Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

Asuhan Keperawatan Jiwa


Dengan Schizofrenia

Oleh :
Amelia
Elly Nuraeni
Yulianti
Identitas Klien

• Nama : Tn. T (L)


• Umur : 28 tahun
• Status Perkawinan : Belum Kawin
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jakarta/ Betawi
• Pendidikan : SMP
• Alamat : Cilincing, Jakarta
• Diagnosa Medis : Schizofrenia
• Tgl. Dirawat : 15-06-2010
• Tgl. Dikaji : 21-06-2010
Alasan Masuk
Klien mengatakan dibawa ke RS Soeharto
Heerdjan pada tgl. 15 juni 2010 diantar oleh
kakaknya, klien diejek dilingkungan rumahnya,
klien suka menyendiri di rumah tidak
berinteraksi keluar rumah untuk bergaul, klien
pernah pakai narkoba, klien tidak bisa tidur,
klien marah-marah tanpa sebab, mengamuk,
perilaku kasar/ agresif, mondar-mandir dan
merusak.
Faktor Predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa
b. Pengobatan kurang berhasil (tidak ada yang
mengingatkan minum obat)
c. Pernah menjadi korban penganiayaan saat
usia 17 thn oleh ayahnya (karena mencuri
uang)
d. Pada usia 26 thn, klien pernah menjadi
tersangka kriminal (mencuri motor) dan
dipenjara 4bln
e. Pada usia 27 thn, klien sering diejek di
lingkungannya (bau, miskin, gembel, dll)
Riwayat Keluarga
• Ada anggota keluarga yang mengalami
hangguan jiwa yaitu ibu klien
• Yaitu sering berbicara sendiri
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
• TD : 120/80 mmHg N : 80x/m
• S : 36,3oC P : 20x/m
b. Antopometri :
• TB : 174cm
• BB : 65 Kg
c. Keluhan fisik tidak ada
Psikososial
• Klien adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara,
klien tinggal bersama orang tuanya dan
kedua adiknya namun ayah klien menikah
lagi.
• Pola asuh dalam keluarga keras, klien
kurang perhatian karena ayahnya menikah
lagi dan ibu klien mengalami gangguan
jiwa
Konsep Diri
1. Gambaran diri : klien mengatakan
menyukai bagian mulutnya
2. Identitas diri : mampu menyebutkan
nama, umur dan jenis kelamin
3. Peran : klien berperan sebagai anak, adik
dan kaka di keluarganya dan sebagai
remaja di lingkungannya
4. Harga diri : klien mengatakan sering
diejek di lingkungan rumahnya
Hubungan Sosial
• Hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain :
• Klien mengatakan pemalu karena merasa
tidak berguna dan sering mengurung diri
di rumah dan tidak pernah berinteraksi di
luar rumah dengan orang lain
• Karena sering diejek
Status Mental
a. Penampilan
• Penampilan klien tidak rapih, rambut
cepak terlihat kotor, kebersihan secara
umum kurang, badan dan mulut klien
bau, gigi kotor
• Klien mengatakan mandi tidak
menggunakan sabun dan tdk gosok gigi
• Kadang klien tidak mengganti pakaiannya
b. Pembicaraan : klien tidak mampu
memulai pembicaraan
c. Aktivitas motorik : Lesu
d. Isi fikiran : obsesi utk membunuh
ayahnya
Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Penggunaan obat : bantuan minimal
b. Pemeliharaan kesehatan : perawatan
lanjutan
c. Kegiatan di rumah : menjaga kerapihan
rumah dan mencuci pakaian
Mekanisme Kopping
a. Adaptif : tidak bicara dengan orang lain
b. Maladaptif : menyendiri
Pengetahuan Klien Kurang
Tentang :
1. Penyakit jiwa
2. Faktor presipitasi
3. Kopping
4. Sistem pendukung
5. Obat-obatan
Aspek Medik
Peroral :
•Haloperidol 3x5mg (tablet)
•Triheksiperidol 3x2mg (tablet)
•Noprenia 2x1mg (tablet)
•CPZ 1x100mg (tablet)
Analisa Data
Data Masalah
DS : Klien mengatakan malu dan Gangguan konsep diri : Harga diri
merasa tidak berguna karena sering rendah
diejek miskin, gembel dan bau
DO :Bicara pelan, kontak mata
kurang, tidak mau memulai
pembicaraan

DS : Klien mengatakan pola asuh Risiko perilaku kekerasan


dalam keluarga keras, klien pernah
dipukul ayahnya, dan pernah dipukuli
karena mencuri motor
DO : Pernah dipenjara 4 bulan saat
usia 26thn karena mencuri motor
Analisa Data
Data Masalah
DS : Klien mengatakan mandi tidak Defisite perawatan diri
menggunakan sabun dan tidak sikat
gigi
DO : Penampilan tidak rapi, rambut
kotor badan dan mulut bau

DS : Klien mengatakan pernah Regimen teurapeutik inefektif


mengalami gangguan jiwa dan
pengobatan kurang berhasil karena
tidak ada yang mengingatkan
Masalah Keperawatan
1. Defisite perawatan diri
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Regimen teurapeutik inefektif
4. Risiko perilaku kekerasan
Pohon Masalah
Risiko mencederai diri, oranglain dan lingkungan

Defisit perawatan diri Perilaku kekerasan

Malas beraktifitas Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolaso sosial

Gangguan konsep diri : HDR

Regimen teurapeutik Inefektif kopping individu dan keluarga


inefektif
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Defisit Perawatan Diri
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUM: • Klien mampu 1. Identifikasi masalah perawatan
Klien mampu melakukan menjaga diri: kebersihan diri, berdandan,
perawatan diri: higiene. kebersihan diri makan/minum, BAK/BAB
TUK I : secara mandiri 2. Jelaskan pentingnya kebersi-han
• Klien dapat menyebutkan • Klien diri
pengertian dan tanda- tanda mampu menyebut- 3. Jelaskan cara dan alat kebersihan
kebersihan diri kan pengertian dan diri
• Klien dapat mengetahui tanda-tanda 4. Latih cara menjaga kebersihan
pentingnya kebersihan diri kebersihan diri diri: mandi dan ganti pakaian, sikat
• Klien dapat mengetahui • Klien dapat gigi, cuci rambut, potong kuku
bagaimana cara menjaga mengetahui 5. Masukan pada jadwal kegiatan
kebersihan diri. pentingnya untuk latihan mandi, sikat gigi (2x
kebersihan diri sehari), cuci rambut (2x
perminggu), potong kuku (1x
perminggu)
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Defisit Perawatan Diri
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK II : Klien Klien mampu 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri.
dapat mengganti baju Beri pujian.
berdandan secara rutin, menyisir 2. Jelaskan cara dan alat untuk
secara mandiri rambut dan berdandan.
memotong kuku. 3. Latih cara berdandan setelah
kebersihan diri: sisiran, rias muka
untuk perempuan; sisiran, cukuran
untuk pria.
4. Masukan pada jadwal kegiatan
untuk kebersihan diri
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUM :  Klien mampu 1. Lakukan pendekatan dengan
Klien dapat melakukan duduk baik, menerima klien apa
keputusan yang efektif berdampingan adanya dan bersikap empati
untuk mengendalikan dengan perawat 2. Cepat mengendalikan
situasi kehidupan yang  Klien mampu perasaan dan reaksi
demikian menurunkan berbincang - perawatan diri sendiri
perasaan rendah diri bincang dengan misalnya rasa marah
perawat ,empati.
TUK I:
3. Sediakan waktu untuk
 Klien mampu
Klien dapat menbina berdiskusi dan bina
merespon
hubungan terapeutik hubungan yang sopan.
tindakan perawat
dengan perawat
4. Berikan kesempatan kepada
klien untuk merespon.
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK II :  Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang sesuai
Klien dapat mengungkapkan 2. Gunakan tekhnik komunikasi
mengenali dan perasaannya terapeutik terbuka,
mengekspresika 3. Bantu klien mengekspresikan
 Klien mampu
n emosinya perasaannya
mengenali
4. Bantu klien mengidentifikasikan
emosinya dan
situasi kehidupan yang tidak
dapat
berada dalam kemampuan dan
mengekspresikan
mengontrolnya
nya
5. Dorong untuk menyatakan secara
verbal perasaan – perasaan yang
berhubungan dengan ketidak
mampuannya.
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK III :  Klien mampu 1. Libatkan klien dalam menetapkan
Klien dapat menentukan tujuan yang ingin dicapai
berpartisipasi kebutuhan untuk 2. Motivasi klien untuk membuat
dalam perawatan pada jadwal aktivitas perawatan dirinya
mengambil dirinya 3. Berikan privasi sesuai kebutuhan
keputusan yang yang ditentukan
 Klien dapat
berkenan berpartisipasi 4. Berikan reinsforcement posotif
dengan dalam tentang pencapaian kegiatan yang
perawatan pengambilan telah sesuai dengan keputusan
dirinya keputusan yang ditentukannya
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Regimen teurapeutik inefektif
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUM : • Pasien dapat Bina hubungan saling percaya
Pasien mau menunjukkan rasa dengan menggunakan prinsip
mengkonsumsi obat kepercayaanya kepada komunikasi terapeutik :
dengan rutin perawat 1. Sapa pasien dengan nama
TUK 1 : • Ada kontak mata, mau baik verbal dan non verbal
Pasien dapat diajak berjabat tangan, 2. Perkenalkan diri dengan
membina hubungan mau menyebutkan sopan
saling percaya nama, mau 3. Tanya nama lengkap pasien
mengutarakan masalah dan nama panggilan yang
yang dihadapi. disukai
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan
menerima keadaan
7. Berikan perhatian kepada
pasien dan perhatikan
kebutuhan dasar
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Regimen teurapeutik inefektif
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK 1 : •Pasien dapat mengetahui 1. Tindakan lanjut dan pengobatan
Pasien dapat jenis-jenis obat yang yang teratur
menyebutkan diminum 2. Berikan lingkungan yang tepat
penyebab •Perlunya minum obat untuk pasien
ketidakmauan yang teratur 3. Ajar kan dan beri pejelasan
dalam meminum •Mengetahui 5 benar tentang nama obat, dosis,
obat dalam minum obat frekuensi, efeksamping, akibat
•Mengetahui efek samping penghentian obat
obat, mengetahui akibat 4. Anjurkan pasien konsultasi
bila putus mengkonsumsi segera jika dibutuhkan.
obat
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Risiko perilaku kekerasan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUM : • Klien mampu membalas 1. Beri salam atau panggil nama
Klien tidak salam 2. Sebutkan nama perawat sambil
mencederai diri • Klien mau menjabat jabat tangan
sendiri/ orang tangan 3. Jelaskan maksud hubungan
lain • Klien mau menyebutkan interkasi
TUK I : nama 4. Jelaskan tentang kontrak yang
Klien dapat • Klien mau tersenyum akan dibuat
membina • Klien mau mengetahui 5. Beri rasa aman san sikap empati
hubungan saling nama perawat 6. Lakukan kontak singkat tapi
percaya sering
Intervensi Keperawatan
Dx. Kep. Risiko perilaku kekerasan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK II : • Klien mengungkapkan 1. Beri kesempatan untuk
Klien dapat perasaannya mengungkapkan perasaannya
mengidentifikasi • Klien dapat 2. Bantu klien mengungkapkan
penyebab perilak mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau
u kekerasan perasaan jengkel kesal
ataupun kesal

TUK II : • Klien dapat 1. Anjurkan klien mengungkapkan


Klien dapat mengungkapkan apa yang dialami dan
mengidentifikasi perasaan saat marah dirasakannya saat jengkel atau
tanda dan atau jengkel marah
gejala perilaku • Klien dapat 2. Observasi tanda dan gejala
kekerasan menyimpulkan tanda perilaku kekerasan pada klien
dan gejala jengkel atau 3. Simpulkan bersama klien yanda
kesal yang dialaminya dan gejala jengkel atau kesal
yang dialami klien
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai