Pola Pelayanan Misi Tuhan Yesus
Pola Pelayanan Misi Tuhan Yesus
1. Utusan Injil harus seorang yang rajin dan pekerja keras. (Matius 9:35)
“Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan.”
Melalui ayat ini, kita belajar bahwa seorang utusan Injil haruslah seperti Tuhan Yesus yang
rajin dan pekerja keras, berkeliling kesemua desa dan kota untuk mengajar dirumah-rumah
ibadat. Waktu dan tenagaNya dicurahkan untuk mengajar, berkeliling menyembuhkan orang
sakit, bahkan membangkitkan orang mati. Tiada hari tanpa melayani, itulah yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus.
Memenangkan jiwa tidak bisa hanya dengan duduk dan menunggu saja jiwa-jiwa itu datang
pada kita. Agar bisa menjangkau banyak jiwa, diperlukan kerajinan dan kerja keras dari utusan
injil untuk berkeliling dan melakukan misi dimanapun dia berada. Jika hal ini dilakukan, pasti
hasil yang memuaskan dapat terjadi, banyak jiwa-jiwa dimenangkan melalui usaha misi yang
dilakukan dengan kerja keras dan kerajinan.
2. Utusan Injil harus bersedia ditempatkan dimanapun juga baik di kota maupun di desa.
(Matius 9:35).
Tuhan Yesus tidak hanya mengunjungi kota, tetapi juga desa-desa. Artinya, Tuhan Yesus
tidak hanya datang bagi mereka yang punya kesejahteraan hidup, kekayaan dan kehormatan, yang
identik dimiliki oleh orang-orang yang tinggal di kota. Tuhan Yesus juga ke desa-desa, ketempat
orang yang kecil, miskin dan tidak terhormat. Kedatangan Tuhan Yesus membawa pengharapan
kepada mereka yang ada di kota maupun di desa, kaya maupun miskin.
Sebagai seorang utusan injil, seharusnya kita belajar seperti Tuhan Yesus, yang bersedia
melakukan tugas misinya dimanapun juga. Jangan jadi utusan injil yang hanya bersedia di
tempatkan di kota-kota, ditempat-tempat yang nyaman, tetapi tidak bersedia jika ditempatkan di
desa-desa atau di tempat-tempat yang dirasanya tidak menyediakan kenyamanan.
3. Pekerjaan Misi harus dimulai dengan Visi. (Matius 9:36) – Melihat seperti Yesus melihat.
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena
mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
Yesus melihat apa yang menjadi kebutuhan umat yaitu lelah dan terlantar seperti domba yang
tidak bergembala. Seorang pekerja Misi harus melihat dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan
umat.
4. Seorang utusan injil harus memiliki hati yang penuh belas kasihan. (Matius 9:36).
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena
mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
Motivasi yang benar dalam melakukan pekerjaan Misi adalah karena belas kasihan. “Belas-
kasihan” pada prinsipnya merupakan: rasa simpati terhadap penderitaan yang dinyatakan dengan
tindakan untuk menolong. Sebagai orang yang telah dipanggil dan diselamatkan seharusnyalah
kita memiliki belas kasihan-Nya melihat jiwa-jiwa yang sedang antri menuju kebinasaan kekal
dan tidak memiliki pengharapan.
5. Ladang misi itu akan selalu ada, tidak akan pernah kekurangan tempat untuk melakukan
misi. (Matius 9:37)
“Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.”
Tuaian yang banyak tetapi pekerja sedikit itu seharusnya semakin memacu kita untuk bekerja
melayani Tuhan dengan lebih keras lagi. Sungguh sangatlah mengherankan kalau ada orang yang
1
saling iri dan berebut ketika melayani Tuhan. Hal ini menunjukkan kalau orang tidak melihat visi
Tuhan. Pekerjaan Tuhan itu terlalu banyak, pekerjaan Tuhan tidak akan pernah habis-habis untuk
dikerjakan bahkan sampai kita mati pun masih banyak pekerjaan Tuhan yang belum dikerjakan.
Marilah kita kerjakan pekerjaan yang Tuhan sudah percayakan pada kita itu dengan sebaik
dan sekuat mungkin. Jangan takut kita tidak dapat melayani Tuhan karena tidak ada lagi
pekerjaan Tuhan dan jangan iri dengan pelayanan yang dikerjakan oleh orang lain dan jangan
marah kalau ternyata orang lain mencontoh atau melakukan pelayanan yang sama seperti yang
kita lakukan. Kita seharusnya bersyukur pelayanan kita menjadi berkat. Bahkan seandainya tidak
orang yang mau mengerjakan pekerjaan Tuhan karena ada pertimbangan berbagai hal, dianggap
merugikan misalnya, maka kita pun harus tetap mengerjakannya. Biarlah kita menyadari masih
banyak pekerjaan Tuhan di dunia ini yang belum diselesaikan, di luar sana masih banyak orang
yang lelah dan terlantar maka jangan langsung bekerja sendiri tetapi mintalah pada tuan yang
empunya tuaian untuk mengirimkan pekerja dan ingat, karena masih banyak pekerjaan Tuhan
yang harus dikerjakan sedang pekerja sedikit maka kita harus bekerja dengan seluruh tenaga yang
Tuhan berikan pada kita.
8. Pekerjaan Misi itu jelas, ada tugas-tugas yang jelas. (Matius 10:7-8)
“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-
setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-
cuma.”
Perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam rangka melakukan Misi sangatlah jelas
yaitu: Pergilah, beritakanlah, sembuhkanlah.
Banyak orang yang merindukan gereja mereka dapat menjadi gereja misioner, tetapi mereka
tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai sasaran ini. Itu sebabnya mereka tidak
melibatkan diri dalam misi sedunia. Atau ada juga Gereja-gereja yang ber“Misi” hanya dengan
membuat seminar-seminar, tanpa pergi memberitakan injil. Melakukan pekerjaan Misi itu artinya
kembali kepada tugas yang benar yaitu memberitakan injil, bukan sekedar aksi sosial yang selama
ini banyak dilakukan gereja-gereja. Memang aksi sosial bisa menjadi bagian dari pekerjaan misi,
tetapi tetap tujuan utama bermisi adalah memberitakan injil Kristus. Menyembuhkan orang sakit,
membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, mengusir setan-setan itu adalah sarana agar
orang mendengar berita: Kerajaan Sorga sudah dekat.
9. Seorang utusan injil harus bergantung penuh pada Allah. (Matius 10:9-10)
“Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
Mat 10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju
dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.”
2
Tuhan memeintahkan dalam perjalanan misi murid-murid tidak perlu membawa perbekalan.
Mereka harus bergantung penuh kepada Tuhan, dan meyakini Tuhan sanggup menyediakan
keperluan mereka.
Demikian juga sebagai seorang pekerja Misi yang diutus melakukan tugas misi, kita harus
bergantung pada Allah. Baik dalam melakukan tugas, maupun dalam pemenuhan kebutuhan
hidup.
13. Seorang utusan injil harus mampu bekerja sama (Markus 6:7)
“Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka
kuasa atas roh-roh jahat,”
Tujuan Tuhan Yesus mengutus murid-murid dua-dua adalah agar mereka saling membantu,
saling bekerjasama dalam perjalanan Misi mereka.
Seorang Misionaris, harus mampu dan mau bekerjasama. Mengingat tuaian yang banyak,
namun pekerja sedikit; saling bekerja sama mampu memaksimalkan hasil pelayanan Misi.
Daftar Pustaka:
1. http://dennytan.blogspot.com/2008/05/matius-935-38-penuai-umat-pilihan.html
2. http://misi.co/Artikel_Misi_Terpopuler
3. Buku Teologi Kontekstualisasi, Dr.Y.Tomatala, D.Mis.