Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan, Sedangkan Integrasi di tinjau dari kamus besar bahasa indonesia artinya
yaitu: pembauran hingga menjadi kesatuan yang utu atau bulat. Jadi Pengintegrasian adalah
pembauran antar perusahaan dan karyawan demi mencapai suatu kesempurnaan organisasi
yang secara utuh atau bulat.
Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja
keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi serta
terpenuhinya kebutuhan karyawan. Dengan tercapainya tujuan dari organisasi, perusahan akan
mendapan laba yang besar dan terpenuhinya kebutuhan karyawan dalam perusahan itu maka
loyalitas karyawan akan tercipta.
Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerja sama yang baik dan saling
menguntungkan. Jadi dalam prinsip ini perusahan dan karyawannya dituntut berusaha agar
bagaimana kerja sama yang baik harus benar-benar ada dalam organisasi,dan dalam prinsip ini
perusahan dan karyawannya akan saling menguntungkan.
A. Pentingnya Integrasi
Penginterasian (Integrastion) ialah fungsi oprassional management personalia
yang terpenting, sulit dan kompeks untuk merealisasikan. Hal ini disebabkan karena
karyawan/Manusia bersifat dinamis dan mempunyai pikiran,perasaan, harga diri,sifat,
serta membawah latar belakang,perilaku,keinginan, dan kebutuhan yang berbeda-beda
dalam organisasi perusahaan.
Karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-
faktor produksi lainnya ( mesin, modal aatau bahan baku). Karyawan juga harus sering
diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk menggunakan
alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan, alat-alat yang canggih tidak ada
artinya bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan dapat tercapai
jika para karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untukmencapai prestasi kerja yang
optimal.
Integrasi merupakan kegiatan menyatu padukan keinginan karyawan dan
seluruh kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang baik antara perusahaan
dan karyawan serta menimbulkan dan memberikan memberikan rasa kepuasan dan
puasan
Jadi pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu
kunci untuk mencapai hasi yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan
sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak. Karyawan dapat memenuhi
kebutuhannya dan perusahaan dapat tercapai semua tujuan-tujuannya.
Pengintegrasian juga sangat berpengaruh besar dalam kemajuan pribadi
karyawan yang akan berdampak baik pada perusahaan. Perusahaan juga membutuhkan
karyawan yang memiliki integritas tinggi untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan. Setiap perussahaan harus memiliki cara tersendiri untuk melihat dan
meningkatkan integrasi pada setiap karyawannya, karena sebenarnya masalah
pengintegrasian adalah bagaimana menyatukan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan , agar tercipta kerja sama yang serasi serta saling menguntungkan. Jadi the
nature of man dan the nature of organization perlu mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh, agar pengertian pengintegrasian menjadi jelas.
B. Kebutuhan Manusia
Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat
memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia
tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret (nyata) tetapi juga bersifat
abstrak (tidak nyata). Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati,maka
kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas. Beberapa factor yang menyebabkan
kebutuhan manusia itu tidak terbatas antara lain sebagai berikut :
1. Macam-macam Kebutuhan
a. Kebutuhan menurut itngkat intensitasnya
C. Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau mengerakan.
Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan
bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya
dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama dengan produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan atau semangat yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melaksanakan
dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan dari pekerjaan yang dilakukannya.Secara umum motivasi terbagi menjadi
dua, yaitu:
1. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari kesadaran seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan sendirinya, misalnya karena ada dorongan bahwa
pekerjaan itu sangat menarik dan menantang untuk dilakukan, atau adanya
kepuasan tersendiri dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
2. Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat diartikan sebagai motivasi dari luar atau yang
diberikan oleh pihak lain, misalnya upah, gaji, promosi, pujian, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi atau prestasi standar.
Motivasi Negatif
Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka
akan mendapat hukuman.
Motivasi merupakan hal yang rumit karena melibatkan faktor-faktor individual dan
faktor-faktor organisasional.
1. Faktor-faktor individual meliputi kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan
(goals), sikap (attitudes), dan kemampuan-kemampuan (abilities).
2. Faktor-faktor organisasional meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan
pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision),
pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself).
Menurut Gomes (2003: 181), teori-teori yang menjelaskan motivasi dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu teori isi (content) dan teori proses
(process).
1. Teori isi memiliki tiga variabel utama dalam menjelaskan perilaku pekerja, yaitu:
a. Employee Needs.
Seseorang bekerja karena memiliki sejumlah kebutuhan yang hendak dipenuhi.
b. Organizational Incentives.
Organisasi mempunyai sejumlah penghargaan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pekerja.
c. Perceptual Outcomes.
Pekerja biasanya memiliki sejumlah persepsi mengenai nilai dari penghargaan
yang diberikan organisasi, hubungan antara prestasi kerja dan penghargaan, dan
kemungkinan yang bisa dihasilkan melalui usaha-usaha mereka dalam prestasi
kerjanya.
2. Teori proses menyatakan bahwa perilaku pekerja dapat dikendalikan dengan
pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishman).
a. Penghargaan (reward) ialah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi
tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga.
b. Hukuman (punishman) ialah kerugian atas hasil yang tidak menyenangkan yang
menyertai sebuah sikap yang tidak diinginkan. Dalam hal ini, hukuman
diberikan ketika sebuah tingkahlaku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh
orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan
respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Adapun tujuan motivasi antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
D. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan Pancasila adalah kepemimpinan yang memiliki jiwa pancasila, yang
memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta dan memimpin masyarakat
lingkungan kedalam kesadaran kehidupan dan kemasyarakatan dan kenegaraan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Aspek kepemimpinan
pancasila adalah sikap konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan
pancasila. Semangat kekeluargaan merupakan unsur penting dari kepemimpinan
pancasila.
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manager dalam
organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja
karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal. Gaya kepemimpinan antara lain :
1. Kepemimpinan Ortoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar
mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalangan pimpinan itu menganut sistem
sentralisas wewenang.
Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas
kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan kesejahteraan bawahan.
Kepemimpinan ini menganut satu system manajemen tertutup(closed management)
kurang menginformasikan keadaan perusahaan para bawahannya.
2. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisifatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan
dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas
dan partisipasi para bawahan. Pemimpin dengan gaya partisifatif akan mendorong
kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan
selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
3. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang
kepada bawahan dengan agak lengkap. Pemimpin ini tidak peduli cara bawahan
mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan
kepada bawahan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya sedikit melakukan kontak dengan
karyawannya. Dalam hal ini, karyawan dituntut memiliki kematangan dalam
pekerjaan (kemampuan) dan kematangan psikologis(kemauan).
4. Kepemimpinan Situasional
Model yang dikembangkan Hensey dan Blanchard ini pada awalnya mengacu
pada pendekatan teori situasional yang menekankan perilaku pemimpin dan
merupakan model praktis yang dapat digunakan manajer, tenaga pemasaran, guru,
atau orangtua untuk membuat keputusan dari waktu ke waktu secara efektif dalam
rangka mempengaruhi orang lain.
Fokus pendekatan situasional terhadap kepemimpinan terletak pada perilaku
yang di observasi atau perilaku nyata yang terlihat, bukan pada kemampuan atau
potensi kepemimpinan yang dibawa sejak lahir.