Rizatus Vol 20 No 2 TH 2011
Rizatus Vol 20 No 2 TH 2011
2, Desember 2011 : 58 - 64
Rizatus Shofiyanti
58
Teknologi Pesawat Tanpa Awak untuk Pemetaan dan Pemantauan Tanaman dan Lahan Pertanian
(Rizatus Shofiyati)
terlambat diperoleh. Pemotretan udara dengan UAV biasanya dilengkapi dengan alat atau sistem
menggunakan pesawat tanpa awak merupakan salah pengendali terbang melalui gelombang radio, navigasi
satu teknologi alternatif untuk mendapatkan data lebih presisi (Ground Positioning System - GPS dan
detil, real time, cepat dan lebih murah. Pengukuran Inertial Unit), dan elektronik kontrol
Artikel ini menyarankan penggunaan pesawat tanpa penerbangan, dan peralatan kamera resolusi tinggi.
awak untuk aplikasi inderaja, sebagai salah satu UAV dapat pula dilengkapi kamera multispektral untuk
alternatif untuk mengidentifikasi dan memonitor penelitian pertanian. Kamera tersebut mempunyai band
merah, hijau, dan NIR (Near Infra Red) mendekati band
kondisi sumberdaya lahan pertanian dan pertumbuhan
2, 3, dan 4 pada citra Landsat TM, yang dapat
tanaman pada lahan tersebut. Selain itu juga diberikan
digunakan untuk menghitung nilai kehijauan tanaman,
beberapa contoh penelitian atau kegiatan yang
seperti Normalized Differences Vegetation Index
menggunakan perangkat tersebut. (NDVI), Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI), dan
kanopi tanaman. Selain itu, penelitian yang dilakukan
Apa itu Pesawat Tanpa Awak? Lin (2008) menunjukkan bahwa sistem UAV juga
memungkinkan dilengkapi dengan sensor laser untuk
Dalam empat tahun terakhir, berbagai jenis piranti menghasilkan citra tiga dimensi, sebagai pendukung
tanpa awak telah digunakan oleh kalangan sipil dan pemetaan elevasi lahan, Digital Elevation Model
ilmiah. Piranti tersebut dilengkapi dengan berbagai (DEM). Sensor laser yang berupa kamera super
macam peralatan untuk memberikan data dalam bersudut lebar (super-wide-angle) dari empat digital
berbagai aplikasi. Salah satunya adalah pesawat kamera yang dirancang khusus dan dipasang di
tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle - UAV) yang berbagai arah sumbu optik, untuk mengmbil gambar dari
berkembang pesat untuk aplikasi penginderaan jauh. 4 sudut pandang yang berbeda agar gambar yang
UAV merupakan jenis pesawat terbang yang dihasilkan overlapping untuk dapat menghasilkan citra
dikendalikan alat sistem kendali jarak jauh lewat foto tiga dimensi.
gelombang radio. Banyak penelitian menggunakan McGeer dan Holland (1993) dalam Waugh dan
platform ini. Dengan menggunakan UAV, data dapat Mowlem (2010) menyebutkan salah satu jenis UAV,
Aerosonde, telah dikembangkan secara komersial sejak
diperoleh dengan biaya relatif rendah, dalam waktu
tahun 1993 dan diperuntukkan untuk berbagai misi
relatif cepat, dan aman dalam berbagai kondisi cuaca.
ilmiah. UAV ini dapat membawa berbagai jenis sensor
UAV merupakan sistem tanpa awak (Unmanned
(Holland, 2001) termasuk pencitraan pankromatik,
System), yaitu sistem berbasis elektro-mekanik yang inframerah dan barometric.
dapat melakukan misi-misi terprogram, dengan
karakteristik: (i) tanpa awak pesawat, (ii) beroperasi Penggunaan UAV untuk Aplikasi
pada mode mandiri baik secara penuh atau sebagian, (iii) Inderaja Pertanian
Sistem ini dirancang untuk dapat dipergunakan secara
berulang (Department of Defence, 2007, dalam UAV banyak digunakan untuk memonitor sumber
Wikantika, 2009). Teknologi pemetaan tanpa awak daya alam. UAV mudah tersedia, dan dapat
menjadi pilihan alternatif disamping teknologi menjangkau areal yang luas, dengan perlengkapan
pemetaan lainnya seperti pemotretan udara baik skala sensor relatif kecil, GPS, dan perangkat keras yang
besar dan kecil berawak serta pemetaan berbasis terkait lainnya. Sejauh ini UAV telah digunakan untuk
satelit. Teknologi ini sangat menjanjikan untuk mendapatkan citra penginderaan jauh seperti
diaplikasikan dikembangkan dan sesuai karakteristik pemantauan kebakaran dan bencana alam,
topografis dan geografis Indonesia (Wikantika, 2009). pengamatan satwa liar, dan pengukuran vegetasi
Salah satu contoh UAV disajikan pada Gambar 1. dalam kebun anggur, tanaman, hutan, dan
“rangeland”.
Kualitas dan resolusi citra yang dihasilkan UAV
tergantung pada ketinggian terbang, dan jenis serta
karakteristik sensor. Sebagai contoh, UAV yang terbang
pada 215 m di atas tanah, dilengkapi dengan kamera
Gambar 1. UAV dengan kemampuan membawa muatan sekitar digital yang umum digunakan oleh masyarakat, dapat
5 kg (kiri) dan kamera multispektral VNIR untuk memperoleh citra beresolusi piksel sekitar 6 cm.
pertanian (tengah), dan Sistem Navigasi dan Sedangkan kamera Near Infra Red (NIR) dengan
Telemetri, tampilan jarak di atas tanah dan jarak line- panjang vokal 8,5mm, ketinggian terbang 2.500 feet (H”
of-sight dari lokasi pengendali (kanan) (sumber: Mata
762 meter) di atas permukaan tanah, citra yang diperoleh
Angkasa, 2011).
59
Informatika Pertanian, Vol. 20 No.2, Desember 2011 : 58 - 64
60
Teknologi Pesawat Tanpa Awak untuk Pemetaan dan Pemantauan Tanaman dan Lahan Pertanian
(Rizatus Shofiyati)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional UAV dapat bergerak secara vertikal dan horisontal.
(LAPAN) telah melakukan pengembangan UAV. Salah Ada keuntungan dan keterbatasan penggunaan UAV
satu hasil perekaman gambar dari UAV tersebut pada untuk tujuan ini. Kelebihan UAV: (1) Dapat
lahan pertanian di daerah Pandeglang, Jawa Barat dioperasikan relatif cepat dimana saja, dan dapat
dengan menggunakan kamera optik biasa, disajikan dilakukan secara berulang untuk mendeteksi
pada Gambar 5. Pada gambar tersebut dapat dilihat perubahan, sehingga dapat diperoleh citra real time;
dengan jelas tutupan lahan yang berbeda, lahan sawah (2) Mampu terbang rendah, sehingga dapat
dan non sawah, bahkan perbedaan lahan sawah dengan menghasilkan citra dengan resolusi tinggi; (3) Biaya
tanaman padi fase vegetatif dan generatif. lebih rendah untuk akuisisi citra dan perawatan
pesawat, sehingga biaya operasionalnya lebih
ekonomis; (4) Aplikasi yang luas dan beragam; dan
(5) Tanpa diperlukan pilot, sehingga relatif aman.
UAV dikembangkan karena biayanya masih relatif
lebih rendah bila dibandingkan dengan peluncuran
satelit atau pesawat terbang berawak. Untuk mengatasi
resiko UAV jatuh atau keluar dari jangkauan alat kendali
jarak jauh, perlu diterapkan sistem algoritma otopilot
yang dapat dikendalikan , sehingga UVA dapat kembali
ke landasan secara otomatis setelah bermanuver.
Akan tetapi UAV ini juga memiliki keterbatasan,
sebagai contoh, salah satu jenis pesawat, Aerosonde,
sejauh ini hanya digunakan di daratan dan pada daerah
di mana kendaraan dapat diluncurkan. Hal ini sebagian
Gambar 5. Lahan pertanian di daerah Pandeglang, Jabar.
mungkin karena biaya tinggi per kendaraan dan
Sumber: Tim Mission Analys LAPAN, 2011
kesulitan pengoperasiannya jika digunakan di laut. UAV
tersebut juga tidak bekerja dengan baik pada angin
Di Indonesia UAV digunakan oleh Badan Nasional
besar seperti yang ditunjukkan oleh Lin dan Lee (2008)
Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memantau
saat digunakan untuk mengukur kecepatan angin dalam
Gunungapi Merapi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
topan. Keterbatasan UAV antara lain: (1) Biaya
tentang ancaman bahaya terjangan lava, awan panas,
investasi awal relative mahal (tergantung pada ukuran
dan muncul juga ancaman berikutnya banjir lahar
dan kompleksitas UAV); (2) Persyaratan pelatihan dan
dingin, yang sewaktu-waktu dapat melanda merusak
peraturan untuk menerbangkan UAV di udara; (3)
lahan pertanian dan permukiman yang dilaluinya.
Keterbatasan kemampuan sensor gambar; (4)
Pesawat tanpa awak tersebut diterbangkan pada
Pengolahan citra dapat lebih sulit apabila stabilitas
ketinggian 4000 meter untuk memotret di areal seluas
pesawat rendah dari penggunaan sensor yang
53.000 hektar yang mencakup seluruh kawasan meliputi
berkualitas rendah.
Magelang, Yogyakarta dan Prambanan. Dengan peta
Hasil analisis dari beberapa kegiatan atau penelitian
citra tiga dimensi Merapi dapat digunakan untuk
menggunakan UAV, diuraikan oleh Barnard
memodelkan dampak banjir lahar dingin dan alternatif
Microsystems Limited (2011) bahwa keuntungan UAV
penanggulangan dan cara rehabilitasi lahan pertanian
dibandingkan dengan pesawat berawak, antara lain :
yang terkena dampak (BNPB, 2011). Pemantauan dengan
pesawat tanpa awak juga dilakukan di kawasan sekitar • Dapat diterbangkan kapanpun, siang maupun
Merapi, yaitu untuk memantau Kawasan Candi malam. Dalam kondisi cuaca yang berbahaya, UAV
Borobudur, Magelang. Candi yang menjadi cagar budaya masih dapat digunakan tanpa khawatir keselamatan
ini termasuk yang parah kena guyuran abu volkanik akibat awak yang mengendarainya.
letusan gunung merapi akhir tahun 2010. • Dengan kontrol komputer, pesawat dapat terbang
pada jalur penerbangan yang akurat, maka dua UAV
Kelebihan dan Kekurangan dapat terbang berdekatan satu sama lain, sehingga
survei dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
Di bidang inderaja, UAV yang mirip dengan pesawat singkat.
berawak dapat digunakan untuk akuisisi foto udara • Jika terjadi suatu kesalahan dalam sistem, pesawat
digital. Pesawat ini mampu terbang ke segala arah, dapat digantikan oleh UAV back-up, agar pekerjaan
mengudara tanpa landasan khusus seperti pesawat yang dilakukan dapat selesai tepat waktu. Beberapa
pada umumnya. Landasan yang digunakan bisa jalan UAV juga dapat mengukur data di lokasi survei yang
kecil atau lahan berumput sekalipun. Beberapa jenis sama, untuk memberikan data yang berkualitas.
61
Informatika Pertanian, Vol. 20 No.2, Desember 2011 : 58 - 64
• Dapat terbang rendah dengan aman sehingga Prospek ke Depan UAV untuk
memungkinkan pemetaan aeromagnetik dengan Memonitor Lahan
resolusi tinggi.
• Data dari masing-masing penerbangan UAV dapat Aplikasi inderaja di bidang pertanian dengan
di-update di server komputer secara real time, menggunakan citra satelit antara lain untuk pemetaan
sehingga memungkinkan pengguna melihat tanah, pemantauan kondisi air pada tanaman,
informasi terbaru, melalui internet. pengelolaan hara atau pemupukan, deteksi hama dan
• Harganya relatif lebih murah dibandingkan pesawat penyakit tanaman (Yan, 2009), identifikasi tanaman,
berawak, baik harga peralatan pesawatnya, biaya estimasi produksi (Widagdo et al., 2000; Wahyunto
terbang, operasional, maupun unit pengontrol et al.,2006), kekeringan dan kebanjiran (Shofiyati,
pesawat di darat. 2007), identifikasi pola tanam (Shofiyati and
• Lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan Purwantoro, 2009), dan lain-lain. Metode yang
suara bising. Dengan perbandingan bahan bakar 16 digunakan umumnya menggunakan analisis terhadap
g/km untuk UAV dan 152 g/km untuk Skylane band VNIR dan/atau SWIR, serta thermal. Beberapa
Cessna, maka UAV menghasilkan CO2 lebih sedikit. penelitian lainnya menggunakan sensor radar atau
SAR juga dilakukan untuk pemantauan banjir,
Citra UAV versus Citra Satelit (Kucheiko, 2007). Sensor tersebut telah dikembangkan
pada fasilitas UAV. Dengan fasilitas tersebut
Biaya pemotretan dengan menggunakan UAV kecil ditambah kemampuan yang ada pada UAV, yaitu
(<13,6 kg), lengkap dengan ground station dan dapat menghasilkan citra beresolusi spasial tinggi,
peluncur, berkisar dari ratusan ribu rupiah sampai dengan akuisisi tinggi (fleksibel tergantung
satu jutaan (Laliberte, 2009). Jika dibandingkan keperluan) dan real time, serta multispektral dengan
dengan citra satelit yang biasa dipergunakan untuk band VNIR bahkan thermal. Biaya operasional dan
aplikasi inderaja di bidang pertanian, seperti Landsat, perawatan lebih ekonomis dibandingkan dengan
ALOS ANIR-2, atau ASTER, maka citra UAV ini relatif penggunaan satelit dan pesawat berawak, serta aman
lebih murah. Tabel 1 berikut menunjukkan pada berbagai cuaca (karena tanpa awak), juga relatif
perbandingan deskripsi teknis dan biaya citra satelit lebih bersih lingkungan dari polusi suara dan udara,
dan UAV. maka citra UAV ini mempunyai kemampuan dan
prospek yang bagus untuk dapat digunakan pada
Tabel 1. Deskripsi teknis dan perkiraan biaya beberapa citra
aplikasi inderaja untuk identifikasi dan pemantauan di
satelit dan UAV
bidang pertanian. Bahkan pengembangan dan
penggunaan citra UAV radar atau SAR juga telah
dilakukan untuk pemetaan elevasi permukaan lahan
dan identifikasi tanaman.
Di Indonesia, saat ini, pemanfaatan piranti ini masih
terkendala dengan biaya awal yang masih mahal
tergantung pada ukuran dan kompleksitas UAV,
persyaratan pelatihan dan peraturan untuk
menerbangkan UAV di udara yang belum jelas di
Indonesia, keterbatasan kemampuan sensor gambar dan
stabilitas pesawat yang lebih rendah menyebabkan
pengolahan citra dapat lebih sulit. Selain itu,
kemampuan sumberdaya manusia terhadap sistem
tersebut masih terbatas. Di lain pihak keberadaan pakar
tentang UAV dalam negeri masih belum terkoordinir
dengan baik, dan masih berinovasi dan cara pandang
masing-masing, pemerintah belum mengoptimalkan
secara terstruktur (Suryanto, 2006).
Catatan:
*) perekaman data hanya dilakukan pada beberapa lokasi Alternatif penggunaan piranti UAV ini diperlukan di
terpilih, sedangkan lokasi lainnya tergantung pesanan; Indonesia, mengingat wilayah pertanian yang luas.
**) berlaku minimum pemesanan; Sumber : SpotImage (2009); Disamping itu, menurut Suryanto (2006) persyaratan
Eurimage (2010); GeoEye (2011); Mata Angkasa (2011); maupun resiko yang ditimbulkan dari pemanfaatan
Satelit Imaging Corporation (2010)
piranti ini relatif kecil. Adapun kendala yang ada harus
62
Teknologi Pesawat Tanpa Awak untuk Pemetaan dan Pemantauan Tanaman dan Lahan Pertanian
(Rizatus Shofiyati)
diperkecil dengan melakukan penelitian dan menjadi informasi pertanian yang berguna baik untuk
pengembangan kajian terapan, uji fisik dan fungsi operasional di lapangan maupun untuk dasar acuan
secara terus menerus sesuai spesifikasi dan bagi pengambil kebijakan.
kegunaannya, sehingga dapat mengatasi kekurangan
UAV dan keakuratan hasil yang diperoleh dapat DAFTAR Pustaka
dipertanggungjawabkan baik secara teori maupun
praktek. Selain itu, agar pemanfaatan piranti UAV ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana-BNPB. 2011. Rencana
dapat lebih optimal, kerjasama perlu dilakukan dalam Aksi Rehabilitasi dan Rekontruksi Wilayah Pasca Bencana Erupsi
Gunung Merapi di Propinsi DI.Yogyakarta dan Jawa Tengah
upaya mendukung kepentingan berbagai pihak dan
tahun 2011-2013. Bappenas – BNPB. Jakarta.
penghematan biaya sekaligus hasilnya dapat Ba rnard Microsystems Limited. 2 011. Developing Unmanned
dimanfaatkan bersama sesuai kepentingan masing- Aircraft Systems to benefit Ma nkind. http://
masing. w w w. b a r n a r d m i c r o s y s t e m s . c o m / L 2 _ u n m a n n e d _ a i r _
Di masa mendatang, teknologi UAV dengan biaya systems.htm. diunduh tanggal 25 November 2011.
Berni, J.A.J., P.J. Zarco-Tejada, L. Suárez, V. González-Dugo,
murah dapat diterapkan secara operasional di Indonesia
and E. Fereres, 2009a. Remote Sensing of Vegetation From
untuk beberapa aplikasi inderaja, antara lain UAV Platforms Using Lightweight Multispectral and Thermal
pengelolaan lahan pertanian, pemantauan kondisi Imaging Sensors. Proceedings of ISPRS Hannover Workshop
lingkungan dan penggunaan sumber daya alam, 2009. Hannover, Germany, 2 – 5 June 2009.
menganalisis proses dinamis bumi, mendukung Berni, J.A.J, P.J. Zarco-Tejada, L. Suárez, and E. Fereres. 2009b.
penelitian untuk perubahan iklim global (perdagangan Thermal and Narrowband Multispectral Remote Sensing for
Vegetation Monitoring From an Unmanned Aerial Vehicle.
karbon), membantu penindakan penegakan hukum,
IEEE Transactions On Geoscience And Remote Sensing.
membantu pencarian dan penyelamatan tim, Eurimage. 2010. Price list. http://www.eurimage.com/ products/
inventarisasi satwa liar, melakukan pemetaan, dan docs/eurimage_price_list.pdf. Diunduh pada tanggal 15 Maret
pengukuran geodesi, melakukan penilaian dampak 2011.
lingkungan, melakukan pengembangan pengamatan GeoEye-1. 2009. Introductory Price List. http://www.telespazio.
com/pdf/TPZ_GeoEye1_Introductory_PriceList2.pdf. Diunduh
lingkungan, serta mencegah, mempersiapkan,
tanggal 19 Maret 2011.
merespon, pemulihan bencana alam, dan lain-lain. GeoEye. 2011. http://www.geoeye.com/CorpSite/produ cts-and-
services/imagery-sources/Comparison.aspx. Diunduh tanggal 18
KESIMPULAN Maret 20 11.
Kucheiko, A. 2007. Multimission Satellite Data Acquisition for
Pesawat tanpa awak (UAV) merupakan piranti yang Dissaster Management. Map Middle East 2007. Dubai, UAE,
9 – 11 April, 2007.
berguna untuk berbagai aplikasi pertanian, walaupun
Holland, G. J. 2001. The aerosonde robotic aircraft: A new paradigm
masih banyak kekurangan. Peralatan yang relatif for environmental observations, Bull. Am. Meterol. Soc., 82:
murah dan mudah digunakan sangat diperlukan 88 9– 90 2.
untuk aplikasi ini. UAV untuk aplikasi inderaja patut Laliberte, A.S. 2009. Unmanned Aircraft Systems. Rangeland
dikembangkan di Indonesia sebagai altrenatif untuk Assessment and Monitoring Methods Guide. A joint project of
The Nature Conservancy and the USDA Agricultural Research
memonitor lahan pertanian yang luas. Kemudahan
Service. http://abstracts.rangela ndmethods.org/ doku .php/
pengoperasiannya, fleksibilitas waktu dan areal remote_sensor_types:unmanned_aerial_vehicle. Diunduh pada
pemotretan yang diinginkan, biaya yang relatif lebih tanggal 14 Maret 2011.
murah dibandingkan harga perekaman dengan satelit, Lin, P.H. a nd Lee, C.-S. 20 08. The eyewall-penetration
merupakan kelebihan yang harus diperhitungkan. reconnaissance observation of typhoon longwang (2005) with
Peralatan yang kecil dan mudah digunakan bisa efektif unmanned aerial vehicle, aerosonde, J. Atmos. Ocean. Techn.,
25: 15–25.
untuk skala lapangan dan aplikasi yang memerlukan
Lin, Z. 2008. UAV For Mapping - Low Altitude Photogrammetric
ketepatan waktu. Sensor pada UAV yang dapat Survey. The International Archives of the Photogrammetry,
menyamai sensor pada satelit, dapat digunakan untuk Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol. XXXVII.
aplikasi di bidang pertanian. Citra UAV yang beresolusi Part B1. Beijing 2008.
tinggi memiliki potensi besar untuk identifikasi dan Mata Angkasa. 2011. Pembuatan Platform Aerial Photo & Video.
Mata Angkasa. Jakarta.
pemantauan lahan pertanian dan pada skala besar.
Satellite Imaging Corporation. 2010. QuickBird Satellite Images
Penggunaan piranti ini di Indonesia masih terkendala and Sensor Specifica tions. http://www.satima gingcorp.com/
oleh keterbatasan teknologi yang tersedia dan satellite-sensors/quickbird. html. Diunduh tanggal 19 Maret
kemampuan sumberdaya manusia yang mampu 2011.
mengoperasikannya. Penelitian dan pengkajian masih ScanEx. 2011. Price List for the Remotely Sensed Data Processing.
perlu terus dilakukan untuk mengembangkan teknik ini http://www.scanex.ru/en/data/default.asp?submenu=processing&
id=prices#a4. Diunduh tanggal 19 Maret 2011.
secara operasional agar citra atau foto dapat diolah
63
Informatika Pertanian, Vol. 20 No.2, Desember 2011 : 58 - 64
SpotImage. 2002. Spot Technical Information: Image Acquisition. Widagdo, D.S. Marsoedi, B. Heryanto, N. Syafaat, dan Wahyunto,
www.spotimage.com. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2011 2000. Estimasi Padi Sawah Melalui Analisis Digital Citra Satelit.
Shofiyati, R., and W. Supriatna. 2007. Landsat TM Imagery for Laporan No.19/ Puslittanak/2000. (unpublished)
Inundated Area Assessment on Agricultural Land. ACRS 2007 Wa hyu nto, Wida gdo, dan B. Herya nto, 2 006 . Penduga an
Prosiding, Kuala Lumpur, 12-16 November 2007. ISBN 978- Produktivitas Tanaman Padi Sawah melalui Analisis Citra Satelit,
9 83 -4 35 50 -0 -5 . Informatika Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Jakarta ,
Shofyati, R., and D.K.G. Purwantoro. 2009. Paddy Crop Coverage 15, 853 – 869.
Identification Using Combination of Greenness and Wetness Waugh. E, and M. Mowlem. 2010. Technical Note: A low cost
for Agricultural Cropping Pa ttern Cha nge Detection. unmanned aeria l vehicle for ship based science missions.
Proceedings of The Second International Workshop Remote Copernicus Publications on behalf of the European Geosciences
Sensing and GIS Series. Center for Remote Sensing, IT B. Union.
Bandung, 15 July, 2009. Wikantik a. K. 200 9. Unmanned Ma pping Technology:
Su rya nto, F. 2 006 . Perk embangan Dan Pemanfaa tan Pesawat Development and Applications. Workshop Sehari “Unmanned
Terba ng Tanpa Awa k (PTTA) Dan Kesiapan Personil Ma pping Technology: Development and Applications”
Pendukungnya. Puslitbang Iptekhan Balitbang Dephan. Buletin (UnMapTech2008). Bandung, Indonesia. 9 Juni 2008.
Litbang Pertahanan Indonesia STT No. 2289 Vol 9 No. 16. Ya ng, C. 20 09. Remote Sensing Application for Precision
Tim Mission Analys LAPAN, 2011. Presentasi pada pertemuan Agriculture: Challenges and Prospects. Paper presented at the
kemungkinan penggunaan UAV untuk estimasi produksi padi di 3rd Asian Conference on Precision Agriculture, Beijing, China,
BBSDLP tanggal 1 Februari 2012. (Unpublished) 14 – 17 November, 2009.
64