Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS

MUSEUM SITUS SANGIRAN


(Sejarah Evolusi Manusia pruba Beserta Situs dan Lingkunganya)

Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Srarat Mengikuti


UAN / UANAS Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Di Susun oleh :
Nama : Farchatul Iffitah
Niss : 1092
Kelas / Program : XII IPA

YAYASAN TAMAN PENDIDIKAN ISLAMIAH (YATPI)


MADRASAH ALIYAH “YATPI” GODONG
2009 / 2010
PENGESAHAN

Karya tulis ini telah diperiksa dan disetujui oleh guru pembimbing serta disyahkan
oleh kepala Madrasah Aliyah Yatpi Godong guna melengkapi persyaratan
mengikuti UAN / UANAS Tahun Pelajaran 2009 / 2010.

Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Kepala Madrasah Aliyah Yatpi Guru Pembimbing

Mahbub Al Junaidi, S.Pd.I Nur Fa’adah, S.Pd


MOTTO

1. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.


2. Carilah ilmu walau sampai kenegari China.
3. Tuntutlah ilmu selagi kau masih muda sebelum datang hari tuamu.
4. Pendidikan adalah perhiasan diwaktu orang senang dan tempat
berlindung diwaktu susah.
5. Orang yang pandai adala Orang yang merasa dirinya masih bodoh.

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini disusun guna memenuhi syarat untuk mengikuti UAN / UANAS.
Penulisanya sesuai dengan sistematika dari Guru pembimbing.
Karya tulis ini penyusun mempersembahkan :
1. Alloh SWT yang telah memberikan jasmani dan rohani.
2. Kepada sekolah MA Yatpi selaku panutan kami siswa dan siswi
3. Guru Pembimbing Bpk. Mahbub Al-Junaidi, S.Pd.I dan Ibu Nur Fa’adah, S.
Pd.I
4. Orang tua yang memberikan dukungan moral dan material serta tak henyi-
hentinya mendukung dalam penulisan karya tulis ini.
5. Bapak Ibu guru MA YATPI Godong
6. Para pembaca.
KATA PENGANTAR

Atas berkat rohmat dan hidayah_Nya Alloh YME, Maka penyusun karya
tulis dapat membuat karya tulis ini merupakan salah satu persyaratan menempuh
adanya evaluasi balajar tahun ajaran 2009 / 2010.
Didalam pembuatan karya tulis ini, penulis menyadari baha karya tulis ini
masih kekurangan dan kejanggalan. Untuk itu penulis meminta saran atau kritikan
untuk membangun guna menyempurnakan karya tulis ini.

Godong, 6 Maret 2010


Penulis,

Farhatul iftitah
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................


Halaman Pengesahan .......................................................................................
Halaman Motto ................................................................................................
Persembahan ....................................................................................................
Kata pengantar .................................................................................................
Daftar isi ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................


a. Latar Belakang ......................................................................................
b. Tujuan ...................................................................................................
c. Rumusan Masalah .................................................................................
d. Metode Pengumpulan ...........................................................................
e. Sistematika ...........................................................................................

BAB II TINJAUAN UMUM ...........................................................................


Sejarah Museum Sangiran ..........................................................................

BAB III TINJAUAN KHUSUS ......................................................................


Koleksi Museum Sangiran .........................................................................

BAB IV PENUTUP .........................................................................................


a. Kesimpulan ..........................................................................................
b. Saran ....................................................................................................
c. Penutup .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Sangiran sebenarnya adalah nama kembar dari dua pendukuhan kecil
yang terletak diperbatasan antara kabupaten sragen dan karanganyar Jawa
Tengah. Kedua pendukuhan ini dipisahkan oleh kali cemoro yang mengalir dari
kali Gunung marapi menuju ke sungai Bengawan Solo.Dukuh Sangiran sisi
Selatan masuk wilayah Desa Krendowwhono, Kecamatan Gondangrejo,
Kabupaten Karanganyar. Namun saat ini nama kembar dua pendukuhan
tersebut, yaitu “Sangiran” telah dijadikan nama dari sebuah kawasan situs
manusia purba yang cukup penting diantara jajaran situa-situs manusia purba
lain yang jumlahnya sangat terbatas.
Situs Sangiran, secara astronomi terletak antara 110049 hingga 110053
Bujur timir, dan antara 07024 hingga 07030 lintang Selatan. Situs Sngiran ini
dianggap penting karena memiliki beberapa keutamaan antara lain, bahwa situs
ini areal sebaran temuanya sangat luas, yaitu ± 56 Km 2, dan mengalami massa
hunian oleh manusia purba yang paling lama dibandngkan situs-situs lain di
dunia. Yaitu dihuni oleh manusia purba selama lebih dari satu juta tahun, dengan
jumlah temuan fosil manusia purba yang cukup melimpah, yaitu mancapai lebih
dari 50% populasi Homo Erectus didunia. Karena potensi tersebut, maka situs
sangiran sampai sekarang selalu menjadi ajang penelitian dan studi evaluasi
manusia purba oleh para ahli dari berbagai penjuru dunia.

B. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengatahui sejarah museum sangiran
2. Untuk menambah wawasan dan pengalaman
3. Sebagai praktek pembelajaran dalam bidang study bahasa Ingdonesia

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latae belakang diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah Museum Sangiran ?
2. Apa saja koleksi Museum Sangiran?
D. METODE PENGUMPULAN
Dalam metode ini penusun mengumpulkan data dengan cara mengamati
secara langsung datang ke obyek wisata. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal
20 agustus 2009. Penulis juga menggunakan metode study pustaka. Dalam
metode ini, penulis juga menggunakan buku-buku yang ada kaitanya dengan
tujuan agar karya ini lebih meyakinkan.

E. SISTEMATIKA
Penulis memberikan gambaran mengenahi langkah-langkah dalam
penilaian ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan ini sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan luar yang terdiri dari latar belakang.
Tujuan, Rumusan masalah, Metode pengumpulan, Sistematika.
BAB II Tinjauan umum, yaitu terdiri darisejara miseum Sangiran.
BAB III Tinjauan khusus yaitu terdiri dari koleksi Museum Sangiran.
BAB IV Penutup terdiri dari kesimpulan, saran, penutup.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
SEJARAH MUSEUM SANGIRAN

Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan


oleh Von Koenigswald sekitar tahun 1930-an. Diadalam kegiatan Von koenigswald
dibantu oleh Toto Marsono, Kepala Desa krikilan pada massa itu. Setiap hari Toto
Marsono atas perintah Von koenigswald menyerahkan penduduk Sngiran untuk
mencari “Blang Buto” (Bahasa Jawa). Demikian pendudukSangiran mengistilahkan
temuan tulang-tulang berukuran besar yang telah membantu yang telah berserakan
sekitar ladang mereka. Balung buto tersebut adalah fosil. yaitu sisa-sisa Organisme
atau Jasad hudup purba yang terawetkan dalam Bumi.
Fosil-fosil tersebut kemudian dikumpulkan di pedopo kelurahan krikilan
untuk bahan penelitian Von koenigswald maupun para ahli lainya. Fosil-fosil yang
dianggap penting dibawa oleh masng-nasing peneliti ke laboratium mereka, saedang
sisanya dibiarkan menumpuk dipendopo kelurahan Krikilan.
Setelah Von koenigswald tidak aktf lagi melakukan peniltian di Sangiran,
kegiatan mengumpulkan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono. Sehingga
jumlah fosil dipendopo keluraan semakin melimpah. Dari Pendopo kelurahan
Krikilan inilah lahir cikal-bakal Museum Sangiran.
Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari semakin bertambah,
maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun
Museum kecil diDesa krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen diatas
tanah seluas 1000 m2, museum tersebut diberi nama “Museum Sngiran”. Seluruh
koleksi dipendopo kelurahan krikilan kemudian dipindahkan ke Museum tersebut.
Saat ini sisa-sisa bangunan tersebut dirombak dan dialeh fungsikan menjadi balai
desa krikilan.
Sementara dikawasan di kawasan cagar budaya sangiran sisi selatan pada
tahun 1977 dibangun juga sebuah museum di desa Sedayu, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Museum ini difungsikan sebagai basecamp
sekaligus tempat untuk menampung hasil penelitian lapangan di wilayah cagar
budaya sangiran sisi selatan. Saat ini museum tersebut sudah dibongkar dan
bangunannya dipindahkan dan dijadikan pendopo Desa Sedayu.
Tahun 1983 pemerintah pusat membangun musem baru yang lebih besar di
Dusun Ngempon, Desa Krikilan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.
Komplek museum ini didirikan diatas tanah seluas 16.675 m 2. penggunaannya
antara lain terdiri dari ruang pameran, ruang seminar, ruang kantor, ruang
perpustakaan, ruang storage, ruang laboratorium, ruang istirahat dan lain-lain.
Koleksi yang ada di museum Plestosesn Krikilan dan koleksi di Museum Sedayu
dipindahkah ke museum yang baru ini. Museum ini selain berfungsi untuk
memamerkan fosil temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan dan pelestarian
kawasan Sangiran.
BAB III
KOLEKSI MUSEUM SANGIRAN

Koleksi yang ada di museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia, fosil
hewan, fosil tumbuhan, batu-batuan, sedimen tanah dan juga peralatan batu yang
dulu pernah dibuat dan digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di
Sangiran.
A. Fosil Moluska
a. Klas Pelecypoda b. Klas Gastropoda
1. venericardia 1. ortheulax
2. arca 2. olivia
3. pecten 3. turbo
4. terlina 4. eupleura
5. ostrea 5. strombus
6. steinkern 6. turritella
7. fragmen tridacna 7. conus
8. amonia 8. urosalpin
9. vermetui 9. buccina
10. stinkern
B. Binatang Air
1. Tengkorak Buaya (crocodilus)
Tanggal penemuan : 17 Desember 1994
Nama Penemu : Sunardi
Lokasi Penemuan : Dk. Blimbingm Desa Ngebung,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan

2. Kura-kura (chelonia)
Tanggal penemuan : 1 Februari 1990
Nama Penemu : Hari Purnomo
Lokasi Penemuan : Dk. Pablengan, Krikilan,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan

3. Rahang dan Sirip Ikan


Tanggal penemuan : 20 November 1975
Nama Penemu : Suwarno
Lokasi Penemuan : Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan

4. Gigi Ikan Hiu


Tanggal penemuan : 6 April 1977
Nama Penemu : Sutarjo
Lokasi Penemuan : Desa Bukuran Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan

5. Ruas Tulang Belakang Ikan


Tanggal penemuan : 20 November 1975
Nama Penemu : Suwarno
Lokasi Penemuan : Desa Bukuran Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan

C. Fosil Kayu
Selain sisa-sisa manusia dan binatang purba, dikawasan cagar budaya
Sangiran ditemukan pula sisa-sisa batang pohon yang telah menjadi fosil. Pada
fosil ini dipamerkan fosil batang pohon dari Duku jambu, Desa Dayu
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar yang ditemukan tahun 1995
dan fosil batang pohon dari Desa Krikilan Kecamatan Kalijambe Kabupaten
Sragen yang ditemukan tahun 1977, keduanya di formasi pucang.

D. Kuda Nil
Kuda Nil adalah binatang darat yang hidup di danau atau rawa-rawa dan
dapat menyelam di dalam air selama 5 menit dengan cara menutup lubang
hidung dan matanya. Di daerah Sangiran, binatang ini ditemukan pada formasi
antara pucangan dan kabuh.
1. Rahang Bawah (Mandibula)
Tanggal penemuan : 20 Februari 1994
Nama Penemu : Sodikromo
Lokasi Penemuan : Lereng tebing di sebelah barat dukuh Grogolan
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan
2. Rahang Atas
Tanggal penemuan : 25 April 1994
Nama Penemu : Mujimin
Lokasi Penemuan : Dukuh Pablengan, Desa Krikilan,
Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan
3. Tulang Kering (Tibia)
Tanggal penemuan : 28 Desember 1993
Nama Penemu : Warsit
Lokasi Penemuan : Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan
4. Tulang Kaki Depan Bagian Atas (humerus)
Tanggal penemuan : 4 Januari 1993
Nama Penemu : Warsito
Lokasi Penemuan : Dukuh Bubak, Desa Negebung
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
Umur / Stratigrafi : Formasi Pucangan atas

E. Copy Fosil Tengkorak Manusia


1. Australopithecus Africanus (copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1937
Nama Penemu : R. Brom
Lokasi Penemuan : Distenfonteine, Afrika Selatan
Umur / Stratigrafi : diperkirakan 2,5 juta tahun
2. Phitecanthropus Mojokertensis (copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1936
Nama Penemu : Tjikro Handojo
Lokasi Penemuan : Perning, Mojokerto, Jawa Timur
Umur / Stratigrafi : diperkirakan 1,9 juta tahun
3. Tengkorak Pihtecanthropus Erectus II (copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1937
Nama Penemu : GHR .Von Koenigswald
Lokasi Penemuan : Dk. Bopang, Bukuran
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
4. Tengkorak Pithecanthropus Erectus VIII (Sangiran 17)
Fosil tengkorak Homo Erectus terlengkap hingga saat ini yang pernah
ditemukan di Indonesia. Terdiri dari tempurung, kepala, bagian, muka, dan
rahang atas dengan gigi pra geraham.
Fosil ditemukan di sebelah selatan kali pucung, Desa Sedayu Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Secara geologis fosil ini diperkirakan
berumur 700.000 tahun yang lalu.
5. Tengkorak Pithecanthropus Soloensis
Tanggal penemuan : Tahun 1932
Nama Penemu : Oppenoorth
Lokasi Penemuan : Ngandong, Blora, Jawa Tengah
Umur / Stratigrafi : diperkirakan 400.000 tahun
Homo Sapien
Lokasi Penemuan : Dukuh Ngrejeng Desa Somomoro dukuh,
Keamatan Plupuh Kabupaten Sragen.
Umur / Stratigrafi : diperkirakan 400.000 tahun yang lalu
6. Homo Neanderthal Eropa (copy)
7. Homo Neanderthal Asi (copy)

F. Alat-alat Batu
Manusia purba yang hidup di Sangiran menggunakan batu sebagai
peralatan untuk temuan alat batu di situs Sangiran membuktikan tentang adanya
adaptasi manusia purba terhadap lingkungannya. Ditemukan “bakalan” kapak
batu di daerah Sangiran, membuktikan bahwa alat-alat baru tersebut tidak di
datangkan dari tempat lain. Adapun alat-alat batu yang ditemukan di Sangiran
antara lain : serpih dan bilah, serut dan gurdi, bahan kapak batu, beliung persegi,
kapak perimbas, batu niti, dan bola batu.
1. Serpih dan Bilah
Alat yang dibuat dengan memecah batu menjadi serpihan-serpihan panjang
disebut bilah, digunakan seperti pisau, untuk memotong ataupun menguliti
binatang buruan.
2. Serut adalah serpih untuk menyerut, dan Gurdi adalah alat baru untuk
melubangi.
3. Beliung persegi merupakan alat batu yang sudah diperhalus dan
dipergunakan sebagai alat pertanian di jaman neolitik.
4. Bakal kapak batu yaitu bahan yang disiapkan untuk membuat kapak batu
5. Batu inti merupakan bahan baku untuk membuat alat-alat batu seperti serpih
dan bilah. Bahan baku yang biasa digunakan antara lain batuan tufa kersikan,
batuan gamping, kwarsa, dll.
6. Bola batu, yaitu batuan yang mengalami pembulatan karena alam. Bola batu
tersebut diperkirakan digunakan sebagai alat lempat.
BAB IV
PENUTUP

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan


rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun karya tulis ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
A. Kesimpulan
Dengan teselesaikannya karya tulis ini, penyusun dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
* Sejarah museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh Von Koenigswald sekitar tahun 1930-an di dalam kegiatan Von
Konigswald dibantu oleh kepala desa Krikilan serta penduduk Krikilan.
Mereka menemukan tulang-tulang berukuran besar yang ada di sekitar
bertambah, akhirnya pada tahun 1983 pemerintah pusat membangun museum
untuk menampung semua fosil-fosil yang telah ditemukan dan museum itu
berdiri di Dusun Ngapon, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe Kabupaten
Sragen.
Adapun fosil-fosil yang ada di Sangiran antara lain :
a. Fosil Moluska
b. Binatang Air
c. Fosil Kayu
d. Kuda Nil
e. Copy Fosil Tengkorak Manusia
f. Alat-alat batu

B. Saran
Karena terbatasnya pengetahuan, penulis menyadari bahwa penyusunan
karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Rusmulia Tjiptadi, dkk. 2004. Museum Situs Sangiran. Yogyakarta :


Koperasi Museum Sangiran.

www.sragen.go.id

Anda mungkin juga menyukai