Anda di halaman 1dari 3

Tugas Asosiasi Mikroba

Interaksi Antagonisme Isolat Bakteri Perut Lebah Madu Terhadap Patogen Penyebab
Penyakit Chalkbrood dan American Foulbrood (AFB)

Mikroba memainkan peran penting dalam kesehatan hampir setiap organisme, dan
komunitas bakteri dalam usus lebah madu merupakan faktor penting bagi kesehatan lebah
madu di tingkat individu dan koloni. Salah satu penyakit paling menular dan merusak yang
menyerang anakan lebah madu adalah chalkbrood, yang disebabkan oleh jamur Ascosphaera
apis. Ascosphaera apis menyebabkan kerugian yang signifikan dalam hal jumlah lebah dan
produktivitas koloni. Ascosphaera apis hanya menghasilkan spora seksual dan heterotalus;
dengan demikian, spora hanya diproduksi ketika miselia dari dua jenis yang berlawanan
mating dan tubuh buah terbentuk. Larva lebah madu sering terinfeksi dengan menelan spora
seksual Ascosphaera apis melalui makanannya. Spora berkecambah di lumen usus, yang
membutuhkan kondisi yang sangat spesifik di lingkungan usus larva. Larva yang terinfeksi
dengan cepat kehilangan nafsu makan dan kemudian berhenti makan sama sekali. Terdapat
beberapa enzim yang diproduksi oleh Ascosphaera apis, beberapa di antaranya terlibat dalam
membantu patogen menembus membran peritrofik tengah perut larva lebah. Spora jamur
terdapat di semua permukaan dalam sarang lebah dan tetap hidup selama bertahun-tahun,
menjadi sumber infeksi yang berkelanjutan. Selain kondisi lingkungan, interaksi antara faktor
biotik seperti perbedaan galur jamur dan latar belakang genetik lebah dapat mempengaruhi
kejadian dan tingkat keparahan penyakit (Omar, 2014).

Menurut Omar (2014) Bacillus spp. dapat menghambat patogen chalkbrood dapat
ditemukan di beebrood dan usus lebah madu pekerja. Lebah atau larva lebah sendiri belum
ditemukan dapat memproduksi zat antimikotik yang aktif melawan jamur chalkbrood.
Spesies Bacillus subtilis ditemukan paling aktif menghambat jamur Ascosphaera apis dengan
menunjukkan zona hambat terbesar.

Penyakit lain yang dapat merusak lebah madu adalah American Foulbrood (AFB).
Menurut Yoshiyama (2009), Penyakit American Foulbrood (AFB) yang disebabkan oleh
Paenibacillus larvae bakteri pembentuk spora gram-positif. AFB adalah penyakit menular
dan merusak yang mempengaruhi tahap larva dan kepompong lebah madu. Sulit untuk
mencegah penyakit ini karena ketahanan dan umur panjang dari spora patogen. Dua
antibiotik, oxytetracycline dan tylosin, saat ini disetujui untuk digunakan dalam pengendalian
AFB. Namun dewasa ini muncul Paenibacillus larvae yang resisten terhadap oxytetracycline.
Oleh karena itu dilakukan penelitian mengisolasi bakteri yang terdapat dalam perut lebah
madu Apis cerana japonica untuk mengetahui isolat manakah yang efektif menghambat
bakteri Paenibacillus larvae. Hasilnya adalah isolat yang tergolong dalam genera Bacillus
aktif menghambat bakteri Paenibacillus larvae yang menunjukkan zona hambat terbesar.

Penelitian lain dari Sabate (2009) menunjukkan Bacillus subtilis yang menghambat
Paenibacillus larvae dengan mensintesis surfaktin. Efek langsung pada kelangsungan hidup
Paenibacillus larvae terdeteksi: segera setelah surfaktin ditempatkan dalam kontak dengan
sel, jumlah sel yang layak turun hampir 2 kali lipat. Bacillus subtilis strain G2III mensintesis
konsentrasi tertinggi surfaktin setelah 72 jam inkubasi pada suhu 37 0C. Strain ini juga
menunjukkan efek antijamur dan penghambatan pertumbuhan terdeteksi terhadap
Ascosphaera apis penyebab penyakit chalkbrood. Hasil ini dapat menyimpulkan bahwa
beberapa strain Bacillus subtilis yang berbeda yang dapat menghambat dua patogen penting
lebah madu dengan dua mekanisme berbeda: sintesis surfaktin dan fungisida atau interaksi sel
ke sel.

Penghambatan yang dilakukan oleh bakteri Bacillus subtilis terhadap 2 mikroba


berbeda penyebab penyakit chalkbrood dan American Foulbrood (AFB) yaitu Ascosphaera
apis dan Paenibacillus larvae termasuk ke dalam interaksi antagonisme.
Antagonisme merupakan mekanisme suatu mikroorganisme dalam melakukan penghambatan
terhadap organisme lainnya. Mekanisme penghambatan ini dapat dilakukan dengan adanya
produksi senyawa antibiotik untuk menghambat pertumbuhan organisme lainnya.
Antagonisme merupakan salah satu bentuk kasus khusus dari interaksi mikroba yang
bernama amensalisme.

Menurut Langerhans (2008), Amensalisme adalah ketika salah satu anggota


dirugikan, sedangkan anggota lainnya tidak terpengaruh secara positif maupun negatif (lihat
Amensalisme). Contoh umum amensalisme adalah produksi senyawa kimia oleh satu anggota
sebagai bagian dari metabolisme normalnya yang merugikan organisme lain (misalnya,
alelopati pada tumbuhan, sekresi kulit beracun pada hewan). Jorgensen (2014) menambahkan
sederhananya, 'amensalisme' adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan istilah (0,
-) dalam matriks interaksi dua spesies yang sudah dikenal. Dalam bahasa Inggris sederhana,
itu adalah interaksi dua spesies di mana dampak satu spesies terhadap spesies lain adalah
negatif, tetapi tidak ada dampak yang dapat dideteksi dari spesies kedua pada spesies
pertama.
Salah satu contoh amensalisme yang paling terkenal adalah fenomena pembunuh.
Amensalisme jika pertumbuhan satu strain tertahan oleh koeksistensi. Ini terjadi di antara
spesies yeast yang berbagi media kultur yang sama: satu galur yang disebut "pembunuh"
memiliki sifat untuk mengeluarkan racun yang memengaruhi galur lain yang disebut
"sensitif" dengan merusak membran selnya dan pada akhirnya membunuhnya (Pommier,
2005). Pada kasus lain, produksi bakteriosin oleh bakteri asam laktat tertentu dianggap
mendukung dominasi produsen dalam komunitas mikroba. Dari segi tipe ekologis, ini bisa
dianggap sebagai bentuk amensalisme.

Referensi:

Jorgensen, Sven Erik and Brian D. Fath. 2014. Encyclopedia of Ecology. Amsterdam:
Elsevier
Langerhans, R. B. 2008. Coevolution. Encyclopedia of Ecology Elsevier.
Omar, Mohamed OM, et al. 2014. Antagonistic effect of gut bacteria in the hybrid carniolan
honey bee, Apis mellifera carnica, against Ascosphaera apis, the causal organism of
chalkbrood disease. Journal of Apicultural Science. Vol 58. No 1.
Pommier, S., P. Strehaiano, and M. L. Delia. 2005. Modelling the growth dynamics of
interacting mixed cultures: a case of amensalism. International journal of food
microbiology. Vol 100. No 1-3.
Sabaté, Daniela C., Leonor Carrillo, and M. Carina Audisio. 2009. Inhibition of Paenibacillus
larvae and Ascosphaera apis by Bacillus subtilis isolated from honeybee gut and
honey samples. Research in Microbiology. Vol 160. No 3.
Smid, Eddy J., and Christophe Lacroix. 2013. Microbe–microbe interactions in mixed culture
food fermentations. Current opinion in biotechnology. Vol 24. No 2.
Yoshiyama, Mikio, and Kiyoshi Kimura. 2009. Bacteria in the gut of Japanese honeybee,
Apis cerana japonica, and their antagonistic effect against Paenibacillus larvae, the
causal agent of American foulbrood. Journal of Invertebrate Pathology. Vol 102. No
2.

Anda mungkin juga menyukai