1. PANDI WIJAYA
2. PUTRI MAHARANI
3. RESTU WAHYU INAYAH
4. RIA SUSILAWATI
5. RIZKATUL HIKMAH
2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN. B DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
A. PENGKAJIAN
1.Identitas Pasien
Usia : 45 tahun
Status : Kawin
2.Alasan Masuk
3.Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher pasien. BB pasien menurun dan pasien
tampak lemas tak bergairah,sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N: 80x/mnt,
TD 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg dan TB 170cm.
4. Hubungan Sosial
Menurut pasien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. M teman sekamar
yg satu agama. Pasien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya,
pasien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dan
slalu bermusuhan dengan teman yang lain, sangat sensitive.
5.Spiritual
Nilai dan keyakinan: pasien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia sering
mempersalahkan Tuhan atas hal yang menimpanya.
Kegiatan ibadah: Pasien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan diri kepada
Tuhan.
6. Status Mental
Penampilan:
o Kurang Rapi, Berpaikain harus di suruh, mandi sekali sehari
Pembicaraan:
o Pasien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang
diberikan pendek, afek datar, tanpa kontak mata dengan lawan bicara
kadang tajam, terkadang terjadi blocking .
Aktivitas Motorik:
o Pasien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan
aktivitas.
Interaksi selama wawancara:
o Kontak mata kurang, afek datar, pasien jarang memandang lawan bicara
saat berkomunikasi.
Memori:
o Pasien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.
7. Mekanisme Koping
Mal adaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak
menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak
berdaya, pasien tidak mau melakukan aktifitas.
ANALISA DATA
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
depan yang
Identifikasi aspek positif
realistis
pasien
Dorong pasien untuk
berpikir positif tentang diri.
Dorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
SP 3
SP 2
Mengidentifikasi aspek
positif pasien
Mendorong pasien untuk
berpikir positif tentang diri
Dorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
SP 4
DIAGNOSA
No IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Resiko Bunuh Diri SP 1 S : pasien mengatakan masih ada
Membina hubungan saling keinginan bunuh diri, pasien dapat
percaya menyebutkan dan menjauhi
Mengidentifikasi benda-benda benda-benda berbahaya
yang dapat membahayakan
pasien O:
Mengamankan benda-benda Pasien tampak kooperatif, tidak
yang dapat membahayakan bergairah
pasien
Melakukan kontrak treatment A : Resiko Bunuh Diri
Mengajarkan cara-cara
mengendalikan dorongan P : Intervensi dilanjutkan ke SP 2
bunuh diri
Melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
P : Intervensi dilanjutkan ke SP 3
SP 3 S : pasien mengatakan tidak ada
ada keinginan bunuh diri, pasien
Mengidentifikasi pola koping mengatakan bisa melukis,
yang biasa diterapkan pasien menyapu dan sholat ketika sedang
Menilai pola koping yang biasa mengalami masalah
dilakukan
Mengidentifikasi pola koping O :
yang konstruktif Ekspresi bergairah , pasien mulai
Mendorong pasien memilih tidak murung, pasien mampu
pola koping yang konstruktif menyebutkan pola koping yang
Menganjurkan pasien konstruktif
menerapkan pola koping
konstruktif dalam kegiatan A : Resiko Bunuh Diri
harian
P : Intervensi dilanjutkan ke SP 4
SP 4 S : pasien mengatakan tidak ada
ada keinginan bunuh diri, pasien
Membuat rencana masa depan mengatakan harus sabar, lebih
yang realistis bersama pasien giat, ikhtiar dan berdoa untuk
Mengidentifikasi cara mendapatkan sesuatu yang
mencapai rencana masa depan diinginkan
yang realistis
Memberi dorongan
pasien O :
melakukan kegiatan dalam Ekspresi tidak murung, pasien
rangka meraih masa depan bergairah, pasien mampu
yang realistis membuat dan menyebutkan
Menganjurkan pasien rencana masa depan yang realistis
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian A : Resiko Bunuh Diri
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. cetakan kedua (edisi revisi).Bandung: PT Refrika
Aditama
Mustofa, Ali. 2010. Asuhan Keperawatan Psikiatri Berbasis Klinik.Mataram Keliat Budi A.
1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta:
EGC
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan,
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta
STRATEGI PELAKSANAAN KE 1 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN
RESIKO BUNUH DIRI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung, tak
bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berlatih mengendalikan diri dengan berpikir positif terhadap diri
sendiri.
b. Klien dapat memasukkan kegiatannya dalam jadwal hariannya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan berpikir positif
terhadap diri sendiri.
c. Membantu klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal harian.
2. Fase Kerja
“Apa yang Bapak tidak sukai dari anggota tubuh Bapak ? Oh tangan. Bisa Bapak
jelaskan alasan Bapak tidak suka dengan tangan Bapak ? Oh jadi karena tangan Bapak
tidak dapat menyelamatkan anak Bapak dari bencana ya ? Pak, semua bagian yang
diciptakan oleh Tuhan itu semuanya bermanfaat dan harus kita syukuri. Jadi
sebaiknya kalau Bapak merasa anggota tubuh tersebut tidak Bapak sukai, cobalah dari
sekarang Bapak mulai mencoba menyukainya dengan menggunakannya untuk hal hal
yang Bapak sukai. Saya dengar Bapak pandai melukis ya ? Bagus Pak, Bapak dapat
memulai menyukai tangan Bapak dengan cara melukis. Bagaimana kalau kita melukis
Pak ? Ayoo silahkan Pak. Wah bagus sekali yah Pak lukisannya, nanti Bapak bisa
melukis lagi ya kalau ada waktu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi ? Saya senang
jika Bapak mulai sekarang mencoba menyukai anggota tubuh Bapak yang Bapak
anggap tidak suka. Coba Pak jelaskan lagi apa yang harus Bapak lakukan jika ada
waktu luang ? Iya bagus”
b. RTL
“Pak, bagaimana kalau jadwal melukis ini kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian Bapak ? Mau dilakukan sehari berapa kali ? Sehari sekali ya Pak”
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung, tak
bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat menggunakan pola kopingnya ketika ada massalah
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yang bisa dilakukan
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Apa kemarin atau hari ini ada keinginan
bunuh diri lagi Pak ? Bagus. Masih ingat apa yang harus Bapak lakukan jika ada
keinginan bunuh diri ? Iya bagus sekali segera minta bantuan pada orang lain dan
menyibukkan diri”
c. Kontrak
“Baiklah Pak sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap tentang apa
yang harus Bapak lakukan jika ada masalah. Berapa lama mau bercakap ?
Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau bercakap Pak ? Bagaimana kalau
disini ?”
2. Fase Kerja
“Bapak, ketika Bapak sedang mangalami masalah, apa yang Bapak lakukan? Apalagi
Pak?Bagus sekali Bapak. Jadi kalau Bapak sedang mengalami masalah seperti itu,
Bapak bisa melakukan hal-hal yang membuat Bapak sibuk, tapi sibuk dengan hal-hal
yang positif, seperti apa yang bapak katakan tadi, misalnya : melukis, main bola,
menyapu halaman dan shalat. Sekarang coba Bapak sebutkan lagi kegiatan-
kegiatannya ! Iya bagus Pak. Bagaimana kalau kita melukis lagi Pak ? Wah lukisan
Bapak bagus sekali ya, kapan kapan saya bisa diajari ya ?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tadi?Saya senang jika
Bapak melakukan kegiatan-kegiatan yang tadi kita bicarakan. Sekarang coba
Bapak sebutkan apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita sedang mengalami
masalah? Bagus”
b. RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, Bapak bisa melakukan kegiatan-kegiatan tadi,
seperti melukis, main bola, menyapu, dan shalat. mari kita masukan kedalam
jadwal kegiatan harian Bapak ya”
c. Kontrak yang akan datang
“Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membahas tentang membuat
rencana untuk masa depan. Dimana kita akan berbicara Pak ? Bagaimana kalau di
taman lagi Pak? Mau jam berapa Pak ? Bagaimana kalau jam 10 lagi ?selamat
beristirahat. Wassalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 4 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
Pertemuan Ke : 4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi murung, tak
bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum.!! Selamat pagi... masih ingat dengan saya Pak ? Ya benar saya X*"
b. Validasi
Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Apa kemarin atau hari ini ada keinginan bunuh
diri lagi Pak ? Bagus. Masih ingat apa yang harus Bapak lakukan jika ada keinginan
bunuh diri? lya bagus sekali segera minta bantuan pada orang lain dan menyibukkan
diri"
c. Kontrak
"Baiklah Pak sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan bercakap tentang cara
mencapai keinginan Bapak. Berapa lama mau bercakap? Bagaimana kalau 20 menit ?
Dimana mau bercakap Pak ? Bagaimana kalau disini ?"
2. Fase Kerja
"Bapak, apa keinginan Bapak dari dulu sampai sekarang? Apalagi Pak? Apakah masih
ada ? Sampai saat ini sudah ada keinginan Bapak yang sudah tercapai ? Wah
hebat....yang belum tercapai apa Pak ? Harapan Bapak sangat bagus sekali, Bapak bisa
berusaha semampu Bapak dengan cara yang sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa.
Kegagalan bukan akhir dari sebuah harapan Pak, namun cobaan yang nantinya akan
membawa Bapak ke arah yang bapak harapkan selama ini. Jadi, selalu berusaha menjadi
yang terbaik ya Pak, kejar cita-cita Bapak sampai dapat dan ingat, kejar harapan itu
sesuai kemampuan Bapak".
3. Fase terminasi
"Bagaimana perasaan Bapak setelah bercakap cakap ? Saya senang jika Bapak
melakukan apa yang sudalh tadi kita bicarakan. Coba Bapak sebutkan kembali apa
yang seharusnya kita lakukan ketika kita menginginkan sesuatu! Pintar sekali Bapak
ini"
b. RTL
"Bapak, selama kita tidak bertemu, Bapak bisa melakukan hal seperti tadi untuk
mencapai keinginan Bapak yang nyata, Bapak mesti lebih sabar, lebih giat, ikhtiar dan
berdoa. Jangan sampai menyerah ya Pak"
"Bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk melihat semua manfaat dari yang
sudah kita pelajari bersama Pak ?. .Jam berapa Pak ? Bagaimana kalau jam 9 ? Dimana
? Bagaimana kalau disini lagi ? Baiklah, sampai jumpa! "
Lampiran power point
Lampiran dokumentasi 23 Desember 2020