Anda di halaman 1dari 31

PENYIMPANAN, RETENSI SERTA PEMUSNAHAN REKAM MEDIS

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pelaksanaan Kegiatan PKL


Pada Masa Pandemi Covid-19

Disusun oleh :

MUHAMAD FARHAN

P1337437119057

i
PROGRAM DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sebagai
laporan pelaksanaan kegiatan PKL pada masa pandemi Covid-19 yang berjudul
“Penyimpanan dan Retensi serta Pemusnahan Rekam Medis”.

Tugas ini diajukan untuk memenuhi syarat tercapainya laporan Praktek


Kerja Lapangan (PKL) Semester 2 Prodi D III Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Polkesmar. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
hasil makalah ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan
segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Edy Susanto, SH, S.SI, M.Kes selaku dosen atau koordinator Praktik Kerja
Lapangan 1.
2. Rekan-rekan Prodi DIII Rekam Medis dan Infoemasi Kesehatan Polkesmar
yang telah memberikan semangat dan masukan kepada penulis.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam makalah


ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan
sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita


semua dan semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,
Amin.

Banyumas, Mei 2020

ii
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv

DAFTAR TABEL........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.....................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................2
C. TUJUAN..........................................................................................2
D. MANFAAT......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekam Medis.................................................................3


B. Filling...............................................................................................5
C. Retensi Rekam Medis......................................................................18
D. Pemusnahan Rekam Medis..............................................................23

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN................................................................................24
B. SARAN............................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................25

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Roll o’pack, rak penyimpanan arsip inaktif arsip rekam medis rawat
inap (dokumentasi Yasmin Ari dan Yuli Rohmiyati, 2016)
Gambar 2 cara penyimpanan rekam medis
Gambar 3. Alur Kegiatan Penyusutan Rekam Medis (Berdasarkan penelitian
Yasmin Ari dan Yuli Rohmiyati 2017)

Gambar 4. Berita acara pemusnahan (Sumber data ; Shofari, B.2002)

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 metode penjajaran rekam medis
Tabel 2.2 lama tahun penyimpanan rekam medis

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Rumah sakit, satu kegiatan dalam admistrasi yaitu masalah filling,
retensi dan pemusnahan. Salah satu jenis kegiatan yang banyak dilaksanakan
diberbagai rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta ialah pekerjaan
menyimpan rekam medis, filling data perawat atau dokumen penting lainnya.
Filling mempunyai peranan yang sangat penting dalam administrasi, yakni
sebagai pusat ingatan dan sumber informasi dalam rangka melakukan kegiatan
perencanaan, penganalisaan, perumusan, kebijaksanaan, penilaian,
pengendalian, dan pertanggung jawaban.
Tetapi walaupun begitu ada juga rumah sakit-rumah sakit yang belum
melakukan penataan fillingnya dengan baik. Filling merupakan salah satu
macam pekerjaan tata usaha, yang banyak dilakukan oleh setiap rumah sakit,
baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Masih banyak dijumpai filling
yang hanya di tumpuk didalam gudang sehingga cepat rusak dan sulit untuk
ditemukan kembali. Bahkan banyak orang menganggap bahwa pekerjaan
kerasipan hanya pekerjaan mudah dan remeh, padahal jika di tinjau lebih
dalam pekerjaan ini membutuhkan penanganan yang khusus untuk menjamin
kelangsungan rumah sakit. Beberapa faktor yang menyebabkan rumah sakit
belum atau tidak melakukan penataan filling sebagaimana mestinya antara lain
kurang adanya kesadaran pegawai, khususnya pimpinan rumah sakit akan
pentingnya penataan filling dalam kegiatan administrasi. Kemungkinan faktor
lain adalah tidak tersedianya tenaga khusus atau ahli dalam bidang filling.
Sistem filling yang baik adalah sistem yang mudah dilaksanakan praktis dan
ekonomis, mudah dimengerti, tidak memakan tempat dan sesuai bagi rumah
sakit yang bersangkutan.
Banyaknya arsip yang dihasilkan harus diimbangi dengan proses
penyusutan agar arsip yang terus meningkat tidak mengakibatkan
penumpukan di unit pengolah dan tidak mengganggu kelancaran proses kerja.

1
Penyusutan arsip menjadi aspek yang perlu diperhatikan sehingga dapat
diketahui arsip yang berstatus aktif dan arsip yang telah berubah statusnya
menjadi arsip inaktif. Penyusutan arsip rekam medis dilakukan untuk
mengurangi arsip yang semakin bertambah sebagai hasil dari kegiatan
administrasi rumah sakit.
Penyusutan arsip rekam medis dilakukan secara bertahap yaitu dimulai
dari pemilahan, pemindahan, penilaian, dan pemusnahan. Sebelum melakukan
kegiatan penyusutan arsip diperlukan suatu pedoman untuk menentukan
jangka waktu penyimpanan arsip atau disebut dengan jadwal retensi arsip
rekam medis. Jadwal retensi rekam medis berisi daftar formulir rekam medis
yang akan disimpan dan jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan
kegunaannya di setiap lembaga pemerintah sebagai pedoman dalam
penyusutan berkas rekam medis (Depkes RI, 2006:99).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rekam medis?
2. Apa pengertian filling?
3. Bagaimana sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit?
4. Apa yang dimaksud dengan retensi rekam medis?
5. Apa itu pemusnahan rekam medis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rekam medis.
2. Untuk mengetahui pengertian filling
3. Untuk mengetahui sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit.
4. Untuk mengetahui pengertian retensi.
5. Untuk mengetahui pemusnahan rekam medis
D. Manfaat
Dengan ditulisnya makalah ini yang berjudul ‘Penyimpanan, Retensi serta
Pemusnahan Rekam Medis’ penulis mengharapkan memberikan wawasan
yang luas terhadap penulis sendiri maupun bagi para pembaca tentang filling,
retensi dan pemusnahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekam Medis


Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan
gawat darurat. Secara sederhana, rekam medis seakan-akan hanya merupakan
catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam
rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada catatan biasa,
sesudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan
dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang
pasien yang datang ke rumah sakit.
Rekam medis mempunyai pengertian, yang sangat luas tidak hanya
sekedar kegiatan pencatatan. Akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu
sistem penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis adalah
merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di
rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien
itu mendapat pelayanan medik di rumah sakit. Dan dilanjutkan dengan
penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan
serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani
permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
Orang yang bertanggung jawab atas pemilikan dan pemanfaatan Rekam
Medis adalah Direktur Rumah Sakit, pihak Direktur bertanggung jawab atas
hilang, rusak, atau pemalsuaannya, termasuk penggunaannya oleh badan atau
orang yang tidak berhak. Isi rekam medis dimiliki oleh pasien yang wajib
dijaga kerahasiaanya, terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas di
ruangan selama pasien dirawat, tidak seorangpun diperbolehkan mengutip
sebagian atau seluruh Rekam Medik sebuah Rumah Sakit untuk kepentingan

3
pihak-pihak lain atau perorangan, kecuali yang ditentukan oleh peraturan 
perundang-undangan yang berlaku. Berkas rekam medik sebuah rumah sakit
tidak boleh dikirimkan ke tempat keperawatan lain jika seandainya pasien
dirujuk untuk mendapatkan perawatan lanjutan di institusi atau rumah sakit
lain, yang dikirimkan cukup resume (kesimpulan) saja.
Isi rekam medis rumah sakit merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan kegiatan manajemen rumah sakit, rekam medik rumah sakit harus
mampu menyajikan informasi lengkap tentang proses pelayanan medis dan
kesehatan di rumah sakit, baik dimasa lalu, masa kini maupun perkiraan masa
datang tentang apa yang akan terjadi. Aspek Hukum Peraturan Menteri
Kesehatan tentang pengisian rekam medik dapat memberikan sanksi hukum
bagi rumah sakit atau petugas kesehatan yang melalaikan dan berbuat khilaf
dalam pengisian lembar-lembar rekam medik.
Ada dua jenis rekam medis rumah sakit, rekam medis untuk pasien rawat
jalan termasuk pasien gawat darurat berisi identitas pasien, hasil anemnesis
(keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita,
riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturungkan atau yang
ditularkan diantara keluarga), hasil pemeriksaan, (fisik laboratorium,
pemeriksaan kasus lainnya), diagnostik karja, dan pengobatan atau tindakan,
pencatatan data ini harus diisi selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah pasien
diperiksa.  Rekam medik untuk pasien rawat inap Hampir sama dengan isi
rekam medis untuk pasien rawat jalan, kecuali persetujuan pengobatan atau
tindakan, catatan konsultasi, catatan perawatan oleh perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, catatan observasi klinik, hasil pengobatan, resume akhir,
dan evaluasi pengobatan.   
Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak
mungkin tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang
diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

4
Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain:
1. Aspek Administrasi, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi, karena Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan. 
2. Aspek Medis, Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena
isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha untuk menegakkan hukum serta penyediaan
bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,
karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek keuangan. 
5. Aspek Penelitian, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,
karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
kesehatan. 
6. Aspek Pendidikan, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang
perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan
kepada pasien.
7. Aspek Dokumentasi, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
laporan rumah sakit. 
B. Filling
1. Pengertiaan Filling
Filling adalah sistem penataan rekam medis dalam suatu tempat yg
khusus agar penyimpanan dan pengambilan ( retrieval ) menjadi lebih
mudah dan cepat. Selain itu filing juga menyediakan dokumen rekam

5
medis yang telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan penggunaan
mencari informasi sewaktu-waktu jika diperlukan.
2. Tugas Pokok
a. Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan
penyimpanan DRM,
b. Mengambil kembali (retriev) DRM untuk berbagai keperluan,
c. Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan sarana pelayanan kesehatan,
d. Memisahkan penyimpanan DRM in-aktif dari DRM aktif,
e. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis,
f. Menyimpan DRM yang dilestarikan (diabadikan), dan
g. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.
3. Peran dan Fungsi
a. Sebagai penyimpan DRM.
b. Menyimpan DRM untuk berbagai keperluan..
c. Pelindung arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis.
d. Melindungi arsip-arsip DRM terhadap bahaya kerusakan fisik,
kimiawi, dan biologi.
4. Unsur Dasar Manajemen dalam Rekam Medis
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management, ada
enam unsur dasar dari manajemen, yaitu :
a. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia membuat tujuan dan melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia dengan
kualitas baik sesuai dengan kompetensi dibidangnya masing-masing.
b. Money atau pendanaan merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.
Biasanya di unit rekam medis, pendanaan bukan dalam bentuk uang,
melainkan dalam bentuk barang. Misalnya, memesan kebutuhan
formulir, map dokumen, dan rak filing.

6
c. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam rekam medis khususnya ruang filing, material mencakup pada
bahan yang digunakan dalam pembuatan formulir rekam medis, map
dokumen, jenis dan warna tinta yang dipakai, serta bahan yang
digunakan dalam pembuatan rak filing.
d. Machine atau sarana dan prasarana digunakan untuk memberi
kemudahan serta menciptakan efesiensi kerja petugas dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi petugas di ruang filing. Berikut
adalah peralatan yang digunakan:
1) Media Penyimpanan
a) Filing Kabinet
Adalah lemari arsip yang terdiri dari beberapa laci, antara
1-6 laci, tetapi yang paling banyak digunakan adalah 4 dan 5
laci. Setiap laci dapat menampung kurang lebih 5.000 lembar
arsip ukuran surat yang disusun berdiri tegak lurus (vertikal)
berderet ke belakang. Filing kabinet berguna untuk menyimpan
arsip atau berkas yang masih bersifat aktif. Filing kabinet dapat
terbuat dari plastik atau logam karena lebih kuat.
b) Rotary Filing System
Adalah semacam filing kabinet tetapi penyimpanan arsip
dilakukan secara berputar. Alat ini dapat digerakkan secara
berputar, sehingga dalam penempatan dan penemuan kembali
arsip tidak banyak memakan tenaga. Alat ini terbuat dari bahan
yang kuat seperti logam atau besi. Arsip disimpan pada alat ini
secara lateral.
c) Lemari Arsip
Adalah lemari tempat menyimpan arsip dalam berbagai
bentuk arsip. Lemari ini dapat terbuat dari kayu atau juga besi
yang dilengkapi dengan daun pintu yang menggunakan engsel,
pintu dorong, atau pun menggunakan kaca. Ada juga yang
dibuat untuk menyimpan banyak arsip dengan menghemat

7
ruangan, lemari seperti ini yang dinamakan dengan roll o pack.
Penyusunan arsip dapat dilakukan dengan cara berdiri
menyamping (lateral) dengan terlebih dahulu arsip dimasukkan
ke dalam ordner atau dengan cara ditumpuk mendatar
(horizontal) dengan terlebih dahulu arsip dimasukkan ke map,
berfungsi untuk menyimpan berbagai macam bentuk arsip.
d) Rak Arsip
Adalah lemari tanpa pintu tempat menyimpan arsip yang
disusun secara lateral (menyamping). Arsip-arsip yang akan
disimpan di rak terlebih dahulu dimasukkan ke dalam ordner
atau kotak arsip. Ordner atau kotak arsip ditempatkan di rak
arsip sehingga tampak punggung dari ordner atau kotak arsip,
yang berguna untuk menepatkan label atau judul dari arsip yang
ada di dalamnya. Rak arsip dapat dibuat dari kayu atau besi.

Gambar 1. Roll o’pack, rak penyimpanan arsip inaktif arsip rekam medis rawat inap
(dokumentasi Yasmin Ari dan Yuli Rohmiyati, 2016)

e) Rak / Laci Kartu


Adalah laci-laci yang disusun secara teratur dalam rak,
untuk menyimpan kartu-kartu ukuran kecil yang disusun secara
vertikal. Alat ini terbuat dari kayu dan banyaknya laci dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
f) Tickler File
Adalah alat semacam kotak yang terbuat dari kayu atau besi
baja untuk menyimpan arsip membentuk kartu atau lembaran
yang berukuran kecil, seperti lembar pinjam arsip, atau kartu-

8
kartu lain yang memiliki jatuh tempo. Namun demikian, tickler
file bisa saja digunakan untuk menyimpan kartu nama atau
kartu perpustakaan. Di bagian dalam tickler file dilengkapi juga
dengan guide atau pembatas. Tickler file berfungsi sebagai alat
pengingat bagi petugas arsip.
g) Kotak / Box
Adalah kotak yang digunakan untuk menyimpan arsip yang
bersifat inaktif. Biasanya terbuat dari karton tebal. Arsip yang
disimpan di dalam kotak terlebih dahulu disimpan ke dalam
folder.
e. Methode atau sistem adalah suatu cara kerja yang dapat mempermudah
jalannya pekerjaan atau penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas.
5. Sistem Penyimpanan Rekam Medis Di Rumah Sakit

Gambar 2 cara penyimpanan rekam medis


Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih
dahulu mengetahui bentuk pengurusan penyimpanan yang ada dalam
pengelolaan Rekam Medis. Ada dua cara pengurusan penyimpanan dalam
penyelenggaraan Rekam Medis yaitu:
a. Sentralisasi 
Sentralisasi ini diartikan penyimpanan Rekam Medis seorang
pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun
catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping
banyak kelebihan juga ada kekurangannya.

9
Kelebihan sistem penyimpanan sentralisasi: Mengurangi terjadinya
pengganaan dalam pemeliharaan dan penyimpanan Rekam Medis.
Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan
ruangan. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis
mudah distandarisasikan. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja
petugas penyimpanan. Mudah menerapkan sistem unit record.
Kekurangan sistem penyimpanan sentralisasi:  Petugas menjadi
lebih sibuk, karena harus menangani Unit Rawat Jalan  dan Unit Rawat
Inap.
b. Desentralisasi 
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis penderita di rawat. Rekam medis
poliklinik disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam
medis penderita di rawat disimpan di bagian pencatatan medis.
Kelebihan :  Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan
lebih cepat. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangannya :  Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam
medis. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruangan lebih
banyak.   
Secara teori cara sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara sistem
desentralisasi, tetapi pada pelaksananya sangat tergantung pada situasi
dan kondisi masing-masing rumah sakit. Hal-hal yang mempengaruhi
yang berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut antara lain karena
terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani
pengelolaan rekam medis. Kemampuan dana Rumah Sakit yang
dikelolah oleh Pemerintah Daerah.
Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada
penyimpanan warkat agar kemudahan kerja penyimpanan dapat
diciptakan dan penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan
dengan cepat bilamana warkat tersebut sewaktu-waktu diperlukan.
Sistem penyimpanan pada prinsipnya adalah penyimpanan berdasarkan

10
kata-tangkap (caption) dari warkat yang disimpan baik berupa huruf
maupun angka yang disusun menurut urutan tertentu. Pada dasarnya
ada 2 (dua) jenis urutan, yaitu urutan abjad dan urutan angka. Sistem
penyimpanan yang berdasarkan urutan abjad adalah sistem mana
(sering disebut sistem abjad), sistem geografis, dan sistem  subjek.
Sedangkan yang berdasarkan urutan angka adalah sistem numerik,
sistem kronologis dan sistem subjek numerik.  Pada umumnya sistem
penyimpanan yang dapat dipakai sebagai sistem penyimpanan yang
standar adalah sistem abjad, sistem numerik sistem geografis dan
sistem subjek.
Alur Rekam Medis dan Staf Rekam Medis Alur rekam medis
pasien rawat jalan dari mulai pendaftaran hingga penyimpanan rekam
medis secara garis besar (Menurut Depkes) adalah pasien membeli
karcis di loket pendaftaran. Pasien dengan membawa karcis mendaftar
ke tempat penerimaan pasien Rawat Jalan. Petugas tempat penerimaan,
pasien Rawat Jalan mencatat pada buku register nama pasien, nomor
Rekam Medis, identitas, dan data sosial pasien dan mencatat keluhan
pada kartu berobat rumah sakit. Petugas tempat penerimaan pasien
membuat kartu berobat untuk diberikan kepada pasien, yang harus
dibawa apa pasien berobat ulang.
Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat disamping harus
memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat kepada
petugas akan mengambil berkas Rekam Medis pasien ulangan tersebut.
Kartu berobat rumah sakit dikirim ke poli yang dituju sesuai dengan
keluhan pasien, sedangkan pasien datang sendiri ke poli. Petugas poli
mencatat pada buku Register Pasien Rawat Jalan nama, nomor rekam
medis, jenis kunjungan, tinakan atau pelayanan yang diberikan dan
sebagainya. Petugas di Poli (perawat) membuat laporan atau
rekapitulasi harian pasien Rawat jalan. Petugas rekam medis
memeriksa kelengkapan pengisian Rekam Medis dan untuk yang
belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya. Petugas rekam
medis membuat rekapitulasi setiap akhir bulan, untuk membuat

11
laporan dan statistik rumah sakit. Berkas Rekam Medis pasien
disimpan menurut nomor Rekam Medisnya.
Kepemilikan Rekam Medis  Sesuai praktek Kedokteran, berkas rekam
medis menjadi milik Dokter, Dokter gigi, sarana pelayanan kesehatan.
Sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.
Pengorganisasian Rekam Medis  Pengorganisasian rekam medis sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749/Menkes/Per/XII/1989
tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaanya. Untuk pembinaan,
pengendalian dan pengawasan tahap rekam medis di lakukan oleh
pemerintah pusat.
6. Sistem Penjajaran Rekam Medis
Mutu pelayanan fasilitas kesehatan, baik rawat jalan, inap maupun
gawat darurat sangat dipengaruhi oleh sistem penjajaran rekam medis dan
pengelolaan sarana prasarana rekam medis. Penjajaran adalah sebuah
sistem penataan rekam medis dalam suatu sekuens yang khusus agar
rujukan dan pengambilan kembali bekas rekam medis (retrieve) menjadi
mudah dan cepat. Oleh sebab itu, maka sistem penjajaran rekam medis
tersebut harus dikelola dengan baik dan benar. Sistem penjajaran meliputi:
a. Penjajaran dengan sistem Alfabetik.
Apabila sebuah fasilitas kesehatan tidak menggunakan sistem
penomoran sebagai sistem penjajaran rekam medisrekam medis,
biasnaya nama pasien lah yang akan digunakan sebagai identifikasi
rekam medis pasien.
Terdapat 3 (tiga) cara mengurutkan dalam metode alfabetikal,
yaitu alfabetik murni, fonetik, dan soundex fonetik.Penjajaran
berdasarkan alfabetik dapat dilakukan dengan sistem nama langsung
(nama pertama diikuti nama kedua dan terakhir nama keluarga) dan
sistem nama keluarga (nama keluarga diikuti nama pertama kemudian
inisial nama kedua). Pasien yang namanya sama harus dijajar
kronologis sesuai urutan tanggal lahir atau tanggal berobat
pertamanya.Kegiatan penjajaran menggunakan alfabetik ini cenderung
menyita waktu kerja yang cukup lama dan memiliki resiko tinggi

12
timbulnya kesalahan pada penulisan nama, misalnya nama berubah dan
salah dalam pengejaan.
Selain itu, sulit dalam mengontrol area yang akan dimanfaatkan
karena tidak mungkin memprakirakan berkas baru mana yang akan
dijajar, mengingat nama tidak mungkin disebar rata di area penjajaran.
Kemudian, sulit untuk mencegah kongesti di suatu tempat dan
mendorong file yang ada bila suatu lokasi sudah padat. Penggunaan
sistem penjajaran berdasarkan alfabetik disarankan untuk digunakan
oleh pelayanan fasilitas kesehatan dalam jumlah yang kecil atau
pelayanan dengan perubahan pasien yang rendah.
b. Penjajaran dengan sistem Penomoran yang terdiri dari:
1) Sistem Angka langsung (Straight Numerical System)
Sistem penjajaran dengan penomoran langsung adalah
suatu tindakan menjajar rekam medis di rak dengan merunut
nomor rekam medis secara berkelanjutan. Sistem
penyimpanan berdasarkan penomoran secara seri, unit maupun
seri-unit dapat dijajar dengan sistem ini. Pada sistem ini,
rekam medis dijajar urut seri nomor sebagai berikut:
108264 108265 108266 108267
Metode penjajaran ini mencerminkan tepat tatanan
kronologis urut rekam medis sesuai saat penerbitannya.
Kelebihan dari sistem ini adalah petugas pelayanan kesehatan
akan mudah dilatih untuk memahami sistem penjajaran,
kemudian petugas juga akan mudah untuk mendapatkan
kembali rekam medis sesuai dengan keperluan reset urut waktu,
dan mudah memilah rekam medis inaktif.
Tetapi terdapat pula kekurangannya yaitu lebih mudah
salah penjajaran karena penjajar harus memperhatikan seluruh
nomor untuk menentukan letaknya dalam file. Kemudian,
mudah salah mentranskrip nomor bila satu digit salah tulis,
sebagai contoh: 1 ditulis untuk 7. Mudah salah pula dalam

13
menulis nomor bila nomor ditulis terbalik sebagai contoh:
19435 ditulis 19453.

Selain itu, dalam sistem penomoran langsung ini nomor


yang besar adalah yang terbaru, oleh karenanya file aktif akan
terkumpul padat pada satu areal file, dan sulit memperkerjakan
banyak petugas karena akan berjejal bekerja di satu lokasi file
yang sama (congesti petugas).
2) Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing System)
Sistem penjajaran dengan sistem angka akhir adalah suatu
tindakan menjajar rekam medis di rak dengan berfokus pada:
a) 2 digit terakhir yang disebut dengan “Primary Digit”
b) 2 digit yang ditengah yang disebut ”Secondary Digit”
c) 2 digit terdepan yang disebut “Tertiary Digit”
Contoh: nomor 04 20 94 ditulis dengan cara:
04 - 20 - 94
tertier sekunder primer
3) Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing System)
a) Ada seratus (100) seksi primer (primary section) dimulai
dari 00 - 99. Pada saat menjajar, petugas memperhatikan
terlebih dahulu kelompok nomor digit primernya. ump.
nomor 04 20 94 harus dijajar di seksi primer 94.
b) Ada 100 seksi sekunder juga dimulai dari 00 -99. Untuk
nomor 04 20 94 akan terjajar di bagian 20 dari bagian
sekunder untuki seksi primer “94”
c) Di dalam seksi tertier juga dimulai dari 00-99. Untuk
nomor 04 20 94 akan terjajar di bagian 04 dari bagian
tertier untuk seksi sekunder “20” dan seksi primer “94”.
Tatanan jajaran rekam medis dengan terminal digit filing
adalah sebagai berikut:
00 – 02- 50 00- 03 -50 00 -04 -50
st – 02 - 50 st - 03 - 50 st -04 - 50
st – 02 - 50 st – 03- 50 st -04 - 50

14
st – 02 - 50 st - 03 -50 st -04 - 50
99 – 02- 50 99 - 03 -50 99 -04 -50 dst.

Petugas memperhatikan kelompok angka dari ujung kanan


ke kiri. Ump. nomor 14-20- 94, maka petugas menuju ke lokasi
seksi primer 94. Di dalam lokasi seksi primer 94 ia mencari
seksi sekunder atau subseksi 20, di sini ia akan mengurut letak
rekam medis sesuai kelompok digit yang ada di paling kiri 04.
Adaptasi bisa dilakukan bila sudah melayani lebih dari 6 digit
Contoh: 01 - 99 - 99 – 99
01 - 99 - 99 - 99 - 99.
Kelebihan sistem angka akhir (terminal digit filing)
diantaranya, rekam medis akan tersebar di 100 seksi, tidak akan
terjadi kongesti petugas waktu kerja. Bila ada rekam medis
baru ke 100 baru akan menambah file di jajaran seksi primer
yang sama.Contoh : 00-00-01 sd 00-01-00 (no 1-100) baru
kembali ke seksi primer 01 untuk rekam medis ke 101  00-
01-01. Kemudian, petugas dapat ditentukan berdasarkan seksi
yang menjadi tanggungjawabnya. Selain itu, desalahan
menjajar akan terkurangi. Sedangkan kekurangan sistem angka
akhir (terminal digit filing) yaitu lebih sulit dipelajari
dibandingkan dengan sistem alfabetik.
c. Penjajaran dengan sistem penomoran lainnya.
No. Sistem Sistem Penjajaran
Penyimpanan/Sistem
Pengarsipan
1 Alfabetik Alfabetik
2 Alfanumerik Alfanumerik
3 Kronologis Alfabetik , Alfanumerik, Numerik
4 Kasus Alfabetik , Alfanumerik, Numerik
5 Wilayah/Family Folder Alfabetik , Alfanumerik, Numerik
6 Serial Numbering/ s.seri Straight Numbering s./ no.langsung
Terminal Digit s./ s. angka akhir
Middle Digit s./ s. angka tengah

15
7 Unit Numbering/ s.unit Straight Numbering s./ no.langsung
Terminal Digit s./ s. angka akhir
Middle Digit s./ s. angka tengah
8 Serial- Unit Numbering/ s.s-u Straight Numbering s./ no.langsung
Terminal Digit s./ s. angka akhir
Middle Digit s./ s. angka tengah
9 Penomoran lain: straight numbering s./ no.langsung
Security Numbering terminal digit s./ s. angka akhir
middle digit s./ s. angka tengah
Family Numbering straight numbering s./ no.langsung
terminal digit s./ s. angka akhir
middle digit s./ s. angka tengah
Relation Numbering straight numbering s./ no.langsung
terminal digit s./ s. angka akhir
middle digit s./ s. angka tengah

Tabel 2.1 metode penjajaran rekam medis


7. Pengembalian Kembali Rekam Medis Dari Peminjam
Setelah Rekam Medis digunakan oleh peminjam maka diambil kembali
dari tempat peminjam dengan menggunakan buku ekspedisi serah terima
tadi dan ditandai bahwa telah dikembalikan. Kemudian dicocokkan dengan
lembaran peminjaman 1 yang ada di unit Rekam Medis. Alat bantu yang
dibutuhkan:
a. Buku ekspedisi sebagai bukti pengembalian
b. Trolley (bila dalam jumlah banyak)
c. Lembaran Peminjaman 1 yang ada di unit Rekam Medis pada kotak
lembaran peminjaman untuk mengontrol RM yang telah kembali
d. Bila menggunakan computer maka direturn pada program peminjaman
Untuk selanjutnya Rekam Medis yang telah kembali di :
a. Tata/ assembling
b. Analisis kelengkapannya(analisis kuantitatif dan kualitatif),
c. Koding
d. Indeksing
e. Baru tahap penjajaran Kembali
8. Langkah-langkah Pengfillingan Rekam Medis Di Rumah Sakit

16
Bila dirinci secara seksama, maka langkah-langkah atau prosedur
penyimpanan filling rekam medis di rumah sakit adalah:
a. Pemeriksaan adalah langkah persiapan menyimpan filling dengan cara
memeriksa setiap lembar filling berupa rekam medis untuk
memperoleh kepastian bahwa filling-filling tersebut sudah “siap untuk
disimpan” maka surat tersebut harus dimintakan dulu kejelasannya
kepada bagian administrasi dan kepala bagian rekam medis.
b. Mengindeks adalah pekerjaan yang menentukan pada nama atau subjek
apa, atau kata tangkap yang biasanya berupa angka yang dimulai dari
awal berdirinya rumah sakit, sehingga pasien baru akan mendapat
nomor rekam medis sesuai kedatangannya ke rumah sakit.
c. Memberi tanda/pengkodean, dilakukan secara sederhana yaitu dengan
memberi tanda garis atau lingkaran dengan warna yang mencolok yang
berisi tuliasan yang biasanya dapat beisi suatu hal yang sangat penting
berkaitan dengan pasien, sebagai contoh adalah seorang pasiaen yang
alergi terhadap suatu kandungan obat maka di kode tersebut di beri
tanda agar saat dokter memberikan obat dapat menghindari kandungan
obat tersebut.
d. Menyortir adalah mengelompokkan rekam medis sesuai urutan nomor
rekam medisnya untuk persiapan kelangkah terakhir yaitu
penyimpanan. Langkah ini diadakan khusus untuk memudahkan dalam
pengembalian rekam medis ke lemari rekam medis.
e. Menyimpan yaitu menempatkan dokumen atau rekam medis sesuai
dengan sistem penyimpanan dan peralatan yang dipergunakan, sistem
penyimpanan akan menjadi efektif dan efesien bilamana didukung oleh
peralatan dan perlengkapan yang memadai dan sesuai ke empat sistem
tersebut di atas akan sangat sesuai bilamana mempergunakan almari
filling. Serta untuk memudahkan penemuan kembali rekam medis yang
akan digunakan kembali oleh pasien.
C. Retensi Rekam Medis
1. Pengertian

17
Menurut Dirjen Yanmed (2006;99) retensi yaitu suatu kegiatan
pengurangan atau memisahkan arsip dari rak penyimpanan dari dokumen
aktif menjadi in aktif.
2. Keuntungan Retensi
Arsip-arsip tercipta sebagai akibat dari pada kegiatan yang beraneka
ragam sebagai pelaksanaan fungsi organisasi. Besar kecil nya jumlah arsip
yang tercipta ditentukan oleh besar kecil nya kegiatan yang di laksanakan,
semakin besar kegiatannya semakin banyak jumlah arsip yang di ciptakan.
Peningkatan jumlah arsip yang diciptakan akan menimbulkan berbagai
problema apabila tidak di imbangi dengan adanya kebijaksanaan
penyusutan penghapusan.
Kebijaksanaan penyusutan dan penghapusan itu sendiri memberikan
keuntungan antara lain :
a. Arsip-arsip aktif yang secara langsung masih di pergunakan tidak akan
tersimpan menjadi satu dengan arsip-arsip inaktif.
b. Memudahkan pengelolaan dan pengawasan baik arsip aktif maupin
inaktif.
c. Memudahkan penemuan kembali arsip dengan demikian.
d. Meningkatkan efisiensi kerja.
e. Memudahkan pemindahan arsip-arsip yang bernilai permanen/abadi ke
Arsip Nasional RI.
f. Menyelamatkan arsip-arsip yang bersifat permanen sebagai bahan
bukti
pertanggung jawaban di bidang pemerintahan.
3. Pelaksanaan Retensi
Kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan pemilihan
dokumen rekam medis, yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Pemilihan dokumen rekam medis aktif dilihat dari tanggal terakhir
pasien datang berobat.
b. Memindahkan dokumen rekam medis aktif ke rak dokumen rekam
medis inaktif.

18
c. Menscan dokumen yang mempunyai nilai guna atau yang akan
diabadikan.
d. Memilih dokumen yang akan diabadikan
e. Melakukan pemusnahan dokumen yang sudah dinyatakan non aktif.
4. Jadwal Retensi Rekam Medis
Tujuan program penyusutan atau retensi dokumen rekam medis
akan tercapai jika setiap organisasi memiliki program dan rencana
pengurangan arsip. Program meliputi penetapan jangka penyimpanan arsip
(retensi rekam medis) beserta penetapan simpan permanen dan musnah.
Program tersebut perlu di tuangkan pada apa yang di namakan jadwal
retensi arsip.
Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip di tentukan atas dasar
nilai kegunaan tiap-tiap rekam medis. Sebaiknya JRA di susun oleh suatu
kepanitiaan yang terdiri dari unsur komite Rekam Medis yang bener-benar
memahami kearsipan, fungsi dan nilai rekam medis. Rancangan JRA yang
merupakan hasil kerja panitia tersebut perlu mendapat persetujuan direktur
rumah sakit terlebih dahulu sebelum di jadikan pedoman resmi JRA yang
akan berlaku di rumah sakit. JRA berisikan sekurang-kurangnya jenis
berkas dan jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan kegunaanya.
Sebelum melakukan pemusnahan dokumen rekam medis harus
terlebih dahulu ditetapkan jadwal retensi dokumen rekam medis
sebagaiman rinciannya sebagai berikut:

Tabel 2.2 lama tahun penyimpanan rekam medis


AKTIF PASIF
NO KELOMPOK
RJ RI RJ RI
1 Umum 5 5 2 2
2 Mata 5 10 2 2
3 Jiwa 10 5 5 5
4 Orthopedi 15 10 2 2
5 Kusta 15 15 2 2

19
Ketergantungan
6 10 15 2 2
obat
7 Jantung 10 10 2 2
8 Paru-paru 5 10 2 2

Gambar 3. Alur Kegiatan Penyusutan Rekam Medis


(Berdasarkan penelitian Yasmin Ari dan Yuli Rohmiyati 2017)

5. Alih Media Rekam Medis


Arsip memiliki fungsi dan kegunaan yang signifikan dalam menunjang
kegiatan administrasi negara dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Dikarenakan signifikansi informasinya, arsip harus dikelola di dalam suatu
sistem yang disebut dengan manajemen arsip dinamis. Manajemen arsip
dinamis merupakan pengelolaan terhadap keseluruhan daur hidup arsip.

20
Penggunaan teknologi komputer di bidang manajemen arsip dinamis
memberikan pengaruh terhadap sistem pengolahan, penyimpanan,
pengaksesan, penemuan kembali dan penyajian informasi. Komputerisasi
mungkin diterapkan terhadap beberapa subsistem dari manajemen arsip
dinamis. Kecenderungan manajemen arsip dinamis di masa depan akan
mengarah kepada computer-based records management system.
Dokumen rekam medis merupakan inti dari keseluruhan sistem
informasi klinis dari setiap pasien di rumah sakit, dengan digitalisasi
dokumen rekam medis, akan banyak manfaat yang diperoleh:
a. Penghematan ruangan, dengan mengalih fungsikan ruangan arsip
rekam medis inaktif menjadi ruangan yang lebih bernilai ekonomis.
b. Percepatan pelayanan (respon time) terhadap kebutuhan dokumen
rekam medis.
c. Meningkatkan keamanan dokumen rekam medis karena akses
dokumen dapat dibatasi pada tiap tiap orang yang berwenang.
Alih media dokumen rekam medis inaktif dilakukan karena minimnya
fasilitas ruang penyimpanan inaktif sedangkan rekam medis semakin
bertambah. Isi rekam medis merupakan catatan keadaan tubuh dan
kesehatan, termasuk data tentang Identitas dan data medis seorang pasien.
Secara umum isi rekam medis dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu:
a. Data medis atau klinis
Data medis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan
dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen, dan
sebagainya. Data ini merupakan data yang bersifat rahasia
(confidential) sehingga tidak dapat dibuka kepada pihak ketiga tanpa
izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain
berdasarkan peraturan atau perundang- undangan yang memaksa
dibukanya informasi tersebut.
b. Data administrasi atau non medis
Data administrasi atau non medis adalah segala data lain yang tidak
berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas, data

21
sosial ekonomi, alamat, dan sebagainya. Data ini oleh sebagian orang
dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan
data yang juga bersifat rahasia (confidensial).
Dalam UU Praktik Kedokteran penjelasan pasal 46 ayat (1), yang
dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pengertian
yang samajugadigunakanpadaPermenkes 269/2008. Jenis data rekam
medis dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif),
gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi digital), suara
(misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignalseperti
rekaman EKG. Unsur ALFRED P-H, M-P (Administration, Legal,
Finance, Reasearch, Education and Documentation, Public Health and
Marketing & Planning). Inti dari keselurahan informasi klinis yang
terkait dengan: administrasi pasien, proses -proses asuhan pasien,
manajemen mutu, dan outcome pada pasien. Manajemen Arsip Rekam
Medis Dalam Pendekatan Proses (life – cycle = Daur Hidup)
D. Pemusnahan
Pemusnahan adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik rekam
medis rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai guna nya.
Penghancuran harus di lakukan secara total dengan cara membakar habis,
mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat lagi di kenal isi maupun
bentuknya. Prosedur pemusnahan umumnya terdiri dari langkah-langkah :
1. Seleksi
2. Pembuatan daftar jenis rekam medis yang di musnahkan.
3. Pembuatan berita acara pemusnahan.
4. Pelaksanaan pemusnahan dengan saksi-saksi.

22
Gambar 4. Berita acara pemusnahan (Sumber data ; Shofari, B.2002)
Daftar pemusnahan berisikan jenis rekam medis yang di musnahkan dan
jumlah lembarnya, serta periode tahun dari rekam medis yang di musnahkan.
Pemusnahan di laksanakan oleh penanggung jawab kerekam medisan dan 2
orang saksi dari unit kerja lain. Setelah pemusnahan selesai di laksanakan,
maka berita acara dan daftar pertelaan di tandatangani oleh Penanggung Jawab
Pemusnahan bersama saksi saksi (2 orang).
Pemusnahan arsip dapat di lakukan dengan cara :
1. Pembakaran
2. Penghancuran dengan mesin penghancur kertas.
3. Proses kimiawi

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang berjudul Filling Rekam Medis Di Rumah
Sakit maka dapat di simpulkan bahwa:
1. Filling adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana
karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat
ditemukan kembali dengan mudah.
2. Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat.
3. Sistem penyimpanan dan penyelenggaraan rekam medis dilakukan dengan
2 cara yaitu sentralisasai (rekam medis memusat pada satu bidang khusus
yang menanggani seluruh rekam medis) dan desentralisasi (rekam medis
berada bagian-bagian yang membutuhkan saja)
4. Langkah-langkah penyimpanan rekam medis yaitu pemeriksaan,
mengindeks,member tanda, menyortir, dan menyimpan.
B. Saran
Dari pembahasam malkalah yang berjudul Filling Rekam Medis Di
Rumah Sakit adalah:
1. Rumah sakit seharusnya mempunyai ruangan khusus rekam medis yang
berdekatan dengan bagian pendaftaran pasien sehingga dalam pencarian
rekam medis pasien dapat dilakukan dengan cepat.
2. Rumah sakit seharunya mempunyai tenaga professional yang menangani
rekam medis den peralatan yang memadai untuk penyimpanan rekam
medis.

24
DAFTAR PUSTAKA

www.g-excess.com/pengertian-filling-dan-beberapa-peranan-pentiang-dari-
filling.html
www.medikalrecord.blogspot.com/2010/07/pengertiantujuankegunaan-rekam-
medis.html
www.ndvivinovita.blogspot.com//2013/01/sistem-penyimpanan-dan-
pemusnahan.html
https://idscribd.com/mobile/doc/72737390/device_features
Jurnal Tinjauan Pelaksanaan Pemusnahan Rekam Medis Di Puskesmas
Pandanaran Semarang https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/761569
Edna K Hufman terjemahan Erkadius. (1998) Helath Information Management
II.Padang
Agus M Algozi, (2006) Rekam Medis (http//www.apikkes.com/iris.html)

25

Anda mungkin juga menyukai