Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SISTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE


(NGT) DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR KARIADI
SEMARANG

Nama MHS : Dewi Prastika Tanggal : 4 Maret 2019

NIM : G3A018047 Tempat : RSUP Dr Kariadi

1. Identitas Pasien
Ny. I (35th)

2. Diagnosa Medis
Suspect Faringitis

3. Dasar Pemikiran

Faringitis akut merupakan infeksi akut mukosa dan struktur limfe pada
faring yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun asap, uap, dan zat kimia
(KMB). Beberapa faktor yang menjadi predisposisi munculnya penyakit ini
yaitu virus influenza, udara dingin, makanan kurang bergizi, maupun
penurunan daya tahan tubuh (Tubert, 1994). Pasien dengan faringitis akut
dapat mengalami gejala yang berbeda-beda tergantung patogen penyebabnya.
Pada pasien yang menderita faringitis akibat infeksi streptococcus non
hemolitik dapat mengalami gejala yang muncul perlahan seperti batuk, pilek,
suara parau, dan sakit pada tenggorokan (Price, 2005).
Pasien yang menderita faringitis akut dianjurkan untuk mengurangi
aktivitas sehari-hari, mengkonsumsi banyak cairan, tidak meminum minuman
yang dingin, berkumur dengan larutan NaCl hangat setiap 2-3 jam untuk
mengurangi rasa sakit, dan menghindari makanan yang merangsang (Ditjen
PP dan PL, 2010). Pasien mengalami gangguan menelan akibat inflamasi
faring sehingga asupan nutrisi dan cairan oral tidak adekuat. Pemberian
nutrisi dapat dibantu dengan menggunakan nasogastric tube (NGT) untuk
menyalurkan nutrisi dan cairan langsung ke lambung tanpa melalui
tenggorokan. Indikasi pemasangan NGT diantaranya (Hartono, 2006):
a. Pasien tidak sadar (koma)
b. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor
mulut/faring/esofagus
c. Pasien tidak mampu menelan
d. Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esofagus

4. Analisa Sintesa

Bakteri masuk melalui droplet/ makanan

Menginfiltrasi lapisan epitel

Lapisan epitel terkikis

Jaringan limfoid superficiaal beraksi

Pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit

Faringitis

Edema dan skresi meningkat

Proses inflamasi

Sakit tenggorokan

Nyeri telan
Napsu makan manurun

Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Pemasangan NGT

5. Tindakan Keperawatan yang dilakukan


Pemasangan NGT

6. Diagnosa Keperawatan

Risiko ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan gangguan menelan,


inadekuat intake oral

7. Data fokus
Ny I (35 tahun) dibawa ke IGD RSUP Dr Kariadi semarang karena mengeluh
tidak bisa menelan, tenggorokan sakit dan sudan 3 hari tidak makan nasi
dikarenakan tidak bisa menelan.

8. Prinsip- prinsip tindakanyang dilakukan


a. Tahap Pra Interaksi
- Mengecek program terapi.
- Mencuci tangan.
- Mengidentifikasi pasien dengan benar (nama, nomor kamar).
- Menyiapkan dan meletakkan alat di dekat pasien.
b. Tahap Orientasi
- Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
- Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.
c. Tahap Kerja
- Menjaga privacy.
- Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler (jika tidak
ada kontra indikasi).
- Memasang pengalas di atas dada.
- Memakai sarung tangan.
- Menentukan lubang hidung yang akan digunakan untuk memasukkan
NGT. Meminta pasien bernafas dengan menutup salah satu hidung
bergantian. Membersihkan lubang hidung yang akan digunakan.
- Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (perhatikan jangan
sampai selang menyentuh permukaan terkontaminasi).
- Metode tradisional : ukur selang dari prosesus xifoideus di sternum
ke hidung dan belok ke daun telinga bawah.
- Metode Hanson : mula-mula ukur 50 cm pada selang, beri tanda.
Kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional, beri
tanda. Selang yang dimasukkan pertengahan antara tanda pertama
dan tanda kedua.
- Menutup pangkal selang dengan spuit/klem (mencegah masuknya
udara ke dalam lambung karena dapat mengakibatkan pasien menjadi
kembung).
- Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang
akan dipasang.
- Mengatur pasien pada posisi ekstensi kepala, dan masukkan perlahan
ujung NGT melalui hidung. Menganjurkan pasien menekuk
leher/fleksi kepala setelah NGT melewati nasofaring (3-4 cm).
- Menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang bila
pasien sadar, kalau perlu berikan sedikit air minum untuk
merangsang pasien menelan.
- Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara
mengaspirasi NGT dengan spuit (jika posisi tepat akan keluar
cairan/isi lambung). Jika masih ragu lakukan tes kedua dengan
memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region lambung
(tidak direkomendasikan untuk memasukkan ujung NGT ke dalam
gelas berisi air).
- Menutup ujung NGT dengan spuit / klem atau disesuaikan dengan
tujuan pemasangan.
- Melakukan fiksasi NGT di depan hidung / pipi.
d. Tahap Terminasi
- Mengevaluasi tindakan yang dilakukan.
- Merapikan pasien dan lingkungan.
- Mengajak pasien berdoa dan berserah kepada Allah.
- Berpamitan dengan pasien.
- Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
- Mencuci tangan.
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

9. Tujuan Tindakan yang dilakukan


Tujuan tindakan pemsangan NGT yaitu untuk memasukan cairan (memenuhi
kebutuhan cairan atau nutrisi) pada pasien

10 Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan


a. Selang dapat masuk ke saluran pernapasan
Pencegahan : ukur selang dari mulai hidung sampai ke lambung, pastikan
selang yang masuk tepat masuk ke dalam lambung, lakukan pengecekan
dengan cara masukkan udara dengan spuit 50 cc kedalam lambung
dengarkan dengan stetoskop. Jika terdapat bunyi makan selang telah
masuk ke dalam lambung.
11. Evaluasi
a. Selang NGT terpasang dengan baik
b. Cairan dan nutrisi terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai