Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PERSALINAN PASIEN KE – 1

NAMA MAHASISWA : JUNIATI PERTIWI


TANGGAL/JAM ANAMNESE : 25-02-2021/ 09.50
NO REGISTER/DMK :-
LAHAN PRAKTIK : PMB Bidan Halwiyah
PEMBIMBING LAHAN : Hj. Halwiyah

SUBJEKTIF (S)
Nama Klien : Ny.C Nama Suami : Tn. H
Umur : 20th Umur : 29th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Karang Jati RT. 32

1. Alasan masuk kamar bersalin : Perut sudah sering mengalami kontraksi


2. Tanda-tanda bersalin : kontraksi ada sejak jam 10.00 Tanggal 25-02-2021, frekuensi 4/10 menit, lamanya
>60 detik, lokasi ketidaknyamanan di bagian perut bawah hingga pinggang.
3. Pengeluaran pervaginam
a. Darah lender : ada, sejak jam 09.55 Tanggal 25-02-21
b. Air ketuban : ada, sejak jam 10.10 , tanggal 25-02-2021, warna jernih Banyaknya 55cc
c. Darah : tidak ada sejak jam ……………………….., tanggal ………………………., warna
………………………, banyaknya………………….. cc
4. Pengeluaran pervaginam
a. HPHT : 18- 05- 2020 c. TP : 25-02-2021
b. Haid bulan sebelumnya : d. Lamanya : 5-6 hari
5. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu
No Tgl Lahir Masa Jenis Penolong Penyulit Anak
Gestasi Persalinan persalina Jenis BB PB Keadaan
n
1 h A M i L I n i
2

OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum baik Kesadaran composmentis Status emosional kurang stabil
2. Tekanan darah : 112/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Pernapasan : 20x/menit, Suhu : 36,5 0C
3. Inspeksi muka, pinggang, ekstremitas, mata, abdomen, genetalia (Jika ada kelainan/tidak normal
dijelaskan)
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….
Laporan Pertolongan Persalinan
Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 1
4. Palpasi Abdomen
a. TFU : 27 cm

a. Presentasi : Kepala
b. Posisi janin : Kepala berada dibwh
c. Leopod
1) Leopold I : pertengahan pusat px (27 cm) bagian fundus pada fundus teraba bulat

dan tidak melenting (bokong).

2) Leopold II : Teraba bagian memanjang, melengkung, ada tahanan keras seperti

papan, dibagian kiri perut teraba bagian kecil- kecil janin (punggung kanan).

3) Leopold III : Pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan melenting

(kepala).

4) Leopold IV : sudah masuk pintu atas panggul. Divergen.

5. Pemeriksaan dalam
Vulva/uretra : Normal Vagina : Normal
Dinding vagina: Normal Portio : teraba lembut sudah menipis
Pendataran : 75% Pembukaan : 7 cm
Selaput ketuban: utuh Bagian terendah: Kepala
Penurunan : 3/5 Tali pusat : tidak menumbung
Bidang Hidge : III Uk. Panggul : Normal.

OBSERVASI KALA I
Hari Jam VT HIS DJJ TD N RR T Obat
Tanggal Pembukaan Penurunan Ketuban Eff Duras Frek Interval
% i
25/2/21 09.50 8 cm 2 Utuh 60” 4` 4 143 110/70 85 20 36 -

LAPORAN PERSALINAN KALA II


Tanggal: 25 Feb 2021
SUBJEKTIF (jam 10.35)
Ibu mengatakn Perut semakin kencang dan ada dorongan ingin mengejan dan seperti ingin BAB
OBJEKTIF (jam )
KU: baik kesadaran composmentis his 5 kali/10 menit lama >60 detik, DJJ 150x/menit, Td 110/70 mmHg,
Nadi/RR 80/20 x/menit, pembukaan 10 Cm, presentasi, kepala, hodge IV

ANALISA (A)
P1A0 Hamil 39-40 mg Inpartu Kala II janin tunggal hidup intrauterin
PENATALAKSANAAN (P)  berupa narasi dan jangan lupa jam
09.40 memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk obat- obatan (partus set telah lengkap, ampul
oksitosin, dan menggunakan APD)
Laporan Pertolongan Persalinan
Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 2
09.55 membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan (posisi setengah duduk semi fowler) dan
Litotomi.
10.00 melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN,
10.01 memimpin ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat meneran dan ibu meneran saat ada HIS,
dengan menyambung nafas dengan menarik nafas dan melanjutkan untuk meneran jika masih ada doorngan
untuk meneran.
10.05 melakukan episiotomi guna mempercepat proses persalinan. Dilakukan ketika ibu sedang ada dorongan
untuk meneran.
10.20 meletakkan duk steril dilipat 1/3 dibawah bokong ibu.
10.30 melindungi perineum ibu ketika kepala tampak 5-6 cm didepan vulva dengan satu tangan yang dilapisi duk
steril dan satu tangan lainnya berada dia belakang kepala bayi untuk memastikan tidak terjadi defleksi dan
membantu lahirnya kepala.
10.33 mengecek apakah ada lilitan tali pusat dan menunggu sampai kepala bayi melakukan putaran paksi luar.
10.34 setelah bayi melakukan putaran paksi luar. Ibu melahirkan bahu depan dan belakang setelah itu melakukan
sanggah susur.
10.35 bayi lahir spontan pada jam 10.35 WITA. Melakukan penilaian selintas pada bayi baru lahir sambil
mengeringkan bayi.

LAPORAN PERSALINAN KALA III


SUBJEKTIF (Jam10.35)
Ibu mengatakan sangat senang dan bahagia atas kelahiran bayinya dan masih merasakan mules pada perutnya.

OBJEKTIF (Jam 10.35 )


Bayi lahir spontan cukup bulan, segera menangis kuat, bergerak aktif, berjenis kelamin laki- laki A/S 8/10. Berat
badan 3.400 gram, PB 48cm, LK 36 cm, LP 35 cm, LD 32 cm.
TFU sepusat. Kontraksi uterus baik dan teraba keras. Kandung kemih kosong. Plasenta belum lahir. Tampak
semburan darah didepan vulva, tali pusat memanjang.

ANALISA (A)
P1A0 kala III.
DS : bayi telah lahir tetapi plasenta belum lahir.

PENATALAKSANAAN (P) berupa narasi dan jangan lupa jam


10.35 memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua dalam rahim dan memeriksa kontraksi uterus.
10.36 melakukan manajemen aktif kala III. Pemberian oksitosin 10 IU secara IM. Melakukan PTT dan Massase
Uterus.
10.37 menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari tali pusat bayi dan klem lagi sekitar 2 cm didepan klem awal.
Setelah melakukan pemotongan tali pusat. Mengganti bedong bayi yang kering. Setelah itu meletakkan
didekapan ibu.
10.39 melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melakukan pemeriksaan kontraksi uterus
10.40 melakukan massase uterus.
10.45 tali pusat diperpendek hingga dekat dengan vulva sambil menekan nekan uterus untuk merangsang
pengeluaran plasenta.
10.55 plasenta lahir pada jam 10.55 yaitu 20 menit setelah bayi lahir
10.56 melakukan penjahitan luka episiotomi
10.58 melakukan pengecekkan perdarahan kala III

LAPORAN PERSALINAN KALA IV


SUBJEKTIF (Jam 10.55)
Ibu mengatakan lega karena telah melewati proses persalinan dan sangat bahagia atas kelahiran bayi nya yang
sehat. Ibu masih merasakan perut sangat mules. Dan nyeri pada luka jahitan.

OBJEKTIF (Jam 10.55)


Plasenta lahir spontan pada pukul 10.55 kotiledon 20 panjang tali pusat 52 cm. Tebal plasenta 2 cm. Diameter
plasenta 20 cm, terdapat laserasi derajat 1.

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 3
ANALISA (A)
P1A0 Kala IV
Ds : ibu melahirkan tanggal 25 febuari 2021. Pukul 10.35

PENATALAKSANAAN (P) berupa narasi dan jangan lupa jam


10.56 mengajarkan ibu cara massase uterus yang baik dan menilai kontraksi uterus dengan cara menggosok pada
fundus dengan searah jarum jam menggunakan telapak tangan hingga teraba keras.
10.59 membereskan semua alat dan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin.
11.00 membereskan ibu
11.00 mengobservasi kembali ibu TTV, KU, Kontraksi Uterus, Kandung Kemih, dan perdarahan tiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 4
Laporan Pertolongan Persalinan
Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 5
Laporan Pertolongan Persalinan
Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 6
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa pasien Ny. C G1P0A0 adalah benar dan di tolong
persalinannya oleh mahasiswa.

Balikpapan,…………………………..20……. Balikpapan,…………………………..20…….

Mahasiswa Bidan
Nama,ttd,stempel

(………………………………………..) (………………………………………..)

Balikpapan,…………………………..20…….

Pembimbing

(………………………………………..)

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 7
Laporan Pendahuluan

Pre Eklampsia Pada Persalinan

A. Pengertian

Pre eklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena

kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,

misalnya pada molahidatidosa (Hanifa, 2002). Pre eklampsi adalah kondisi khusus dalam kehamilan

ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein uria. Bisa berhubungan dengan kejang (eklamsia)

dan gagal organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin meliputi retriksi pertumbuhan dan

abrupsio plasenta (Sennan & Chappel, 2001).

Pre eklamsi ialah sekelompok penyulit yang timbul pada masa hamil, persalinan, nifas, dan ditandai

adanya hipertensi, protein uriadan edema (Arshita Auliana 2007). Dari beberapa pengertian diatas penulis

menyimpulkan bahwa pre eklamsi adalah suatu keadaan pada masa kehamilan yang ditandai dengan

adanya peningkatan tekanan darah, protein uria dan adanya edema.

B. ETIOLOGI/PREDISPOSISI

Penyebab preeklampsi dan eklampsi sampai sekarang belum diketahui, tetapi dewasa ini banyak

ditemukan sebab pre eklampsi adalah iskemia plasenta dan kelainan yang menyertai penyakit ini adalah

spasmus, arteriola, retensi natrium dan juga koagulasi intravaskuler (wiknjosastro, 1999).

Telah terdapat teori yang mencoba menerangkan sebab mustajab penyakit pre eklamsi, akan tetapi

tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima antara lain: Sebab

bertambahnya frekuensi pada primigradivitas, kehamilan ganda, hidromnion dan molahidatidosa, Sebab

bertambahnya frekuensi dan makin tuanya kehamilan, Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita

dengan kematian janin dalam uterus, Sebab timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.

Faktor predisposisi pre eklamsia yang harus diwaspadai antara lain : Nuliparitas, riwayat keluarga dengan

eklamsia dan pre eklamsia, kehamilan ganda, diabetes, hipertensi kronis dan molahidatidosa

C. PATOFISIOLOGI

Perubahan patofisiologi terjadi dalam sel endotel pada glomerulus tapi hanya satu sentuh luka ini pada

ginjal merupakan / mempunyai karakteristik yang unik untuk pre eklampsi terutama pada wanita nulipara

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 8
(85 % ), faktor genetik utama adalah tidak adanya peningkatan darah tapi bekunya perfusi sekunder disebut

sebagai vasospasme, vasospasme arteri mengurangi diameter pembuluh darah yang mengganggu aliran

darah keseluruhan organ dan peningkatan tekanan darah fungsi tiap-tiap organ seperti plasenta, ginjal, hati

dan otak tertekan sekitar 40% - 60%. Rusaknya perfusi plasenta diawali dengan cepatnya umur degeneratif

dari plasenta dan kemungkinan IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) pada janin. Hal tersebut penting

mengingat rusaknya sintesis prostaglandin mungkin salah satu faktor dalam PIH (Pregnancy Induced

Hypertension ).

Aktivitas uterus dan sensitivitas oksitoksin harus dimasukkan dalam laporan ketika memberikan obat.

Hal ini digunakan untuk induksi / tambahan tenaga. Berkurangnya perfusi ginjal menurunkan kecepatan

filtrasi glomerulus dan mengakibatkan perubahan degeneratif pada glomerulus, protein, albumin primer

keluar bersama urine. Asam urat murni berkurang sodium dan air tertahan. Menurunnya tekanan osmotik

cairan plasma disebabkan oleh menurunnya tingkat serum albumin.

Volume intravaskuler berkurang sebab cairan berpindah keluar dari bagian intravaskuler yang

mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi, meningkatnya kekebalan darah dan edema jaringan. Nilai

hematokrit meningkat yang disebabkan oleh hilangnya cairan dari bagian intravaskuler. Penurunan perfusi

hati menyebabkan rusaknya fungsi hati. Edema hati dan peredaran pembuluh darah dapat dialami oleh

wanita hamil yang menyebabkan terjadinya nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas salah

satu sebagian dari tanda eklampsia yang berat.

Vasospasme arter dan penurunan aliran darah keretina menyebabkan gejala-gejala pada penglihatan

seperti skotoma (buta) dan kabur. Kondisi pada patologi yang sama menyebabkan edema serebral dan

perdarahan yang tidak teratur. Ketidakteraturan menyebabkan sakit kepala, hiperrefleksi, adanya klonus

pada mata kaki dan kadang-kadang perubahan tersebut dapat berefek (perubahan-perubahan emosi,

perasaan dan perubahan kesadaran adalah gejala yang ganjil dari edema serebral). Edema paru disebabkan

oleh preeklampsi adalah kategorikan dengan edema general yang menyeluruh. Pemberian curah infus lewat

intravena yang atrogenik menyebabkan terjadinya kelebihan cairan. Lemah nadi cepat, peningkatan laju

respirasi, penurunan tekanan darah dan rales pada paru menunjukkan kerusakan pembuluh darah dan rales

pada paru menunjukkan kerusakan pada sirkulasi darah.

Cepatnya digitalisasi dan pemberian deuresis dengan furosemide mungkin dianjurkan. Edema paru dan

gagal jantung kongestive pada hakekatnya hanya diterima sebagai indikasi untuk pemberian terapi diuretik

meningkatkan reduksi aliran darah intervillous yang akan menyebabkan kesakitan pada janin dan kematian

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 9
pada janin yang diakibatkan oleh hipertensi. Resiko paling besar diedema paru terjadi 15 jam setelah janin

lahir

D. MANIFESTASI KLINIK

Genetik dapat merupakan faktor imunologi lain.(Sibai) menemukan adanya frekuensi preeklampsi dan

eklampsi pada anak dan cucu wanita yang memiliki riwayat eklampsi, yang menunjukkan suatu gen resesif

autosom yang mengatur respons imun maternal. Faktor parental juga sedang diteliti.

a. Pre eklampsi ringan

1. Bila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg diatas tekanan biasa, tekanan diastolik 90 mmHg kenaikan

15 mmHg diatas tekanan biasa, tekanan yang meninggi ini sekurangnya diukur dua kali dengan jarak

6 jam.

2. Protein urin sebesar 300 mm/dl dalam 24 jam atau > 1 gr/1 secara rantom dengan memakai contoh

urin siang hari yang dikumpulkan pada 2 waktu dengan jarak 6 jam karena kehilangan protein adalah

bervariasi.

3. Edema dependent, bengkak di mata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar. Edema timbul

dengan diketahui penambahan berat badan yang sebanyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan

dan kemudian baru edema nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat.

b. Pre eklampsi berat

1. Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih dari 110 mmHg pada dua kali

pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring.

2. Proteinuria lebih dari 5 gr dalam urine 24 jam atau kurang lebih 3 pada pemeriksaan dipstik

setidaknya pada 2 kali pemeriksaan acak menggunakan contoh urine yang diperoleh cara bersih dan

berjarak setidaknya 4 jam.

3. Oliguria ≤ 400 ml dalam 24 jam.

4. Gangguan otak atau gangguan penglihatan.

5. Nyeri ulu hati.

6. Edema paru/ sianosis.

c. Eklampsia

1. Kehamilan lebih dari 20 minggu atau persalinan atau nifas.

2. Tanda- tanda pre eklampsia (hipertensi, edema, protein uria)

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 10
3. Kejang dan koma d. Terkadang disertai gangguan fungsi organ.

E. KOMPLIKASI

a. Perubahan pada plasenta dan uterus. Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan

fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganggu. Pada hipertensi yang

lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai kematiannya karena kekurangan oksigenasi.

b. Perubahan pada ginjal. Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah kedalam ginjal menurun,

sehingga menyebabkan filtrasi glumerulus berkurang. Pada penyelidikan biopsi menunjukkan

kelainan pre eklampsi berupa: kelainan glomerulus, hiperplasia sel-sel jukstaglomerulus, kelainan

pada tubulus-tubulus Henle, dan spasmus pembuluh darah ke glomerulus

c. Hati. Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus,

disertai trombosis pada pembuluh darah kecil, terutama disekitar vena porta.

d. Otak. Pada pemeriksaan yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri,

pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan.

e. Retina. Kelainan yang sering ditemukan pada retina adalah spasmus pada arteriola-arteriola, terutama

pada siklus optikus dan retina.

f. Paru. Yaitu menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai

akibat aspirasi.

g. Jantung. Biasanya mengalami perubahan degeneratif pada miokardium. Sering ditemukan degenerasi

lemak serta nekrosis dan perdarahan.

F. PENATALAKSANAAN

a. Pencegahan

1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin

( pre-eklampsia ringan ) lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih

berat

2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pere-eklampsia kalau ada faktor – faktor

peredisposisi

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 11
3. Berikan penerangan tentang mamfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya mengatur diit

rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang

berlebihan.

b. Penanganan Tujuan utama penanganan adalah:

1. Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia

2. Hendaknya janin lahir hidup

3. Trauma pada janin semaksimal mungkin

c. Penanganan Pada Pre-Eklampsia Berat

1. Pre-eklampsia berat pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

2. Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru dengan uji kocok dan rasio L/S, maka

penanganan adalah sebagai berikut :

a) Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr IM kemudian disusul dengan injeksi

tambahan 4 gr IM setiap 4 jam (selama tidak ada kontraindikasi)

b) Jika ada perbaikan jalannya penyaki, pemberian sulfas magnesikus dapat diteruskan lagi selama

24 jam sampai dicapai kriteria preeklampsia ringan (kecuali ada kontraindikasi)

c) Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin dimonitor, serta BB ditimbang seperti pada

pre-eklampsia ringan, sambil mengawasi timbunya lagi gejala.

d) Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi

partus atau tindakan lain tergantung keadaan.

1. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin maka

penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan diatas 37 minggu.

2. Pre-eklampsia berat pada usia kehamilan diatas 37 minggu.

3. Penderita rawat inap

 Istirahat mutlak dan ditempatkan pada kamar isolasi

 Berikan diit rendah garam dan tinggi protein

 Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr IM, 4 gr dibokong kanan dan 4 gr d bokong kiri

 Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam

 Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patella positif, diuresis 100 cc dalam 4 jam

terakhir, respirasi 16 kali permenit, dan harus tersedia antidotumnya yaitu kalsium

glukonas 10 % dalam amp 10 cc 5) Infus dextrosa 5 % dan ringer laktat


Laporan Pertolongan Persalinan
Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 12
4. Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 amp IM dan selanjutnya dapat diberikan tablet

katapres 3 kali ½ tablet atau 2 kali ½ tablet sehari

5. Diuretika tidak diberikan kecuali bila terdapat oedema paru dan kegagalan jantung kongestif.

Untuk ini dapat disuntikan 1 amp IV lasix

6. Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan induksi partus dengan atau

tanpa amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin ( pitosin atau sintosinon ) 10 satuan dalam

infus tetes

7. Kala II harus dipersingkat dengan VE atau FE, jadi ibu dilarang mengedan

8. Jangan berikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi pendarahan yang disebabkan atonia

uteri f) Pemberian sulfas magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi, kemudian diteruskan

dengan dosis 4 gr setiap 4 jam selama 24 jam postpartum

9. Bila ada indikasi obstetrik dilakukan SC

G. PENGKAJIAN FOKUS

1. Sirkulasi

a. Peningkatan tekanan darah menetap melebihi nilai dasar setelah 20 minggu kehamilan.

b. Riwayat hipertensi kronis.

c. Nadi mungkin menurun.

d. Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, atau epistaksis (trombositopenia)

2. Eliminasi Fungsi ginjal mungkin menurun (kurang dari 400 ml/ 24 jam atau tidak ada)

3. Makanan atau cairan a. Mual/ muntah.

a. Malnutrisi (kelebihan atau kurang berat badan 20% atau lebih besar), masukan protein / kalori

kurang.

b. Edema mungkin ada, dari ringan sampai berat / umum dan dapat meliputi wajah, ekstremitas dan

sistem organ (misal : hepar, otak).

4. Neurosensory

a. Pusing, sakit kepala frontal.

b. Diplopia, penglihatan kabur.

c. Hiperrefleksia.

d. Kacau mental – tonik, kemudian fase tonik klonik, diikuti dengan periode kehilangan kesadaran.

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 13
e. Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukkan edema atau spasme vaskuler.

5. Nyeri / ketidaknyamanan. Nyeri epigastrik (kuadran kanan atas)

6. Pernafasan

a. Pernafasan mungkin kurang dari 14 kali / menit.

b. Krekles mungkin ada.

7. Seksualitas

a. Primigravida, gestasi, multipel, hidramnion, mola hidatosa, hidrops fitalis (antigen antibodi)

b. Gerakan bayi mungkin berkurang.

c. Tanda – tanda abrupsi plasenta mungkin ada.

H. ASUHAN PREEKLAMSI

Untuk menegakan diagnosis pada seseorang pasien harus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Anamnesa / Mencari riwayat kesehatan dahulu
a. Menanyakan riwayat kesehatan dahulu
- Penyakit hipertensi sebelum hamil
- Riwayat preeklamsia pada kehamilan terdahulu
- Ibu dengan obesitas menimbulkan tekanan lebih besar didalam janin
- Riwayat penyakit DM, ginjal kronis
- Kehamilan usia < 20 th juga meningkatkan resiko
- Kehamilan diusia ≥35 th meningkatkan resiko eklamsia
- Kurang gizi
- Riwayat keluarga, riwayat genetic dari keluarga
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan sakit kepala didaerah frontal
- Nyeri-nyeri epigatrium
- Gangguan usus, pengelihatan kabur, scotoma dan diplopia
- Mual dan muntah tidak ada nafsu makan
- Gangguan celebral lainnya, reflek tinggi/rendah
- Edema pada ekstermitas
- Tengkuk terasa berat
- Kenaikan berat badan mencapai 1Kg seminggu

c. Riwayat kehamilan
- Geeli, riwayat kehamilan pe / eklamsia
d. Pola nutrisi
- Jennies makanan yang dikonsumsi porsi frekunsi

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 14
e. Pisikososial spiritual
- Emosional tidak stabil kecemasan
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam 24 jam
b. Palpasi : tfu, letak janin, lokasi edema
c. Aulkultasi : mendengarkan djj
d. Perkusi :reflex patella syarat pemberian SM (jika reflek +)

I. ASUHAN EKLAMSI
a. Umur sering terjadi pada primi gravida < 20 th atau > 35 th
b. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tekanan darah, edema, dan pusing
c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya: penyakit ginjal, hiertensi kronik dan DM
d. Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidratidosa, hidramnion, riwayat kehamilan degan
eklamsia sebelumnya
e. Pada nutrisi : jeis makanan yang dikonsumsi(poko/seligan)
f. Pisikososial spiritual : emosi yang tidak stabilkecemasan
Inpeksi : edema yang tidak dalam 24 jam
Palpasi : mengetahui TFU, letak jaanin, lokasi edema
Aulkultasi : mendengarkan DJJ
Perkusi : eflek patela

g. Berat badan: ≥ 1 kg/minggu


h. Tingkat kesadaran : GCS tanda adanya kelainan pada otak
i. USG : NST

J. REFERENSI

Saraswati, 2002, komunikasi efektif.jakarta: penulis modul

Nurhayati, dkk,konsep, kebidanan. Jakarta : salemba medika,2013 kementrian kesehatan. RI buku saku

pelayanan kesehatan. Ibu difasilitasi kesehatan dasar dan rujukan Jakarta : UNIUK, 2013

Laporan Pertolongan Persalinan


Program Studi D III Kebidanan Balikpapan 15

Anda mungkin juga menyukai