Anda di halaman 1dari 12

Agnatha 

("hewan tidak berahang") atau Cyclostomata ("hewan bermulut lingkar") adalah salah


satu superkelas dari Craniata (hewan bertengkorak). Walaupun hidup di air, agnatha tidak dapat
dikatakan sebagai ikan secara biologi karena tidak berahang, siripnya tidak berpasangan,dan
rangka tubuhnya tersusun dari tulang rawan.

Ke dalam agnatha termasuk semua lamprey (Petromyzodonti) dan remang (Myxini).

Struktur Tubuh [sunting]
Sesuai dengan namanya, Agnatha tidak mempunyai rahang. Mulut berbentuk lingkaran, gigi dari zat
tanduk, dan mempunyai lidah. Kulit tidak bersisik, rangka dari tulang rawan dan jantung beruang
dua. Hidup di laut dan bernapas dengan insang. Lamprey adalah parasitpada ikan besar, dapat
memakan daging inangnya hingga tinggal kulitnya saja. Pencernaan makanan berupa pipa lurus,
mempunyai anus, tanpa kloaka.

Ikan diklasifikasikan  menjadi 3, yaitu kelas Agnatha (ikan tidak berahang), kelas
Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), dan kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati). Berikut
adalah penjabarannya:

a.    Kelas Agnatha (ikan tidak berahang), memiliki ciri-ciri:

1)   Tidak mempunyai rahang.

2)   Mulut berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk, dan mempunyai lidah.

3)   Kulit tidak bersisik.

4)   Rangka dari tulang rawan.

5)   Jantung beruang dua.

6)   Hidup di laut.

7)   Bernapas dengan insang.

8)   Merupakan parasit pada ikan besar.

9)   Dapat memakan daging hospesnya hingga tinggal kulit dan tulangnya.

10)    Pencernaan makanan berupa pipa lurus, mempunyai anus, tanpa kloaka.

11)    Banyak terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Di Indonesia tidak ada Agnatha

Contoh:
a)    Ikan Hantu (Myxine sp).

b)   Belut laut (lamprey), mempunyai satu lubang hidup (nostril).

b.    Kelas Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), memiliki cir-ciri:

1)   Kerangka dalam (Endoskeleton) terbuat dari tulang rawan.

2)   Kulit bersisik plakoid (seperti kait mengarah ke belakang tubuh, sehingga baru teraba kasar
kalau arahnya dari ekor ke kepala) dan berlendir.

3)   Mulut dan lubang hidung terletak di bagian ventral (arah perut).

4)   Mempunyai lidah dan rahang.

5)   Hidup di laut.

6)   Bernapas dengan insang. Celah insang ada 5-7 pasang.

7)   Mempunyai dua pasang sirip dan sirip ekor yang pada umumnya sirip ekor tak
simetris/ heteroserkus (bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah).

8)    Terdapat kloaka, tidak ada pneumatosista.

9)   Pembuahan di dalam tubuh.

Contoh:

a)    
Squalus sp (ikan hiu/ cucut), sirip ekor berfungsi untuk memeluk hiu betina ketika kawin, disebut
alat klasper.

b)            Narcina sp, dapat mengeluarkan lecutan listrik untuk penerangan di laut yang gelap.

c)      Taeniura lymma (ikan pari macan).

c.    Kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati), memiliki ciri-ciri:

1)   Kerangka dari tulang sejati/ tulang keras.

2)   Mulut berahang, bergigi dan berlidah.

3)   Bernapas dengan insang. Insang dilindungi tutup insang (operkulum) di kiri kanan kepala.

4)   Kulit berlendir dan bersisik. Sisik tipe sikloid, stenoid atau ganoid.

5)   Sirip ekor simetris.


6)   Jantung beruang dua.

7)   Darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit.

8)   Ikan ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis.

9)   Mempunyai hati yang berkantong empedu.

10)    Lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas adanya
pankreas.

11)    Terdapat gelembung renang.

12)    Mempunyai gurat sisi.

13)    Mempunyai indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semiserkuler dan memiliki otolit
untuk keseimbangan.

14)    Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar.

15)    Pembuahan di luar tubuh

Contoh:

a)    Ikan mas (Carassius auratus).

b)   Ikan Lele (Ameiurus melas).

c)    Belut (Anguilla sp).

d)   Ikan bader (Perca sp).

e)    Kuda laut (Hippocampus sp).

f)    Salmon (Onchorhynchus sp).

g)   Sarden (Sardinops caerulea).

h)   Ikan paru (Neoceratodus sp).

i)     Ikan tuna (Scomber scombrus).

j)     Ikan terbang (Cypselurus sp).

k)   Ikan perak (Cymatogaster aggregatus).


Ikan Beracun
Artikel Bahasa Indonesia | Artikel Lingkungan – Kehidupan bawah laut sangatlah beragam dengan
kehidupannya sendiri. Dipercaya jutaan spesies ikan hidup di bawah lautan mulai lautan terdangkal hingga
dasar samudera terdalam. Bila anda adalah pecinta ikan laut tentunya akan mengakui keindahan bentuk
serta warna warni dari ikan laut. Mulai dari yang jinak, buas, aneh, hingga yang beracun!
Berikut adalah beberapa Ikan beracun , baik yang hidup diair laut juga air tawar

Ikan Beracun
Ikan Buntal ( Fugu Fish )

Secara sekilas Ikan Buntal ( Fugu Fish ) menyerupai bola duri yang biasa dipakai untuk pengobatan
alternatif. Dibalik bentuknya yang lucu dan unik, ikan ini memiliki racun yang sangat mematikan. Ikan
beracun ini dianggap memiliki racun paling berbahaya kedua didunia. Disebut ikan Buntal karena
bentuknya yang kembung dan buntal karena kemampuannya untuk menggembungkan tubuhnya. Di
Jepang, penulisan nama kanji untuk  ikan beracun ini terbaca sebagai “babi sungai”
Ikan Lepu / Ikan Lepu / Ikan Katu ( Scorpion Fish )
Ikan ini terkadang disebut sebagai Ikan Lepu atau ikan kalajengking ( Scorpion Fish ) meskipun bentuknya
jauh dari bentuk kalajengking. Ciri khas dari ikan ini adalah warnanya yang sangat mencolok serta
kemampuannya dalam  menyamarkan dirinya. Ikan Lepu Batu dianggap sebagai jenis Lepu yang paling
beracun dan berbahaya bagi manusia. Ikan ini hidup di perairan dangkal, bebatuan dan terumbu karang
yang dangkal. Mereka kerap bersembunyi di tempat – tempat seperti itu. Para penyelam kerap memainkan
jenis Lepu ayam dan Lepu kupu – kupu dengan cara tidak menyentuh duri – durinya.
Ikan Baronang ( Baronang Rabbit Fish )

Secara sekilas ikan baronang terlihat serupa dengan ikan mujair dsj. Ikan ini memiliki duri – duri pada sirip
dibagian punggung serta duburnya. Racun dari duri – duri ini tidak terlalu berbahaya seperti halnya ikan
Lepu atau ikan buntal.  Pada umumnya duri tersebut telah dibuang terlebih dahulu bila ingin dijadikan
santapan. Ikan ini cukup nikmat dengan cara hidang dibakar dengan campuran bumbu dsj.

Ikan Butana ( Botana Surgeon Fish )


Ikan Botana memiliki wujud dan warna yang unik dan lucu namun berhati – hatilah jika ingin menangkap
ikan ini dengan tangan anda karena ketajaman dari duri ikan ini cukup berbisa serta setajam silet yang
terletak pada sepasang sirip ekor yang terletak pada bagian pangkal.

Ikan Pari ( StingRay )

Ikan pari merupakan salah satu spesies ikan terlebar di lautan. Pada ikan pari Manta tercatat memiliki lebar
tubuh hingga 9 meter! Salah satu senjata pada ikan pari adalah kemampuannya dalam menghasilkan aliran
listrik pada tubuhnya. Selain itu ikan ini memiliki duri yang sangat tajam pada bagian ekor dengan
kemampuan melukai yang sangat fatal. Duri dan listrik merupakan senjata pertahanan diri alami yang
terdapat pada ikan pari. Meskipun juga memiliki gigi dan duri – duri pada bagian kepala, namun bagian ekor
lah yang perlu diwaspadai.
Ikan Semilang / Lele

Pada beberapa jenis ikan lele terdapat duri tajam yang beracun pada bagian kepala mereka. Selain pada
bagian insang ikan ini juga dianggap beracun serta tidak baik untuk kesehatan.
Jenis – Jenis Ikan Beracun – Kelompok Alga Ciguatera

Alga Ciguatera adalah zat beracun yang terdapat pada beberapa jenis ikan. Cukup banyak sekali orang yang
keracunan akibat tidak mengetahui seluk beluk serta latar belakang ikan yang ditangkapnya. Kasus seperti
ini bahkan pernah terjadi pada restoran – restoran besar seperti yang pernah dialami oleh salah restoran di
Thailand dan Jepang. Zat Cigueara umumnya terdapat pada hampir semua ikan namun dengan tingkat
konsentrat yang rendah. Pada umumnya ikan pemakan segala secara natural akan menghasilkan zat Cituera
dalam jumlah yang tinggi sehingga membahayakan bagi manusia.
Zat ini dihasilkan oleh dinoflasgelata yang berikuran kecil atau dinamakan Gambierdiscus toxicus yang
hidup dan tumbuh pada areal permukaan batu, permukaan bangkai kapal, benda – benda di dermaga dll
yang kemudian tertelah oleh ikan – ikan berjenis herbivor lalu ikan ini dimangsa lagi oleh ikan predator
sehingga racun yang terakumulasi pada ikan pemangsa ini akan menyebabkan racun pada bagian hati dan
organ reproduksinya, termasuk telur ikan.
Di daerah Indo – Pasifik, jenis ikan Kakap merah Jumbo dan Belut laut adalah jenis yang berpotensi
mengandung zat Citoera dalam jumlah yang cukup tinggi. Bahkan tidak tertutup kemungkinan pada ikan –
ikan yang kerap kita konsumsi seperti kerapu, tuna, barakuda dan trigger juga mengandung zat Citoera ini.
Salah satu cara untuk menghindarkan kita dari ikan beracun ini adalah dengan tidak memakan atau
membeli ikan – ikan tersebut yang berukuran terlalu besar atau melebihi batas besar yang umum anda
konsums

http://artikelbahasaindonesia.org/artikel-lingkungan/ikan-beracun-jenis-ikan-beracun-yang-kerap-kita-
temui/

Imam Bachtiar
Ketua Pusat Penelitian Pesisir dan Laut (P3L) Universitas Mataram
Dipubikasikan di Lombok Post, Sabtu, 3 Pebruari 2007, halaman 14, OPINI

Keracunan akibat makan ikan laut kadang muncul di koran Lombok Post ini, salah satunya
diberitakan pada hari Senin 15 Januari 2006 yang lalu. Sebagian korban bahkan meninggal
dunia, dengan puluhan orang harus dirawat. Tetapi penjelasan tentang keracunan ikan ini masih
sangat jauh dari cukup untuk dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat, agar dapat
menghindarinya di kemudian hari. Tulisan ini dimaksudkan untuk menambah penjelasan yang
lebih rinci tentang keracunan akibat mengkonsumsi ikan yang secara ilmiah disebut dengan
ciguatera (baca: siguatera).
Ciguatera merupakan kondisi keracunan pada manusia yang diakibatkan oleh konsumsi
hewan laut (ikan). Penyakit ini telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Ciguatera telah
sering terjadi di kawasan tropis dan sub-tropis Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
yang terletak di antara kedua samudra tersebut merupakan salah satu kawasan yang banyak
terjadi ciguatera. Setiap tahun diperkirakan 10.000-50.000 orang mengalami ciguatera di
seluruh dunia. Penyebab utama ciguatera adalah makanan laut dari ikan bersirip (finfish).
Ikan penyebab ciguatera
Ciguatera sebagian besar diakibatkan oleh senyawa ciguatoxin yang terdapat pada daging ikan.
Ciguatoxin P-CTX-1 merupakan racun yang mematikan. Diperkirakan 90% kematian dari
ciguatera disebabkan racun yang diisolasi dari belut laut (moray eel) ini. Ikan mendapatkan
racun ciguatoxin tersebut dari mikroalga beracun yang dimakan oleh ikan herbivora (pemakan
tumbuhan). Jika ikan herbivora yang tampak sehat ini dimakan oleh ikan karnivora, maka racun
ciguatoxin tersebut terkumpul pada ikan karnivora (pemakan hewan).
Ikan-ikan yang beracun umumnya merupakan ikan-ikan karang yang hidup di dasar, walaupun
ada juga ikan-ikan yang pelagis. Jenis ikan karang yang biasanya tidak beracun, bisa menjadi
beracun setelah terjadinya peledakan populasi alga dinoflagelata. Telah dilaporkan ada 400 jenis
ikan yang potensial dapat berubah menjadi beracun, tetapi angka ini dianggap terlalu berlebihan.
Jumlah jenis ikan beracun dilaporkan sebanyak 10 jenis di Ryuku Island, Jepang. Di Hawaii, dari
172 kasus ciguatera dalam dua tahun diidentifikasi sebanyak 16 jenis ikan yang beracun.
Ikan belut laut dan kerapu karang (Plectropomus spp.) merupakan jenis ikan yang banyak
terkait dengan ciguatera, terutama di barat daya Samudra Hindia. Di Amerika jenis ikan yang
banyak terkait dengan ciguatera adalah kerapu sunu (Epinephelus spp.). Di Australia, ikan-ikan
yang dikenal dapat beracun meliputi tenggiri (Scomberomorus commersoni), kerapu
(Plectropomus dan Epinephelus), barakuda (Sphyraena jello), kakap merah (Lutjanus sebae),
dan kuwe (Caranx spp.).
Tingkat keracunan dari ikan bervariasi dari musim ke musim, dari satu lokasi ke lokasi lain, dan
dari satu spesies ke spesies lainnya. Suatu jenis ikan yang beracun di suatu kawasan, dapat
tidak beracun di kawasan di sebelahnya. Kawasan yang aman dari ciguatera dapat berubah
memproduksi ikan-ikan yang beracun suatu waktu, dan kembali lagi aman pada waktu
berikutnya. Ikan yang mengandung ciguatoxin memiliki ciri fisik, rasa dan bau yang normal,
sehingga sulit diidentifikasi. Tetapi jika konsentrasi racun di dalam ikan terlalu tinggi dapat
menyebabkan ikan berperilaku aneh sehingga mudah ditangkap. Bahkan ciguatoxin di tubuh ikan
dapat menyebabkan kematian ikan itu sendiri. Karena itu, ikan yang sangat mudah tertangkap
nelayan, tidak seperti biasanya, perlu dicurigai sebagai ikan yang mengandung ciguatoxin.
Sumber dari ciguatoxin di daging ikan berasal dari mikroalga yang dimakannya. Sekarang telah
dikenal 30 jenis mikroalga yang menghasilkan senyawa bioaktif, termasuk ciguatoxin. Sebagian
peneliti percaya bahwa ciguatera tidak hanya disebabkan oleh satu racun (toxin) saja, melainkan
kombinasi dari sejumlah toxin dan metabolit lainnya yang dihasilkan oleh satu atau banyak jenis
dinoflagelata. Walaupun demikian, mikroalga Gambierdiscus toxicus yang menghasilkan
gambiertoxin merupakan dinoflagelata yang paling penting.
Tanda-tanda ciguatera
Sindrom klinis ciguatera bermacam-macam, tergantung jenis dan jumlah toxin yang terkonsumsi
dan kerentanan individu penderita. Waktu terjadinya sakit juga sangat bervariasi tergantung
pada dosis. Walaupun demikian, biasanya keluhan ciguatera terjadi 1-6 jam setelah masuknya
makanan beracun tersebut, 90% kasus terjadi dalam periode 12 jam.
Pada umumnya, penderita ciguatera ditandai dengan muntah yang parah, diare dan sakit perut,
dalam beberapa jam setelah makan ikan beracun. Jika gejala sakit perut (gastrointestinal) ini
tidak terjadi, biasanya gejala yang muncul adalah rasa gatal, gerak yang lamban atau rasa
terbakar di kulit. Gejala yang lebih khusus dari ciguatera adalah rasa gatal yang sakit dan parah,
rasa panas atau terbakar, dan rasa seperti terkena strum listrik. Kadangkala gejala ini disertai
dengan rasa sakit di sendi, tangan dan kaki, serta kram otot. Perasaan kehilangan gigi juga
merupakan gejala yang umum terjadi pada penderita ciguatera. Sejumlah penderita
menunjukkan pengindraan suhu yang terbalik, benda panas terasa dingin sedangkan benda
dingin terasa panas.
Gejala yang ditimbulkan ciguatera dapat hilang dalam beberapa hari, dapat juga tetap
terasa hingga berbulan-bulan. Gejala sakit ciguatera dapat muncul kembali jika korban makan
ikan yang mengandung ciguatoxin kembali, atau mengkonsumsi minuman beralkohol. Ikan
herbivor yang beracun biasanya menyebabkan gangguan (sakit) pada system pencernaan dan
syaraf. Ikan karnivor yang beracun dapat menyebabkan sakit yang lebih luas, termasuk
gangguan peredaran darah dan jantung.
Penyebab produksi ciguatoxin
Para ahli telah menduga setidaknya tiga faktor sebagai penyebab diproduksinya ciguatoxin.
a) Pemutihan dan kematian karang.
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa permukaan karang yang ditutupi oleh alga filamentous
dan makroalga berkapur merupakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan mikroalga
beracun G. toxicus. Pemutihan dan kematian karang sekarang terjadi dimana-mana, dan
kejadian ciguatera lebih sering terjadi terutama di kawasan yang terumbu karangnya rusak.
Ikan beracun biasanya ditemukan di kawasan perairan suatu pulau yang menghadap arah
angin.
b) Asosiasi dengan alga merah dan bakteri.
Sejumlah peneliti melaporkan adanya hubungan antara populasi mikroalga beracun G. toxicus
dengan makro alga dan bakteri. Di Hawai, populasi G. toxicus paling banyak ditemukan
berasosiasi dengan alga merah Spyridia filamentosa. disamping itu, G. toxicus juga berasosiasi
dengan makro alga lain yang tidak dimakan manusia, misalnya Turbinaria
dan Sargasum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri mempengaruhi jenis toxin yang
dihasilkan oleh dinoflagellata. Diduga bahwa bakteri menghasilkan nutrien yang diasimilasikan
oleh dinoflagelata untuk memproduksi ciguatoxin.
c) Pengaruh lingkungan.
Jumlah bakteri di air laut banyak dipengaruhi oleh bahan pencemar yang dihasilkan oleh
manusia, misalnya nutrien dari pertanian, banjir sungai, dan limbah kota. Dilaporkan terdapat
korelasi yang signifikan antara jumlah dinoflagelata G. toxicus dengan NO2, NO3,
NH4, PO4 dan total posfat.
Bagaimana cara menghindari ciguatera?
Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ciguatera sangat dibutuhkan untuk menghindari
terulangnya keracunan masal karena ciguatera. Masyarakat membutuhkan informasi yang dapat
dipercaya dari lembaga yang memiliki otoritas untuk menjelaskan hal ini, misalnya Dinas
Perikanan dan Kelautan dan Dinas Kesehatan.
Peneliti ciguatera telah membuat daftar cara untuk menghindari ciguatera secara individu yaitu
sebagai berikut:
a) Hindari ikan karang (dasar) di air yang hangat, khususnya yang sudah dikenal pernah
beracun, dan hindari ikan pelagis (atas) yang makan ikan tersebut, terutama di kawasan yang
mempunyai sejarah ciguatera.
b) Hindari semua jenis ikan yang berasal dari lokasi-lokasi yang menjadi sumber ciguatera.
c) Hindari konsumsi belut laut, kecuali yang ditangkap dari lokasi yang tidak memiliki sejarah
ciguatera.
d) Hindari mengkonsumsi ikan, daging dan jerohan dari ikan yang berpotensi menyebabkan
ciguatera.
e) Hanya konsumsi sedikit ikan (<50 gram) dalam sekali duduk makan.
Untuk mendukung upaya masyarakat dalam menghindari ciguatera, pemerintah daerah perlu
melakukan penyuluhan pada masyarakat dan pemetaan lokasi-lokasi yang pernah memiliki
sejarah sebagai sumber ciguatera. Peneliti dari universitas atau lembaga penelitian perlu
mengkaji pola-pola kemunculan ciguatera sehingga masyarakat dapat melakukan antisipasi
sedini mungkin. Setiap musibah adalah sebuah pelajaran berharga bagi orangorang
yang mau berfikir.
http://mycoralreef.wordpress.com/2011/10/24/ciguatera-keracunan-ikan-laut/

Pada beberapa jenis ikan terdapat kelenjar racun yang juga merupakan derivat dari kulit.
Kelenjar ini mensekresikan zat yang bila disuntikan pada manusia akan menyebabkan sakit
bahkan dapat menyebabkan kematian. Beberapa contoh ikan yang mempunyai kelenjar racun
yaitu ikan cucut, kelenjar racun terdapat pada duri sirip Pari, kelenjar racun terdapat pada duri
yang terdapat pada sirip ekor. Ikan yang termasuk golongan lele, misalnya Bullhead pada
golongan ikan ini kelenjar racun terdapat pada duri sirip punggung dan sirip dada.

Anda mungkin juga menyukai