Anda di halaman 1dari 3

Arum Bella Adelia 5180611062

Irsan Maulana Falwi 5180611010


Andre Septiya Wanda 5180611148

1. The Situation
Kabupaten Tabalong dengan luas wilayah 3.946 km2 , terdapat kawasan hutan seluas 2.412
km2 ; yang memiliki potensi kayu yang sangat besar. Di wilayah Kabupaten Tabalong,
aktivitas penebangan liar marak terjadi baik di dalam kawasan hutan seperti di dalam areal Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan alam maupun pada hutan
tanaman, kawasan hutan lindung serta kawasan hutan produksi. Maraknya industri pengolahan
kayu yang tersebar di wilayah Kabupaten Tabalong mengindikasikan maraknya aktivitas
pembalakan liar (Dinas Kehutanan Kabupaten Tabalong, 2011).

2. Its Processes and Structures


Penebangan pohon secara liar oleh masyarakat di wilayah Desa Solan dan Lano dilakukan
untuk memenuhi tingginya permintaan pasokan bahan baku kayu oleh industri pengolahan
kayu yang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Jaro dan Muara Uya. Masyarakat menilai
usaha di bidang perkayuan secara instan mampu memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, yang
dapat memberikan penghasilan secara langsung lebih besar dalam waktu singkat dibandingkan
pekerjaan lainnya. Masyarakat telah terbiasa menerima pinjaman uang dari para pemodal
(cukong) yang pelunasannya akan diperhitungan dengan kayu yang mereka hasilkan.
Keberadaan kawasan hutan dengan potensi kayu didalamnya ditambah dengan lemahnya aspek
penegakan hukum memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan ekstraksi
terhadap potensi kayu yang ada

3. The People Involved

Masyarakat yang menggantungkan hidupnya terhadap pembalakkan liar karena rendahnya


ekonomi daerah tersebut sehingga mamaksakan mereka merusak alam sekitar tanpa
menyeimbangkan ekosistem.

Pemerintah kurang perhatian terhadap pereekonomian di daerah tersebut sehingga pemerintah


harus melakukan sosialisasi tentang pentingnya lingkungan serta memberikan solusi terhadap
masalah perekonomian daerah tabalong. Belum mantapnya status kawasan hutan menjadi
pemicu terjadinya konflik pemanfaatan lahan oleh masyarakat sehingga membuka peluang
terjadinya praktek penebangan liar di dalam kawasan hutan. Hal ini seiring dengan rendahnya
kesadaran masyarakat sekitar hutan akan status keberadaan kawasan hutan sebagai hutan
negara

4. Tujuan dan Keinginan

Tujuan : tujuan dari permasalahan tersebut adalah mengetahui penyebab terjadinya


pembalakan liar

Keinginan : dari permasalahan tersebut kita menginginkan agar hutan terjaga sehingga
fungsi hutan berjalan dengan baik

5. Relationship Between Them

Rendah nya perekonomian masyrakat tabalong dimanfaatkan oleh beberapa investor untuk
membuat masyarakat melakukan pembalakkan liar. Keberadaan kawasan hutan dengan potensi
kayu yang ada didalamnya memberikan peluang kepada masyarakat setempat untuk melakukan
ekstraksi terhadap potensi kayu yang ada. Masyarakat berasumsi bahwa hutan tumbuh secara
alami sehingga siapa saja berhak untuk memanfaatkannya. Belum mantapnya status kawasan
hutan di Kabupaten Tabalong yang diindikasikan dengan tingginya pengakuan penguasaan
lahan kawasan hutan oleh masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik
pemanfaatan lahan kawasan hutan sehingga membuka peluang terjadinya praktek penebangan
liar di dalam kawasan hutan dengan memanfaatkan statusnya sebagai hutan hak.

6. The Hierarchy or Power Structure


Struktur yang ada dalam permasalahan tersebut adalah Pemerintah dan Masyarakat. Dalam
hal ini pemerintah bertindak sebagai pihak yang memberi edukasi serta solusi kepada
masyarakat tabalong. Masyarakat bertindak sebagai pihak yang menerima edukasi dari
pemerintah dan menjalankan edukasi tersebut.

7. The Data Sources and Information


Sumber data dan informasi yang didapatkan berasal dari ANALISIS FAKTOR PENYEBAB
DAN STRATEGI PENCEGAHAN PEMBALAKAN LIAR (ILLEGAL LOGGING) DI
KABUPATEN TABALONG

https://media.neliti.com/media/publications/278741-analisis-faktor-penyebab-dan-strategi-pe-
03c64628.pdf

Anda mungkin juga menyukai