Anda di halaman 1dari 2

Kenangan Sinar Rembulan itu

Ketika hembusan angin kencang, kulihat dari kejauhan cahaya terang yang menyinari dikala
gelap gulita. Bintang- bintang berjajar rapi diatas langit menemani sunyinya malam.

Sinar rembulan yang kian membuat ketenangan jiwa, bahkan setitik cahaya pun bisa
memberikan keindahan yang luar biasa diantara luasnya langit yang gelap di malam hari ini.
Seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan bintang dan bulan
kali ini maka mencari di lain waktu. Ketika mencoba menatap awan tapi menutup jendela
kembali dan mengingatnya.

Putih, redup dengan sedikit kelap-kelip terkadang tak menentu datangnya, mungkin setiap hari,
bahkan bisa bergelut dengan awan untuk menunjukan dirinya kepada seisi bumi.

Kenangan itu seketika menyelimuti isi kepala. Kenangan indah yang pernah kubuat dengannya
tiba-tiba melintas. Menatap rembulan dengan membayangkan dirinya yang sudah berada di
tempat yang indah dan tersenyum menatap matanya yang bercahaya.

Tebersit percakapan di bawah sinar rembulan kala itu.

“ kamu tau? Bulan itu sangat indah” katanya.

“ apakah seindah itu dimata kamu?”

“ tentu, kadang kala ada kenangan indah yang akan kamu ingat kelak tentang hari ini”

“ Oh ya? Aku belum pernah membuat kenangan itu bersama siapapun” saat itupun aku menatap
matanya dengan serius untuk pertama kalinya.

“ jika kamu rindu padaku, sampaikan saja pada bulan di langit bahwa kamu merindukan
seseorang yang kamu sayang, maka ia akan menyampaikannya padaku suatu saat”

Seketika aku bingung dengan apa yang ia ucapkan, tetapi aku memilih berdiam diri dan
mengannggukan kepala tanda menyetujuinya.

“ tapi apa kamu bisa mengetahui itu? bulan kan tidak bisa berbicara” ucapku padanya.

“ saat aku menatap bulan, dan bulan itu bersinar terang, kala itulah aku tau bahwa kamu
merindukanku, dan aku bisa menyampaikan pada seisi langit bahwa pesanmu sudah sampai
padaku” dengan senyum manisnya ia menyampaikan isi hatinya dengan begitu tulus.

Tetesan air matapun jatuh di pipiku, begitu terharu mendengarnya.

“ hmm baiklah kalau begitu aku akan melakukannya dikala merindukanmu”


“ bulan itu layaknya dirimu, cantik ,menawan dan memiliki hati yang tegar serta kuat untuk
orang yang tepat melihatnya, namun tak menarik jika orang yang lain yang melihatnya. Aku
sangat beruntung memilikimu”.

“ kamu bisa saja, aku juga beruntung memilikimu” kataku sambil tersipu malu.

Ah, aku senyum-senyum sendiri mengingat semua itu.

Bulan tolong tepati janjinya, saat ini aku merindukannya namun tidak bisa mengucap lewat kata-
kata, hanya bisa melaluimu, maka tolong sampaikanlah padanya , aku berucap sambil tersenyum
menatap langit. Karena ia sudah pergi ke tempat yang damai maka aku akan melanjutkan
hidupku bersama kenangan manis ini juga dengan kenangan pahit lainnya namun aku akan tetap
bertahan seperti apa yang ia katakan.

Anda mungkin juga menyukai