Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT

KONSTRUKSI REL KERETA API

Dosen Pengampu : Dr. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd., IPM

Dr. Ir. Putri Lyana Adelinna Luthan M.Sc

OLEH

Diky Sandro Silitonga 5181250011

Egia Prima Sitepu 5183250001

Febriana Sitohang 5181250001

Rio Dippos Boangmanalu 5183550013

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konstruksi Rel Kereta Api bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknik Pelakasanaan dan
Alat Berat yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini

Medan, Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara lain adalah
tenaga manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu
barang-barang yang dapat diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang
ditempuh relatif lama. Namun setelah antara tahun 1800 hingga tahun 1860
transportasi telah mulai berkembang dengan baik karena telah mulai dimanfaatkannya
sumber tenaga mekanik seperti kapal uap dan kereta api, yang dimana mulai banyak
dipergunakan dalam dunia perdagangan dan dunai tranportasi. Dan kurang lebih pada
tahun kisaran antara tahun 1860 sampai dengan tahun 1920 mulai diketemukannya
alat tranportasi lainnya seperti misalnya kendaraan bermotor dan pesawat terbang
meskipun dengan banyak keterbatasan dari teknologi yang ada pada saat itu, namun
pada masa itu pula angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan penting
dalam pengangkutan secara masal antar daerah pada suatu wilayah.
Kereta api mulai diperkenalkan di Indonesia, pada masa penjajahan
Belanda, oleh sebuah perusahaan swasta yang mempunyai singkatan NV atau lebih
dikenal dengan nama Nederlandsch Indische Spoorweg Mij (NISM), berdiri kisaran
tahun 1864. Proyek pertama yang dibuat adalah jalur kereta api pertama dibangun
pada 17 Juni 1864. Yakni jalur Kemijen-Tanggung, Kabupaten Semarang saat ini,
jalur yang dibuat kurang lebih sepanjang 26 Km. Diresmikan oleh Gubernur Jenderal
L.A.J Baron Sloet Van Den Beele. Kemudian tanggal 18 Februari 1870, NISM
membangun jalur umum Semarang-Solo-Yogyakarta. Dan tanggal 10 April 1869
pemerintah Hindia Belanda mendirikan Staats Spoorwegen atau lebih dikenal dengan
nama singkatan (SS) yang membangun jalur lintasan Batavia-Bogor. Kemudian
tanggal 16 Mei April 1878, perusahaan negara luar ini membuka jalur Surabaya-
Pasuruan-Malang, dan 20 Juli 1879 membuka jalur Bangil-Malang. Pembangunan
terus berjalan hingga ke kota-kota besar seluruh Jawa terhubung oleh jalur kereta api.
Di luar Jawa, 12 Nopember 1876, Staats Spoorwegen juga membangun jalur
Ulele-Kutaraja(Aceh). Selanjutnya lintasan PaluAer-Padang (Sumatera Barat) pada
Juli 1891, lintasan Telukbetung-Prabumulih (Sumatera Selatan) tahun 1912, dan 1Juli
1923 membangun jalur Makasar-Takalar (Sulawesi). Di Sumatera Utara, NV. Deli
Spoorweg Mij juga membangun lintasan Labuan-Medan pada 25 Juli 1886. Pada
masa pemerintahan Hindia Belanda, selain Staats Spoorwegen milik pemerintah,
sudah ada 11 perusahaan kereta api swasta di Jawa dan satu perusahaan swasta di
Sumatera.
2. TUJUAN DI BANGUNNYA MODA TRANPORTASI KERETA API.

Kereta Api merupakan moda (metode dasar) transportasi dengan multi keunggulan
komparatif: hemat lahan & energi, rendah polusi, besifat massal, adaptif dengan perubahan
teknologi, yang memasuki era kompetisi, potensinya diharapkan dapat dimobilisasi dalam
skala nasional, sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produksi dan
jasa domestik dipasar global. Dengan tugas pokok dan fungsi memobilisasi arus penumpang
dan barang diatas jalur rel kereta api, maka ikut berperan menunjang pertumbuhan ekonomi
nasional.

3. RUMUSAN MASALAH
a. Mengapa kereta api penting untuk mendukung kemajuan moda transportasi?
b. Factor apa saja yang dapat membuat kereta api bisa berjalan?
c. Bagaimana proses pembuatan sarana (rel) agar kereta api dapat bekerja
sebagai moda transportasi?
BAB II
PEMBAHASAN

1. JENIS KERETA API

Dari segi rel

Kereta api rel konvensional


Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai.
Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di
daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang
diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang
memiliki roda gigi.
Kereta api monorel
Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya
tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai yang terdiri dari 2 rel paralel tetapi
hanya dari satu rel tunggal yang gemuk dengan profil sedemikian sehingga tidak
menyebabkan kereta keluar dari relnya. Rel kereta ini terbuat dari beton bertulang
pratekan ataupun dari besi profil. Letak kereta api dapat didesain menggantung pada
rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota
khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Dari penempatan rel

Kereta api bawah tanah


Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan
dibawah permukaan tanah, merupakan solusi yang ditempuh untuk mengatasi
persilangan sebidang. Biasanya dikembangkan dikawasan perkotaan yang padat,
seperti yang sekarang sedang direncanakan di Jakarta, dan sudah berkembang lebih
dari seabad di kota London, Paris, NewYork, Tokyo dan berbagai kota-kota besar
dunia. Dengan dibangunnya kereta api bawah tanah maka ruangkota yang berada
dibawah permukaan tanah masih bisa dimanfaatkan, stasiun juga dimanfaatkan untuk
kegiatan/pertokoan/perkantoran dibawah tanah. Pembangunan kereta api bawah tanah
ini masih bisa dilakukan beberapa lapis, semakin banyak lapisan semakin dalam letak
stasiun, bahkan bisa dibangun sampai 100 m dibawah permukaan tanah[4]. Untuk
menuju kedalam stasiun biasanya digunakan tangga berjalan yang cukup lebar dimana
penumpang yang ingin tetap berjalan pada tangga berjalan menggunakan bagian kiri
tangga berjalan sedangkan bagian kanan digunakan untuk penumpang yang tidak mau
berjalan selama berada diatas tangga berjalan.
Jakarta direncanakan untuk membuka lintas kereta api bawah tanah yang
pertama pada tahun 2016 yang akan datang dengan lintasan sepanjang 15 km tetapi
hanya kurang dari separohnya berada dibawah tanah, karena pertimbangan keuangan
negara yang masih sangat terbatas.
Kereta api layang
Kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan diatas permukaan tanah
sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan
bermotor. Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir.
Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Solusi
ini diambil juga untuk menghindari persilangan sebidang, namun dengan biaya yang
jauh lebih rendah dari dari kereta api bawah tanah.
Biaya infrastruktur untuk kereta api layang yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga)
kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api
permukaan membutuhkan $ 10 juta per kilometer maka untuk kereta api layang
membutuhkan dana $ 30 juta untuk setiap kilometernya.
Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel
tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan
sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda
keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional, namun
kapasitas angkutnya tidak sebesar kereta api konvensional. Sistem ini beroperasi
dibeberapa kota besar dunia, seperti di Tokyo, Kuala Lumpur, Sidney untuk angkutan
perkotaan, dan beberapa sistem seperti di Singapura, . Di Jakarta direncanakan akan
dikembangkan monorel namun sejak pencanangan pada tahun 2004 namun sampai
sekarang belum terealisasikan.
Kereta api permukaan
Kereta api dari jenis ini merupakan merupakan pilihan yang paling murah,
namun karena banyak persilangan sebidang dengan jalan raya kereta api ini hanya
feasibel untuk lintas-lintas yang tingkat penggunaannya rendah. Permasalahan yang
selalu timbul adalah tingginya angka kecelakaan dengan kendaraan yang berjalan
dijalan serta menimbulkan hambatan bagi lalu lintas kendaraan di persilangan
sebidang.

2. KONSTRUKSI JALAN REL KERETA API

Komponen Penyusun Rel Kereta Api

1. BATANGAN BESI BAJA

Batang rel terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga
mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus dibuat agar dapat
menahan beban berat (axle load) dari rangkaian KA yang berjalan di atasnya. Inilah
komponen yang pertama kalinya menerima transfer berat (axle load) dari rangkaian
KA yang lewat. Tiap potongan (segmen) batang rel memiliki panjang 20-25 m untuk
rel modern, sedangkan untuk rel jadul panjangnya hanya 5-15 m tiap segmen. Batang
rel dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat batangan per meter
panjangnya.
Di Indonesia dikenal 4 macam batang rel, yakni R25, R33, R42, dan R54.
Misalkan, R25 berarti batang rel ini memiliki berat rata-rata 25 kilogram/meter.
Makin besar “R”, makin tebal pula batang rel tersebut.Berikut ini daftar rel yang
digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar:

A. Rel 25 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 25 (kg).
B. Rel 33 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 33 (kg).
C. Rel 41 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 41 (kg).
D. Rel 42 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 42 (kg).
E. Rel 50 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 50 (kg).
F. Rel 54 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 54 (kg).
G. Rel 60 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 60 (kg).

Perbedaan tipe batang rel mempengaruhi beberapa hal, antara lain (1) besar
tekanan maksimum (axle load) yang sanggup diterima rel saat KA melintas, dan (2)
kecepatan laju KA yang diijinkan saat melewati rel. Semakin besar “R”, maka makin
besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan KA yang melintas di
atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman.

Tipe rel paling besar yang digunakan di Indonesia adalah UIC R54) yang digunakan
untuk jalur KA yang lalu lintasnya padat, seperti lintas Jabodetabek dan lintas Trans
Jawa. Tak ketinggalan lintas angkutan batubara di Sumsel-Lampung yang
memiliki axle load paling tinggi di Indonesia.

2. BANTALAN REL

Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel


diletakkan dan ditambatkan. Berfungsi untuk (1) meletakkan dan menambat batang
rel, (2) menjaga kelebaran trek (track gauge, adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia
memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar batang rel
tidak meregang atau menyempit, (3) menumpu batang rel agar tidak melengkung ke
bawah saat dilewati rangkaian KA, sekaligus (4) mentransfer axle load yang diterima
dari batang rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.

Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar
tidak bergesar, sekaligus kuat untuk menahan beban rangkaian KA. Bantalan dipasang
melintang dari posisi rel pada jarak antarbantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis
bantalan, yakni :

(1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers), terbuat dari batang kayu asli maupun kayu
campuran, yang dilapisi dengan creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan
tahan jamur.
(2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers), merupakan bantalan generasi kedua, lebih
awet dari kayu. Bantalan besi tidak dipasang pada trek yang ter-eletrifikasi maupun
pada trek yang menggunakan persinyalan elektrik.

(3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers), merupakan bantalan modern saat
ini, dan paling banyak digunakan karena lebih kuat, awet, murah, dan mampu
menahan beban lebih besar daripada dua bantalan lainnya.

3. PLAT LANDAS

Pada bantalan kayu maupun besi, di antara batang rel dengan bantalan
dipasangi Tie Plate (plat landas), semacam plat tipis berbahan besi tempat
diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya
Penambat (Spike). Sedangkan pada bantalan beton, dipasangi Rubber Pad, sama
seperti Tie Plate, tapi berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai
landasan rel, sedangkan lubang/tempat dipasangnya penambat umumnya terpisah dari
rubber pad karena telah melekat pada beton.

Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang
penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan dari kerusakan karena tindihan
batang rel, dan sekaligus untuk mentransfer axle load yang diterima dari rel di atasnya
ke bantalan yang ada tepat dibawahnya.

4. PENAMBAT REL

Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang


menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar (1) batang rel tetap menyatu pada
bantalannya, dan (2) menjaga kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat yang
digunakan bergantung kepada jenis bantalan dan tipe batang rel yang digunakan. Ada
dua jenis penambat rel, yakni Penambat Kaku dan Penambat elastis.

Penambat kaku misalnya paku rel, mur, baut, sekrup, atau menggunakan
tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas. Umumnya penambat kaku ini
digunakan pada jalur kereta api tua. Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu
dipasang pada bantalan kayu atau bantalan besi. Penambat kaku kini sudah tidak
layak digunakan untuk jalan rel dengan frekuensi dan axle load yang tinggi. Namun
demikian tetap diperlukan sebagai penambat rel pada bantalan kayu yang dipasang
pada jalur wesel, jembatan, dan terowongan.

Penambat elastis dibuat untuk menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas


tinggi, yangbiasanya digunakan pada jalan rel KA yang memiliki frekuensi dan axle
load yang tinggi.Karena sifatnya yang elastis sehingga mampu mengabsorbsi getaran
pada rel saat rangkaian KA melintas, oleh karena itu perjalan KA menjadi lebih
nyaman dan dapat mengurangi resiko kerusakan pada rel maupun bantalannya.

Selain itu penambat elastis juga dipakai pada rel yang disambungan dengan las
termit (istilahnya Continuous Welded Rails, karena sambungan rel dilas sehingga
tidak punya celah pemuaian) karena kemampuannya untuk menahan batang rel agar
tidak bergerak secara horizontal saat pemuaian. Penambat elastis inilah yang sekarang
banyak digunakan, terutama pada bantalan beton, meskipun ada juga yang digunakan
pada bantalan kayu dan bantalan besi.

5. Berbagai macam penambat elastis, antara lain:


A.Penambat Pandrol E-Clip produksi Pandrol Inggris
B. Penambat Pandrol Fastclip produksi Pandrol Inggris
C. Penambat Kupu-kupu produksi Vossloh
D. Penambat DE-Clip produksi PT. Pindad Bandung
F. Penambat KA Clip produksi PT. Pindad Bandung.

Yang digunakan di Indonesia adalah E-Clip, DE-Clip, dan KA Clip.

6. Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan


normal dapat ditaksir sebagai berikut :
A. Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun.
B. Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
C. Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
D. Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun.

3. ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN


a. Excavator

Ekskavator atau mesin pengeruk adalah alat berat yang terdiri


dari batang, tongkat, keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar
dan digunakan untuk penggalian (akskavasi). Rumah rumah diletakan di atas
kereta bawah yang dilengkapi Roda rantai atau Roda. Ekskavator kabel
menggunakan Winch dan Tali besi untuk bergerak. Ekskavator kabel adalah
perkembangan alami dari Penggaruk Uap dan sering disebut Power shovel.
Semua gerakan dan fungsi dari ekskavator hidrolik menggunakan aksi cairan
hidrolik, dengan silinder hidrolik dan motor hidrolik. Dikarenakan pengaktifan
secara linear oleh silinder hidrolik, maka mode operasi mereka berbeda
dengan ekskavator kabel.

b. Dump Truck

Truk jungkit atau truk pembuang (bahasa Inggris: dump truck)


adalah truk yang isinya dapat dikosongkan tanpa penanganan. Truk pembuang
biasa digunakan untuk mengangkut barang semacam pasir, kerikil atau tanah
untuk keperluan konstruksi. Secara umum, truk jungkit dilengkapi dengan bak
terbuka yang dioperasikan dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu
bisa diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang diangkut bisa
melorot turun ke tempat yang diinginkan.
Truk pembuang yang ada di Indonesia kini sudah diproduksi banyak
usaha menengah karoseri, dimana usaha industri menengah ini bermitra kerja
dengan usaha industri otomotif bermesin besar. Itulah sebabnya kini semakin
bertambah usaha karoseri di Indonesia seiring dengan kebutuhan moda
transportasi industri.
c. Bulldozer

Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat


atau construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta
dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan.
Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik
material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk
menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun
istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi
dengan blade.

Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan,


terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk
meratakan tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land
clearing.

d. Crane

Derek jangkung adalah sebuah mesin yang digunakan untuk


mengangkat benda secara horizontal (bawah ke atas atau atas ke bawah).
Mesin ini dilengkapi dengan kawat atau rantai yang digerakkan dengan
banyak katrol atau puli sehingga memberikan keuntungan mekanis melebihi
yang bisa dilakukan manusia. Jenis-jenis derek yaitu:

 Derek atas (Overhead)


 Derek bergerak (Mobile)
 Derek tetap (Fixed)
Crane ini digunakan apabila konstruksi rel kereta api dibangun untuk kereta
api layang.

e. Molen Truck

Pengaduk beton atau juga molen adalah mesin yang digunakan untuk
mengaduk beton. Mesin ini dapat berupa mesin statis, semi-
mobile maupun full mobile (mixer truck).
Truk mixer memiliki beragam jenis namun fungsinya sama, yaitu
mengangkut beton dari pabrik semen ke lokasi kontruksi sambil menjaga
konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras dalam perjalanan.

4. Contoh Perhitungan Produktivitas Alat


Excavator
Excavator melakukan penggalian di lokasi proyek. Kontur tanah yang bergelombang
atau berbukit memerlukan penggaliansesuai dengan elevasi yang direncanakan. Total
panjang jalur galian tanah adalah 3.500 m dengan volume sebanyak 317.622 m3.
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penggalian tersebut
diperhitungkan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan yang disesuaikan dengan model dan kapasitas 1 unit
excavatorbackhoe yang digunakan, untuk menggali tanah sebanyak 317.622 m3 dibutuhkan
waktu 144 hari kerja untuk satu unit excavator backhoe.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kereta api merupakan salah satu penerapan moda transportasi darat di Indonesia
yang cukup banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk bepergian. Kereta api
memiliki banyak jenis berdasarkan segi rel dan penempatan rel yaitu kereta api rel
konvensional, kereta api modern, kereta api layang, kereta api bawah tanah, dan kereta api
permukaan. Dalam pelaksanaannya kereta api membutuhkan sarana untuk dapat bekerja yaitu
rel kereta api. Rel kereta api dibuat dengan beberapa komponen komponen penting yang
diatur sesuai ketentuan yang berlaku seperti batangan besi baja ( standar UIC ), batangan rel,
plat landas, dan penambat rel.

Dalam pembangunan sarana rel kereta api diperlukan beberapa alat berat sebagai
berikut:
- Excavator
berfungsi untuk menggali daerah yang akan dibangun.
- Dump truck
membawa bahan yang diperlukan dalam pembangunan sarana
- Bulldozer
digunakan untuk meratakan tanah dan menumbangkan pohon yang berada di sekitar
lahan ( clearing )
- Crane
untuk pembuatan rel untuk kereta api laying
- Molen truck
untuk membawa beton segar agar tidak mengering saat dalam perjalanan

Setiap alat berat yang digunakan memiliki produktivitas masing masing yang perlu untuk
dihitung agar sesuai dengan dana yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Buldoser

https://id.wikipedia.org/wiki/trukjungkit

https://id.wikipedia.org/wiki/excavator

https://id.wikipedia.org/wiki/Derek_jangkung

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengaduk_beton

http://civildoqument.blogspot.com/2014/10/makalah-konstruksi-jalan-rel-kereta-api.html

Anda mungkin juga menyukai