Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah METODE NUMERIK
Dosen Pengampu :
Yulita Molliq Rangkuti, S.Si., M.Sc., Ph.D

Oleh :
Wirda Silvia Rambe (4193550023)

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan buku kritisi ini. Penulis
berterimakasih kepada dosen yang relevan yang telah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis meminta maaaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Penulis meminta maaf jika
kesalahan dan mengharapkan kritika dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya penulis mengucapkan trimakasih semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
IDENTITAS BUKU
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB II RINGKASAN
1. Pebedaan dan kesamaan ketiga buku
2. Kekurangan dan kelebihan ketiga buku
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS BUKU

BUKU I

Judul Buku : Metode Numerik Aplikasi Untuk Teknik Sipil


Penulis : Bambang Yulistiyanto
Penerbit : Gadjah Mada University Press
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit :2019
Jumlah halaman : 344 halaman

BUKU II

Judul Buku : Metode Numerik


Penulis :  Rinaldi Munir
Penerbit : Informatika
Tahun Terbit
Jumlah halaman : 420 halaman

BUKU III
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Integral digunakan untuk menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh fungsi -fungsi
tertentu. Sering kali dijumpai suatu fungsi yang tidak dapat/sukar dicari solusi integralnya
secara analitis dikarenakan fungsi yang diintegralkan berupa angka/tabel. Solusi dari fungsi
tersebut dihampiri dengan menggunakan integrasi numerik. Apabila diberikan fungsi yang
memiliki empat titik dengan panjang sub interval heterogen maka dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode trapesium. 
2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode simpson?
2. Bagaimanakah perbandingan kompleksitas antara metode 1/3 dan simpson 3/8?
3  Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui tentang metode simpson.
2. Untuk mengetahui kompleksitas metode simpson 1/3 dan simpson 3/8 yang
diperluas beserta perilakunya.
BAB II
ISI BUKU
2.Ringksan Buku
1.Ringkasan Buku 1
Metode Integral Simpson
Metode integrasi Simpson merupakan pengembangan metode integrasi trapezoida, hanya
saja daerah pembaginya bukan berupa trapesium tetapi berupa dua buah trapesium dengan
menggunakan pembobot berat di titik tengahnya seperti telihat pada gambar berikut ini. Atau
dengan kata lain metode ini adalah metode rata-rata dengan pembobot kuadrat.

Bila menggunakan trapesium luas bangun diatas adalah;


Pemakaian aturan Simpson dimana bobot fi sebagai titik tengah dikalikan dengan dua untuk
menghitung luas bangun diatas dapat dituliskan dengan;

Perhatikan ganbar berikut;

Dengan menggunakan aturan Simpson, luas dari daerah yang dibatasi fungsi y = f(x) dan
sumbu x dapat dihitung sebagai berikut:

1. Defenisikan y=f(x)
2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas integrasi (b)
3. Tentukan jumlah pembagi n
4. Hitung h=(b-a)/n
5. Hitung
Program Integral Trapezoida
1. Tentukan fungsi f(x) dan integral f(x)-eksak

2. Masukkan batas bawah, atas dan nilai h

2.Ringkasan Buku 2
Metode Integral Simpson
Metode integrasi numerik yang sederhana dikembangkan oleh Newton-Cotes atau Metode
Trapesium. Hasil yang agak baik diperoleh bila digunakan panjang interval yang kecil. Cara lain untuk
mendapatkan nilai perkiraan yang lebih akurat yaitu dengan menggunakan polynomial orde lebih
tinggi yang menghubungkan titik-titik data. Misalkan terdapat satu titik tambahan di antara nilai
batas bawah dan nilai batas atas integral. Ketiga titik diplotkan pada kurva analitis Kemudian
diambil suatu polinomial pendekatan yang melewati ketiga titik koordinat tadi.
Deskripsi ini dapat dilihat pada Gambar III.1. di bawah

Untuk mendeskripsikan pernyataan-pernyataan matematika di atas, serta dalam rangka


mendapatkan Formula Simpson 1/3 maka Gbr. III.2 di bawah ini dapat digunakan.

1.ATURAN DASAR SIMPSON 1/3

Grafik di atas merupakan dasar pengembangan Metode Simpson 1/3. Bentuk kontinuitas
pada grafik tersebut akan diubah kedalam bentuk deskret atau finite difference.
Titik-titik absis digunakan xi - 1 , xi dan xi + 1 . Sebagai pendekatan diambil polinomial orde
dua f(x) yang melalui titik-titik f(x i – 1), f(xi) dan f(xi + 1). Metode Simpson 1/3 dapat diturunkan
berdasarkan Deret Taylor. Luas daerah di bawah kurva f(x) pada

Gbr. III.1 dapat dihitung dengan :


2.PENURUNAN METODE SIMPSON 1/3

Selanjutnya dicari nilai luas daerah integrasi I(x i-1) dengan batas bawah dari a sampai x i-1
serta nilai I(xi+1) dengan batas bawah dari a sampai x i+1 sesuai pada Gbr. III.2. Nilainilai integrasi
tersebut dicari berdasarkan pengembangan Deret Taylor yang baru (Persamaan 3.4) yang mencakup
deret positip dan deret campurannya sehingga sesuai dengan yang diminta.

Selanjutnya dicari nilai luas daerah integrasi I(x i-1) dengan batas bawah dari a sampai x i-1
serta nilai I(xi+1) dengan batas bawah dari a sampai x i+1 sesuai pada Gbr. III.2. Nilainilai integrasi
tersebut dicari berdasarkan pengembangan Deret Taylor yang baru (Persamaan 3.4) yang mencakup
deret positip dan deret campurannya sehingga sesuai dengan yang diminta.

Untuk mendeskripsikan pernyataanpernyataan matematika di atas, serta dalam rangka


mendapatkan Formula Simpson 1/3 maka Gbr. III.2 di bawah ini dapat digunakan.

Dengan demikian, luas daerah integrasi di bawah kurva f(x) dengan batas x i-1 sampai xi+1 yaitu :

Ai = I(xi+1) - I(xi-1) (3.7)


Nilai f‘’(xi) diubah ke dalam bentuk finite difference dengan cara diferensial terpusat.

Persamaan 3.11 dikenal dengan nama Metode Simpson 1/3. Karena fungsi pendekatan
melalui tiga titik data maka daerah integrasi terdiri dari dua pias sehingga panjang pias dapat
dihitung sebagai berikut :

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. Dilihat dari sisi tampilan (layout) buku utama lebih menarik disbanding buku
pembanding karena tampilan lebih berwarna sehingga menarik untuk dibaca
2. Dari aspek materi, buku utama lebih sesuai dengan materi ajar perkuliahan
disbanding denga buku pembanding lebih mencakup luas keseluruhan
3. Tampilan buku utama lebih menarik, karena banyak disertai contoh gambar
langsung sedangkan buku pembanding tidak disertai gambar
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN
 Di Indonsia kebangkitan nasional (1908) dipelopori  oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan
Budi Utomo
 Naskah preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut pada bagian akhir adalah
sebagai berkut:
‘‘ …….. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia’’
 ‘Orde Baru’ yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
 isi tritura sebagai berikut:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI
3. Penurunan harga
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati (peny.). 1995,
Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI),
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 --22 Agustus 1945,
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Risalah Sidang Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta. 1995.

Anda mungkin juga menyukai