Komponen Sikap
Komponen Sikap
Sikap adalah determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi kepribadian
dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negative atau keadaan mental
yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap obyek-obyek dan keadaan.
Definisi sikap memiliki implikasi tertentu pada manajer. Pertama, sikap dapat dipelajari.
Kedua, sikap mendifinisikan predisposisi kita terhadap aspek-aspek yang diberikan
dunia. Ketiiga, sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan antarpribadi kita dan
identifiikasi dengan orang lain. Dan keempat, sikap diatur dan dekat dengan inti
kepribadian. Beberapa sikap selalu berulang dan bertahan; bahkan, seperti setiap variabel
psikologi, sikap adalah subyek perubahan. Teori menyatakan bahwa afeksi, kognisi, dan
perilaku menentukan sikap, dan sebaliknya.
Afeksi adalah emosi atau perasaan, komponen sikap dipelajari dari orang tua, guru,
anggota kelompok sebayanya. Komponen afektif dapat diukur melalui kuesioner.
Kognisi adalah suatu komponen sikap yang terdiri dari persepsi, pendapat, dan
kepercayaan seseorang. Ini mengacu kepada proses berpikir, dengan penekanan khusus
pada rasionalitas dan logika. Elemen penting dari kognisi adalah kepercayaan yang
bersifat penilaian yang dilakukan seseorang.
Ketiga teori ini mempunyai implikasi yang nyata kepada manajer. Manajer harus dapat
mennjukkan bahwa aspek positif lebih penting dibanding aspek negative dalam
kontribusinya kepada perusahaan. Hubungan ketiga teori di atas, digambarkan sebagai
berikut:
Sampingan
Sikap mempunyai banyak sumber: keluarga, kelompok teman sebaya, masyarakat dan
pengalaman kerja membentuk sikap individu. Kebudayaan,moral, dan bahasa
mempengaruhi sikap. Melalui pengalaman kerja, pekerja mengembangkan sikap
mengenai keadilan, penggajian, tinjauan prestasi, kemampuan manajerial, rancangan
kerja, dan afiliasi kelompok kerja. Pengalaman terdahulu menyebabkan beberapa
perbedaan sikap individu terhadap kinerja, loyalitas, dan komitmen.
Disonansi Kognitif adalah suatu kondisi mental yang menunjukkan kegelisahan yang
terjadi karena adanya konflik di antara berbagai komponen kesadaran individu
(contohnya, sikap dan kepercayaan) sesudah sesuatu keputusan dibuat. Istilah disonansi
kognitif menjelaskan keadaan dimana ada perbedaan antara komponen kognitif dan
perilaku dari suatu sikap. Disonansi, kemudian adalah seperti yang dipandang sebagai
keadaan dalam diri seseorang yang ketika muncul tindakan yang ddirancang untuk
mengembalikan seseorang ke keadaan keseimbangan.
Komponen afektif menyangkut perasaan terhadap suatu objek (Krech et al. 1988: 141).
Perasaan itu dapat berupa rasa senang atau tidak senang. Apabila seorang penutur
memiliki perasaan senang terhadap suatu objek, maka ia dipandang memiliki sikap positif
terhadap objek itu. Sebaliknya apabila ia memiliki perasaan tidak senang maka ia
dikatakan memiliki sikap negatif terhadap objek itu. Sebagai contoh apabila seorang
penutur memiliki perasaan senang terhadap bahasa ibunya, dan cenderung memakai
bahasa itu, maka ia dianggap bersikap positif terhadap bahasa itu.
Komponen konotif menyangkut kesiapan untuk bereaksi (Krech et al. 1988: 141).
Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia mungkin akan
menunjukkan kesiapanya untuk menggunakan bahasa itu
PERBEDAAN INDIVIDU :
SIKAP KERJA
Posted on February 28, 2011 by teorionline
A. Definisi Sikap
Sikap (attitude) didefinisikan oleh Robbins (2007) sebagai pernyataan evaluatif, baik
yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau
peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu.
Sementara Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan
merespon sesuatu secara konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan
memperhatikan objek tertentu.
Setyobroto (2004) merangkum batasan sikap dari berbagai ahli psikologi sosial
diantaranya pendapat G.W. Alport, Guilford, Adiseshiah dan John Farry, serta Kerlinger
yaitu :
Gibson (2003), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan
mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap
lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian
dan motivasi
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan pengertian
sikap sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif, konatif
dan afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan bertindak
secara positif atau negatif terhadap objek tertentu. Sikap dapat berubah dan dapat
dipengaruhi, dapat dibina dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap negatif dapat
dipengaruhi sehingga menjadi positif, yang tadinya tidak senang menjadi senang, yang
semula antipati menjadi bersimpati, dan sebagainya.
Penjelasan di atas relevan dengan pendapat Robbins (2007) yang menyatakan bahwa
sikap terbentuk dari tiga komponen (aspek) yaitu aspek evaluasi (komponen kognisi) dan
perasaan yang kuat (komponen afektif) yang akan membimbing pada suatu tingkah laku
(komponen kecenderungan untuk berbuat/konasi).
Gambar yang ditampilkan berikut menunjukkan hubungan dari tiga komponen sikap.
Contoh yang diberikan oleh Robbins ini menggambarkan bagaimana sikap negatif
seorang karyawan terhadap pengawasnya.
Sumber : Komponen Sikap, Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta :
Salemba Empat, hal. 94
Komponen Sikap
• Komponen kognitif : berisi ide-ide, anggapan-anggapan, pengetahuan keyakinan
dari individu mengenai objek sikap.