIII/2018
Tanggal : 6 Agustus 2018

PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF


DI BLUD RSUD H. PADJONGA DAENG NGALLE KABUPATEN TAKALAR

Kebijkan Umum
1. Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008 tentang
Panduan Pemberian Informasi Dalam Rangka Persetujuan Tindakan Kedokteran.
2. Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
3. Permenkes No: 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
4. Peraturan Menteri kesehatan No 269 / Menkes / Per / III / 2008 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
5. Permenkes RI Nomor. 755 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit.
6. Kepmenkes RI No. 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit ( Hospital By Laws).
7. Pedoman Nasional Keselamatan pasien Rumah Sakit (Patien safety) Departemen
Kesehatan Republik Indonesia edisi 2 Tahun 2008.
8. Meningkatkan komunikasi yang efektif harus dilakukan saat menerima instruksi
dan atau hasil kritis secara lisan/ via telefon dengan mencatat, membaca ulang
dan mengkonfirmasi oleh pemberi perintah dengan membubuhkan nama jelas
serta tanda tangan pada cap Read Back dalam waktu kurang dari 24 jam.
9. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etika profesi serta menghormati hak pasien.

Kebijakan Khusus
Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
1. Tenaga kesehatan melakukan tindakan dengan menggunakan komunikasi efektif
2. Tenaga kesehatan dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien /
keluarga menggunakan komunikasi efektif
3. Tenaga kesehatan menerima pesan (dokter, farmasi, perawat, analis, radiografer,
fisioterafis, nutritionis) menulis pesan yang diterima di catatan terintegrasi dan
ditandatangani.
4. Pesan verbal ditulis lengkap dan dapat dibaca dengan jelas, menggunakan
singkatan terstandar
5. Verifikasi pemberi instruksi menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima
pesan dalam kotak stempel Read Back sebagai tanda pesetujuian dalam waktu 1
kali 24 jam.
6. Tenaga kesehatan yang melaporkan kondisi DPJP atau dokter yang merawat dan
serah terima pasien menggunakan tekhnik SBAR (Situation, Background,
Assesment, Recomendation).
7. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu
kurang dari 2 jam.
8. Bila DPJP tidak dapat dihubungi petugas terkait bisa menghubungi dokter/
perawat rawat inap, dokter/ perawat rawat jalan atau dokter/ perawat gadar.
Pelaporan hasil pemeriksaan Cito harus disampaikan baik hasil pemriksaan
normal ataupun abnormal ke DPJP atau dokter yang meminta.

Ditetapkan di : Takalar
Pada tanggal : 06 Agustus 2018

Dr. Darwis Sp. M,Kes


NIP: 197101012001121011

Anda mungkin juga menyukai