Selengkapnya :
https://www.academia.edu/11923842/Pengaruh_pendidikan_karakter_sejak_dini_
hingga_remaja_di_era_globalisasi
LAMPIRAN SUMBER 2
PENGARUH
KELOMPOK 9
1. Muklis Riyadi 43114110256
2. Rulansyah 43114110332
3. Hani Sulistiawati 43114110282
4. Rahmawati 43114110284
BAB I PENDAHULUAN
7
1.3 Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta
Mengetahui Definisi dari Moral dan Globalisasi, mengetahui Pengaruh yang
ditimbulkan Globalisasi Terhadap Moral Suatu Bangsa, mengetahui pentingnya
Nilai – Nilai Moral Bagi Kehidupan Suatu Bangsa Pada Era Globalisasi ini, dan
Mencegah dampak/pengaruh dari bahaya Globalisasi ini.
8
BAB II PEMBAHASAN
9
c) Selain itu globalisasi juga berarti meningkatnya saling keterkaitan antara
berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses ekonomi, lingkungan,
politik dan pertukaran kebudayaan.
Jadi globalisasi mencakup semua bidang seperti proses perubahan sosial, arus
informasi, aliran barang, jasa dan uang serta pertukaran budaya.
10
Ada beberapa pengertian Moral, berikut Pengertian Moral menurut Para Ahli :
W.J.S.Poerdarminta menyatakan bahwa moral merupakan ajaran tentang
baik buruknya perbuatan dan kelakuan.
Dewey mengatakan bahwa moral sebagai hal-hal yang berhubungan
dengan nilai-nilai susila.
Baron dkk. Mengatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan
dengan larangan dan tindakan yang membicarakan salah atau benar.
Magnis-Susino mengatakan bahwa moral selalu mengacu pada baik
buruknya manusia sebagai manusia, sehingga bidang moral adalah bidang
kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.
11
Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan
yang dilakukan seseorang yang terkait dengan nilai – nilai baik dan buruk.
12
penelitian itu menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku buruk yang dilakukan
orang adalah hasil dari pelajaran yang mereka terima dari media semenjak usia
anak-anak.
Permasalahan moral sebenarnya sudah ada sebelum Globalisasi muncul.
Namun kemunculan Globalisasi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
perkembangan moral. Dengan adanya Globalisasi, perkembangan moral dapat
menjadi lebih baik karena informasi dapat dilakukan dengan cepat. Ajaran agama,
motivasi, pendidikan, dan pengetahuan dapat diakses oleh siapa saja dengan cepat.
Adapun juga pengaruh dari globalisasi menjadi dampak yang buruk bagi
masyarakat indonesia pada umumnya. Jika menggunakan produk globalisasi
dengan perbuatan yang tercela malah menjadi masalah dan atau memanfaatkan
untuk perbuatan yang dilarang oleh agama maupun negara.
Pemahaman dan pengamalan ajaran agama semenjak dini pun diyakini
dapat menanggulangi permasalahan di atas. Pengetahuan agama akan
membentengi seseorang dari perilaku amoral, kriminal, dan budaya-budaya asing
yang negatif.
13
2.5 Dampak Buruk Globalisasi Terhadap Moral Bangsa Indonesia
Contoh Kasus
Source: news.detik.com/berita/2896968/heboh-pesta-bikini-anak-sma-moral-
siswa-harus-ditingkatkan
Jakarta - Kabar adanya pesta usai Ujian Nasional (UN) yang bertema bikini
menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Peran semua pihak, terutama
keluarga menjadi hal utama untuk menumbuhkan nilai moral kepada generasi
muda agar hal yang serupa tak kembali terulang.
"Peran orang tua, guru dan tentunya pemerintah. Pemerintah tidak boleh hanya
prihatin, karena mereka punya power untuk menentukan mana yang boleh dan
mana yang tidak boleh dilakukan," ujar sosiolog Musni Umar saat berbincang
dengan detikcom, Kamis (23/4/2015).
Selain peran orangtua dan pemerintah, peran sekolah dalam menanamkan nilai
moral kepada siswa juga penting. Terlebih ketika tak ada lagi mata pejalaran
moral yang diajarkan, maka peran aktif seorang guru penting dilakukan agar
budaya global tak mengakar dan menghilangkan budaya bangsa.
14
"Pertama mata pelajaran moral kurang, kedua gurunya tidak memanfaatkan
kesempatan ketika berhadapan dengan siswa untuk menanamkan nilai-nilai moral.
Kalau untuk mata pelajaran, di negara kita mata pelajarannya terlalu banyak, baik
di SD, SMP, termasuk perguruan tinggi," jelasnya.
"Pelajaran moral tidak ada dan guru tidak dilatih dalam mengajar. Tentu berbicara
mengenai pentingnya siswa itu mengembalikan cara berpikir dia sesuai mindset
sebagai suatu bangsa," sambung Musni. Melakukan konstruksi kasus dalam
masyarakat dan mengajarkannya kepada siswa dirasa dapat membantu mereka
untuk memahami pentingnya memiliki nilai moral untuk mempertahankan budaya
Indonesia yang bersih dari pengaruh asing.
"Yang bisa dilakukan itu dengan memanfaatkan peran seorang guru ketika berada
di depan siswa untuk mengajarkan akhlak mulia, budaya, pancasila dan itu harus
ditanamkan kepada mereka. Cara mengajarinya, bisa dengan menceritakan
beberapa kasus di masyarakat, lalu dikonstruksi dan disampaikan kepada mereka.
Hal itu kita bawa ke dalam kehidupan untuk mencari solusi dari beragam kasus
tersebut," kata dia.
"Kuncinya mengembalikan lagi ke bangsa dan negara, berkepribadian dalam
budaya dan kepribadian itu harus tercermin dari budaya kita," tutup Musni.
Dari kasus di atas jelas budaya – budaya semacam ini perlahan merusak
moral generasi bangsa kita. Dan parahnya menurut berita yang beredar acara –
acara semacam ini telah di lakukan di tahun – tahun sebelumya hanya saja tidak
tercium oleh media masa. Bila hal ini terus di biarkan. Apa jadinya moral generasi
bangsa kita? Nilai – nilai luhur nenek moyang kita perlahan tergerus oleh hal – hal
semacam ini. Pertanyaanya bagaimana penyebab budaya semacam ini bisa masuk
di Indonesia?
15
budaya barat merusak moral bangsa ini. Sebagai contoh free sex dan
pergaulan bebas masuk ke Indonesia dari merangseknya budaya barat ke
negeri ini.
2. Kurangnya Agama, Ini juga bisa menjadi sebab rusaknya bangsa Indonesia.
Jika agama yang kita miliki kuat maka tentu saja kita akan takut berbuat dosa.
Sehingga tidak akan ada kejahatan atau paling tidak kejahatan akan sangat
minim dalam negeri ini. Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki
landasan agama yang baik, maka apa berani mereka memakan uang rakyat
(Korupsi).
Oleh karena itu, pendidikan karakter bangsa bagi generasi muda tentu sangat
diperlukan, sehingga ke depan para pemuda memiliki tanggung jawab moral
untuk membela dan membangun Indonesia yang lebih baik.
2.6 Pentingnya Nilai – Nilai Moral Suatu Bangsa Terhadap Era Globalisasi
Globalisasi memiliki sisi positif dan negatif terhadap pendidikan moral. Disatu
sisi, arus globalisasi merupakan harapan yang akan memberikan berbagai
kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun disisi lain, era globalisasi juga
memberikan dampak yang sangat merugikan. Dengan perkembangan sektor
teknologi dan informasi, manusia tidak lagi harus menunggu waktu, untuk bisa
mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia, bahkan yang paling
16
pelosok sekalipun. Kondisi ini menjadikan tidak adanya sekat serta batas yang
mampu untuk menghalangi proses transformasi kebudayaan. John Neisbitt,
menyebutkan kondisi seperti ini sebagai “gaya hidup global”, yang ditandai
dengan berbaurnya budaya antar bangsa, seperti terbangunnya tata cara hidup
yang hampir sama, kegemaran yang sama, serta kecenderungan yang sama pula,
baik dalam hal makanan, pakaian, hiburan dan setiap aspek kehidupan manusia
lainnya. Kenyataan semacam ini, akan membawa implikasi pada hilangnya
kepribadian asli, serta terpoles oleh budaya yang cenderung lebih berkuasa.
Dalam konteks ini, kebudayaan barat yang telah melangkah jauh dalam bidang
industri serta teknologi informasi, menjadi satu-satunya pilihan, sebagai standar
modernisasi, yang akan diikuti dan dijadikan kiblat oleh setiap individu.
Globalisasi menyebabkan perubahan sosial yang memunculkan nilai-nilai yang
bersifat pragmatis, materialistis dan individualistik. Dengan demikian, pendidikan
nilai - nilai moral dan agama, menjadi sangat mutlak bagi terbangunnya tata
kehidupan masyarakat yang damai, adil makmur dan bermartabat. Terlebih lagi,
dalam konteks kehidupan global yang semakin transparan dan penuh kompetisi,
nilai-nilai agama dan moralitas merupakan benteng agar setiap individu tidak
terjerumus dalam praktik kesewenag-wenangan dan ketidak adilan.
17
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif
globalisasi adalah bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus
globalisasi tersebut. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki
dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan
masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan
normatif terhadap segala macam pengaruh luar sehingga apa yang telah menjadi
pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab.
Dalam bidang teknologi dan informasi, langkah yang dapat ditempuh adalah
dengan menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu juga diperlukan
adanya pengawasan dari semua pihak agar informasi yang beredar di masyarakat
tidak membawa dampak negatif terutama untuk kalangan muda. Masyarakat juga
harus berusaha mengikuti perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara
lain dan tidak mudah dibodohi oleh informasi-informasi yang masuk dari luar.
Langkah-langkah di atas tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada peran
aktif dari semua komponen negara baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk
itu diperlukan kerjasama yang baik agar hasilnya dapat maksimal. Kerjasama itu
18
tidak lepas dari persatuan dan kesatuan bangsa sehingga pancasila sebagai
ideologi negara harus dihidupkan kembali.
Selengkapnya : http://www.slideshare.net/Rulan_Syah/pengaruh-globalisasi-
terhadap-nilai-moral-suatu-bangsa?from_action=save
19
LAMPIRAN SUMBER 3
Pengaruh Globalisasi Terhadap Remaja
18 Februari 2012 18:11:00 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:29:25
Di zaman yang sudah sangat maju ini, remaja mana yang tidak mengenal
makna dari kata “Globalisasi”? Hampir 90% dari mereka yang sudah akrab
bahkan menjadikan globalisasi sebagai bagian dari kehidupan mereka. Adapun
10% yang tidak mengenal dan tidak memahami kata globalisasi adalah remaja
yang masih jauh tertinggal dari modernisasi. Umumnya mereka yang tinggal di
dalam suku pedalaman dan masih memegang teguh adat istiadat yang sudah
diturunkan turun-temurun dari nenek moyang mereka. Sebagian besar dari mereka
tidak menempuh jenjang pendidikan dan lebih memilih tinggal di rumah dan
membantu orang tua. Maka tidak heran jika mereka sama sekali tidak mengenal
makna globalisasi, bagaimana bisa mereka mengenal? Baca tulis pun mereka tidak
bisa. Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, hampir 90% remaja yang
sudah sangat mengenal kata “Globalisasi”.
Walaupun kata globalisasi sudah sangat dikenal akrab, bukan berarti
globalisasi itu tidak memberikan dampak bagi para remaja. Globalisasi dapat kita
jadikan sebagai teman, atau pun sebagai lawan. Teman yang baik tentu saja dapat
memberikan dampak yang baik pula. Begitu pula dengan lawan, lawan yang
kejam juga dapat akan memberikan dampak yang kejam pula bagi kita. Nah,
seperti itu pulalah globalisasi dapat berdampak bagi remaja. Sebagai remaja yang
terpelajar, kita harus dapat memilah-milah dampak dari globalisasi, mana yang
patut dicontoh, dan mana yang tidak. Mana yang patut dijadikan teman, dan mana
yang harus dijadikan musuh.
Kali ini kita akan membahas dampak-dampak apa sajakah yang dapat
dihasilkan dari globalisasi. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Namun sebelum itu, saja akan menjelaskan berbagai macam penjelasan dari
“Globalisasi” sebagai pendahuluan kita.
Dalam pengertian yang luas,globalisasi adalah proses penyebaran unsur-
unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui
media cetak dan elektronik. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai
20
hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi.
Menurut Achmad Suparman globalisasi merupakan suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi oleh wilayah. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar
seperti: Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan, Patuh hukum, Kemandirian,
Keterbukaan, Rasionalisasi, Etos kerja, Kemampuan memprediksi, Efisiensi dan
produktivitas, Keberanian bersaing, Manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, diantaranya: Lembaga
pendidikan dan ilmu pengetahuan, Lembaga keagamaan, Industri internasional
dan lembaga perdagangan, Wisata mancanegara, Saluran komunikasi dan
telekomunikasi internasional, Media elektronik termasuk internet, Etika dan
budaya. Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan dari media apa sajakah yang
dapat menjadi sumber dari dampak-dampak globalisasi bagi para remaja. Masa-
masa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan.
Kebanyakan remaja masih memiliki sifat cenderung labil atau cenderung
mengikuti perkembangan di sekitarnya. Mereka beranggapan pada masa remaja,
mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka. Jika tidak
mengikuti perkembangan, berarti mereka tidak modern atau ketinggalan zaman.
Dengan sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang mereka
dapatkan secara tidak sadar. Baik itu dampak positif maupun negatif.
Sumber dari dampak-dampak bagi para remaja umumnya mudah
didapatkan dari perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan, perkembangan
dalam media komunikasi, elektronik, termasuk internet, dan juga dalam
perkembangan etika dan budaya. Pernahkah kita berpikir untuk membandingkan
masa-masa saat orang tua kita masih remaja dengan masa remaja kita sekarang?
Pernahkah kita bertanya pada mereka bagaimana menurut mereka tentang
perbedaan zaman remaja dulu dengan yang sekarang? Jika kalian bertanya,
jawabannya sudah dipastikan, “Sangat jauh berubah”. Bagaimana perubahannya?
Sebagian berubah menjadi jauh lebih baik, dan sebagian lainnya berubah menjadi
sedikit lebih buruk dan mengecewakan. Itu semua diakibatkan oleh dampak dari
21
globalisasi. Dapatkah kalian sebutkan perubahan-perubahan itu? Jika tidak, kita
akan membahasnya bersama-sama
Perubahan atau Dampak positif dari globalisasi:
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di zaman saat Indonesia sedang di jajah
dan setelah merdeka, tidak banyak dari remaja Indonesia saat itu yang dapat
menempuh jenjang pendidikan. Hanya sebagian remaja anak dari bangsawan yang
dapat menempuh jenjang pendidikan. Beberapa tahun setelah itu, sudah mulai
terlihat peningkatan jumlah remaja yang menempuh jenjang pendidikan.
Walaupun demikian, jalan untuk menempuh pendidikan tidak semudah yang
dibayangkan. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki seragam sekolah dan buku
pelajaran. Kebutuhan sekolah mereka masih sangat minimum untuk didapatkan.
Masa demi masa, perkembangan mulai meningkat. Kini hampir seluruh
remaja sudah dapat dengan mudah untuk mengenyam pendidikan apalagi dengan
adanya Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan
pada masa kini, perkembangan ilmu pengetahuan sudah diikuti dengan
perkembangan media elektronik, seperti televisi dan internet. Perkembangan
Komunikasi, Elektronik, beserta Medianya Pada masa saat orang tua kita masih
se-umuran kita, alat komunikasi memang sudah ada, namun masih belum se-
canggih pada masa kita saat ini. Alat elektronik pun juga sebenarnya sudah ada,
seperti radio dan televisi berlayar hitam putih. Namun walau demikian, alat
elektronik seperti itu masih sangat jarang orang yang memilikinya. Bukan karena
itu kuno, namun karena bagi mereka harga elektronik itu sangat mahal.
Berbanding terbalik dengan masa saat ini, sudah sangat jarang remaja yang hobby
mendengarkan radio, bukan karena bagi mereka mahal, namun karena
beranggapan radio merupakan salah satu alat elektronik kuno yang sudah
ketinggalan zaman. Mereka lebih suka alat-alat elektronik yang lebih canggih dan
modern. Seperti MP3 Player, MP4 Player, Laptop, Hand Phone, dan sebagainnya.
Zaman dulu, televisi hanya berlayar hitam putih. Seiring dengan perkembangan
model-model televisi sudah mulai berkembang jauh lebih canggih, seperti TV
LCD, TV LED, TV 3D, bahkan adapula Internet TV.
22
Perkembangan itu terjadi pula pada alat komunikasi. Zaman dulu,
kebanyakan orang berkomunikasi dengan orang yang jauh dengan surat-menyurat.
Paling canggih bagi mereka saat itu menggunakan telepon kabel. Berbeda dengan
sekarang, remaja kini sudah tidak perlu berkomunikasi dengan surat-menyurat,
mereka sudah memiliki alat yang lebih canggih. Yang dapat mengirimkan pesan
hanya dalam beberapa detik, berbeda dengan surat yang baru akan diterima
selama berminggu-minggu. Diantaranya Hand Phone dan Internet. Kedua media
itu sangat memiliki banyak fungsi, yaitu; Hand Phone dapat berfungsi sebagai
media komunikasi 2 arah, saling mengirim pesan singkat (SMS), beberapa Hand
Phone juga menyediakan layanan internet, radio, kamera, bahkan mp3.
Di zaman saat ini, berkomunikasi dengan orang yang berada jauh dari kita
tidak hanya dapat dilakukan dengan menelpon yang hanya dapat mendengarkan
suara saja, berkomunikasi di zaman sekarang terasa sangat lebih mudah, karena
kita juga dapat berkomunikasi dengan bertatap muka dan sekaligus mendengar
suara. Sehingga kita merasa seperti berbincang dan bertatap muka secara
langsung, tanpa dibatasi oleh waktu dan jarak. Sebut saja media canggih itu,
“Video Call“.
Perkembangan Budaya Di masa orang tua kita dahulu masih remaja, cara
berpakaian dan model baju yang mereka kenakan masih sangat sederhana. Tidak
se-unik dan se-modern pakaian remaja saat ini. Pada masa lalu, jika menghadiri
acara resmi, masih banyak dari mereka yang menggunakan baju tradisional,
seperti baju adat, dan kebaya. Berbeda dengan sekarang, remaja yang ingin
menghadiri acara resmi seperti pesta ulang tahun, lebih memilih untuk
mengenakan baju casual yang berciri khas kan kebarat-baratan. Namun, dengan
perkembangan mode berpakaian ini memberikan banyak keuntungan. Salah
satunya, telah terdapat busana muslim dengan bahan atau pola yang berasal dari
daerah lokal. Begitu juga dengan kebaya yang sudah dimodifikasi sesuai dengan
gaya yang lebih modern. Begitu juga dengan batik. Bahkan batik saat ini sudah
banyak diminati oleh masyarakat di luar Indonesia.
Kemudian, sekarang kita akan membahas Perubahan atau Dampak Negatif
dari Globalisasi: Perkembangan Komunikasi, Elektronik, dan Medianya. Di masa
23
yang sudah dapat dikatakan sangat modern ini, elektronik pun sudah tak dapat
hidup jauh dari kita. Namun, perkembangan itu menimbulkan banyak dampak
yang merugikan remaja, diantaranya:
1. Pola hidup konsumtif Perkembangan industri yang pesat menyebabkan
penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu,
masyarakat terutama kalangan remaja untuk mudah tertarik
mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
2. Sikap individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi
maju menyebabkan mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain
dalam beraktifitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial.
Perkembangan Etika dan Budaya Siapa sangka etika remaja masa kini jauh
lebih baik dengan remaja masa lalu? Ternyata itu memang benar adanya, hanya
sedikit dari kalangan remaja yang benar-benar menerapkan sikap sopan dan
santun di lingkungannya, baik kepada yang lebih tua maupun kepada yang lebih
muda. Berikut ini saya berikan beberapa buktinnya:
1. Gaya hidup kebarat-baratan Tidak semua budaya barat baik dan cocok
diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya
asli adalah anak tidak lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas
remaja dan lain-lain. Hampir 50% dari remaja dunia terutama kaum
perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga miliknya. Dan
80% sudah berani mencoba dan menggunakan obat-obatan terlarang
(narkotika). Itulah yang sangat kita sayangkan dari remaja kini, yang
seharusnya mereka menjadi peran penerus pahlawan bangsa. 2. Semakin
lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan
musyawarah mufakat, dan gotong royong.
3. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan
budaya tradisional kita.
4. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak
memperlihatkan kesopanan. Dampak negatif tersebut sangat perlu
diantisipasi dan ditanggulangi dari bahaya globalisasi, disamping dampak
24
negatif yang dirasakan. Beberapa cara mengantisipasi dampak negatif
globalisasi adalah sebagai berikut: Kerjasama yang selaras antara pihak
sekolah baik tingkat SD, SMP, SMA, dan Universitas maupun lembaga
sejenis dengan pihak wali/orang tua siswa dalam hal pengawasan
kegiatan di dalam maupun di luar sekolah. Berikan porsi pendidikan
mental spiritual keagamaan yang sepadan baik di sekolah, maupun di
lingkungan keluarga. Orang tua harus pro aktif dalam menanyakan
kegiatan yang dilakukan oleh anaknnya. Jangan dibiarkan berjalan
sendiri tanpa arah. Usahakan anak menonton acara yang mendidik.
Hindari sinetron dan adegan cerita kaum dewasa. Jangan biarkan remaja
seusia SD, SMP, menggunakan jasa internet tanpa didampingi, bahkan
menggunakan jaringan komputer yang tidak menggunakan sistem blokir
terhadap situs pornografi dan sebagainya. Apa lagi dibiarkan pergi ke
warung internet yang tertutup tanpa didampingi orang yang lebih bijak.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/firlymashita/pengaruh-globalisasi-
terhadap-remaja_550e07c2a33311a62dba7e2f
25
26