Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Minggu Pertama Departemen


Keperawatan Gerontik Profesi Ners FIK Unmuh Ponorogo
DI PSTW (Panti Sosial Tresna Werda) Magetan

Disusun oleh :
Evrilia Dwi Astuti 19650125

PRODI PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
JL.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461796

1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Lansia
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di
ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi
dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam
setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2016 dalam Psychologymania, 2015).

B. Proses Menua
WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh yang berakhir dengan kematian.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan
untuk mememperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Jayanti dkk, 2018).
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan) secara
alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Misalnya dengan terjadinya
kehilangan jaringan pada otot, susunan pada saraf dan jaringan lain, hingga tubuh mati
sedikit demi sedikit (Stanley and Patricia, 2016).

2
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2016).

C. Teori Proses Menua


1. Teori Biologis (Jayanti dkk, 2018).
a) Teori Genetik
Teori genetik clock merupakan teori intristik yang menjelaskan bahwa di
dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses
penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara
genetik untuk spesies tertentu. Secara teoritis, memperpanjang umur mungkin
terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian obat-obatan
atau tindakan tertentu.
Teori mutasi somatik menjelaskan bahwa penuaan terjadi karena adanya
mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan
proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein atau
enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi
penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.
b) Teori Non Genetik
- Teori Penurunan Sistem Imun Tubuh (Auto-immune theory)
Ketuaan dianggap disebabkan oleh adanya penurunan fungsi sistem
immun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit–T,
disamping perubahan juga terjadi pada Limposit-B. Perubahan yang terjadi
meliputi penurunan sistem imun humoral, yang dapat menjadi faktor
predisposisi pada orang tua untuk:
 Menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan
kanker.
 Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara
agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap pathogen

3
 Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin
meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan
autoimmune.
- Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Proses menua terjadi akibat kurang efektif fungsi kerja tubuh dan hal itu
dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas
yang reaktif mampu merusak sel, termasuk mitokondria, yang akhirnya
mampu menyebabkan cepatnya kematian (apoptosis) sel, menghambat proses
reproduksi sel.
- Teori Menua Akibat Metabolisme
Setiap makhluk hidup mempunyai ketersediaan kemampuan yang sudah
ditentukan sesuai dengan kapasitas energi yang digunakan untuk selama
menempuh kehidupannya. Energi yang digunakan terlalu banyak dimasa
awal kehidupannya akan habis sebelum usia optimalnya, atau mempunyai
usia yang relative lebih pendek dari pada yang menggunakan energi secara
optimal sepanjang usia kehidupannya. Individu mempunyai lama usia yang
optimal jika energi yang digunakan merata sepanjang hidupnya, tidak terlalu
berlebih digunakan, diimbangi dengan istirahat serta asupan energi yang
cukup.
- Teori Rantai Silang (Cross link theory)
Proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam kimiawi
tubuh. Teori ini menyebutkan bahwa secara normal, struktur molekular dari
sel berikatan secara bersama-sama membentuk reaksi kimia, termasuk
didalamnya adalah kolagen yang merupakan rantai molekul yang relatif
panjang yang dihasilkan oleh fibroblast. Terbentuknya jaringan baru, maka
jaringan tersebut akan bersinggungan dengan jaringan yang lama dan
membentuk ikatan silang kimiawi. Hasil akhir dapi proses ikatan silang ini
adalah peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk transport
nutrient serta untuk membuang produk-produk sisa metabolisme dari sel.
- Teori Fisiologis

4
Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik terdiri atas teori oksidasi
stress. Dalam teori ini dijelaskan terjadi kelebihan usaha dengan stress
menyebabkan sel tubuh lelah terpakai regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal
2. Teori Sosiologis (Jayanti dkk, 2018).
a) Teori Interaksi Sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss
(1954), Homans (1961) dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial
didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain
Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin
interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya untuk
melakukan tukar menukar.
b) Teori Aktivitas atau Kegiatan
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972)
yang mengatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lansia
merasakan kepuasan dalam melakukan aktifitas dan mempertahankan aktivitas
tersebut selama mungkin. Pokok-pokok teori aktivitas adalah:
 Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan
sepenuhnya dari lansia di masyarakat.
 Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
c) Teori Kesinambungan (Continuity theory)
Kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia, dengan demikian
pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak
pada saat ini menjadi lansia Gaya hidup perilaku dan harapan seorang ternyata
tak berubah walaupun ia menjadi lansia. Pokok-pokok dari continuity theory
adalah:
 Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses
penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih
peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan.
 Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.

5
 Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi.
d) Teori Pembebasan atau penarikan diri
Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan yang
diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seseorang
lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya. masyarakat
juga mempersiapkan kondisi agar para lansia menarik diri, keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas maupun
secara kuantitas.
e) Teori Perkembangan (Development theory)
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan
perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi
dan sosial seseorang selama fase kehidupannya. Pokok-pokok dalam
development theory adalah:
 Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
 Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang
baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda.
 Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam
keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun,
ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.
f) Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)
Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia kronologis
yang menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas peran,
kewajiban, serta hak mereka berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model
stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya. Pokok-pokok dari teori
ini adalah :
 Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
 Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok
 Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.

3. Teori Psikologis (Jayanti dkk, 2018).


a) Teori Kebutuhan Manusia Menurut Hierarki Maslow

6
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954).
b) Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) merupakan psikolog swiss yang mengembangkan teori
bahwa perkembangan personal individu dilalui melalui tahapan-tahapan: masa
kanak-kanak, masa remaja dan remaja akhir, usia pertengahan, dan usia tua.
Kepribadian personal ditentukan oleh adanya ego yang dimiliki, ketidaksadaran
personal dan ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan
dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka seseorang
mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan mengeksplorasi nilai-nilai,
kepercayaan dan meninggalkan khayalan. Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia
pertengahan” yang dapat mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri
secara psikologis.
c) Teori Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang menggambarkan
perkembangan manusia yang didasarkan pada penelitian ektensif dengan
menggunakan biografi dan melalui wawancara. Mengidentifikasi dan mencapai
tujuan hidup manusia yang melewati klima fase proses perkembangan.
Pemenuhan kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang sehat
dan itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan
diri berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara.
d) Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua antara
lain adalah :
 Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
 Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
 Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
 Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
e) Terori Delapan Tingkat Kehidupan

7
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya
kondisi dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu.
Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (depalan
tingkat kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas perkembangan yang
harus dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya
perasaan putus asa.

D. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut (Patricia Gonce Morton dkk, 2016) tugas perkembangan keluarga yaitu:
 Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa
umurnya.
 Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan
hidupnya, keluarga, dan teman.
 Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan
status kesehatan dan ekonomi
 Menyiapkan pendapatan yang memadai
 Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal
 Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
 Memelihara kebersihan diri
 Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman
 Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
 Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status
 Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan
 Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan
pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi;
menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi
 Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam
filosofi atau agama.

8
E. Batasan Lanjut Usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam (Psychologymania, 2015) batasan
lanjut usia meliputi :
 Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
 Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
 Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
 Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

9
F. Pathway Proses Menua (Jayanti dkk, 2018)

Proses Menua

Fase 1 subklinik Fase 2 transisi Fase 3 klinik

Usia 25-35 Penurunan hormon Usia 35-45 Usia 45 produksi hormon


(testosteron, growt hormon, Penurunan hormon 25 sudah berkurang
estrogen) % hingga akhirnya berhenti

Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres

Peningkatan radikal
bebas

Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai


terganggu spti : penglihatan
menurun, rambut beruban,
stamina & enegi berkurang,
wanita (menopause),pria
(andopause).

Penyakit degeneratif
(DM, osteoporosis,
hipertensi, penyakit
jantung koroner)

10
G. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala menurut (Patricia Gonce Morton dkk, 2015) yaitu:
1. Perubahan Fisik
a.   Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra dan extra seluler
b.  Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon
waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra  sistem pendengaran,
presbiakusis, atrofi membran  timpani, terjadinya pengumpulan serum karena
meningkatnya keratin
c.  Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis  dan hlangnya respon
terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang.
d.  Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun
sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan
elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi.
e.   Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas
residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f.   Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera
pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera
pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk
rasa manis dan asin
g.  Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai
ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-
ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga
vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia
urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva

11
terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan
menurun, sekresi berkurang  dan menjadi alkali.
h.  Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon
menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas
tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi
sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i.   Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan  jaringan
lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut
dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j.    Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh
menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine
vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga
lansia menjadi lamban  bergerak. otot kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a.   Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b.   Kehatan umum
c.  Tingkat pendidikan
d.  Keturunan
e.  Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. Kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari  yang lalu
b. Kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi  matematika dan perkataan verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
3. Perubahan Psikososial
a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan

12
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.

H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Stanley dan Patricia, 2015) Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu
diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering
dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu
(penyakit degeneratif) yaitu :
1. Pemerikasaan hematologi rutin
2. Urin rutin
3. Glukosa
4. Profil lipid
5. Alkalin pospat
6. Fungsi hati
7. Fungsi ginjal
8. Fungsi tiroid
9. Pemeriksaan feses rutin

13
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian (Wilkinson, Judith 2018)


Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku sosial
pada lansia
a. Perubahan fisiologis
 Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :
Sistem Temuan Normal
Pigmentasi berbintik/bernoda diarea yang
Warna Kulit terpajan sinar matahari, pucat meskipun tidak
anemia
Integumen Kelembaban Kering, kondisi bersisik
Suhu Ekstremitas lebih dingin, penurunan perspirasi
Penurunan elastisitas, kerutan, kondisi berlipat,
Tekstur
kendur
Penurunan jumlah lemak pada ekstremitas,
Distribusi Lemak
peningkatan jumlah diabdomen
Rambut Penipisan rambut
Kuku Penurunan laju pertumbuhan
Kepala Tulang nasal, wajah menajam, & angular
Penurunan ketajaman penglihatan, akomodasi,
Mata
adaptasi dalam gelap, sensivitas terhadpa cahaya
Kepala Dan Penurunan menbedakan nada, berkurangnya
Telinga
Leher reflek ringan, pendengaran kurang
Penurunan pengecapan, aropi papilla ujung
Mulut, Faring
lateral lidah
Leher Kelenjar tiroid nodular
Peningkatan diameter antero-posterior,
peningkatan rigitas dada, peningkatan RR
Thoraxs & Paru
dengan penurunan ekspansi paru, peningkatan
resistensi jalan nafas
Peningkatan sistolik, perubahan DJJ saat
Kardiovaskular istirahat, nadi perifer mudah dipalpasi,
ekstremitas bawah dingin
Berkurangnnya jaringan payudara, kondisi
Payudara
menggantung dan mengendur

14
Penurunan sekresi keljar saliva, peristatik,
Pencernaan
enzim digestif, konstppasi
Penurunan estrogen, ukuran uterus, atropi
Wanita
Reproduksi vagina
Pria Penurunan testosteron, jumlah sperma, testis
Penurunan filtrasi renal, nokturia, penurunan
kapasitas kandung kemih, inkontenensia
Perkemihan Inkontenensia urgensi & stress, penurunan tonus
Wanita
otot perineal
Pria Sering berkemih & retensi urine.
Penurunan masa & kekuatan otot,
demineralisasi tulang, pemendekan fosa karena
Muskoloskeletal
penyempitan rongga intravertebral, penurunan
mobilitas sendi, rentang gerak
Penurunan laju reflek, penurunan kemampuan
Neuorologi berespon terhadap stimulus ganda, insomia,
periode tidur singkat

 Pengkajian status fungsional :


Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat yang
secara luas digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan
penyakit kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek
tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang kekuatan
pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan
makan.
 Tingkat Kemandirian Lansia :
A: kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian
dan mandi
B: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari fungsi
tambahan
C: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan

15
D: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan
E: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian,
ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian,
ke kamar kecil
G: Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

b. Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan
konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur dan
fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif
& fungsi secara nyata (ebersole &hess, 1994)
Pengkajian status kognitif
 SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10
hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan
diri, memori jauh dan kemam[uan matematis.
 MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank
kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha
30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
 Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan
dengan depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk
menandakan intensitas gejala
c. Perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan.
Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada
mayoritas lansia.

16
 Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat
kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk
mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk
digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-
temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat
tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G :Growth
A :Affection
R : Resolve
 Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya
bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang
harus diperhatikan :
 Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari
 Jalan bersih
 Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
 Alas kaki stabil dan anti slip
 Kain anti licin atau keset
 Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


a. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Berdasarkan (NANDA NIC-NOC
2018)
1. Fisik atau Biologis
a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
b. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan.

17
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam merawat
diri.
d. Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi
tubuh tidak adekuat.
e. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif,
peristaltik lemah.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
g. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas / adanya
skret pada jalan napas.
h. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropi serabut otot.
2. Psikologis Sosial
a. Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
b. Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
c. Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
d.  Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
e. Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan
menghilangkan perasaan secara tepat.
f. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
3. Spiritual
a. Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
b. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan
kematian.
c. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
d. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan ibadah secara
tepat.

C. Rencana Keperawatan (NANDA NIC-NOC 2018)


1) Tujuan Perencanaan
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan
kondisi fisik, psiko, sosial dengan tak tergantung pada orang lain.
2) Tujuan Tindakan Keperawatan

18
Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi :
-    Pemenuhan kebutuhan keselamatan
-    Peningkatan keamanan dan keselamatan
-    Memelihara kebersihan diri
-    Memelihara keseimbangan istirahat tidur
-    Peningkatan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
3) Rencana dan Rasional
a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1) Makanan porsi kecil tapi sering, lunak.
Rasional: Menyesuaikan fungsi lambung dan melemahnya otot
lambung dan usus.
2) Banyak minum dan kurangi makanan asin.
Rasional : Mencegah kekeringan kulit dan kendor
3) Makan mengandung serat.
Rasional membantu pencernaan karena peristaltik menurun.
4) Batasi makan yang mengandung gula tinggi, minyak tinggi, tinggi lemak
kecukupan kalori : laki-laki 2100 kal, perempuan 1800 kal yang terdiri
dari :
-   KH 60% dari jumlah kal.
-   Lemak 15-20%.
-   Protein 20-25%.
-   Vitamin dan mineral air 6-8 gelas / hari.
-   Hindari kopi / teh.
-   Insulin  pemecahan glukosa dan lemah menurun.
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia
-   Biarkan lansia menggunakan alat bantu / tongkat.
-   Latih untuk pindah / mobilisasi.
-   Menggunakan pengaman tempat tidur.
-   Membantu ke kamar mandi.
-   Menggunakan kacamata.
-   Menemani bila bepergian.

19
-   Ruangan dekat kantor.
-   Meletakkan bel di bawah bantal.
-   Tempat tidur tidak terlalu tinggi.
-    Menyediakan meja kecil dekat tempat tidur.
-    Lantai bersih, rata, tidak licin / basah.
-    Peralatan menggunakan roda dikunci.
-    Pasang pengaman di kamar mandi.
-    Hindari lampu redup dan menyilaukan.
-    Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.
c. Memelihara kebersihan diri
-    Mengingatkan / membantu waktu mandi, gosok gigi.
-    Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin
lotion.
d. Memelihara Keseimbangan Istirahat
- Sediakan tempat tidur nyaman.
-    Atur lingkungan cukup ventilasi, bebas bau.
-    Melatih melakukan latihan fisik yang ringan.
e. Meningkatkan Hubungan Interpersonal
- Berkomunikasi dengan kontak mata.
-    Memberi stimulus / mengingatkan terhadap kegiatan.
-    Menyediakan waktu untuk berbincang.
-    Menghargai pendapat lansia.
-    Melibatkan kegiatan harian.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dethier, J. J., Pestieau, P. & Ali, R., 2016. The Impact of A Minimum Pension on Old
Age Poverty and Its Budgetary Cost: Evidence from Latin America. Revista de
Economia del Rosario, 14(2), pp. 135-163.
Jayanti, Sedyowinarso & Madyaningrum, 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Depresi Lansia di Panti Werdha Wiloso Wredho Purworejo. Jurnal Ilmu
Keperawatan, 3(2), pp. 133-138.
Patricia Gonce Morton et.al. (2016). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic
ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC
Psychologymania. (2015). Pengertian-lansia-lanjut-usia. Diakses pada hari Senin, 01
Juli, 2020. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-
usia.html
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2016). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith. (2018). Buku saku diagnosa keperawatan: diagnose NANDA,
intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Alih bahasa, Esty Wahyuningsih; editor edisi
bahasa Indonesia, Dwi Widiarti. Jakarta: EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai