Kelompok 3 Fix
Kelompok 3 Fix
1
Dosen Pengampu : Mufarika, S. Kep., Ns., M. Kep
Oleh :
KELAS 7-B PSIK
KELOMPOK 3
(17142010046)
Ach. Baihaki
(17142010047)
Ach. Riyan Syauqy. M
Istikomah (17142010066)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari kelompok 3 yang telah bekerja sama dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................6
1.4 Manfaat.................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................36
3.2 Saran....................................................................................................................................36
4
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal hati akut (ALF) adalah kondisi umum di mana kerusakan cepat fungsi hati
pada koagulopati dan perubahan dalam status mental dari individu yang sebelumnya
sehat. Gagal hati akut sering mempengaruhi orang-orang muda dan membawa kematian
sangat tinggi.
Gagal hati akut adalah istilah yang luas yang mencakup baik kegagalan hati
fulminan (FHF) dan kegagalan hati subfulminant (atau akhir-onset kegagalan hati).
Kegagalan hati fulminan umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan
ensefalopati dalam waktu 8 minggu dari timbulnya gejala pada pasien dengan hati yang
sebelumnya sehat. Kegagalan hati Subfulminant dicadangkan untuk pasien dengan
penyakit hati sampai 26 minggu sebelum pengembangan ensefalopati hati.
Ada perbedaan penting antara FHF pada anak-anak dan FHF pada orang dewasa.
Misalnya, pada anak dengan FHF, ensefalopati mungkin terlambat, atau tidak dikenal..
Beberapa pasien dengan penyakit hati kronis yang sebelumnya tidak dikenal
5
dekompensasi dan hadir dengan gagal hati, meskipun hal ini tidak secara teknis FHF,
diskriminasi seperti pada saat presentasi mungkin tidak dapat dilakukan. Pasien dengan
penyakit Wilson, vertikal tertular hepatitis B, atau hepatitis autoimun dapat dimasukkan
terlepas dari kemungkinan sirosis jika penyakit mereka telah terwujud selama kurang
dari 26 minggu.. Langkah yang paling penting dalam penilaian pasien dengan gagal hati
akut adalah untuk mengidentifikasi penyebabnya, karena penyebab tertentu menuntut
perawatan segera dan spesifik (lihat hasil pemeriksaan). Obat-hepatotoksisitas terkait,
terutama dari asetaminofen, merupakan penyebab utama gagal hati akut di Amerika
Serikat . Aspek yang paling penting dari pengobatan adalah untuk memberikan dukungan
perawatan yang baik intensif. Perhatian harus dibayarkan kepada manajemen cairan dan
hemodinamik. Pemantauan parameter metabolik, surveilans untuk infeksi, pemeliharaan
gizi, dan pengakuan cepat perdarahan gastrointestinal sangat penting.
Berbagai obat mungkin diperlukan karena berbagai komplikasi yang terjadi dari
kegagalan hati fulminan. Dalam kasus-kasus tertentu, penangkal yang efektif mengikat
atau menghilangkan racun sangat penting. Pengembangan sistem pendukung hati
memberikan beberapa janji untuk pasien dengan FHF, meskipun masih bersifat
sementara dan, sampai saat ini, tidak berdampak pada kelangsungan hidup. Lainnya
modalitas terapi yang diteliti, termasuk hipotermia, telah diusulkan tetapi tetap belum
terbukti.
Hasil dari gagal hati akut berhubungan dengan etiologi, derajat ensefalopati, dan
komplikasi yang terkait . Meskipun kematian dari FHF masih cukup tinggi, perawatan
intensif baik dan penggunaan transplantasi hati orthotopic telah meningkatkan
kelangsungan hidup dari kurang dari 20% menjadi sekitar 60%.
6
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system gastrointestinal
2. Untuk mengetahui konsep gangguan gastrointestinal: gagal hepar
3. Untuk mengetahui askep gagal hepar
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dan terutama kita memperoleh
pengetahuan terkait dengan asuhan keperawatan kritis pada pasien dengan gangguan
gastrointestinal: gagal hepar
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
C. Struktur Sistem Pencernaan
1. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis,
asam, asin dan pahit.
Mulut atau oris terdiri atas dua bagian yaitu 1. Bagian luar yang sempit atau
vestibula dimana terdapat didalamnya gusi, gigi, bibir dan pipi ; 2. Bagian rongga
mulut dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris,platum dan mandubularis di sebelah belakang bersambung dengan
faring. Diluar mulut ditutupi oleh kulit dan didalamnya ditutupi oleh selaput
lendir (mukosa).
1) Gigi
Gigi terdapat 2 macam yaitu
- Gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-7 bulan dan
lengkap pada umur 2 ½ tahun jumlahnya 20 buah terdiri atas: 8 buah
gigi seri (dens insisivus),4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi
geraham (molare)
- Gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah
terdiri atas: 8 buah gigi susu (dens insisivus),
9
Fungsi gigi : gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk
memutuskan makanan yang keras dan liat dan gigi geraham untuk
mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
2) Kelenjar Ludah
Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang
bernama duktus (saluran) wartoni dan stensoni . Kelenjar ludah ada 2 yaitu
kelenjar submaksilaris(kelenjar ludah bawah rahang) yang terdapat di bawah
tulang rahang atas pada bagian tengah dan kelenjar sublingualis (Kelenjar
ludah bawah lidah) yang terdapat di bagian depan dibawah lidah.
Kelenjar ludah dihasilkan didalam rongga mulut. Disekitar rongga mulut
terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:
- Kelenjar parotis terdapat di bawah depan telinga diantara prosesus mastoid
kiri dan kanan os mandibular,duktus stensoni. Duktus ini keluar dari
glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus
buksinator)
- Kelenjar submaksilaris terletak di bawah rongga mulut bagian
belakang,duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum
lingua.
- Kelenjar sublingualis terletak di bawah selaput lendir dasar rongga mulut.
3) Lidah
Lidah terdiri atas otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja
otot lidah dapat digerakkan ke segala arah.
Lidah dibagi menjadi 3 bagian yaitu radiks lingua (pangkal lidah), dorsum
lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah
belakang terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup jalannya napas
pada waktu menelan makanan. Di punggung lidah terdapat puting-puting
pengecap atau ujung saraf pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput
lendir yang terdapat pada bagian kira-kira di tengah,jika lidah digerakkan ke
atas makan akan terlihat selaput lendir.Pada pertengahan flika sublingual
terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris dan glandula sublingualis.
Fungsi Lidah:
a. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
b. Mencampur makanan dengan ludah
c. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
10
d. Untuk berbicara
e. Untuk mengecap manis, asin dan pahit
f. Untuk merasakan dingin dan panas.
2. Sariawan
Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan adalah mulut
(bibir dan gusi) dan lidah. Ketika terkena sariawan, bibir dan lidah Anda
seperti terluka dan terasa perih khususnya saat makan.
3. Infeksi Gusi
4. Radang Mulut
11
Radang mulut disebabkan infeksi jamur . Penyakit radang mulut memiliki
ciri yaitu lidah berwarna pucat dan terdapat bercak kuning keputihan yang
bisa dikeruk dengan mudah. Rasa perih terasa pada bercak tersebut jika
terkena makanan atau saat menyikat gigi.
5. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
2. Tenggorokan ( Faring)
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung,
bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior =
bagian yang sama tinggi dengan laring.
12
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering
juga disebut esofagus (dari bahasa Yunani: oeso – “membawa”, dan phagus –
“memakan”).
13
4. Lambung
14
1) Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Pankreas
15
Dari lambung kimus dilanjutkan ke usus halus untuk dicerna lebih lanjut. Sekret
yang membantu pencernaan tidak hanya berasal dari usus halus sendiri, tetapi juga
dari pancreas, hati, dan kandung empedu.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari).
6. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
16
Hati terletak di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus
kanan dan lobus kiri. Hati dihubungkan oleh rangkaian duktus. Bermula dari
duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu pada duktus
hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan duktus kistikus dari
kandung empedu, keduanya membentuk duktus empedu. Duktus empedu menuju
duodenum dan bermuara di ampula hepatopankreatikus bersama-sama dengan
duktus pankreatikus.
Hati menampilkan 7 fungsi pokok yaitu:
1) Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus untuk
mengemulsikan dan menyerap lipid
2) Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti protrombin,
fibrinogen, dan albumin
3) Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit (memangsa) sel-sel darah yang telah
rusak, juga bakteri
4) Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya menjadi struktur
yang tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil pemecahan
protein dipecah lagi menjadi energy, dihasilkan sampah-sampah nitrogen
beracun (misalnya ammonia) yang akan diubah menjadi urea. Selanjutnya urea
dibuang melalui ginjal dan kelenjar keringat.
5) Nutrient yang baru diserap akan dikumpulkan di hati. Tergantung kebutuhan
tubuh, kelebihan glukosa akan diubah menjadi glikogen atau lipid untuk
disimpan. Sebaliknya hati juga dapat mengubah glikogen dan lipid menjadi
glukosa kembali jika dibutuhkan.
6) Hati menyimpan glikogen, tembaga, besi, vitamin A, B12, D, E, dan K. Juga
menyimpan racun yang tak dapat dipecah dan dibuang (misalnya DDT)
7) Hati dan ginjal berperan dalam aktivasi vitamin D.
17
7. Kandung Empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus
dua belas jari melalui saluran empedu.
18
1. Tumor di pankreas atau hati
2. Berkurangnya aliran darah ke kandung empedu
3. Infeksi bakteri yang menyerang sistem saluran empedu
4. Endapan di kandung empedu atau munculnya jaringan parut pada saluran
empedu
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri atas : lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan
serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
19
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis
pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan
plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan
secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti
“kosong”.
20
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
1. Malabsorpsi. yaitu gangguan penyerapan zat gizi dari usus halus. Gejala
umum berupa tinja besar padat, pucat, berbau tidak enak, dan mengambang
2. Limfoma adalah kanker yang tumbuh pada bagian tengah usus halus (jejunum)
atau bagian bawah usus halus (ileum).
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada
mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora
memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki
sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
cacing.
21
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
22
1. Kolitis Ulseratif
Rektum
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
23
Anus
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagiannya lagi dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang
dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) , yang merupakan fungsi
utama anus.
A. Pengertian
Organ hati memiliki sejumlah fungsi penting, antara lain membuang racun dari
dalam tubuh, membantu proses penggumpalan darah, serta membantu tubuh melawan
infeksi. Seseorang akan berada dalam kondisi serius, apabila sejumlah fungsi tersebut
tidak berjalan normal atau terganggu.
Gagal hati umumnya ditandai dengan mata dan kulit yang menguning, serta perut
yang membengkak karena penimbunan cairan. Penyebab gagal hati sangat beragam,
namun penyebab paling sering adalah infeksi virus hepatitis, konsumsi minuman
beralkohol berlebihan, dan overdosis obat paracetamol.
24
B. Penyebab
gagal hepar dapat disebabkan oleh cedera hepar akut (gagal hepar fulminan {GHF})
atau penyakit hepar kronis (mis. Sirosis). Perubahan fungsi hepatosit memengaruhi
metabolisme hepar, proses detoksifikasi, dan sintesis protein. GHF terjadi ketika
cedera hepar berat menyebabkan enselopati dan koagulapati berat dalam waktu 8
minggu awitan gejala. Tanpa transplantasi hepar bentuk gagal hepar ini
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Penyebab GHF yang paling
sering diidentifikasi adalah hepatitis viral. Obat seperti asetaminofen, isoniazid (INH),
halotan, dan fenitoin adalah penyebab kedua yang paling sering diidentifikasi.
penyebab lainnya antara lain infeksi (sitomegalovirus {CMV}, adenovirus), gangguan
metabolik (penyakit wilson, fatty live akut pada kehamilan,) dan serangan iskemia
berat (syok).
Gagal hati disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel di organ hati. Kerusakan
tersebut bisa terjadi seketika, atau berkembang dalam jangka panjang. Sejumlah faktor
yang bisa menyebabkan gagal hati adalah:
1. Sirosis, disebabkan alkohol (paling sering), penurunan aliran cairan empedu, gagal
jantung kanan jangka panjang yang berat, kerusakan nekrotik yang diebabkan oleh
hepatotoksin, zat kimia, infeksi,atau gannguan metabolik.
2. Infeksi virus, terutama hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis E.
3. Kanker, baik yang bermula di hati, maupun kanker yang bermula dari bagian tubuh
lain kemudian menyebar ke hati.
4. Penggunaan obat paracetamol yang berlebihan.
5. Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid, antikejang, dan obat herbal.
6. Kecanduan alkohol.
7. Penyalahgunaan NAPZA.
8. Paparan racun, misalnya zat karbon tetraklorida.
9. Sistem kekebalan tubuh yang menyerang tubuh sendiri (hepatitis autoimun).
10. Peny
akit pembuluh darah di hati, seperti sindrom Budd-Chiari.
11. Gang
guan metabolik, misalnya penyakit Wilson.
25
12. Reak
si tubuh atas infeksi berat (sepsis).
13. Peny
akit lainnya, misalnya penyumbatan pembuluh darah di hati, penumpukan zat besi
dalam tubuh, intoleransi fruktosa, sindrom Reye, dan galaktosemia.
Gejala awal gagal hati cenderung ringan dan mirip dengan gejala pada kondisi lain,
yaitu sakit perut bagian atas, diare, lelah, mual, dan hilang selera makan. Bila kondisi
organ hati makin memburuk, gejala yang lebih serius akan muncul. Gejala pada gagal
hati tingkat lanjut tersebut meliputi:
Untuk menentukan gagal hati, dokter akan bertanya kepada pasien terkait
penggunaan obat, konsumsi minuman beralkohol dan NAPZA, serta riwayat penyakit
yang diderita. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna melihat
tanda-tanda gagal hati, seperti perut membengkak, nyeri di perut bagian kanan atas,
serta mata dan kulit menguning.
26
1. Tes fungsi hati
Selain melakukan uji fungsi hati, tes darah juga bisa dilakukan untuk melihat
waktu pembekuan darah yang menjadi tidak normal saat terjadi gagal hati.
Dokter dapat melakukan pencitraan dengan USG, CT scan, atau MRI, guna
melihat struktur organ hati. Pada beberapa kasus, dokter juga akan mengambil
sampel jaringan (biopsi) pada hati pasien, untuk mengetahui penyebab
kerusakannya.
Temuan diagnostik
Tujuan terapi
- Kristaloid, koloid
- Terapi elektrolit
27
- Prosedur pirau
- Terapi diuretik
- Produk darah
- Evakuasi usus
- Neomisin
- Laktulosa
- Produk darah
- Vitamin K
- Manitol
Organ hati yang rusak hingga menimbulkan gagal hati bisa kembali menjadi
normal, namun bisa juga tidak. Gagal hati akibat overdosis obat paracetamol biasanya
masih dapat kembali normal.
Bila kerusakan organ hati sudah cukup parah dan fungsinya tidak dapat kembali
normal, misalnya pada sirosis, pengobatan akan ditujukan untuk menyelamatkan
bagian hati yang masih sehat. Namun jika hal tersebut tidak memungkinkan, organ
28
hati pasien perlu diganti dengan organ hati yang sehat dari pendonor. Prosedur ini
disebut transplantasi hati.
Bila Anda berisiko terserang hepatitis atau belum pernah menerima vaksin
hepatitis, segera ke dokter untuk berkonsultasi. Dokter akan menjelaskan mengenai
pentingnya melakukan vaksin.
Melalui pemeriksaan rutin, dokter akan mengetahui kerusakan hati lebih awal
sehingga tindakan dapat diberikan lebih cepat guna mencegah kerusakan lebih lanjut.
Penanganan harus segera dilakukan bila penderita gagal hati mengalami gejala gagal
hati tingkat lanjutGuna menjaga bagian organ hati yang masih sehat, dokter akan
menyarankan penderita untuk:
29
F. Komplikasi Gagal Hati
Gagal hati bisa dicegah dengan mencegah timbulnya penyakit liver atau hati. Cara
yang dapat dilakukan antara lain:
30
2. Status cairan dan elektrolit : deficit folume, muntah pendarahan, dehidrasi,
asites, edema, dan kelebihan volume akibat retensi natrium dan air
3. Abdomen : gerakan peristaltik (auskultasi), distensi abdomen, nyeri tekan,
pembesaran hepar dan limpa, asites, dilatasi vena pada abdomen (kaput
medusa).
Pemeriksaan fisik
1. Tanda – tanda vital (TTV) :
TDS : < 90 mm Hg (dengan syok)
FJ : > 120x / mnt (dengan syok)
Suhu : mungkin meningkat
P : pada awalnya takipnea yang berlanjut menjadi depresi pernapasan yang
berkaitan dengan enselopati
2. Neurologis
Sedikit bingung sampai koma
Perubahan kepribadian
Asteriksis
3. Pulmoner
Krekels
Kesulitan bernapas
4. Gastrointestinal
Hematemesis dan melena
Asites
Hepatomegali mungkin ditemukan
Fetor hepatikus
Diare
5. Kulit
Ikterus dan spider navy
Ekimosis
Pruritus
Edema
Temuan diagnostik
31
- Bilirubin serum > 1,2 mg/dl
B. Diagnosa
C. Intervensi
32
(membaik)
Teraupetik
(SLKI, Hal. 94 2019)
▪ Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
▪ Informasikan hasil
pemantauan → Jika perlu
Informasikan perlunya
modifikasi diet (mis.
Penurunan atau penambahan
berat badan, pembatasan
natrium atau cairan,
pengurangan kolestrol
Kolaborasi
33
cedera (Kode: L.14136) dengan Observasi
ekspektasi menurun dengan
indikator yakni melaporkan : Identifikasi area lingkungan
yang berpotensi
1) Kejadian cedera dari skala menyebabkan cedera
3 (sedang) ke skala 5 Identifikasi obat yang
(menurun) berpotensi menyebabkan
2) Agitasi dari skala 1 cedera
(meningkat) ke skala 3
(sedang) Terapeutik
Edukasi
D. Implementasi
34
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap integral pada proses keperawatan. Apa yang kurang dapat
ditambahkan, dan apabila mendapatkan kasus baru dan mampu diselesaikan dengan baik,
maka hal itu disebut sebagai keberhasilan atau temuan sebuah penelitian.
Evaluasi bisa dimulai dari pengumpulan data, apakah masih perlu direvisi untuk
menentukan, apakah informasi yang telah dikumpukan sudah mencukupi, dan apakah
perilaku yang diobservasi yang sudah sesuai. Diagnosa juga perlu di evaluasi dala hal
keakuratan dan kelengkapannya. tujan dan intervensi evaluasi adalah untuk menentukan
apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif.
Tahap ini dilakukan sesuai dengan formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan selama proses asahun keperawatan, seangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi akhir. Untuk dilakukan evaluasi, ada baiknya disusun dengan
menggunakan SOAP secara operasional :
O : adalah berbagai pesoalan yang ditemukan oleh perawat setelah dilakukan tindakan
keperawatan. Misalnya, berat badan naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
35
agar anak usia sekolah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran
siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk
selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.memperoleh informasi (feedback)
mengenai kemajuan yang telah dicapai. Dengan kata lain evaluasi formatif
dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah .
Prosedur ini lebih menekankan pengamatan perkembangan anak didik dalam kurun
waktu tertentu (proses).
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif salah satu prosedur evaluasi yang cara pengumpulan datanya
berlangsung sesaat dalam kurun waktu tertentu, hasilnya dibandingkan dengan suatu
norma tertentu juga,evaluasi sumatif dilakukan 2 kali setahun. Contoh evaluasi
sumatif adalah pemeriksaan kemampuan membaca anak dengan tes membaca
Keterlibatan orang tua dapat berperan sebagai observer dala proses asesmen dan
evaluasi ini sangat bermanfaat. Orang tua akan dapat melihat dengan lebih jelas
berjalannya suatu proses pembelajaran yang memberikan suatu hasil/produk. Para
orang tua biasanya akan senang melihat kemampuan-kemampuan baru yang
diperlihatkan anaknya. Orang tua juga dapat memberikan saran pada sekolah jika
menemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran yang dialami anak
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostatis tubuh
Gagal Hati adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan sel hati untuk
beregenerasi, menyebabkan kerusakan hati dan hilangnya fungsi hati.Hal ini biasanya
Penyebab & Faktor Risiko Gagal liver akut terjadi ketika sel-sel hati telah rusak secara
besar dan tidak dapat berfungsi kembali. Gagal liver (hati) akut mempunyai beberapa
farmakologis, dan terapi Non pesifik sebagai tambahan ada terapi penyelamatan dan
tatalaksana khusus.
3.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/semester%207/kep%20kritis/pdf-tugas-askep-gagal-hati-kritis-ii-final_compress.pdf
https://www.academia.edu/16704113/GAGAL_HATI
https://www.academia.edu/12790060/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_PENCERNAAN
https://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/sistem-percernaan.pdf
https://www.alodokter.com/gagal-hati
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1
Cetakan II, Jakarta Selatan, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagonosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1
Cetakan III, Jakarta Selatan, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan
II, Jakarta Selatan, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
38