Oleh
ALEX FERIANTO
NIM : 16.01.01.059
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
pendidikan strata satu jurusan farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Pertiwi Palembang. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
1. Bapak Drs. H. Noprizon, M. Kes, Apt. selaku Ketua Yayasan Notari Bhakti
Pertiwi Palembang.
2. Bapak Erjon, M.Kes., Apt. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Pertiwi Palembang.
3. Ibu Ade Arinia Rasyad, M.Kes., Apt. selaku Ketua Prodi Sarjana Farmasi
vi
4. Kepada ibu Sari Meisyayati M.Si., Apt. selaku pembimbing I yang telah
6. Bapak dan ibu dosen beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
Penulis
vii
ABSTRAK
Pada penelitian terdahulu telah diketahui bahwa jus herbal kombinasi (rosela,
jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu) memiliki efek antihiperkolesterol dan
rasio LDL/HDL pada penelitian sebelumnya. Tujuan penelitian ini mengetahui
efektivitas pemberian jus herbal kombinasi setelah masa simpan 50 hari terhadap
penurunan kolesterol total. Kelompok hewan terdiri dari kontrol negatif (Na CMC
0,5%), jus herbal suhu dingin (5-13ºC), jus herbal suhu kamar (25-30ºC), dan jus
herbal tanpa penyimpanan dengan masing-masing dosis 5,4 ml/KgBB yang
diberikan selama 10 hari yang diikuti PTU & pakan tinggi lemak. Kemudian
pengukuran kadar kolesterol total dilakukan pada hari ke-0 dan ke-11 dengan
menggunakan fotometer semi-automatic chemistry analyzer metode CHOD-PAP.
Dari hasil penelitian bahwa sediaan jus herbal suhu dingin (11%) dan jus herbal
suhu kamar (-40%) masih mempunyai efektivitas antihiperkolesterol
dibandingkan dengan Na-CMC 0.05%, dengan hasil uji hedonik 85% dari 10
responden lebih menyukai sediaan jus herbal yang disimpan pada suhu dingin.
viii
ABSTRACT
In the previous research, it was known that mixed herbal juice (garlic, red
ginger, lime, apple vinegar, and honey) had a reducing effect antihypercholesterol
and ratio LDL/HDL on research previous. The objective of the research was to
know the effectiveness of giving mixed herbal juice with after shelf life of 50 days
on the reducing total cholesterol. Group animal consists of, namely negative
control (Na CMC 0.5%), herbal juice at cold temperatures (5-130C), herbal juice
at room temperatures (25-300C), and herbal juice without storage each with
dosage 5.4 ml/KgBB wich are give 10 days a following PTU and high eat feat .
Then, the total cholesterol levels were measured on day-0 and day-11 by using a
photometer semi-automatic chemistry analyzer with CHOP-PAP method. From
the research result, it showed that herbal juice (11%) and herbal juice at room
temperatures a still gave effectiveness of antihypercholesterol. With percent
decrease the biggest of herbal juice it showed. While the hedonic test results
showed 85% of 10 respondents preferred herbal juice provision stored at cold
temperatures.
BAB 1
PENDAHULUAN
lemak, dan sedikit serat. Pergeseran pola makan ini banyak dibicarakan oleh para
ahli kesehatan dan dihubungkan dengan timbulnya berbagai penyakit, salah satu
yang tinggi dalam darah menyumbang 56% dari kasus penyakit jantung koroner
di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 4,4 juta kematian setiap tahunnya.
darah ke miokardium (Dewi, 2019). Menurut hasil survei Riset Kesehatan Dasar
rendah kolesterol, jika diet ini gagal dilakukan maka dilakukan terapi obat anti
hiperlipidemia (Dipiro dkk, 2011). Obat yang paling efektif dalam mengurangi
efek merugikan yaitu menyebabkan miopati bercirikan miaglia hebat serta rasa
Tingginya harga obat sintesis dan adanya efek samping yang merugikan
secara alami atau back to nature menjadi fenomena yang sering dibicarakan
dalam beberapa tahun terakhir ini. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat
jeruk nipis, nanas, madu, dan rosela) terbukti mempunyai khasiat menurunkan
kadar kolestrol dalam tubuh dengan hasil rerata nilai rasio LDL/HDL jus herbal
kombinasi 5,4 ml/kgbb dan rasa jus herbal kombinasi ini dapat diterima oleh
masyarakat dan efektif terhadap nilai rasio LDL/HDL yang rendah (Andriliya,
2018).
Jus herbal kombinasi pada penelitian ini tidak menggunakan bahan pengawet
B1, dan C (Lauma dkk, 2013). Nanas yang mengandung Bromelin mempunyai
platelet (Bhattacharyya, 2008). Cuka apel (apple cider vinegar) adalah cairan
fermentasi buah apel yang difermentasi oleh khamir dan bakteri asam asetat. Zat
yang terkandung dalam cuka apel yaitu flavonoid memiliki aktivitas antibakteri
radikal bebas yang digunakan sebagai bahan pengawet alami untuk penyimpanan
penyakit kolesterol, jus herbal sangat aman untuk dikonsumsi dan dapat
dipasaran, apabila jus herbal kombinasi sudah di olah dan di jadikan produk yang
bisa dipasarkan, tetapi belum dikonsumsi oleh masyarakat, maka produk ini dapat
pada jus herbal berupa faktor intrinsik yaitu sifat fisika, kekentalan, pH,
organoleptik, faktor entrinstik yaitu kondisi lingkungan seperti suhu, susunan gas,
serta kelembapan, faktor implisif yaitu sifat yang dimiliki mikroba dan faktor
efektifitas karena memiliki zat kimia seperti pada penelitian (Rizal dkk, 2016)
konsentrasi CMC 0,2% mampu menghasilkan minuman probiotik sari buah nanas
pada suhu dingin selama 1 bulan. Menurut (Wulandari, 2017) waktu penyimpanan
masa simpan 1 bulan dengan 2 perlakuan yaitu pada suhu ruang dan suhu lemari
1 Apakah jus herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu)
kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu) selama masa
3 Pada penyimpanan manakah antara suhu ruang atau suhu dingin yang
1 Mengetahui apakah jus herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka
herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu) selama
masa simpan 50 hari pada suhu ruang dan suhu lemari pendingin.
3 Mengetahui pada penyimpanan manakah antara suhu ruang atau suhu dingin
nipis, nanas, cuka apel, dan madu) apakah masih memiliki efektivitas sebagai
kombinasi
1.5 Hipotesis
herbal kombinasi rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu, pada
kombinasi rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu, pada masa
TINJAUAN PUSTAKA
panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna
yaitu asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat (Mulyana,
nanas sekitas 50-150 cm. Daun berbentuk pedang, tebal ujung daun nanas lancip,
tepi daun memiliki duri, dan warna hijau. Bentuk buah yaitu bulat panjang, warna
danging nanas muda berwarna hijau dan warna daging nanas tua atau masak
berwarna kuning. Apabila buah telah tumbuh maksimal (tua) dan sejalan dengan
(Zuhrawati, 2014).
buah yang bulat sampai bulat telur, segmen buah berdaging hijau
baunya (Arbain dkk, 2014). Dilakukan hasil analisis fitokimia, jeruk nipis
sitrat, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin A,B, serta C (Arbain dkk, 2014).
ekstrak daun jeruk nipis dapat berkhasiat lain sebagai antidiabetik dan
Cuka apel merupakan hasil fermentasi asam asetat dan alkohol dari
buah apel. Asam asetat adalah komposisi kimia yang paling mendominasi
didalam cuka apel (Johnston dkk, 2006). Komposisi zat yang terkandung
dalam cuka apel yang berperan menyembuhkan adalah pektin, kalium dan
Cuka apel yang kaya serat membantu menyerap air, lemak, racun, dan
Cuka apel yang kaya serat membantu menurunkan kolesterol dengan cara
pemberian kombinasi antara madu dan cuka apel dosis 0,5 ml/kgbb
yang berasal dari nektar bunga atau sekret tanaman yang dikumpulkan
oleh lebah madu, diubah dan disimpan di dalam sarang lebah untuk
dkk, 2010).
2.2 Rendemen
Obat herbal adalah yang berasal dari tumbuhan yang di proses atau di
ekstrak sedemikian rupa senhingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang
herbal dengan efek samping minim karna dibuat dari bahan bahan alam,
yang lama. Berdasarkan penelitian (Upia, 2017) dan (Herpi, 2017) sediaan
jus herbal yang mengandung rosela, nanas, bawang putih, jahe merah,
jeruk nipis, cuka apel dan madu merupakan obat tradisional karena
Meskipun jus herbal ini mengandung cuka apel yang diproduksi oleh
memperbaiki rasa dari formula jus herbal kombinasi (Rosela, Nanas, Jeruk
positif, jus herbal kombinasi dosis 2,7 dan 5,4 ml/kgbb. Sediaan uji di
dan GPO-PAP serta penentuan nilai LDL, nilai rasio LDL/HDL pada hari
ke 11. Dengan hasil bahwa jus herbal kombinasi pada dosis 5,4 ml/Kgbb
lebih efektif memperbaiki profil lipid darah dan menyebabkan nilai rasio
suhu sekitar 40-60℃ selama 3-5 menit untuk mensterilkan sediaan agar
2.5 Kolesterol
Tabel 2.1 Klasifikasi Kolesterol Total, LDL, HDL dan Trigliserida (PPK 2014)
Kolesterol Total Keterangan
<200 mg/dl Diinginkan
200-239 mg/dl Cukup tinggi
≥240 mg/dl Tinggi
2.6 Hiperkolesterolemia
sama dengan atau sudah melebihi batas normal 200 mg/dl (Guyton dan
yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL
Density Lipoprotein).
6 jam karena langsung akan diubah menjadi (LDL) (Guyton dan Hall,
2012).
darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui jalur sel-
sel perusak ini molekul LDL akan dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk
LDL akan menumpuk dalam sel-sel perusak. Apabila hal ini terjadi selama
dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal ini yang
2012).
2.7 Propiltiourasil
plasma sebesar 1-2 persen dari total plasma dalam waktu satu jam setelah
putih jantan galur Wistar, karena sifat dari farmakologis manusia hampir
sama dengan tikus tersebut. Tikus yang digunakan tikus jantan karena
penelitian. Tikus yang digunakan berusia 2-3 bulan karena pada usia
dipecah oleh enzim kolesterol esterase menjadi kolesterol dan asam lemak.
(Olukanni, 2013).
radiasi yaitu lampu halogen, filter, tempat sampel atau kuvet, dan detektor.
sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat
pada aspirator sehingga masuk kedalam kuvet sehingga dibaca oleh sinar
2.12 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Jus Herbal (BPOM
RI, 2010)
1. Identifikasi
yang salah dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan atau keracunan.
2. Peralatan
email atau stainless steel. Gunakan pisau atau spatula/ pengaduk yang terbuat
dari bahan kayu atau baja, saringan dari bahan plastik atau nilon. Jangan
ukur lebih akurat. Ukuran gram atau liter lebih mudah dan lebih umum
dua.
primer lain yang terdapat dalam bahan obat juga memegang peranan penting.
5. Penyimpanan
2011) adalah suatu tindakan pengawetan bahan pangan dan pakan yang
pada tempat yang teduh. Infus harus dibuat segar setiap hari (24 jam) dan
1. Faktor intrinstik, merupakan sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh
diatmosfer.
3. Faktor implisit, merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan bakteri.
Terdapat beberapa jenis bakteri yang dapat hidup pada kisaran suhu yang
luas, dan ada juga bakteri jenis lainnya yang hanya dapat hidup pada rentang
2. Zat Makanan
Sebagian besar yang hidup bebas dapat tumbuh baik pada ekstrak ragi,
bakteri parasit membutuhkan zat-zat khusus yang hanya terdapat dalam darah
atau dalam ekstrak jaringan hewan. Banyak organisme, satu senyawa seperti
asam amino dapat berlaku sebagai sumber energy, sumber karbon dan sumber
nitrogen, organisme lain yang memerlukan senyawa yang berbeda untuk tiap
3. Oksigen
disebut anaerob adalah kelompok bakteri yang tidak dapat tumbuh dengan
(Wibowo, 2012).
4. Kelembapan
mycoplasma dan bakteri yang mengalami kerusakan dinding sel, tidak toleran
2012).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan
3.2.1 Alat
corong kaca, vial, sonde oral, gelas ukur, spuit, tabung ependorf,
3.2.2 Bahan
bawang putih, jahe merah, jeruk nipis, madu, cuka apel, aquadest,
(t-1) x (n-1) ≥ 15
(4-1) x (n-1) ≥ 15
3n-3 ≥ 15
3n ≥ 18
n ≥6
Keterangan:
t = Banyaknya kelompok
Jadi, jumlah tikus yang digunakan untuk tiap kelompok terdapat 6 ekor dan ada 4
kombinasi rosela, nanas, jeruk nipis, cuka apel, dan madu yang telah
nanas, jeruk nipis, cuka apel, dan madu yang sudah diolah menjadi 3
sediaan jus herbal yaitu jus herbal segar dan jus herbal yang dilakukan
diberi perlakuan Na CMC 0,05%, kelompok hewan yang diberi Jus herbal
hewan yang diberi Jus herbal yang sudah disimpan 50 hari pada suhu
dingin (5-13ºC) dan kelompok hewan yang diberi Jus herbal segar, dengan
masing-masing diberi jus herbal kombinasi pada dosis 5,4 ml/kgbb. Semua
selama 10 hari.
automatic chemistry.
jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan madu yang digunakan sebagai sampel
2. Cuka apel (Malus domestica sp) yang juga digunakan sebagai sampel
Selatan.
lingkungan baru. Kemudian cek kadar kolesterol awal tikus lalu timbang
cuci bersih dengan air matang. Lalu diekstraksi kelopak bunga rosella
mengunakan alat juicer lalu diambil ekstrak sebanyak 60 ml, buah nanas
jeruk nipis diperas lalu saring ambil ekstrak sebanyak 30 ml aduk hingga
1. Jus herbal pada suhu kamar yang sudah dibuat di masukan kedalam wadah
botol kaca sebanyak 150 ml, tutup rapat botol pastikan tidak ada tempat
oksigen untuk masuk. Setelah tertutup rapat jus herbal disimpan pada suhu
2. Jus herbal pada suhu dingin yang sudah dibuat dimasukan kedalam wadah
botol kaca sebanyak 150 ml, tutup rapat botol pastikan tidak ada tempat
oksigen untuk masuk. Setelah tertutup rapat jus herbal disimpan pada suhu
Jus herbal dibuat pada saat pelaksanaan penelitian, jus herbal yang sudah
dibuat dimasukan kedalam wadah botol kaca sebanyak 150 ml, tutup rapat
botol pastikan tidak ada tempat oksigen untuk masuk. Jus herbal segar ini
di buat 600 gram untuk satu tikus dengan dosis : lemak sapi, minyak
Siapkan alat dan bahan dicuci semua alat, lemak sapi dipanaskan
dengan minyak jelantah hinggga lemak sapi larut, tambahkan telur puyu
dan pur 551. Di aduk semua bahan sampai homogen. Setelah homogen
dikeringkan di oven.
liter aquadest.
dosis tunggal satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut secara per oral
hewan yang diberi Jus herbal yang sudah disimpan 50 hari pada suhu
kamar (25-30ºC), kelompok hewan yang diberi Jus herbal yang sudah
disimpan 50 hari pada suhu dingin (5-13ºC) dan kelompok hewan yang
diberi Jus herbal segar, dengan masing-masing diberi jus herbal kombinasi
kadar kolesterol total pada semua kelompok perlakuan. Sampel darah data
Data hasil penelitian berupa kadar kolesterol total hari ke-0 dan ke-
11, persen penurunan kadar kolesterol total yang telah diukur pada hari
ke-11 disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Data yang
diperoleh diolah dengan program komputer SPSS versi 22. Data tersebut
diuji normalitasnya dengan uji Shapiro Wilk karena jumlah subyek kurang
dari 50. Homogenitas data varians diukur dengan Levene Test. Jika data
4.1 Hasil
herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu) setelah masa
simpan buan pada tikus jantan yang diinduksi PTU & pakan tinggi lemak
Hasil rendemen rosela, dan jeruk nipis yang merupakan komponen dari jus
Tabel 4.3 rerata kadar kolesterol total tikus putih jantan dari seluruh kelompok
perlakuan
Dari tabel 4.3 seluruh kelompok perlakuan pada hari ke-0 dan hari ke-11 akan
3. Hasil diagram batang rata - rata kadar kolestero pada hari ke-0 dan hari ke-11
120
100 96.33
88.16
80 72.5 69.5
Kadar Kolesterol (mg/dl) 64.3
61 60.33
60
40.16
40
20
0
NA CMC 0,05% Jus Herbal Suhu Jus Herbal Suhu Jus Herbal Tanpa
Dingin 5,4 ml/Kgbb Kamar 5,4 ml/Kgbb Penyimpanan
5,4ml/Kgbb
H0 H11
Keterangan :
Gambar 4.1 Diagram batang rata-rata kadar kolesterol total tikus putih jantan dari
seluruh kelompok perlakuan pada hari ke-0 dan hari ke-11
4. Hasil diagram batang rata - rata penurunan kadar kolesterol (%)
40.00%
20.00% 10.83% 12.66%
Kadar Kolesterol Total mg/dl
0.00%
. ... ... ..
-20.00% l .. al al al.
tro r b r b rb
-40.00% Ko
n He He He
s -39.83% s s
-60.00% Ju Ju Ju
-80.00%
-100.00%
-120.00%
-140.00%
-160.00% -150.33%
Kelompok Perlakuan
4.2 Pembahasan
kolesterol total. Pada penelitian ini menggunakan jus herbal kombinasi dengan
komposisi rosela, jeruk nipis, nanas, yang digunakan berupa sampel segar,
alat extractor juicer (Lampiran 9). Hasil penyaringan yang sudah didapat
penambahan cuka apel dengan madu tanpa pemanasan karena cuka apel dalam
Setelah jus tercampur homogen jus masuk pengemasan kedalam botol bening
yang ditutup rapat dengan tujuan jus tidak mudah terkontaminasi kemudian jus
tersebut disimpan pada suhu kamar (25º-30ºC) dan suhu dingin (5º-13ºC)
Pemberian pakan tinggi lemak dengan komposisi pakan standar, lemak sapi,
minyak jelantah dan telur puyuh dapat meningkatkan kadar kolesterol total
dengan konsentrasi kilomikron dalam plasma sebesar 1-2 persen dari total
plasma dalam waktu satu jam saja setelah makan, kilomikron berfungsi sangat
penting untuk mengangkut lipid yang terbentuk dari proses pencernaan dan
Pada penelitian ini menggunakan tikus jantan putih galur wistar yang sudah
berumur 3 bulan dengan rata-rata bobot hewan berkisar 150 gram, hewan
dipuasakan ±12 jam dengan diberikan air minum, kemudian tikus dilakukan
tersebut yaitu kelompok control negatif Na-CMC 0,05%, perlakuan jus herbal
suhu dingin, jus herbal suhu kamar dan jus herbal suhu segar, dengan masing-
masing dosis 5,4 ml/Kgbb kemudian sediaan uji diberikan selama 10 hari
pakan tinggi lemak, hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas
≥240mg/dL (goodman & gilman, 2012) maka nilai kadar kolesterol tikus jauh
lebih kecil. Namun berdasarkan (Smith dkk, 1998) kadar kolesterol darah
normal tikus 10-54 mg/dL sehingga dapat dikatakan bahwa kadar kolesterol
uji jus herbal segar 5,4 ml/Kgbb dengan nilai penurunan 12,66% mempunyai
segar sebesar 21.30% (Ayu, 2018) hal ini mungkin disebabkan oleh faktor usia
tikus yang berbeda. Pada pemberian sediaan uji jus herbal suhu dingin 5,4
pemberian sediaan jus herbal suhu kamar 5,4 ml/KgBB dengan nilai penurunan
(Lampiran 13) terdistribusi normal (p>0,05%), dan pada hasil uji homogenitas
hal ini menunjukan bahwa data semua kelompok tidak terdistribusi secara
normal dan tidak mempunyai nilai yang sama, tetapi masih memiliki
efektivitas pada jus herbal kamar, jus herbal pada suhu dingin, dan jus herbal
maka diperlukan uji independent T-test (Lampiran 14). Dari hasil uji
0.05% dengan jus herbal suhu segar, dingin, dan kamar dengan hasil
menunjukan nilai (p< 0.05) hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang
perlakuan dingin dengan jus herbal suhu kamar, jus herbal segar dengan hasil
tetapi masih dapat menurunkan kadar, berbeda pada kelompok dingin dan
segar dengan hasil yang menunjukkan nilai (p>0.05) hal ini menunjukkan tidak
penyimpanan pada suhu dingin tidak berbeda nyata dengan penyimpanan pada
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Jus herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu)
pada penyimpanan suhu dingin (5-10ºC) dan suhu kamar (25-30ºC) masih
signifikan pada jus herbal yang disimpan pada suhu kamar dibandingkan
2. Jus herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu)
3. Jus herbal kombinasi (rosela, jeruk nipis, nanas, cuka apel, dan madu)
(25-30ºC) dan tidak berbeda nyata dengan jus herbal tanpa penyimpanan.
dan 85% responden lebih menyukai sediaan jus herbal suhu dingin.
5.2 Saran
2. Pada pembuatan jus herbal kombinasi ini sebaiknya jus herbal disimpan
pada suhu dingin, walaupun dapat disimpan pada suhu kamar sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Allo, I.G., Pemsi, M.W., dan Henoch, A., (2013), Uji Efek Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus
Wistar (Rattus norvegicus), Jurnal e-Biomedik.
Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arbain, D., Bakhtiar, A., Putra Dp, dan Nurainas. (2014) Tumbuhan Obat
Sumatera. Padang: UPT Sumber Daya Hayati Sumatera Universitas
Andalas; 2014.
Arsana, P. M., Rosandi, R., Manaf, A., Budhiarta, A., Permana, H., Sucipta, K.
W., dan Suhartono, T. (2015). Panduan pengelola dislipidemia di
Indonesia. Pb. Perkeni, 4. Diakses pada 17 Januari 2020.
http://doi.org/10.1002/bit.22430.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (2010). Acuan sediaan herbal (Edisi
1, volume IV). Jakarta: Direktorat OAI, Deputi II, Badan POM RI.
Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M.,
2011, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th ed., Mc Graw
Hill, United State of America
Dewi, P. (2019). Pengaruh Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis (citrus aurantifolia
swingle) Terhadap Kadar Kolesterol Pada Mencit Hiperkolesterolemia.
Jurnal Riset Hesti Medan 4(1)
Elon, Y. dan Polancos, J. (2015). Manfaat jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan
olahraga untuk menurunkan kolesterol total klien dewasa. Jurnal
SKOLASTIK Keperawatan. 1(2) ISSN 2443-0935 E-ISSN 2443-1699
Elsi, (2014) Perbandingan Daya Hambat Madu Alami Dengan Madu Kemasan
Secara Invitro Terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai
Penyebab Fangiritis. (Thesis). Universitas Padang
Fathiyah, Ujang, S, Ikeu, T. (2015), Analisis Pengetahuan Gizi dan Produk Jus
Herbal Kemasan Dihubungkan Dengan Merek Yang Dikonsumsi Pada
Mahasiswa IPB. (Skripsi) Institute Pertanian Bogor.
Fitri, K.Y. (2015). Dried Rosella (Hisbiscus sabdarifa) Petals Influenceon Serum
Cholesterol Level. J. Majority. 4(2)
Goodman & Gilman, (2012), Farmakologi Dasar Terapi, Edisi 10, Editor Joel. G.
Hardman & Lee E. Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman Gilman,
Diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Guyton, A. C., dan Hall, J. E. (2012). Buku Ajar Fisiogi Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Harsa., S., M., I. (2014). Efek pemberian diet tinggi lemak terhadap profil lemak
darah tikus putih (Rattus norvegicus). Jurnal Ilmiah Kedokteran. 3(1), 63-68.
Herpi, J. (2017). Efek penurunan kadar kolesterol total dan peningkatan cita rasa
modifikasi jus herbal kombinasi buah nanas, bawang putih, jahe merah,
jeruk nipis, cuka apel, madu (Skripsi). Palembang Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Bhakti Pertiwi.
Huslina, F., dan Harahap, D. (2019). Isolasi Bakteri Pengikat Nitrogen Dengan
Menggunakan Media Jensen. (Skripsi) Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry. Banda Aceh.
Ifora., Dharma, S., dan Darma, M., D. (2016). Pengaruh pemberian kombinasi
jahe merah, bawang putih, apel, lemon dan madu terhadap kadar kolesterol
total dan histopatologis pembuluh darah aorta jantung tikus putih. Jurnal
Farmasi Higea, 8(2), 163-174.
Ikatan Dokter Indonesia. (2014) Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia;
2014.
Johnston, C., Kim, C., dan Buller A. (2006). Vinegar improves insulinsensitivity
toa high-carbohydrate meal subjectswith insulis resistance or diabetes.
Diabetes Care.
Katzung, B.G., Masters, S. B., dan Trevor, A. J. (2013). Buku Farmakologi dasar
& klinik (Edisi 12, vol 2). Jakarta : EGC.
Nisa, C.A. dan Rosita, L. (2010). Pengaruh ekstrak etanol bawang merah (Allium
cepa L) terhadap kolesterol total tikus (Rattus norvegcus). Jurnal Mutiara
Medika. 10(1)
Parwata, O.A., Ratnayani K., dan Listya, A., (2010). Aktivitas Antiradikal Bebas
Serta Kadar Beta Karoten Pada Madu Randu (Ceiba Pentandra) dan Madu
Kelengkeng (Nephelium Longata L.). Jurnal Kimia. 4(1):ISSN 1907-9850
Prijadi, D.K., Wahongan, G.J.P., (2014). Uji efektivitas ekstrak daun jeruk
nipis(Citrus aurantifolia) dalam menghambat pertumbuhan larva Aedes
spp. (Skripsi). Universitas Samratulangi. Manado
Ricky, D., R, Horasida, S., dan Stephanus, S., P. (2012). Pengaruh pemebrian
dosis curcumin terhadap pola penurunan kadar kolesterol pada tikus wistar
terinduksi aloksan. Journal ilmu pengetahuan alam, 5(2), 7-13.
Rizal, S., Fibra, N., dan Meilan, A., (2016). Pengaruh Konsentrasi CMC Dan
Lama Penyimpanan Pada Suhu Dingin Terhadap Karakteristik
Organoleptik Minuman Probiotik Sari Buah Nanas. Jurnal Prosiding
Karya Ilmiah, 2: 2460-5506
Trubus, (2013). My trubus healt life herbal dari kitan suci. Depok : PT Trubus
Swadaya.
Upia, D. (2017). Efek penurunan kadar kolesterol total dan peningkatan cita rasa
modifikasi jus herbal kombinasi terhadap tikus putih jantan galur wistar
yang diinduksi propiltiourasil (Skripsi). Palembang, Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Bhakti Pertiwi.
Widyanto, P.S., dan A. Nelistya., (2008). Rosella. Aneka Olahan, Khasiat dan
Ramuan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Winarso, A., dkk. (2014). Stabilitas Fisik dan Mutu Hedonik Sirup dari Bahan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Poltekkes Kemenkes Surakarta
Wulandari, D, D., (2017). Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air, Dan Kadar Gula
Pereduksi) Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan. Jurnal Kimia
Riset, 2(1): 16-32
(d) (e)
Keterangan :
56 STIFI Bhakti
Pertiwi
Lampiran 2. Pembutan Jus Hrbal Kombinasi
Panaskan minyak
jelantah dan lemak sapi
Aklitimasi 7 hari
Kolestrol total
Pengambilan darah melalui
ekor tikus hari ke-0
Kontrol negatif Penyimpanan jus herbal Penyimpanan jus herbal Jus herbal segar
1 bulan pada suhu 1 bulan pada suhu
PTU0.01%, PTL kamar pendingin Dosis 5,4 ml/kgbb
0,5% Na-CMC & PTU 0.01%,
Dosis5,4ml/kgbb Dosis 5,4 ml/kgbb PTL
&PTU0.01%, PTL & PTU0.01%, PTL
Sspektrofotometri UV-VIS
No Bahan Jumlah
1. Minyak Jelantah 900 gram
0,5
x 50 ml = 0,25 g / 250 mg
100
2. Propiltiourasil 0,01%
0, 01 g
= 100 ml x 2000 ml
5,4 ml
= 1000 x 200g = 1,08ml / 200g
Untuk 50 ml sediaan
50 ml
= 2ml x 1.08 ml = 27 ml sediaan dilarutkan dalam 50ml Na CMC 0.5%
= 0,000486 x 1000
= 0,486 ml / kgbb
Berat sampel
= 400 g X 100%
1000g
= 40 % v/b
Berat sampel
= 156,02g X 100%
1000 g
= 15,602 % v/b
Berat sampel
= 573,07 g X 100%
1000g
= 57,30 % v/b
Keterangan gambar :
a) : Proses penyarian jus dengan Juicer
b) : Jus Rosela, jus jeruk nipis, Jus nanas
c) : Jus herbal kombinasi dipanaskan
d) : jus herbal kombinasi untuk suhu kamar
e) : jus herbal kombinasi untuk suhu dingin
f) : jus herbal kombinasi untuk suhu segar
(j)
Keterangan gambar :
a) : Penimbangan berat badan tikus
b) : Pemberian sediaan uji
c) : Pengambilan sampel darah melalui ekor
d) : Sampel darah di sentrifugasi
e) : Contoh sampel darah yang telah di sentrifugasi
f) : Pengambilan plasma darah yang sudah di sentrifugasi
Absorbansi Absorbansi
Absorbansi Absorbansi
Kelompok Standar Standar
Tikus Kolesterol Kolesterol
Uji Kolesterol Kolesterol
Total H0 Total H11
Total H0 Total H11
0,775 0,818
T1 0,175 0,418
Kontrol T2 0,106 0,316
Negatif T3 0,194 0,342
(Na-CMC T4 0,183 0,432
0,05%) T5 0,126 0,192
T6 0,760 0,155 0,803 0,370
T1 0,198 0,202
T2 0,230 0,343
Jus Herbal
T3 0,242 0,236
Suhu Dingin
T4 0,196 0,143
T5 0,474 0,302
T6 0,760 0,321 0,803 0,253
T1 0,214 0,419
T2 0,236 0,267
Jus Herbal T3 0,242 0,502
Suhu kamar T4 0,365 0,381
T5 0,219 0,280
T6 0,775 0,196 0,818 0,279
T1 0,268 0,279
T2 0,284 0,272
Jus Herbal
T3 0,255 0,276
Tanpa
T4 0,310 0,247
Penyimpanan
T5 0,230 0,250
T6 0,272 0,217
Tests of Normality
Test of Homogeneity of Variances
Levene StatisticKelompok.perlakuan
df1 df2 StatisticSig. Df Sig. Statistic df Sig.
3.928
Persen.penuruna 3 Na
Kontrol Negatif 20 .024
.299 6 .100 .890 6 .317
n CMC 0,05%
A. Uji T-Test Pada Kelompok Perlakuan Na-CMC 0,05% & jus suhu kamar
Group Statistics
Std. Error
Kelompok_Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
(2- Mean Std. Error
Difference
tailed Differenc Differenc
F Sig. t df ) e e Lower Upper
persen_penuruna Equal
- - -
n variance 1.17 .
3.28 10 .008 -110.500 33.624 185.42 35.58
s 6 304
6 0 0
assumed
Equal
- - -
variance 7.88
3.28 .011 -110.500 33.624 188.22 32.77
s not 9
6 8 2
assumed
B. Uji T-Test Pada Kelompok Perlakuan Na-CMC 0.05% & jus suhu dingin
Group Statistics
Kelompok_Perlakua
n N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kelompok_Perlakua
n N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
(2- Mean Std. Error
Difference
tailed Differenc Differenc
F Sig. t df ) e e Lower Upper
persen_penuruna Equal
- - -
n variance .
2.888 5.09 10 .000 -161.167 31.665 231.72 90.61
s 120
0 1 3
assumed
Equal
- - -
variance 6.64
5.09 .002 -161.167 31.665 236.86 85.46
s not 3
0 6 8
assumed
C. Uji T-Test Pada Kelompok Perlakuan Na-CMC 0.05% & jus herbal tanpa
penyimpanan
Std. Error
Kelompok_Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
(2- Mean Std. Error
Difference
tailed Differenc Differenc
F Sig. t df ) e e Lower Upper
persen_penuruna Equal
- - -
n variance 7.62 .
5.53 10 .000 -163.000 29.443 228.60 97.39
s 6 020
6 3 7
assumed
Equal
- - -
variance 5.10
5.53 .002 -163.000 29.443 238.21 87.78
s not 7
6 1 9
assumed
D. Uji T-Test Pada Kelompok Perlakuan jus suhu dingin & jus suhu kamar
Std. Error
Kelompok_Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
(2- Mean Std. Error
Difference
tailed Differenc Differenc
F Sig. t df ) e e Lower Upper
persen_penuruna Equal
- - -
n variances 1.151 .309 10 .033 -50.667 20.442
2.479 96.213 5.120
assumed
Equal
variances - - -
9.143 .035 -50.667 20.442
not 2.479 96.799 4.535
assumed
E. Uji T-Test Pada Kelompok Perlakuan jus suhu dingin & jus tanpa
penyimpanan
Std. Error
Kelompok_Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Sig. Mean Std. Error
Difference
(2- Differenc Differenc
F Sig. t df tailed) e e Lower Upper
persen_penuruna Equal
-.14 -
n variances 4.579 .058 10 .886 -1.833 12.415 25.830
8 29.496
assumed
Equal
variances -.14 5.63 -
.888 -1.833 12.415 29.035
not 8 1 32.702
assumed
F. Uji T-Test Pada Kelompok Perlakuan Jus Herbal Suhu Kamar & Jus
Herbal Tanpa Penyimpanan
Std. Error
Kelompok_Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
(2- Mean Std. Error
Difference
tailed Differenc Differenc
F Sig. t df ) e e Lower Upper
persen_penuruna Equal
- -
n variance 12.14 . -
3.12 10 .011 -52.500 16.795 89.92
s 4 006 15.078
6 2
assumed
Equal
- -
variance 5.33 -
3.12 .024 -52.500 16.795 94.86
s not 6 10.132
6 8
assumed
Lampiran 15. Tabel Faktor Konversi Dosis Manusia dan Hewan (Laurence
dan Bacharach, 1964)
Mencit
1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
20 gr
Tikus
0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
200 gr
Marmut
0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
400 gr
Kelinci
0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
1,5 kg
Kucing
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
2 kg
Kera
0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1.9 6,1
4 kg
Anjing
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
12 kg
Manusia
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
70 kg