Sanksi Pidana Sebagai
Sanksi Pidana Sebagai
sanksi pidana sebagai “Sanksi Primadona” hal ini dikarenakan dalam produk undang
undang hampir semua menggunakan sanksi pidana Karena banyaknya produk perundang-
undangan pidana yang memuat sanksi pidana menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
para legislator terhadap masalah-masalah pidana dan pemidanaan masih terbatas,
Minimnya perundang-undangan yang memakai sanksi tindakan sebagai sistem
pemidanaan maka hal ini mengindikasikan bahwa sanksi tindakan sebagai kebijakan
penal yang terabaikan.
2.
A. Faktor Hukum
Dalam praktek penyelenggaraan hukum di lapangan ada kalanya terjadi
pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh
konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan
kepastian hukum merupakan suatu prosedur yang telah ditentukan secara
normatif. Sehingga ketidakjelasan aturan hukum atau undang-undang
menyebabkan belum optimalnya pada tahap implementasi
D. Faktor Masyarakat
Di dalam sistem pemasyarakatan bahwa tugas untuk membina narapidana bukan
hanya lembaga pemasyarakatan tetapi termasuk di dalamnya masyarakat sebagai
pembina narapidana, Namun, realitanya kurangnya peran serta masyarakat dalam
rangka ikut serta melibatkan dalam pembinaan narapidana. Hal ini disebabkan
kurangnya kepedulian masyarakat terhadap napi karena sebagian anggota
masyarakat masih enggan menerima kembali bekas napi. Sehingga hal tersebut
menyebabkan belum tercapainya tujuan pemidanaan, yaitu untuk
memasyarakatkan kembali narapidana ke dalam masyarakat
3. Hukum pidana modern membedakan sanksi atas pidana (straf) dan Tindakan (mattregel).
Secara praktis sulit dibedakan antara pidana dan tindakan, karena keduanya merupakan
sanksi yang menimbulkan ketidakenakan, bahkan menimbulkan perampasan
kemerdekaan. Secara teoritis pidana memberikan penderitaan (nestapa), sedangkan
tindakan bertujuan mendidik dan melindungi masyarakat terhadap bahaya. Secara yuridis
pidana diatur pada pasal 10 KUHP, dimana lalu diatur dalam pasal 45, pasal 46, dan 57
KUHP, sedangkan disaat ini tindakan diatur pada Pasal 24 Undang - Undang Nomor 3
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Pasal 10 KUHP menyebutkan pidana terdiri atas :
Sedangkan Pasal 24 Ayat 1 Undang - Undang Pengadilan Anak menyebutkan, Tindakan yang
dapat dijatuhkan kepada anak nakal adalah :