Manusia
TRADISIONAL
A s h o p B a r q o y a , A n d e r e a s V e r y , D a n i F i r m a n s y a h , D e d i S e t i a d i ,
D i d i t A d i t r i y a , I w a n , D a n a n I n d r a , S y a h i d M u n a n d a r , F a h m i
M u b a r a k , F i e t a P r e s c i l i a S y a n a n t a , K a p s a h , L e n i H e n d r i a n i , D w i
U t a m i R u k m a n a , S i t i H a d j a r , M u s l i m .
By : did _it
The Power of PowerPoint | thepopp.com
LET’S BEGIN NOW!
1. Pendahuluan, 2. Pembahasan (2.1 Pengertian manajemen, MSDM dan MSDM Tradisional, 2.2 Ciri-ciri,
2.3 Prinsip, 2.4 Pendekatan, 2.5 Struktur, 2.6 Kelebihan dan Kekurangan 2.7 Perbedaan dengan Modern,
2.8 Peran Manajer dalam MSDM Tradisional, 2.9 Contoh Penerapan), 3. Kesimpulan
1.Pendahuluan
Demi efisiensi dan efektivitas kerja, pemilihan model
manajemen seharusnya disesuaikan dengan
karakteristik sumber daya manusia dan kondisi
lingkungan organisasi yang ada. Model tradisional
(Miles 1975:35) mengasumsikan pekerja sebagai
bagian dari mesin produksi. Jenis pekerjaan yang ada
tidak disukai oleh sebagian besar pegawai. Upah
posisinya lebih penting dari pekerjaan itu sendiri.
2.Pembahasan
Andrew seperti dikutip Hasibuan Edwin seperti dikutip Sedarmayanti
Manajemen sumber daya
(2009:2) mengemukakan bahwa (2009:5) menjelaskan bahwa
manusia tradisional adalah
manajemen pada umumnya manajemen sumber daya
manajemen yang mengatur para
dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas manusia adalah perencanaan,
pekerja berdasarkan warisan dari
perencanaan, pengorganisasian, pengorganisasian, pengarahan dan
generasi terdahulu dan disebarkan
pengendalian, penempatan, pengawasan kegiatan-kegiatan,
dari mulut ke mulut. Hakikat dari
pengarahan, pemotivasian, pengadaan, pengembangan,
manajemen ini adalah sifatnya yang
komunikasi, dan pengambilan pemberian kompensasi,
alamiah. Model manajemen SDM
keputusan yang dilakukan oleh pengintegrasian, pemeliharaan, dan
tradisional mengasumsikan bahwa
setiap organisasi dengan tujuan pelepasan sumber daya manusia
pekerjaan yang dilakukan tidak
untuk mengoordinasikan berbagai agar tercapai tujuan individu,
disukai oleh sebagian besar
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, dan masyarakat.
pegawai. Upah lebih penting dari
perusahaan sehingga akan
pekerjaan itu sendiri.
dihasilkan suatu produk atau jasa
secara efisien. 4
I II III
Pengaruh kuat dari teori ekonomi Keteraturan yang kaku untuk
klasik yang menitikberatkan Kebijakannya searah (top down)
menciptakan stabilitas
kepuasan kerja dari besaran upah
yang didapat
IV V VI
Tujuan utama adalah
Pekerja dianggap sebagai bagian Sangsi atau hukuman menjadi meningkatkan produktivitas dan
dari mesin produksi penegak aturan yang utama profitabilitas, kualitas bukan yang
utama
a. Tidak ada efisiensi dan keharmonisan kerja a. Menghasilkan efisiensi dan keharmonisan kerja
b.Manajer frustasi karena karyawan tidak b. Manajer sudah sistematik, pendekatan terhadap
mengikuti pola perilaku rasional karyawan dengan hati-hati
c. Investasi terbesar ialah karyawan c. Investasi terbesar karyawan dan sumber daya
d. Pengembangan manajemen secara teoretis d. Pengembangan manajemen komprehensif
e. Karyawan bertanggung-jawab atas pekerjaan e. Karyawan bertanggung-jawab atas pekerjaan
yang berulang yang variatif
f. Ada skema pembagian keuntungan f. Pembagian keuntungan berdasar kinerja
g. Stabil dan kaku g. Dinamis dan fleksibel
h. Berorientasi individu h. Berorientasi tim
i. Berorientasi terhadap aturan i. Berorientasi proses
j. Manajer selalu membuat keputusan j. Seluruh tim berpartisipasi
10
Gomes (2005) menjelaskan bahwa manajer dalam
MSDM tradisional memusatkan perhatian pada uang
karena uanglah satu-satunya alasan orang bekerja
sehingga pekerjaan sendiri tidak dikelola secara
efisien lalu banyak pegawai yang tidak terlatih.
Dengan cirinya yang kaku MSDM tradisional menuntut
manajer memastikan para pegawai untuk mematuhi
atau mengikuti langkah-langkah yang sudah
ditetapkan bagi pelaksanaan pekerjaan.
3. Kesimpulan
Manajemen SDM tradisional cenderung otoriter dan sentralistis dalam mengelola sdm suatu perusahaan dengan sistem
top down tanpa keterlibatan karyawan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan dan pengendalian
Model manajemen seperti ini hanya cocok diterapkan untuk perusahaan skala kecil dan mempunyai sedikit pesaing atau
perusahaan yang memproduksi jenis produk tertentu saja secara massal.