Anda di halaman 1dari 22

Pengakuan Pendapatan

Pernyataan FASB Statement of Financial Accounting Concept No. 6 “ Elements of Financial


Statement “ (Elemen - Elemen Laporan Keuangan), mendefinisikan pendapatan sebagai :

Arus masuk kenaikan lain dari aset entitas atau penyelesaian liabilitas atau kombinasi
keduanya dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lainnya yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral dari entitas.

Pendapatan diukur dengan nilai pertukaran barang dan jasa yang diberikan. Secara umum,
entitas menerima kas atau klaim terhadap kas untuk barang atau jasa yang di sediakan. Klaim
sang tunai biasanya merujuk sebagai piutang usaha. Pernyataan FASB Statement of Pinancial
Accounting Concept No. 5, " Recosnition and Measurement in Financial Statements of
Business Interprises" (Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Badan Usaha)
mensyaratkan bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat) harus :

1) Direalisasi atau capait dlirealisasi (realized or realizabic)


2) Terbentuk (earned). Penclapalan direalisasikan kelika sebuah produk atau jasa
ditukarkan dengan uang tunai, janji untuk membayar tunai, atau aktiva lsin yang dapat
dikonversi menjadi uang tusai. Pendapatan terbentuk (earned) saat entilas telah selesai
mengerjakan proses pendapatan, yang umunnya berarti produk telah disampaikan atau
layanan telah disediakan.

SEC di SAB No. 101 memberikan kriteria berikut untuk pengakuan pendapatan:

o Bukti yang meyakinkan sesuai aturan yang ada.


o Pengiriman telah terjadi atau jasa tclah diberikan.
o Harga dari penjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan.
o Kolektibilitas yang dijamin secara memadai.

Auditor harus waspada untuk aktivitas berikut saat risiko kecurangan terkait pendapatan:

o Perjanjian di luar kontrak (side agreement) adalah pengaturan yang digunakan untuk
persyaratan dan kondisi dari pencatatan penjualan dalam rangka pelanggan untuk
menerima pengiriman barang dan jasa.
o .Penggelembungan volume penjualan (channed stuffing) (juga dikenal sehagai trade
loading) adalah praktik pemasaran ketika pemasok kadang-kadang menggunakannya
untuk meningkatkan penjualan dengan membujuk distributor untuk membeli
persediaan dalam jumlah besar yang melebihi yang mereka segera dapat jual kembali.
o Transaksi dengan pihak berelasi (retated party) memerlukan pertimbangan khusus
karena pihak berelasi mungkin sulit ditentukan. Transaksi pihak berelasi juga dapat
menjadi masalah penting terkait "substansi mengungguli bentuk formalnya (substance
overform)".
o Bill and hold sales (juga disebut parked inventory schemes) adalah pcnjualan ketika
pelanggan setuju untuk membeli barang, tetapi penjual tetap mempunyai kepemilikan
fisik atas barang sampai pelanggan meminta dikirim. Kecuali kondisi tertentu
terpenuhi, seperti pengaturan tersebut tidak memenuhi syarat sebagai penjualan
karena pengiriman belum terjadi.

Jenis – Jenis Transaksi dan Akun – Akun Laporan Keuangan yang Terpengaruh

Tiga jenis transaksi yang biasanya diolah melalui proses pendapatan :

o Penjualan barang atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit.


o Penerimaan kas dari pelanggan untuk pembayaran barang atau jasa.
o Retur barang oleh pelanggan untuk penjualan kredit atau tunai.

Jenis – Jenis Dokumen dan Pencatatan


 Pesanan Penjualan Pelanggan
Dokumen ini berisi rincian jenis dan kuantitas produk atau jasa yang dipesan oleh
pelanggan.
 Formulir Persetujuan Kredit
Ketika pelanggan membeli produk secara kredit dari klien untuk pertama kali, klien harus
memiliki prosedur formal untuk menyelidiki kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil
prosedur ini harus didokumentasikan pada beberapa jenis formulir persetujuan kredit.
Ketika pelanggan berencana untuk membeli produk tambahan di masa yang akan datang,
prosedur ini harus digunakan untuk menetapkan batas kredit pelanggan.
 Laporan Pesanan Terbuka
Merupakan laporan semua pesanan pelanggan yang pemrosesannya belum selesai,
mungkin karena barang yang anda pesan habis dan masih menunggu.
 Dokumen Pengiriman
Sebuah dokumen pengiriman harus siap siap kali barang dikirim ke pelanggan. Dokumen
ini umumnya berfungsi sebagai bill of lading Dan berisi informasi tentang jenis produk
yang dikirim, kuantitas yang dikirim, dan informasi terkait lainnya. Dan berisi informasi
tentang jenis produk yang dikirim, kuantitas yang dikirim, dan informasi terkait lainnya.
 Faktur Penjualan
Dokumen ini digunakan untuk menagih pelanggan. Faktur penjualan berisi informasi
tentang jenis barang atau jasa, kuantitas, harga, dan periode pembayaran.
 Jurnal Penjualan
Setelah teratur penjualan diterbitkan, penjualan harus dicatat dalam catatan Akutansi.
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat informasi penting untuk setiap transaksi
penjualan. Tergantung pada kompleksitas operasi entitas, jurnal penjualan mungkin
digolongkan berdasar jenis penjualan (misalnya, lini produk, penjualan antar perusahaan,
pihak berelasi).
 Laporan Pelanggan
Dokumen ini biasanya dikirimkan ke pelanggan secara bulanan. Ini berisi rincian dari
seluruh transaksi penjualan, penerimaan kas, dan memo kredit yang diproses melalui
rekening nasabah untuk periode tersebut.
 Buku Pembantu Piutang Dagang
Buku pembantu piutang dagang berisi sebuah akun dan rincian transaksi dagang setiap
pelanggan. Sebuah transaksi yang tercatat dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan
kas dipindahbukukan (posting) ke akun pelanggan yang tepat dalam buku pembantu
piutang dagang.
 Daftar Umur Piutang
Laporan ini, yang biasanya disiapkan mingguan atau bulanan, meringkas semua saldo
pelanggan dalam buku pembantu piutang dagang. Saldo pelanggan dilaporkan dalam
kategori umur piutang (seperti umur 30 hari atau kurang, 31-60 hari, 61-90 hari, lebih dari
90 hari) berdasarkan tanggal jatuh tempo dimulai sejak tanggal faktur penjualan. Daftar
umur piutang dagang digunakan untuk memantau pembayaran piutang dan untuk
memastikan bahwa rincian dari akun buku pembantu piutang dagang sama dengan akun
buku besar.
 Bukti Penerimaan Uang
Dokumen ini biasanya dikirimkan dengan tagihan pelanggan dan kembali dengan uang
pembayaran pelanggan untuk barang atau jasa. Bukti penerimaan uang memuat informasi
mengenai faktor yang dibayar oleh pelanggan. Banyak entitas menggunakan dokumen
putar - balik (turnaround document), saat sebagian faktor penjualan berfungsi sebagai
bukti penerimaan uang yang dikembalikan lagi dengan uang pembayaran pelanggan.
 Jurnal Penerimaan Kas
Jenal ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas entitas. Jurnal penerimaan kas berisi
kolom untuk mendebet uang tunai, kredit utang dagang, dan mengkredit rekening lainnya
seperti penjualan barang sisa atau pendapatan bunga.
 Memo Kredit
Dokumen ini digunakan untuk mencatat kredit untuk Retur barang dalam rekening
pelanggan atau untuk mencatat potongan yang akan diberikan untuk pelanggan. Bentuk
umumnya mirip dengan faktur penjualan, dan dapat diproses melalui sistem dengan cara
yang sama sebagai faktur penjualan.
 Otorisasi Penghapusan Piutang
Dokumen Mengotorisasi penghapusan piutang tidak tertagih. Hal ini biasanya dimulai di
departemen kredit, dengan persetujuan akhir untuk penghapusan berasal dari bendahara.
Tergantung pada sistem akuntansi entitas, jenis transaksi dapat diproses secara terpisah
atau sebagai bagian dari aliran normal transaksi penjualan.

Fungsi - Fungsi Utama


Memasukkan Pesanan
Fungsi awal dalam proses pendapatan adalah memasukkan pesanan penjualan baru ke
dalam sistem. Adalah penting bahwa penjualan atau jasa konsisten dengan kriteria
otorisasi Menejemen sebelum masuk ke dalam proses pendapatan.

Otorisasi Kredit
Fungsi otorisasi kredit harus dapat menentukan bahwa pelanggan dapat membayar barang
atau jasa. Kegagalan untuk melakukan fungsi ini dengan baik dapat mengakibatkan
kerugian piutang tak tertagih. Di banyak entitas, pelanggan memiliki batas kredit yang
telah ditetapkan. Fungsi otorisasi kredit harus memastikan bahwa batas kredit tidak
terlampaui tanpa otorisasi tambahan.
Fungsi otorisasi kredit juga memiliki tanggung untuk peman Tawan pembayaran dari
pelanggan. Daftar umur piutang dagang harus disiapkan dan ditinjau oleh fungsi kredit.

Pengiriman
Barang tidak boleh dikirimkan, ataupun jasa harus disediakan, tanpa otorisasi yang tepat
pengendalian utama adalah ketika otorisasi pengiriman barang atau jasa yang
dilaksanakan dibayar atau persetujuan kredit yang tepat untuk transaksi. Fungsi
pengiriman juga harus memastikan bahwa pesanan pelanggan telah dipenuhi dengan
produk dan jumlah yang benar.

Penagihan
Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah untuk memastikan bahwa semua
barang yang dikirim dan semua layanan yang disediakan ditagih dengan harga dan
persyaratan ter otorisasi. Pengendalian entitas harus dapat mencegah barang yang dikirim
kepada pelanggan yang tidak ditagih. Fungsi penagihan juga bertanggung jawab untuk
penanganan Retur barang secara kredit. Pengendalian utama di sini adalah bahwa memo
kredit tidak boleh dikeluarkan sampai barang benar benar tidak dikembalikan.

Penerimaan Kas
Fungsi penagihan harus memastikan bahwa semua penerimaan kas adalah diidentifikasi
dengan benar dan segera disimpan utuh di bank. Banyak perusahaan menggunakan sistem
them peti uang (lockbox), yakni pembayaran pelanggan akan dikirim langsung ke bank
entitas. Bank kemudian meneruskan arsip transaksi penerimaan kas dan bukti penerimaan
kas ke entitas.

Piutang Dagang
Fungsi piutang dagang bertangungjawab untuk memastikan bahwa semua tagihan,
penyesuayan, dan penerimaan kas dicatat dengan benar dalam catatan piutang dagang
pelanggan. Setiap entri dalam rekening nasabah piutang harus dilakukan berdasarkan
dokumen sumber yang di otorisasi seperti faktur penjualan, bukti penerimaan kas, dan
memo kredit.
fungsi piutang dagang secara normal dapat dilakukan dalam departemen penagihan atau
departemen piutang dagang yang terpisah.
Buku Besar
Tujuan utama fungsi buku besar dalam istilah proses pendapatan adalah untuk menjamin
bahwa semua pendapatan, penagihan, dan piutang telah di akumulasi, digolongkan, dan di
ringkas dengan benar dalam akun. Satu fungsi yang penting adalah rekonsiliasi buku
pembantu piutang dagang ke akun buku besar. Fungsi buku besar juga bertangungjawab
untuk mengirimkan laporan akun piutang pelanggan secara bulanan.

Pemisahan Tugas yang Penting


Tabel 10- 3 berisi beberapa pemisahan tugas yang penting untuk proses
pendapatan, serta contoh kemungkinan kesalahan atau kecurangan yang bisa
timbul dari konflik dalam tugas.

Tabel 10 - 3 Pemisahan Tugas yang Penting dalam Ptosess Pendapatan dan


Kemungkinan Kesalahan atau Kecurangan
Pemisahan Tugas Kemungkinan Kesalahan atau Kecurangan Akibat Konflik Tugas
Fungsi kredit harus Jika seorang individual memiliki kewenangan untuk memberikan kredit
dipisahkan dari kepada pelanggan dan juga memiliki tanggung jawab untuk penagihan ke
fungsi penagihan pelanggan tersebut, ada kemungkinan terjadi penjualan ke pelanggan
yang tidak layak kredit. Hal ini dapat mengakibatkan kredit macet.
Fungsi pengiriman Jika salah satu orang yang bertanggung jawab atas pengriman barang dan
harus dipisahkan juga terlibat dalam fungsi penagihan, ada kemungkinan terjadi
dari penagihan pengiriman yang tidak terotorisasi dilakukan dan untuk menggunakan
prosedur penagihan biaya untuk menipu. Hal ini dapat mengakibatkan
transaksi penjualan tidak tercatat dan pencurian barang.
Fungsi piutang Jika salah satu orang bertanggug jawab untuk catatan piutang dagang dan
dagang harus buku besar, ada kemungkinan seseorang menyembunyikan pengiriman
dipisahkan dari yang tidak sah. Hal ini dapat mengakibatkan transaksi penjualan tidak
buku besar. tercatat dan pencurian barang.
Fungsi penerimaan Jika satu orang memiliki akses ke penerimaan kas dan catatan piutang
kas harus dagang, ada kemungkinan kas dialihkan dan kekuangan kas dalam
dipisahkan dari catatanan akuntansi ditutupi. Hal ini dapat mengakibatkan pencurian kas
fungsi piutang entitas.
dagang.
Tabel 10-4 menunjukkan pemisahan tugas yang tepat untuk fungsi pendapatan
individual diberbagai departemen yang memproses transaksi pendapatan.

Tabel 10-4 Pemisahan Tugas pada Fungsi Pendapatan dan Piutang Dagang
Berdasarkan Depertemen
Departemen
Fungsi Entri Kredi Pengirima Piutan Pendapatan T Bendahar
Pendapatan Orde t n g kas I a
dan Piutang r Dagan
Dagang g
Menerima dan X
Menyiapkan
pesanan
pelanggan
Persetujuan X
kredit
Pengiriman x
barang ke
pelanggan dan
melengkapi
dokumen
pengiriman
Menyiapkan X x
faktur
pelanggan
Memperbaharu X x
i catatan
piutang
dagang untuk
penjualan
Menerima X
penerimaan
uang dari
pelanggan
Memperbaharu x x
i piutang
dagang karena
penerimaan
kas
Menyiapkan x x
daftar umur
piutang
Otorisasi x
penghapusan
piutang
dagang

Penilaian Resiko Bawaan


Empat faktor risiko bawaan yang mempengaruhi proses pendapatan, yaitu:
1. Faktor industri terkai
2. Kompleksitas dan kesinambungan dari masalah pengakuan pendapatan
3. Kesulitan edit atas Transaksi dan saldo akun
4. Salah saji yang ter Deteksi dalam audit sebelumnya

Faktor- Faktor Industri Terkait


Faktor faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri tempat entitas beroperasi,
tingkat persaingan dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi dalam industri
mempengaruhi potensi salah saji dalam proses pendapatan. Peraturan pemerintah dalam
industri juga dapat mempengaruhi aktivitas penjualan. Walaupun semua industri yang
diatur oleh undang undang membatasi perdagangan yang tidak adil seperti penetapan
harga, beberapa industri ada sangat.
Masalah Kompleksitas dan Keberlangsungan Pengakuan Pendapatan
Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar karena
pendapatan di akui pada saat produk dikirimkan atau jasa disediakan. Namun, untuk
beberapa entitas pengakuan pendapatan mungkin melibatkan perhitungan yang rumit.
Contohnya termasuk pengakuan pendapatan pada kontrak kontraksi jangka panjang,
kontrak jasa jangka panjang, kontrak sewa guna, dan penjualan angsuran.

Kesulitan Auditing Transaksi dan Saldo Akun


Akun yang sulit untuk di edit dapat menimbulkan masalah risiko bawaan bagi Auditor.
Sebagai contoh, Estimasi manajemen untuk cadangan kerugian piutang dan Retur
penjualan menjadi sulit untuk di edit karena subjektivitas terlibat dalam menentukan nilai
yang tepat. Risiko dari salah saji material untuk perkiraan ini merupakan fungsi dari
faktor faktor seperti kompleksitas basis pelanggan dan ke andalan data yang tersedia
untuk menguji akun.

Salah Saji yang Terdeteksi di Audit Sebelumnya


Keberadaan salah saji dalam audit sebelumnya adalah indikator yang baik bahwa salah
saji juga cenderung ada pada Allah yang sedang berjalan. Dengan berlanjutnya perikatan,
Auditor memiliki hasil Audit tahun sebelumnya untuk membantu dalam menilai potensi
salah saji dalam proses pendapatan.

Penilaian Risiko Pengendalian

Memahami dan Mendokumentasikan Pengendalian Internal

Dalam rangka untuk menilai risiko pengendalian untuk proses pendapatan, auditor harus
memahami lima komponen pengendalian internal.

1. Ruang Lingkup Pengendalian

Faktor-faktor penting dalam memahami ruang lingkup pengendalian seperti integritas dan
nilai-nilai etika dan komitmen terhadap kompetisi. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh
luas pada semua proses bisnis sehingga pemahaman ruang lingkup dilakukan untuk
keseluruhan entitas. Auditor harus mempertimbangkan berbagai faktor ruang lingkup
pengendalian dapat memengaruhi masing-masing proses bisnis.

2. Proses Penilaian Risiko Entitas

Auditor harus memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan risiko yang relevan


dengan proses pendapatan, memperkirakan signifikansinya, menilai kemungkinan, dan
memutuskan tindakan mengatasi risiko tersebut.

3. Aktivitas Pengendalian
Auditor perlu memahami pengendalian yang ada untuk memastikan bahwa tujuan manajemen
telah tercapai dan auditor juga menentukan pengendalian yang bisa menjamin bahwa asersi
atas transaksi dna kejadian akan terpenuhi.

4. Sistem Informasi dan Komunikasi

Untuk setiap golongan utama transaksi dalam proses pendapatan, auditor perlu memperoleh
pengetahuan berikut.

 Proses transaksi penjualan, penerimaan kas, retur dan potongan penjualan.


 Catatan akuntansi, dokumen pendukung, dan akun yang terlibat pada proses transaksi
penjualan, penerimaan kas, dan transaksi retur dan potongan penjualan.
 Proses yang digunakan untuk mempersiapkan estimasi piutang.

5. Pemantauan Pengendalian

Auditor perlu memahami pemantauan pengendalian klien dalam proses pendapatan. Hal ini
termasuk memahami bagaimana manajemen menilai rancangan dan operasi pengendalian
dalam proses pendapatan. Proses ini juga melibatkan pemahaman pengawasan personel
dalam sistem untuk memeriksa personel yang melakukan pengendalian dan mengevaluasi
kinerja fungsi TI entitas dan efektivitas pengendalian.

 Merencanakan dan Melakukan Pengujian Pengendalian

Auditor secara sistematis memeriksa proses pendapatan klien untuk mengidentifikasi


pengendalian yang relevan dalam mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki kesalahan.
Karena pengendalian untuk menetapkan risiko pengendalian di bawah maksimum maka
auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan pengendalian dalam proses
pendapatan telah beroperasi secara efektif. Prosedur audit yang dilakukan meliputi
permintaan keterangan pada personel klien, pemeriksaan dokumen dan catatan, pengamatan
pengoperasian pengendalian, penelusuran, dan pelaksanaan ulang aktivitas pengendalian oleh
auditor.

 Menyusun dan Mendokumentasikan Risiko Pengendalian

Auditor harus mendokumentasikan tingkat risiko pengendalian yang dicapai untuk proses
pendapatan baik dengan jumlah kuantitatif atau istilah kualitatif seperti “rendah,” “sedang,”
dan “tinggi”. Dokumentasi tingkat risiko pengendalian yang dicapai untuk proses pendapatan
mencakup dokumentasi sistem akuntansi seperti bagan alir, hasil pengujian pengendalian, dan
sebuah memo menunjukkan kesimpulan secara keseluruhan tentang risiko pengendalian.

Aktivitas Pengendalian dan Pengujian Pengendalian – Transaksi


Pendapatan

Proses keputusan auditor untuk merencanakan dan melakukan pengujian


pengendalian dengan mempertimbangkan asersi dan salah saji yang dapat terjadi jika
pengendalian internal tidak beroperasi secara efektif. Auditor mengevaluasi sistem akuntansi
klien untuk menentukan pengendalian yang akan mencegah, atau mendeteksi dan
memperbaiki salah saji tersebut.

 Keterjadian dari Transaksi Pendapatan

Auditor berkepentingan terhadap asersi keterjadian atas transaksi pendapatan karena klien
cenderung untuk melakukan lebih saji (overstated) penjualan daripada melakukan kurang saji
(understate). Auditor memperhatikan dua jenis utama salah saji material: penjualan
pelanggan fiktif dan pencatatan pada saat barang belum dikirim atau jasa belum dilakukan.
Pengendalian utama untuk mencegah penjualan fiktif adalah adanya pemisahan tugas yang
tepat antara fungsi pengiriman dan entri pesanan dan fungsi pengihan.

 Kelengkapan dari Transaksi Pendapatan

Salah saji utama yang perlu diperhatikan manajemen dan auditor adalah barang telah dikirim
atau jasa telah dilaksanakan dan tidak ada pengakuan pendapatan. Kegagalan mengakui
pendapatan menyebabkan pelanggan tidak dapat ditagih untuk barang atau jasa dan klien
tidak menerima pembayaran. Pengendalian yang menajamin bahwa asersi kelengkapan
dipenuhi meliputi akuntansi untuk urutan numerik dari dokumen pengiriman dan faktur
penjualan, penandingan dokumen pengiriman dengan faktur penjualan, rekonsiliasi faktur
penjualan dengan laporan penjualan harian, dan mengelola serta memeriksa arsip pesanan
terbuka.

 Otorisasi pada Transaksi Pendapatan

Salah saji dapat terjadi karena otorisasi yang tidak benar termasuk pengiriman barang atau
memberikan jasa bagi pelanggan yang berisiko kredit macet dan melakukan penjualan
dengan harga yang tidak diotorisasi. Dalam hal ini auditor perlu memeriksa penerapan
pengendalian dan menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk menguji otorisasi
yang tepat dari transaksi pendapatan,

 Akurasi pada Transaksi Pendapatan

Akurasi adalah suatu asersi penting karena transaksi pendapatan yang tidak diproses dengan
benar mengakibatkan terjadinya salah saji yang memengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan. Keberadaan daftar harga dan syarat pembayaran yang diotorisasi akan
mengurangi risiko ketidakakuratan. Keberadaan pengendalian juga diperlukan untuk
memverifikasi informasi pada faktur penjualan. Untuk pengendalian manual maka faktur
penjualan berisi inisial personel klien yang verifikasi ketepatan matematis sedangkan untuk
pengendalian dengan TI maka sebagian besar pengendalian akan diprogram. Dalam
merancang sistem pendapatan yang benar maka pengendalian diprogram dan direkonsiliasi
oleh golongan pengendalian di departemen TI dan departemen pengguna. Auditor dapat
memeriksa dan menguji penerapan dan berbagai rekonsiliasi pengendalian.

 Pisah Batas Transaksi Pendapatan

Klien yang tidak memiliki pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa transaksi
pendapatan dicatat secara tepat waktu, penjualan dapat dicatat dalam periode akuntansi yang
salah. Auditor dapat menguji pengendalian ini dengan membandingkan tanggal pada bill of
landing dengan tanggal pada masing-masing faktur penjualan dan tanggal faktur penjualan
yang tercatat dalam jurnal penjualan

 Klasifikasi pada Transaksi Pendapatan

Penggunaan bagan akun dan kode yang sesuai untuk mencatat transaksi pendapatan harus
memberikan assurance yang memadai tentang asersi ini. Auditor memeriksa jurnal penjualan
dan jurnal umu untuk pengklasifikasian yang tepat, dan dapat menguji faktur penjualan untuk
ketepatan pengklasifikasian dengan memeriksa pengendalian yang ada untuk memastikan
bahwa faktur penjualan dikode berdasarkan jenis barang atau jasa.

Aktivitas Pengendalian dan Pengujian Pengendalian – Transaksi


Penerimaan Kas

 Keterjadiaan Pada Transaksi Penerimaan Kas


Kemungkinaan salah saji yang diperhatikan auditor ketika mempertimbangkan asersi
keterjadiaan adalah penerimaan kas yang dicatat, tetapi tidak disetorkan ke rekening bank
klien. Ketika melakukan kecurangan seperti itu, seorang karyawan membutuhkan akses ke
penerimaan kas maupun ke catatan rekening piutang : pemisahan tugas biasanya akan
mencegah jenis penyalahgunaan ini. Jadi, pemisahan tugas yang tepat antara fungsi
penerimaan kas dan fungsi piutang dagang adalah salah satu prosedur pengendalian yang
dapat mencegah salah saji tersebut. Pengendalian yang sangat kuat lainnya yang mencegah
salah saji tersebut adalah penggunaan sistem lockbox. Dengan sistem lockbox, penerimaan
kas pelanggan akan dikirim langsung ke bank klien, sehingga mencegah karyawan klien
memiliki akses ke kas. Pendapatan tersebut disimpan di rekening klien, dan bank meneruskan
bukti penerimaan kas dan arsip dari transaksi penerimaan kas kepada klien untuk diproses.
Akhirnya, rekonsiliasi bank bulanan yang independen diperiksa untuk mengurangi
kemungkinan penerimaan kas disimpan tetapi tidak disetorkan.

 Kelengkapan pada Transaksi Penerimaan Kas

Salah saji utama yang berhubungan dengan asersi kelengkapan adalah uang tunai atau cek
yang dicuri atau hilang sebelum dicatat dalam catatan penerimaan kas. Pemisahan tugas yang
tepat dan sistem lockbox merupakan pengendalian yang kuat untuk memastikan dipenuhinya
asersi ini. Ketika sistem lockbox tidak digunakan, cek harus diotorisasi dengan ketat saat
diterima, dan daftar kas harian harus disiapkan. Sebuah pengendalian tambahan adalah
rekonsiliasi penerimaan kas harian dengan jumlah yang di posting ke rekening nasabah di
buku pembantu piutang dagang.

 Otorisasi Potongan Tunai

Syarat pembayaran umumnya termasuk potongan (diskon) untuk pembayaran dalam jangka
waktu tertentu sebagai cara untuk mendorong pelanggan membayar tepat waktu.
pengendalian dalam sistem akuntansi harus memastikan bahwa kebijakan manajemen
mengenai potongan tunai diterapkan. Sebagai contoh, klien dapat menetapkan periode
pembayaran 2/10, net/30 hari. Pelanggan yang membayar dalam waktu 10 hari berhak
mendapat 2 persen potongan tunai. Ketika kas diterima, personel klien harus memeriksa
untuk memastikan bahwa pelanggan sesuai dengan sayarat pembayaran. Auditor dapat
menguji pengendalian ini dengan memeriksa sampai transaksi penerimaan kas untuk
menentukan apakah kebijakan potongan tunai klien tetap diterapkan.
 Akurasi Transaksi Penerimaan Kas

Ada beberapa alasan yang menyebablan penerimaan kas dicatat dalam jumlah yang salah.
Sebagai contoh, jumlah yang salah dari kas yang diterima dapat dicatat pada bukti
penerimaan kas atau tanda terima yang dapat diproses secara salah selama entri data.
Aktivitas satu pengendaliaan yang memberikan keyakinan asuransi yang layak bahwa
kesalahan akan dideteksi dan dikoreksi adalah dengan merekonsiliasi setiap hari laporan
penerimaan kas untuk mengendalikan daftar bukti penerimaan kas. Pengujian pengendalian
yang terkait melibatkan examining dan pengujian berbagai rekonsiliasi yang ada di tahap ini
dalam proses pendapatan. Penggunaan laporan bulanan pelanggan yang menyediakan
perbaikan atas posting akun pelanggan yang benar karena seorang pelanggan yang telah
melakukan pembayaran dan memiliki laporan bulanan yang tidak menunjukkan seharusnya
akan melakukan pengaduan kepada klien. Ada kemungkinan juga bahwa pembayaran
pelanggan diposting ke akun pelanggan yang salah. Salah satu aktivitas pengendaliaan yang
memberikan asuransi untuk asersi klarifikasi, adalah laporan penerimaan kas harian
direkonsiliasikan setiap hari dengan posting ke jurnal penerimaan kas dan buku pembantu
piutang dagang. Pengujian pengendalian mencangkup riview dan pengujian rekonsiliasi.

 Pisah Batas pada Transaksi Penerimaan Kas

Jika klien menggunakan sistem lockbox atau jika kas disetorkan setiap hari di bank klien, ada
kemungkinan kas dicatat dalam periode yang salah. Umumnya, auditor kurang
memperhatikan jenis salah saji ini karena kebanyakan entitas menggunakan aktivitas
pengendaliaan tersebut.

 Klasifikasi pada Penerimaan Kas

Auditor jarang memerhatikan mengenai penerimaan kas yanng dicatat dalam akun laporan
keuangan yang salah. Pengendalian utam untuk mencegah kas yang dicatat dalam akun yang
salah adalah menggunakan bagan akun. Perhatian auditor adalah pada penerapan kode akan
yang sesuai dengan masing – masing penerimaan kas, terutama penerimaan kas dari sumber
yang tidak biasa seperti penjualan barang sisa, piutang wesel dan hasil dari penjualan
peralatan. Auditor dapat melacak sampai bukti penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas
untuk memastikan klasifikasi yang tepat. Jurnal penerimaan kas dapat juga diperhatikan
sebagai item yang tidak biasa.
Aktivitas Pengendalian dan Pengujian Pengendalian – Transaksi
Retur dan Potongan Penjualan

Bagi kebanyakan entitas memiliki hanya sedikit transaksi retur dan potongan penjualan dan
bukan jumlah yang material dalam laporan keuangan. Akibatnya, bahasan ini tidak
mencangkup secara rinci transaksi pendapatan atau penerimaan kas. Namun, memo kredit
yang digunakan untuk memproses transaksi retur dan potongan penjualan yang juga dapat
digunakan untuk menutupi pengiriman barang yang tidak sah atau menyembunyikan
penyelewengan.

Ada dua pengendalian penting yang harus ada mengenai proses memo kredit. Pertama,
masing-masing memo kredit harus disetujui oleh seseorang selain individual yang
menerbitkannya. Ini merupakan pemisahan tugas yang tepat antara akses ke catatan
pelanggan dan otorisasi untuk mengeluarkan memo kredit. Kedua, kredit untuk retur barang
harus didukung oleh dokumen pendapatan yang menunjukkan bahwa barang benar-benar
telah dikembalikan. Auditor dapat melakukan pengujian pengendalian pada memo kredit
dengan memeriksa sampel memo kredit untuk persetujuan yang memadai dan keberadaan
masing-masing dokumen pendapatan. Untuk memo kredit yang dikeluarkan untuk alasan lain
selain retur barang, persetujuan oleh individual yang tepat merupakan pengendalian yang
penting.

Untuk entitas dengan transaksi retur dan potongan penjualan yang sedikit atau tidak material,
auditor dapat hanya memutuskan memperoleh pemahaman tentang bagaimana transaksi
diproses dan tidak untuk melakukan pengujian pengendalian. Proses analisi substantif dapat
digunakan untuk memberi bukti yang cukup atau kewajaran aku retur dan potongan
penjualan.

 Hubungan Tingkat Risiko Pengendalian yang Dinilai dengan Prosedur Substantif

Hasil pengujian pengendalian internal oleh auditor untuk proses pendapatan secara langsung
berdampak pada resiko deteksi dan karenanya tingkat prosedur substantif yang diperlukan
untuk akun akan dipengaruhi oleh proses ini. Hal ini termasuk saldo akun – akun laporan
posisi keuangan seperti piutang dagang, cadangan piutang tak tertagih, dan kas, serta akun
laporan laba rugi seperti penjualan, biaya kerugian piutang, serta retur dan potongan
penjualan. Bila hasil pengujian pengendalian mendukung tingkat resiko pengendalian yang
direncanakan, auditor dapat melakukan prosedur substantif atas akun – akun tersebut pada
tingkat yang direncanakan. Namun, jika hasil pengujian pengendalian tidak mendukung
tingkat resiko pengendalian dan direncanakan, resiko deteksi harus ditetapkan lebih rendah.
Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah produser substantif.

 Audit Akun – Akun yang Terkait Pendapatan

Auditor menggunakan prodesur substantif untuk mendeteksi salah saji material dalam akun
terkait pendapatan. Ada 2 kategori produser substantif (1) produser analitis substantif dan (2)
pengujian terinci atas golongan transaksi, saldo akun dan pengungkapan. Produser analistis
substantif digunakan untuk memeriksa hubungan yang masuk akan antara akun-akun yang
terkait. Ini harus mencangkup produser analitis untuk pendapatan. Dalam proses pendapatan,
pengujian substantif atas transaksi berfokus terutama pada transaksi penjualan dan
penerimaan kas. Pengujian terinci atas saldo akun berfokus pada rincian jumlah atau
perkiraan yang membentuk saldo akhir akun yang berhubungan dengan pendapatan.
Pengujian terinci atas pengungkapan berfokus pada penyajian dan pengungkapan yang
berkaitan dengan piutang dagang dan akun terkait.

 Produser Analisis Substantif

Produser analitis substantif berguna dalam melakukan pengujian audit untuk memeriksa
kewajaran akun akun terkait pendapatan karena pengujian tersebut memberikan bukti yang
cukup dengan biaya rendah. Perbandingan presentase laba kotor dibandingkan dengan tahun
sebelumnya atau data industri dapat memberikan bukti berharga atas pendapatan tidak
tercatat (kurang saji) atau pendapatan fiktif (lebih saji) dan terkait akun piutang ketika rasio
ini secara signifikan lebih tinggi atau lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnnya atau data
industri. Rasio ini juga dapat memberikan informasi tentang perubahan kebijakan harga.
Lima rasio yang ditunjukkan subjudul “piutang dagang” memberikan bukti apakah piutang
dagang menunjukkan nilai realisasi bersih yang benar. Setiap rasio membantu auditor dalam
menilai kewajaran cadangan piutang tak tertagih, yang pada gilirannya memengaruhi
kewajaran piutang dagang dan biaya kerugian piutang. Membandingkan rasio retur penjualan
atau potongan tunai penjualan terhadap pendapatan tahun-tahun sebelumnya dan data industri
memberikan auditor bukti mengenai apakah semua retur penjualan atau potongan tunai telah
dicatat. Auditor juga dapat memperkirakan biaya komisi penjualan dengan mengalihkan rata-
rata tingkat komisi dengan penjualan bersih dan membandingkan jumlah tersebut dengan
biaya komisi tercatat. Dalam situasi, auditor mungkin dapat menerima retur penjualan
potongan tunai penjualan, dan biaya komisi penjualan yang disajikan secara wajar tanpa
melakukan penjualan substantif tambahan jika produser analitis memberikan hasil yang
konsisten dengan harapan auditor.

Pengujjian Terinci atas Golongan Transaksi, Saldo Akun, dan Pengungkapan

Rekonsiliasi antara daftar umur piutang dagang ke akun buku besar umum seharusnya
dapat mendeteksi penghilangan piutang baik dari buku pembantu piutang dagang atau akun
buku besar. Auditor harus memiliki keyakinan bahwa rincian daftar umur piutang yang
dibuat adalah benar. Hal ini dapat dicapai dalam beberapa cara. Satu pendekatan melibatkan
prosedur audit manual. Pertama, daftar umur piutang dilakukan footed dan crossfooted.
Footing dan crossfooting berartu bahwa setiap kolom dari daftar umur piutang ditambahkan,
dan total kolom kemudian ditambahkan untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan total
saldo akun. Kemudian, sampel rekening pelanggan dalam daftar umur piutang dipilih untuk
pengujian. Untuk setiap rekening pelanggan yang dipilih, auditor melacak saldo pelanggan
mendur ke belakang rincian buku pembantu dan memverifikasi jumlah total dan jumlah
dalam setiap kolom untuk umur yang tepat. Pendekatan kedua melibatkan penggunaan teknik
audit berbantuan komputer. Jika pengendalian umum dengan TI memadai, auditor dapat
menggunakan audit dengan perangkat lunak umtuk memeriksa ketepatan daftar umur piutang
yang dihasilkan oleh sistem akuntansi klien.

PISAH BATAS

Asersi pisah batas mencoba untuk menetukan apakah semua transaksi pendapatan dan
piutang dagang terkait dicatat pada periode yang tepat. Walaupun auditor dapat memperoleh
keyakinan tentang asersi pisah batas untuk penjualan dengan melakukan pengujian
pengendalian, dalam banyak kasus, pengujian pisah batas dilakukan sebagai pengujian
substantif atas transaksi atau sebagai pengujian bertujuan ganda. Selain itu, pisah batas
penjualan biasanya bersamaan dengan pisah batas persediaan karena dengan pengiriman
barang menunjukan bahwa proses laba selesai. Auditor ingin yakin bahwa jika barang telah
dikirimkan pada periode berjalan, mengakibatkan penjualan telah dicatat, dan juga jika
penjualan telah dicatat, persediaan yang terkait telah dihilangkan dari catatan akuntansi.
Selain itu, auditor perlu menentukan apakah telah ada pisah batas yang tepat untuk retur
penjualan.
Sistem akuntansi klien harus memiliki pengendalian yang memastikan pencatatan
transaksi pendapatan tepat waktu. Hasil pengujian pengendalian, jika dilakukan, harus
memberikan bukti asersi pisah batas. Selain itu, klien harus memiliki aktivitas pengendalian
akhir periode untuk memastikan pisah batas penjualan yang tepat antara periode akuntansi.

KEBERADAAN

Keberadaan piutang dagang merupakan asersi yang lebih penting karena auditor ingin
meyakinkan bahwa saldo akun tidak dicatat lebih saji dengan dimasukannya rekening atau
jumlah pelanggan fiktif. Prosedur audit yang utama untuk menguji asersi keberadaan piutang
dagang adalah dengan konfirmasi saldo akun pelanggan dan examination penerimaan kas
sesudahnya. Jika pelanggan tidak merespon permintaan konfirmasi dari auditor, prosedur
audit tambahan mungkin diperlukan.

PENILAIAN DAN ALOKASI

Masalah penilaian utama yang berhubungan dengan piutang dagang berkaitan dengan
nilai realisasi bersih piutang dagang. Auditor berkaitan dengan penentuan cadangan piutang
tak tertagih, sehingga biaya kerugian piutang, disajikan dengan wajar. Cadangan pitang tak
tertagih dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti keadaan ekonomi, kondisi industri
klien, dan kekuatan keuangan dari pelanggan klien.

Dalam memverifikasi kecukupan cadangan piutang tak tertagih, auditor memulai


dengan menilai kebijakan klien untuk pemberian kredit dan penagihan kas. Jika klien
menetapkan standar yang ketat untuk pemberian kredit, kemungkinan kredit macet
berkurang. Langkah kedua dalam menilai kecukupan akun cadangan dengan memeriksa
pengalaman sebelumnya klien terhadap kredit macet. Masalah terkait examination hanya
tunggakan rekening adalah bahwa tidak ada pertimbangan diberikan untuk akun berjalan,
tetapi yang dapat mengakibatkan kredit macet. Dengan mempertahankan statistik baik pada
kredit macet, klien dapat menentukan berapa persentase masing-masing kategori umur akan
menjadi tidak dapat ditagih. Auditor dapat menguji persentase ini untuk alasan kewajaran.

KLASIFIKASI

Masalah utama yang berhubungan dengan asersi penyajian dan pengungkapan tentang
klasifikasi yang (1) mengidentifikasi dan mengklasifikasi kembali setiap kredit yang material
yang terkandung dalam piutang dagang, (2) memisahkan piutang jangka pendek dan jangka
panjang, dan (3) memastikan bahwa berbagai jenis piutang telah diklasifikasikan dengan
benar.

ASERSI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAIN

Pengungkapan ini penting untuk akun piutang dagang dan akun terkait. Walaupun
manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan, auditor harus memastikan bahwa
semua pengungkapan yang diperlukan telah dibuat. Kebanyakna kantor akuntan publik
menggunakan beberapa jenis daftar pelaporan keuangan untuk meyakinkan bahwa semua
pengungkapan yang diperlukan telah dibuat untuk masing-masing akun (kelengkapan).

Proses Konfirmasi – Piutang Dagang

Konfirmasi adalah bukti audit yang merupakan tanggapan tertulis langsung dari pihak
ketiga (pihak terkonfirmasi) kepada auditor, dalam bentuk kertas atau dengan eletronik atau
media lainnya. Ada anggapan dalam standar audit bahwa auditor akan meminta konfirmasi
piutang dagang selama audit. Namun, audit standar memungkinkan audirot untuk
menghilangkan konfirmasi piutang dagang dalam keadaan berikut.

- Piutang usaha yang tidak material terhadap laporan keuangan

- Penggunaan konfirmasi tidak akan efektif sebagai sebuah prosedur audit

- Penilaian auditor terhadap resiko bawaan dan resiko pengendalian rendah, dan bukti
yang dikumpulkan dari pengujian substantif lainnya untuk mengurangi resiko audit ke tingkat
yang dapat diterima cukup rendah

Karena pentingnya konfirmasi piutang dagang, auditor harus mendokumentasikan


sepenuhnya keputusan untuk tidak mengumpulkan bukti-bukti tersebut.

Konfirmasi dapat untuk memenuhi lebih dari satu asersi. Namun, konfirmasi memberikan
berbagai tingkat assurance untuk asersi yang berbeda. Konfirmasi piutang dagang merupakan
sumber bukti untuk menguji asersi keberadaan. Jika pelanggan mengonfirmasi jumlah yang
terhutang terhadap klien, auditor memiliki bukti yang memadai bahwa piutang dagang
tersebut valid.

Jenis-jenis konfirmasi
Ada dua jenis konfirmasi: positif dan negatif. Konfirmasi positif umumnya digunakan
ketika saldo individual akun yang besar atau jika kesalahan yang di antisipasi karena risiko
salah saji material telah ditetapkan tinggi. Sedangkan konfirmasi negatif memerlukan
pelanggan merespon hanya ketika mereka tidak setuju dengan jumlah dari klien. Permintaan
konfirmasi negatif digunakan ketika ada banyak rekening dengan saldo kecil, resiko
pengendalian dinilai rendah, dan auditor yakin bahwa pelanggan akan mencurahkan perhatian
yang memadai ke konfirmasi. Pada beberapa perikatan audit, kombinasi konfirmasi dari
positif dan negatif digunakan untuk menguji piutang dagang karena pertimbangan
materialitas dan campuran pelanggan.
Misalnya, konfirmasi positif mungkin dikirim ke akun pelanggan terpilih dengan
jumlah dolar besar dan konfirmasi negatif dikirimkan ke sampel akun pelanggan dengan
jumlah dolar kecil. Karena konfirmasi positif piutang dagang mengharuskan anne-marie
nanggapi pelanggan menanggapi auditor, sejumlah response yang tidak diterima harus
diverifikasi oleh auditor dengan menggunakan prosedur alternatif. Konfirmasi piutang
dagang negatif memerlukan jawaban hanya ketika informasi saldo pelanggan tidak benar.
Oleh karena itu, tidak adanya tanggapan permintaan konfirmasi negatif biasanya dianggap
mewakili piutang yang valid (benar). Ketepatan permintaan konfirmasi piutang dagang dapat
ditingkatkan jika salinan laporan bulanan pelanggan disertai dengan permintaan konfirmasi.

Waktu

Piutang dagang dapat dikonfirmasi pada tanggal interim atau akhir tahun. Permintaan
konfirmasi harus segera dikirim setelah akhir periode akuntansi untuk memaksimalkan
tingkat respons. Mengirim konfirmasi pada akhir akuntansi mengurangi kemungkinan
perbedaan waktu yang timbul akibat pemrosesan pembelian dan pengeluaran kas oleh
pelanggan.

Proses Konfirmasi

Untuk tujuan pengendalian, Auditor harus mengirimkan konfirmasi diluar fasilitas


klien. Surat langsung dari kantor akuntan publik ini akan memberikan pengendalian yang
terbaik. Untuk memastikan bahwa setiap konfirmasi yang tidak terkirim oleh kantor pos akan
dikembalikan ke Auditor dan bukan klien, konfirmasi harus dikirimkan dalam amplop dengan
alamat kantor akuntan publik tertera pada alamat pengembalian. Amplop yang digunakan
oleh pelanggan untuk mengirim kembali tanggapan konfirmasi juga harus ditunjukan kepada
kantor akuntan publik. Fakta bahwa konfirmasi yang tidak terkirim akan dikembalikan
langsung kepada auditor juga akan memberikan beberapa keyakinan bahwa pelanggan fiktif
akan terindetifikasi.
Auditor harus mempertahankan catatan konfirmasi terkirim dan yang dikembalikan.
Ketika digunakan konfirmasi positif, auditor umumnya menindaklanjuti dengan yang kedua,
dan mungkin yang ketiga, permintaan ke pelanggan yang tidak menjawab, dalam upaya untuk
meningkatkan tingkat tanggapan terhadap permintaan konfirmasi. Setiap pengecualian
konfirmasi, (yaitu perbedaan antara saldo tercatat dengan saldo terkonfirmasi oleh pelanggan)
harus diperiksa dengan hati-hati oleh auditor untuk menentukan alasan perbedaan. Dalam
banyak kasus, pengecualian dihasilkan dari apa yang disebut sebagai perbedaan waktu.
Perbedaan tersebut terjadi karena keterlambatan dalam pencatatan transaksi baik oleh klien
atau catatan pelanggan.

Prosedur Alternatif

Ketika auditor tidak menerima tanggapan konfirmasi positif, ia harus menerapkan


prosedur alternatif untuk menentukan keberadaan dan penilaian piutang dagang. Auditor
biasanya akan mengirimkan permintaan kedua dan ketiga, dan jika perlu, mereka juga
melakukan prosedur audit alternatif berikut.
 Examination penerimaan kas setelah tanggal laporan posisi keuangan.
 Examination pesanan pelanggan, dokumen pengiriman, dan faktur penjualan duplikat.
 Examination dokumentasi klien yang lain.
Examination penerimaan kas setelah tanggal laporan posisi keuangan termasuk memeriksa
buku pembantu piutang dagang untuk pembayaran faktur penjualan tertentu yang termasuk
dalam saldo piutang dagang pelanggan yang masih beredar pada tanggal konfirmasi.

Audit Piutang Lainnya

Jenis piutang lain yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan ada beberapa contoh
yaitu:
 Piutang dari pejabat dan karyawan.
 Piutang dari pihak berelasi
 Piutang wesel
Perhatian auditor untuk memenuhi asersi-asersi piutang tersebut adalah serupa dengan
piutang dagang. biasanya, setiap jenis dari piutang ini dikonfirmasi dan dievaluasi untuk
kebenarannya.

Evaluasi Temuan Audit-Akun Terkait Pendapatan

Ketika auditor telah menyelesaikan prosedur substantif yang direncanakan, salah saji
agregat piutang dagang ditentukan dan akan mencakup proyeksi atau jumlah salah saji yang
mungkin jika teknik sampling telah digunakan. Salah saji agregat ini kemudian dibandingkan
dengan salah saji ditoleransi. Jika salah saji agregat kurang dari salah saji ditoleransi, auditor
mungkin menerima bahwa akun disajikan dengan wajar. Sebaliknya, jika salah saji agregat
melebihi salah saji ditoleransi, auditor dapat menyimpulkan bahwa akun disajikan dengan
tidak wajar. Auditor juga harus menganalisis salah saji yang ditemukan melalui prosedur
substantif.
Dalam beberapa kasus, salah saji ini dapat memberikan bukti tambahan pada risiko
pengendalian. Dengan mengidentifikasi penyebab salah saji, auditor dapat menentukan
bahwa penilaian awal resiko pengendalian terlalu rendah. Jika auditor menyimpulkan bahwa
audit adalah tinggi, prosedur audit tambahan harus dilakukan, klien harus menyesuaikan akun
laporan keuangan terkait sampai tingkat yang dapat diterima, atau laporan wajar dengan
pengecualian harus diterbitkan. Keputusan final atas piutang dagang dan akun terkait
didasarkan pada apakah bukti yang cukup tepat telah diperoleh dari pengujian substantif yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai