Anda di halaman 1dari 2

Cornelius Novan Trihansyah

1904551214
Kelas C Hukum Perusahaan

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN YANG BERBADAN HUKUM DAN TIDAK


BERBADAN HUKUM

Istilah atau kata Perusahaan muncul dalam Pasal 6 KUHDagang, walaupun demikian, tidak
ada satu pasal pun dalam KUHDagang yang memberikan pengertian tentang perusahaan. Alasan
dari para pembuat undang-undang yang tidak memberikan penafsiran secara resmi mengenai
pengertian perusahaan dalam KUHDagang ini disebabkan para pembuat undang-undang tersebut
takut apabila pengertian perusahaan mengalami nasib sama, seperti pengertian dagang yaitu akan
tidak bisa lagi mengikuti perkembangan jaman, khususnya dalam dunia usaha. Oleh karena itu,
pengertian perusahaan dibiarkan berkembang secara alamiah sesuai dengan perkembangan
kegiatan perusahaan. namun dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan, bahwa perusahaan adalah “setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
Terdapat jenis perusahaan yang berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum.
Perusahaan yang berbadan hukum, karakteristik suatu badan hukum yaitu adanya pemisahkan
kekayaan pemilik dengan kekayaan perusahaan sehingga pemilik hanya bertanggung jawab
sebatas kekayaan yang dimilikinya. Perusahaan yang berbadan hukum adalah pertama,
Perseroan Terbatas (PT), dasar hukum Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Pasal 1 angka 1 dalam UUPT memberikan
pengertian terhadap Perseroan Terbatas yakni “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut
perseroan, ialah badan hukum merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.” Kemudian pertanggungjawaban pada Perseroan Terbatas dalam Pasal 3 ayat (1)
menyatakan bahwa “Pemegang saham Perseroan tidak bertanggungjawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggungjawab atas kerugian Perseroan
melebihi saham yang dimiliki.”
Kedua, Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang
tidak mempunyai anggota. Yayasan bisa melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian
maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut dalam suatu badan
usaha. Ketiga, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Sifat keanggotaan koperasi yaitu
sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada
pengecualian untuk menjadi anggota koperasi.
Kemudian, perusahaan yang tidak berbadan hukum, karakteristik badan usaha yang tidak
berbentuk badan hukum yaitu tidak ada pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan
pemiliknya. Perusahaan yang tidak berbadan hukum adalah pertama, Persekutuan Perdata,
Persekutuan Perdata (Maatschap) Persekutuan Perdata dapat dikatakan sebagai asal mula atau
bentuk awal dari badan usaha yang merupakan kerja sama. Badan usaha ini diatur dalam Pasal
1618 sampai dengan 1652 KUHPerdata. Menurut Pasal 1618 KUHPerdata “Persekutuan adalah
suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu
dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya” Karena
persekutuan perdata merupakan badan usaha bukan berbentuk badan hukum, maka para sekutu
bertanggung jawab secara pribadi sesuai kesepakatan mereka sendiri atau sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
Kedua, Persekutuan Firma. Persekutuan Firma diatur dalam Pasal 16 - 18 dan 22 - 35
KUHDagang. Pasal 16 KUHDagang berbunyi “yang dinamakan persekutuan firma ialah tiap-tiap
persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama”
sehingga Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap firma. Ketiga, Persekutuan
Komaditer (CV), Persekutuan Komanditer diatur dalam Pasal 19 – 21 KUHDagang. Persekutuan
Komanditer adalah Persekutuan Firma yang mempunyai satu atau beberapa sekutu komanditer
(aktif) beserta satu atau beberapa orang sekutu komplementer (pasif), sehingga sering dianggap
sebagai varian dari Persekutuan Firma atau bentuk antara Persekutuan Firma dengan Perseroan
Terbatas

Anda mungkin juga menyukai