Anda di halaman 1dari 4

LIMBAH RADIOLOGI LADANG UANG

Ditulis oleh : Ines Vinola Cita

Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada
konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan
oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Definisi tersebut digunakan di dalam peraturan perundang-
undangan. Pengertian limbah radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai zat radioaktif yang
sudah tidak dapat digunakan lagi, dan/atau bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau
menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau peralatan
tersebut terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau
instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran, Bab VI Pengelolaan Limbah Radioaktif Pasal 23, Pengelolaan limbah
radioaktif dilaksanakan oleh Badan Pelaksana. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
Pasal 5 dan penjelasannya ditentukan bahwa Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah
instansi pengelola limbah radioaktif. Selain itu, limbah radioaktif juga diatur dalam Peraturan
pemerintah No. 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif. Dengan demikian,
BATAN merupakan satu-satunya institusi resmi di Indonesia yang melaksanakan pengelolaan
limbah radioaktif. BATAN memiliki satu Pusat yang khusus bertugas dalam pengelolaan limbah
radioaktif yaitu Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Bagi industri atau rumah sakit yang
menghasilkan limbah radioaktif dapat mengirim limbahnya ke PTLR. Pengelolaan limbah
radioaktif di Indonesia diawasi pelaksanaannya oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN).
Cara pengolahan limbah film negarif, hasil foto scan x-ray, limbah fixer pencuci film negatif
percetakan photo menjadi perak murni atau bisa dikata lain pengambilan perak murni dalam
limbah film negative.
Secara prinsip dasar asam nitrat(HNO3) mampu melakukan pelarutan terhadap berbagai macam
logam yang salah satunya perak dikarenakan sifatnya sebagai asamkuat dan juga bersifat
oksidator. Asam nitrat ini biasanya paling sering disalah gunakan penggunaannya karena bahan
kimia yang mudah didapat dan memiliki tingkat keasaman yang paling tinggi jika dibandingkan
HCl (asam klorida) maka dari itu asam nitrat sering digunakan para pencuri untuk melakukan
pembobolan gembok besi dan gembok stanless steel.
Setelah perak dilarutkan maka kita tinggal mengendapkannya karena dalam limbah film negatif,
foto ronsen,didalamnya cuma ada kandungan perak dengan sedikit kandungan logam lain seperti
besi dan tembaga sebagai pengotor maka dari itu kita tinggal mengendapkan perak dalam bentuk
senyawaan kloridanya yakni perak klorida yang mana berbentuk endapan putih sebagai cirinya.

Untuk pemurniannya sendiri,endapan perak klorida tadi cukup dijemur dipaparan sinar matahari
langsung (mengandung ultraviolet = panjang gelombang = energy = panas) dan unsur klorida
akan langsung menguap karena sifat ikatannya yang tidak terlalu kuat terhadap logam perak
(lihat di buku vogel analisis kimia kuantitatif ada kok) dan setelah klorida menguap maka yang
tersisa hanyalah perak murni,tapi bentuknya masih serpihan,untuk merubah kebentuk padatannya
kalian perlu melelehkannya dalam wadah tanah liat (seperti ngelas) maka perak pun akan
meleleh dan siap dicetak.

Berikut adalah rincian cara pengolahan dan pengertiannya.


Bahan baku pengolahan perak dari limbah fixer dan negatif film adalah dari cairan air dari
limbah fixer dan negatif foto film yang telah digunakan pada proses pencucian film baik itu dari
tempat percetakan, radiologi dari rumah sakit, maupun dari foto film. Perak digunakan dalam
dunia fotografi karena kepekaannya terhadap sinar ultraviolet.
1. Limbah Fixer ( Perak Nitrat)
Fixer adalah zat kimia berupa cairan pekat yang biasa dipakai untuk  mencuci film dalam
fotografi studio, foto rongent untuk rumah sakit, ataupun tempat percetakan majalah atau
koran yang menggunakan  mesin offset. Proses cuci film itu sendiri merupakan kegiatan di
dalam fotografi untuk mengubah film yang baru diekspos agar bisa dilihat dengan mata
telanjang. Dilakukan dengan merendam pita film seluloid ke dalam tiga jenis cairan, yaitu:
developer, fixer dan air pencucian film harus dilakukan dengan kondisi gelap total, sebab
cahaya liar saat pencucian akan merusak gambar asli di dalam pita film. Kondisi ini bisa
didapatkan dengan melakukan pencucian film di dalam kamar gelap cahaya. Pencampuran
larutan ini dilakukan dengan mencampur beberapa larutan untuk mengubah latent image
menjadi negative film.
Kandungan Perak Pada Limbah Fixer.
a. Biasanya Air Fixer yang memiliki kandungan logam perak yang tinggi terdapat pada
air limbah fixer hasil percetakan yang menggunakan film yang lumayan besar,
contohnya percetakan koran, rongsen rumah sakit dan yang membutuhkan media film
yang cukup besar.
b. Untuk Kandungan Perak yang memiliki kandungan kadar perak yang agak rendah
yaitu air cuci film yang berasal dari tempat cuci film biasa atau sering disebut dengan
studio film, sebab media cuci filmnya sangat kecil dan terkadang percetakan atau
studio film menggantikan air fixer tersebut dalam waktu yang cukup lama, sehingga
kadar perak yang terkandang di air tersebut sudah berkurang banyak.
2. Negatif Film Foto Rontgen
Foto rontgen adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau
suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Foto
rontgen merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang disediakan oleh rumah sakit (medical
imaging). Teknologi MI (medical imaging) atau foto rontgen dimulai dari penemuan sinar-x.
Dasar yang digunakan untuk membuat citra dengan sinar-x adalah adanya atenuansi intensitas
sinar-x saat melewati jaringan sel (tissue), organ atau tulang, kemudian atenuansi intensitas
tersebut dideteksi oleh suatu negatif film yang kemudian diproses dalam suatu larutan dengan
penambahan zat kimia atau fixer. Film klise dari foto rontgen banyak mengandung bahan-
bahan kimia, salah satu diantaranya adalah lapisan perak (Ag) pada plastik foto film tersebut.
Negatif film Rongent
a. Untuk Kandungan perak yang tinggi biasanya terdapat pada negatif film yang memiliki
kepekatan warna hitam yang menyeluruh pada lapisan filmnya  dan sedikit sekali  warna 
transparan pada plastik film tersebut dan ini terdapat pada negatif film dari foto rongent
atau percetakan koran dan majalah. Namun terkadang pada negatif film foto pada
percetakan koran atau majalah terkadang juga memiliki kandungan perak yang  agak
sedikit, karena warna kepekatannya terkadang banyak yang telah terlarut.
3. Negatif Film Percetakan
Klise itu adalah film negative. Jadi jika kalian dirumah punya banyak film negatif yang udah
gakepake mendingan diolah menjadi perak murni. Tapi punya film negatifnya 500gram mau
dapet peraknya 1 kilo ya gak mungkin lah.
Negatif film dari percetakan foto.
a. Untuk kandungan perak yang rendah biasanya terdapat ada klise negatif film dari studio
foto film
Cara Pengolahan
1. Pertama tama potong foto negatif dan foto ronsen menjadi bagian yang kecil, semakin
kecil semakin baik karena luas permukaan mempengaruhi banyaknya perak yang beraksi
alias larut (masukan dalam ember plastik)
2. Pada ember plastik lainnya siapkan air panas lalu ditambahkan larutan asam nitrat pekat
teknis (HNO3) yang bisa dibeli di toko kimia secara mudah dipasaran (kita anggap
kandungan asam nitratnya 100%) padahal kenyataannya konsentrasi asam nitrat yang
dijual dipasaran paling tinggi 65% (karena uapnya bahaya)
2Ag + 2HNO3 -------> 2AgNO3 (larutan) + H2 (gas) + NOx
3. Masukan asam nitrat tadi kedalam air panas kira-kira buat larutan menjadi 30-50%
kandungan asam nitrat (pengencer air)
cara perhitungan pembuatan asamnitrat 40% dari asam nitrat pekat (dianggap 100%)

V1 : C1 = V2 : C2  
Keterangan :    
V1= Volume asamnitrat pekat yang dibutuhkan
C1= Konsentrasi asam nitrat pekat (100%)
V2= Volume asam nitrat yang akan dibuat (misal 5liter)
C2= Konsentrasi asam nitrat yang ingin dibuat (misal 40%)

maka jumlah asam nitrat yang dibutuhkan adalah :

V1 = V2 x C2   =     5liter x 40%     = 2 liter asam nitrat pekat yang dibutuhkan terus
            C1                   100%       dicampur air sampai larutan menjadi 5 liter
4. Dalam keadaan panas masukan potongan limbah film negatif dan foto ronsen yang sudah
dipotong kecil lalu aduk pakai kayu hati hati uap dari asam nitrat beracun bisa mengikis
paru- paru anda jadi lakukan diudara terbuka atau dibawah penghisap udara.
5. Aduk terus sampai warna foto klise dan foto ronsen memudar bahkan sampai warna
hilang, angkat semua klise dan foto yang tidak larut, bilas air lalu buang pada tempatnya
AgNO3 + NaCl --------> AgCl(endapan putih) + NaNO3 larutan)
6. Larutan tersebut sudah mengandung perak, tambahkan air secukupnya untuk mengurangi
timbulnya uap atau bisa juga dengan memasukan oksigen kedalam larutan sehingga tidak
terbentuk lagi uap NO2
7. Larutan ditambahkan garam dapur secukupnya sampai tidak terbentuk endapan putih lagi
(sambil diaduk)
8. Saring untuk memisahkan endapan dari larutan dan endapan siap dijemur untuk
menghasilkan perak murni dan selanjutnya dilelehkan untuk dicetak.
2AgCl + UV --------> Ag (padatan berwarna silver) + Cl- (uap)

SARAN :
Pada saat mengolah harap menggunakan masker atau lakukan pengolahan diluar ruangan, karena
uap dari oalahan tersebut dapat mengikis paru-paru anda!!

Selamat mencoba.

Anda mungkin juga menyukai