Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batugamping merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Komoditas ini menjadi sangat penting dikarenakan manfaatnya yang dapat
digunakan diberbagai jenis industri. Pemanfaatan batugamping di Indonesia dirasa
belum dapat mencukupi kebutuhan industri yang berkembang, dibuktikan dengan
adanya kebutuhan impor kalsium karbonat yang cukup besar dari berbagai negara
tetangga dengan jumlah 12.525.848 kg untuk kelas industri makanan dan farmasi,
dan 63.465.223 kg untuk kelas indutri non-makanan dan farmasi. Kebutuhan
impor ini naik dari tahun 2016 dengan tingkat kenaikan 32% untuk kelas industri
makanan dan farmasi, 1% untuk kelas indutri non-makanan dan farmasi. PT.
Lembo Ade Limestone memilih untuk kelas industri yaitu semen.
Dengan demikian, kecenderungan kebutuhan batugamping untuk industri
merupakan peluang yang harus segera ditindaklanjuti. Batugamping yang ada di
Indonesia dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk kemakmuran bangsa. Atas
dasar tersebut PT. Lembo Ade Limestone melakukan penyelidikan untuk
memanfaatkan batugamping yang ada di Indonesia dengan optimal. Salah satu
tempat yang memiliki potensi tersebut adalah Dusun Sendang 1, Desa Sawahan,
Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hal ini dapat memberikan dampak-dampak positif seperti bertambahnya lapangan
kerja, peningkatan laju roda perekonomian dan pembangunan, tetapi jika tidak
dikelola dengan baik dan benar, di lain pihak akan menimbulkan dampakdampak
negatif terhadap lingkungan hidup setempat maupun terhadap lingkungan hidup
dalam cakupan wilayah yang lebih luas. Dampak negatif yang sangat mungkin
timbul yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya mineral yang dilaksanakan
tidak dengan baik dan benar antara lain meningkatkan erosi dan terjadinya
gerakan tanah, hilangnya symber-sumber air dan terganggu atau rusaknya tanah
pucuk yang subur, tetapi dampak – dampak tersebut dapat diatasi dengan adanya

1
usaha pengolahan lingkungan dan usaha pemantauan lingkungan. Produk
batugamping dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan yaitu: batu
bangunan, bahan bangunan, bahan penstabil jalan, bahan keramik, pembuatan
soda abu, pembuatan karbid, industri semen, dan bahan pemutih dalam industri
kertas.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. Lembo Ade
Limestone adalah Mengkaji kegiatan pertambangan yang sesuai dengan aspek
lingkungan, teknis, dan ekonomi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. Lembo Ade
Limestone adalah sebagai berikut:
1. Mengolah data geologi, eksplorasi, kualitas komoditas tambang, geoteknik,
hidrologi, dan hidrogeologi untuk keperluan perencanaan tambang.
2. Merencanakan secara teknis dan ekonomis kegiatan penambangan
batugamping di daerah tersebut agar dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan
kebutuhan bahan baku industri.

1.3 Ruang Lingkup dan Metode Penyusunan Laporan


1.3.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan perencanaan tambang batugamping di daerah Dusun
Sendang 1, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta mencakup studi kelayakan dan perizinan. Studi kelayakan
mengacu pada keputusan Menteri Pertambangan dan Sumber Daya Mineral
Nomor 1806.K/30/MEM/2018, tanggal 30 April 2018, tentang Pedoman
Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan Rencana Kerja, dan Anggaran
Biaya Serta Laporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
ini diawali dengan kegiatan pengumpulan data sekunder, pengujian laboratorium,
pengolahan data dengan komputasi dan pembuatan laporan perencanaan.
Format laporan studi kelayakan untuk komoditas tambang, terdiri atas :
a. Pendahuluan

2
b. Geologi dan keadaan endapan
c. Estimasi sumberdaya dan cadangan
d. Geoteknik, hidrologi, dan hidrogeologi
e. Rencana penambangan
f. Rencana pengolahan
g. Lingkungan dan keselamatan pertambangan
h. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
i. Organisasi dan tenaga kerja
j. Pemasaran, investasi, dan analisis kelayakan.
1.3.2 Metode Penyusunan Laporan
Metode Penyusunan perencanaan tambang di Dusun Sendang 1, Desa Sawahan,
Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,
dilaksanakan dengan menggabungkan semua data, baik yang diperoleh dari data
sekunder, studi literatur, maupun laporan tentang penelitian terdahulu.
1.3.2.1 Pendahuluan
a. Tujuan:
Untuk mempersiapkan dan merencanakan penyusunan laporan yang merupakan
awal untuk menggambarkan bagaimana keadaan yang akan dilakukan
penambangan.
b. Lingkup kajian:
1. Peta administrasi yang dapat menunjukan secara detail dan jelas lokasi
WIUP dan jalan menuju lokasi serta situasi sekitarnya;
2. Peta tata guna lahan pada WIUP;
3. Akses menuju lokasi WIUP;
4. Keadaan iklim daerah;
5. Infrastruktur yang sudah ada di area WIUP dan sekitarnya; dan
6. Morfologi area WIUP dan sekitarnya;
1.3.2.2 Geologi dan Keadaan Endapan
a. Tujuan:
Untuk mengevaluasi data geologi, struktur geologi dan data pemboran inti yang
didapat di lapangan sebagai data awal untuk kajian selanjutnya.

3
b. Lingkup kajian:
Geologi dan keadaan endapan untuk mineral bukan logam dan batuan dapat
menjelaskan alterasi dan mineralisasi serta peta lokasi pengeboran apabila tidak
melakukan pengeboran.
1.3.2.3 Estimasi Sumberdaya dan Cadangan
a. Tujuan:
1. Menelaah endapan batugamping dan penyebaran kualitas sebagai data
penting untuk perencanaan tambang dan kajian pemanfaatan batugamping.
2. Menelaah dan mengevaluasi rencana pengolahan batugamping yang
mungkin diterapkan di pertambangan batugamping tersebut.
b. Lingkup kajian:
1. Estimasi sumber daya dikecualikan untuk mineral bukan logam dan batuan
yang tidak diatur didalam SNI 4726:2011 beserta perubahannya;
2. Estimasi cadangan dikecualikan untuk mineral bukan logam dan batuan
yang tidak diatur didalam SNI 4726:2011 beserta perubahannya;
1.3.2.4 Geoteknik, Hidrologi, dan Hidrogeologi
a. Tujuan:
Mengkaji dan Mengevaluasi kekuatan tanah dan batuan serta hubungannya
dengan kemampuan menahan beban sarana dan prasarana yang akan dibangun
di lokasi penambangan, serta untuk menelaah data hidrologi dan hidrogeologi
yang mencakup pola penirisan lokal dan karakteristik akuifer dan fluktuasi
muka air tanah (drainage), daerah tangkapan air hujan (catchment area),
pengaruh air tanah terhadap kondisi tambang, serta pola penyaliran yang sesuai
dengan tambang setempat.
b. Lingkup kajian:
1. Dapat menjelaskan tentang rekomendasi geometri lereng dan disposal, dan
rencana pemantauan geoteknik (alat dan metode pemantauan).
2. Dapat menjelaskan jenis, jumlah dan sebaran data penyelidikan, analisa
Hidrologi dan hidrogeologi (perhitungan debit limpasan dan arah aliran),
rekomendasi sistem penyaliran dan pemantauan.

4
1.3.2.5 Rencana Penambangan
a. Tujuan:
Menelaah rancangan geometri penggalian, urutan penambangan, batas
penambangan, dan jalan angkut tambang untuk diterapkan di daerah konsesi
pertambangan batugamping.
b. Lingkup kajian:
Dapat menjelaskan pengelolaan sumber air serta rekomendasi sistem penirisan
dan penyaliran.
1.3.2.6 Perencanaan Tambang
a. Tujuan:
Menelaah rancangan geometri penggalian, urutan penambangan, batas
penambangan, dan jalan angkut tambang untuk diterapkan di daerah konsesi
pertambangan batugamping.
b. Lingkup kajian:
1. Sistem/metoda dan tata cara penambangan menjelaskan dasar penentuan
metoda/sistem penambangan dilengkapi dengan diagram alir penambangan
serta pelaksana kegiatan penambangan (dikerjakan sendiri atau sub-
kontraktor).
2. Menjelaskan tahapan kegiatan penambangan, umur tambang, sekuen
penambangan pertahun dilengkapi peta layout penambangan dan tabel
rencana produksi (bijih, overburden, topsoil), luasan lahan terganggu,
rencana peledakan dan kebutuhan bahan peledak, rencana pengangkutan
material (jarak hauling, geometri jalan dan tanggul pengaman).
3. Menjelaskan jenis, spesifikasi, jumlah dan ketersediaan alat (availability).
1.3.2.7 Perencanaan Pengolahan
a. Tujuan:
Untuk memberikan nilai tambah pada komoditas batugamping yang sesuai
dengan kebutuhan pasar serta menyesuaikan dengan kualitas batugamping yang
ada.
b. Lingkup kajian:
1. Menjelaskan urutan proses pengolahan dilengkapi diagram alir. Rencana
produksi.

5
2. Menjelaskan jenis, jumlah dan kapasitas peralatan pengolahan.
3. Menjelaskan jenis, dan jumlah produk hasil pengolahan.
4. Menjelaskan rencana pengangkutan (jarak), kebutuhan peralatan dan
infrastruktur (jalan, dll).
1.3.2.8 Lingkungan dan Keselamatan Pertambangan
a. Tujuan:
Untuk merencanakan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk pengelolaan
lingkungan akibat potensi dampak kegiatan penambangan, serta pengelolaan
keselamatan kerja, pengelolaan kesehatan kerja, pengelolaan lingkungan kerja,
sistem manajemen keselamatan pertambangan saat melakukan kegiatan usaha
pertambangan.
b. Lingkup kajian:
1. Menjelaskan bagaimana dampak yang akan terjadi berpotensi timbul akibat
adanya kegiatan penambangan, pengolahan dan sarana penunjang.
2. Menjelaskan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk pengelolaan
lingkungan akibat potensi dampak kegiatan penambangan sesuai dengan
dokumen lingkungan hidup termasuk kegiatan reklamasi.
3. Menjelaskan upaya yang akan dilakukan untuk pemantau lingkungan akibat
potensi dampak kegiatan penambangan sesuai dokumen lingkungan hidup.
4. Menjelaskan kegiatan pemanfaatan lahan pascatambang, jadwal
pelaksanaan kegiatan pasca tambang berupa tabel yang berisi kegiatan, dan
jadwal dan kebutuhan biaya serta jumlah.
5. Menjelaskan bagaimana identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian
risiko saat melakukan kegiatan usaha pertambangan.
6. Menjelaskan bagaimana pengelolaan keselamatan kerja, pengelolaan
kesehatan kerja, pengelolaan lingkungan kerja, sistem manajemen
keselamatan pertambangan saat melakukan kegiatan usaha pertambangan.
7. Menjelaskan sistem manajemen keselamatan pertambangan akan
diterapkan.
8. Menjelaskan bagaimana sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatanpertambangan, pengamanan
instalasi, kelayakan sarana, prasarana,instalasi dan peralatan pertambangan,

6
kompetensi tenaga teknik, evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan
saat melakukan kegiatan usaha pertambangan.
9. Menjelaskan bagan struktur organisasi di bidang keselamatan
pertambangan, jabatan struktural Kepala Teknik Tambang dan personil
keselamatan pertambangan di lapangan.
10. Menjelaskan rencana penggunaan dan pengamanan bahan peledak dan
bahan berbahaya lainnya saat menggunakan bahan peledak.
1.3.2.9 Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Tujuan
Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat merupakan upaya serius untuk
menerapkan konsep pada Corporate Social Responsibility (CSR) di dunia
tambang, dengan tujuan untuk lebih mendorong perekonomian, pendidikan,
sosial budaya, kesehatan, dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar
tambang, baik secara individual maupun secara kolektif, agar tingkat kehidupan
masyarakat sekitar tambang tersebut menjadi lebih mandiri.
b. Lingkup Kajian
1. Menjelaskan program kegiatan pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan ketentuan di Kepmen ESDM.
2. Menjelaskan biaya program pengembangan masyarakat pertahun dalam
bentuk matriks tabel.
1.3.2.10 Organisasi dan Tenaga Kerja
a. Tujuan:
Menciptakan struktur organisasi secara baik dan lengkap yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan dalam kegiatan pertambangan.
b. Ruang lingkup:
Mencantumkan bagan struktur organisasi secara lengkap dan mencantumkan
tabel tenaga kerja dalam hal (jumlah, jabatan, status, gaji/upah, warga negara,
kompetensi), apabila menggunakan tenaga kerja asing harus menjelaskan
alasannya dan masa peralihan ke tenaga kerja Indonesia, menjelaskan tenaga
kerja sub-kontraktor, program pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan
kompetensi tenaga kerja.

7
1.3.2.11 Pemasaran, Investasi dan Analisis Kelayakan
a. Tujuan
Melakukan Analisa terhadap masalah pemasaran, investasi dan pendapatan
sehingga dapat ditentukan kelayakan suatu proyek secara ekonomis
b. Ruang Lingkup
1. Menjelaskan jenis, kualitas, jumlah produk akhir yang dihasilkan.
2. Menjelaskan parameter-parameter keekonomian yang digunakan meliputi
asumsi harga jual, tingkat suku bunga pinjaman dan sumber pendanaan.
3. Menjelaskan rincian kebutuhan investasi untuk pendanaan kegiatan mulai
dari eksplorasi, konstruksi, peralatan, modal kerja, modal tetap
(pembebasan lahan, konstruksi, peralatan, dan lain-lain), sumber dana dan
investasi lanjutan untuk kegiatan development atau eksplorasi.
4. Menjelaskan biaya yang dikeluarkan selama tahap produksi meliputi
biaya penambangan, pengolahan, lingkungan dan keselamatan
pertambangan, biaya pengembangan masyarakat, biaya tenaga kerja,
overhead, dll.
5. Menjelaskan rincian proyeksi pendapatan dari kegiatan penambangan.
6. Berupa tabel-tabel laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, arus kas
dan neraca.
7. Menjelaskan tingkat keekonomisan proyek.
8. Berupa tabel kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pendapatan
negara meliputi sektor pajak (PPh 21, PPn, PPh Badan, PBB, dll) dan non
pajak.

1.4 Prosedur Perizinan


Menurut Undang – undang Nomor 3 Tahun 2020 (tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara), batugamping termasuk dalam komoditas tambang. Untuk
dapat berjalannya suatu usaha pertambangan, maka harus memperbaharui dengan
IUP operasi produksi dan juga dibutuhkan perizinan yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Non Logam). Dasar hukum mengenai tata
cara perizinan pertambangan antara lain:

8
a. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. UU No. 32 Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
c. PP No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
d. PP No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Non Logam).
e. PP No. 7 tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang.
Untuk itu dalam usaha pertambangan dibutuhkan perizinan tentang ketentuan-
ketentuan pokok pertambangan dimana telah diatur mengenai perizinan untuk
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan, maka untuk proyek ini diperlukan
perizinan antara lain:
1. Surat Izin Perusahaan,
2. Surat Izin Akta Pendirian dan Pengurusan Badan,
3. Surat Keterangan Persetujuan Tetangga,
4. Surat Izin Tenaga,
5. Surat Izin Pengangkutan dan Pemakaian jalan Raya,
6. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
7. Surat Keterangan Persetujuan Tetangga,
8. Surat Pernyataan Ketertiban Lingkungan,
9. Surat Keterangan Bank.
1.4.1 Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Untuk dapat berjalannya suatu usaha pertambangan maka dibutuhkan perizinan
tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diatur dalam UU No. 3 Tahun 2020
mengenai pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan mendasarkan peraturan
UU No. 3 Tahun 2020, untuk mengajukan Izin Usaha Pertambangan dengan luas
wilayah 25 Ha dalam kurun waktu 10 tahun umur tambang.
IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, wajib memuat ketentuan
sekurang kurangnya:
a. Profil perusahaan;
b. Lokasi dan luas wilayah;
c. Jenis komoditas yang diusahakan;

9
d. Kewajiban menempatkan jaminan kesungguhan eksplorasi;
e. Modal kerja;
f. Jangka waktu berlakunya IUP;
g. Hak dan kewajiban pemegang IUP;
h. Perpanjangan IUP;
i. Kewajiban penyelesaian hak atas tanah;
j. Kewajiban membayar pendapatan negara dan pendapatan daerah, termasuk
kewajiban iuran tetap dan iuran produksi;
k. Kewajiban melaksanakan Reklamasi dan Pascatambang;
l. Kewajiban menyusun dokumen lingkungan; dan
m. Kewajiban melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di
sekitar WIUP.
1.4.2 Tata Cara Perizinan Surat Izin Perdagangan
Surat izin ini diajukan ke Departemen Perdagangan dengan melampirkan akte
notaris tentang PT. Lembo Ade Limestone yang telah disahkan oleh badan
kehakiman. Dalam jangka 1 bulan surat izin ini sudah dapat diberikan. Surat ini
menerangkan barang dagangan yang akan dijual yaitu berupa batugamping.
1.4.3 Tata Cara Surat Izin Tempat Usaha
Surat izin ini diperoleh dengan cara mengisi Formulir Permohonan yang telah
disediakan oleh Bagian Ketertiban Sekwilda Tingkat I. Permohonan disetujui dan
diketahui Kepala Desa atau Kepala Kelurahan dan Camat Kepala Wilayah
setempat.
1.4.4 Tata Cara Perizinan Pemakaian Lahan
Status kepemilikan lahan adalah milik masyarakat, berupa ladang dan kebun.
Perizinan pemakaian lahan berupa perjanjian sewa lahan yang dihitung tiap m 2
selama masa penambangan.
1.4.5 Tata Cara Surat Izin Pengangkutan dan Pemakaian Jalan Raya
Surat izin ini diajukan ke Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.
Permohonan tersebut berisi tentang pengaturan penggunaan jalan bagi kendaraan
terhadap penyimpangan rute perjalanan. Dalam hal ini pemegang izin harus
memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan.
1.4.6. Surat-Surat Wajib Pajak

10
Adapun surat-surat wajib pajak yang harus dipenuhi, sebagai berikut:
a. Pajak Penjualan;
b. Iuran Tetap;
c. Pajak Bumi dan Bangunan;
d. Pajak Pertambahan Nilai;
e. Pajak Penghasilan;
f. Pajak Produksi;
1.4.7 Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Permohonan izin mendirikan bangunan diperlukan untuk mendirikan bangunan-
bangunan perkantoran dan fasilitas-fasilitas lainnya.Permohonan tersebut diajukan
kepada Kantor Pelayanan Perizinan Satu Atap (KPPSA) yang ada pada Kantor
Kabupaten.
1.4.8 Surat Pernyataan Ketertiban Lingkungan dan Izin Tetangga
Surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan bangunan, tata
ruang dan prasarana utilitis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diajukan
kepada masyarakat sekitar lokasi penambangan.
1.4.9 Surat Keterangan Persetujuan Tetangga
Surat keterangan persetujuan tetangga dapat diperoleh dengan cara mengajukan
kepada masyarakat sekitar dan merupakan surat yang menyatakan persetujuan dari
masyarakat sekitar lokasi penambangan atas pendirian bangunan.
1.4.10 Tata Cara Memperoleh Surat Izin Perusahaan
Surat Izin Perusahaan dapat diperoleh dengan cara mengajukan surat permohonan
kepada Menteri seperti tercantum pada pasal 40 ayat (5) UU No.3 Tahun 2020
mengenai Mineral dan Batubara. Permohonan tersebut berisi formulir tentang
usaha yang dilaksanakan yaitu penambangan batugamping yang berlokasi di
Dusun Sendang 1, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.4.11 Izin Tenaga Kerja
Permohonan ini ditujukan ke Departemen Tenaga Kerja daerah setempat dengan
tembusan ditujukan kepada Bupati setempat. Selain itu pula diperlukan izin dari
pihak keamanan setempat (Kejaksaan, KORAMIL, KODIM, Kepolisian).

11
1.4.12 Surat Izin Mendirikan Perusahaan
Surat izin ini diajukan kepada Dirjen Aneka Industri, Departemen Perindustrian
melalui Kanwil Dinas Perindustrian setempat. Surat permohonan ini disetujui oleh
Kanwil tersebut jika perusahaan telah mempunyai prasyarat-prasyarat yang telah
ditentukan.

1.5 Pelaksanaan Perencanaan Penambangan


1.5.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Lembo Ade Limestone
Alamat : Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telp. : (0274) 112170
Penanggung Jawab : Moh. Ardiansyah
Jabatan : Direktur Perusahaan
Lokasi : Proyek Dusun Sendang 1, Desa Sawahan, Kecamatan
Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Bidang Usaha : Penambangan Batugamping

Perencanaan tambang di Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten


Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan dipimpin oleh ketua divisi yang
sekaligus sebagai pemilik PT. Lembo Ade Limestone dibantu oleh beberapa orang
staff dan operator. Tahap perencanaan ini dijadwalkan akan dimulai dari bulan
Oktober dan akan berakhir pada bulan Januari. Kegiatan perencanaan ini meliputi:
observasi lapangan, pengambilan data (primer dan sekunder), pengolahan data,
penyusunan laporan perencanaan, dan presentasi hasil perencanaan.
1.5.2 Tim Pelaksanaan Perencanaan Penambangan
Laporan disusun oleh Tim Ahli PT. Lembo Ade Limestone yang terdiri dari:
1. Konsultan Perusahaan : Dr. Ir. Waterman S. B., MT
2. Ketua Divisi Teknik Pertambangan : Moh. Ardiansyah
3. Divisi Geologi/Eksplorasi/Pemetaan : M. Yogi Pratama
Khairul Fadilah

4. Divisi Geoteknik dan Geomekanika : Maulana Tombak Ajati

12
M. Imron Rosadi A
5. Divisi Hidrologi & Hidrogeologi : Ilfani Widiastuti
Arif Rezky Mamana
6. Divisi Pengolahan : Hafizhan Hilman
Moh. Ardiansyah
7. Divisi Maintenance (Alat Berat) : Maulana Tombak Ajati
M. Imron Rosadi A
8. Divisi AMDAL/Reklamasi : Hafizhan Hilman
Moh. Ardiansyah
9. Divisi Investasi dan Analisis Kelayakan : Ilfani Widiastuti
Arif Rezky Mamana
10. Divisi Simulasi & Komputasi : M. Yogi Pratama
Khairul Fadilah
11. Divisi K3 & Hukum Pertambangan : M. Yogi Pratama
Khairul Fadilah
12. Divisi Pemasaran : Ilfani Widiastuti
Arif Rezky Mamana
13. Divisi Organisasi dan Tenaga Kerja : Maulana Tombak Ajati
M. Imron Rosadi A
1.5.3 Jadwal Pelaksanaan Perencanaan Tambang
Rincian jadwal kegiatan sampai dengan penyusunan rencana tambang
Batugamping dilaksanakan selama kurang lebih enam bulan. Dengan rincian
dapat dilihat pada Tabel 1.1. Berdasarkan studi kelayakan dapat ditentukan
sumberdaya layak ditambang atau tidak. Jika tidak layak, maka dilakukan
pengarsipan data agar dapat dipergunakan sebagai referensi penambangan pada
masa yang akan datang. Jika sumberdaya dinyatakan layak untuk ditambang,
maka kegiatan penambangan dapat mulai dilakukan.

Tabel 1.1

13
Jadwal Pelaksanaan Perencanaan Tambang PT. Lembo Ade Limestone

14

Anda mungkin juga menyukai