Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Penelitian mengenai teori B.F.

SKINNER & PAVLOV

1. Jurnal Penelitian teori B.F.Skinner


4154-10215-1-PB.pdf

Review Jurnal
Dipenelitian dalam jurnal ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran MURDER dengan teori pembiasaan perilaku B.F Skinner terhadap
kemandirian belajar siswa materi pencemaran lingkungan.
Di jurnal ini di jelaskan salah satu upaya untuk menumbuhkan kemandirian belajar siswa
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa aktif pada saat
pembelajaran. Menurut Taniredja dkk (2013), pembelajaran kooperatif membuat siswa
lebih aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri. MURDER merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa agar menjadi mandiri.
Menurut Darmika (2014) model pembelajaran MURDER dapat membangun motivasi
belajar siswa serta meningkatkan kedalaman dan luasnya pemikiran pada siswa
MURDER terdiri dari 6 sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yaitu MOOD
(SUASANA HATI), UNDERSTAND (PEMAHAMAN), RECALL (PENGULANGAN),
DETECT (PENEMUAN), ELABORATE (PENGGABUNGAN) dan REVIEW
(PELAJARI KEMBALI). Dari keenam sintaks ini diharapkan dapat membuat siswa
menjadi lebih mandiri dalam belajar.
Model pembelajaran MURDER ini didukung oleh teori pembiasaan perilaku B.F Skinner.
Menurut Hardy & Heyes dalam Sobur (2013) istilah pengkondisian operan (operant
conditioning) diciptakan oleh Burrhus Freddic Skinner. Pengkondisian operasi
(operation) yang arti umum conditioning perilaku. Menurut Zaini (2014), teori B.F
Skinner atau yang biasa dikenal dengan teori operant conditioning merupakan teori
behaviorisme yang terdiri dari stimulus dan respon. Stimulus atau penguat dapat berupa
penguatan positif dan penguatan negative. Pada dasarnya operant conditioning
merupakan system umpan balik sederhana. Apabila penguatan yang diberikan baik, maka
respon yang diterima juga baik.
Jadi peranan teori pembiasaan perilaku B.F Skinner mendorong siswa agar mampu
terlibat aktif dalam belajar setelah diberikan penguatannya diselipkan saat pembelajaran.
Model pembelajaran MURDER dengan teori pembiasan perilaku B.F Skinner akan
diterapkan pada materi pencemaran lingkungan dan dianggap sesuai karena siswa harus
aktif mencari engetahuan melalui berbagai sumber secara mandiri.

Metode penelitiannya
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen (experimental research) dengan
menggunakan desain penelitian Quasi Experimental dan bentuk Non Equivalent Control
Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran meliputi silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan
instrumen pengumpulan data menggunakan angket kemandirian belajar dan lembar
observasi kemandirian belajar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan observasi. Angket
pada penelitian ini digunakan sebagai alat ukur utama untuk mengetahui kemandirian
belajar siswa. Angket kemandirian belajar diberikan saat awal pertemuan sebelum
dilakukan perlakuan dan akhir pertemuan setelah dilakukan perlakuan. Perlakuan yang
dimaksud adalah penerapan model pembelajaran MURDER dengan teori pembiasaan
perilaku B.F Skinner.
Observasi digunakan sebagai alat ukur pendukung dalam penelitian untuk mengukur
kemandirian belajar siswa. Pengumpulan data dengan lembar observasi dilakukan setiap
pertemuan dengan cara mengamati setiap kegiatan siswa saat pembelajaran. Data diisi
oleh observer yaitu mahasiswa pendidikan IPA.
Sebelum instrumen diterapkan dalam kelas maka dilakukan validasi terlebih dahulu pada
dosen ahli. Instrumen pelaksanaan pembelajaran divalidasi menggunakan rumus Akbar,
sedangkan instrumen pengumpulan data menggunakan rumus Aiken’s V. Setelah
instrumen direkapitulasi dan diketahui kriterianya valid, instrumen dapat diterapkan
dalam penelitian. Uji realibilitas kedua instrumen menggunakan rumus Borich. Uji
realibilitas digunakan untuk mengetahui level konsistensi dari alat ukur sepanjang waktu.

2. Jurnal penelitian teori Pavlov


1173-3593-1-PB.pdf

Review Jurnal
Pendahuluan
Ivan Pavlov mengembangkan teori Stimulus dan Respon classical conditioning,
mengimplikasikan pentingnya mengkondisi stimulus agar terjadi respon (Titin
Nurhidayati 2012). Kemudian penulis mengimplikasikannya pada pembelajaran. Disini
E-learning dijadikan sebagai media tambahan dalam proses belajar mengajar dalam kelas.
Maka dari itu, tulisan ini tidak membahas dengan detail bagaimana penggunaan media E-
learning dalam pembelajaran, melainkan stimulus dan respon guru dengan murid yang
dihasilkan dari strategi pembelajaran yang berbasis Elearning sehingga menghasilkan
minat belajar yang tinggi terhadap pembelajaran yang diampu.
Eksperimen-eksperimen Ivan Petrovich Pavlov
Untuk memahami eksperimen-eksperimen Pavlov perlu terlebih dahulu dipahami
beberapa pengertian pokok yang biasa digunakan dalam teori Pavlov sebagai unsur dalam
eksperimennya.
a. Perangsang tak bersyarat = perangsang alami = perangsang wajar =
Unconditioned Stimulus (US); yaitu perangsang yang memang secara alami,
secara wajar, dapat menimbulkan respon pada organisme, misalnya: makanan
yang dapat menimbulkan keluarnya air liur pada anjing.
b. Perangsang bersyarat = perangsang tidak wajar = perangsang tak alami =
Conditioned Stimulus (CS) yaitu perangsang yang secara alami, tidak
menimbulkan respon; misalnya: bunyi bel, melihat piring, mendengar langkah
orang yang biasa memberi makanan.
c. Respon tak bersyarat = respon alami = respon wajar = Unconditioned Response
(UR); yaitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang tak bersyarat
(Unconditioned Stimulus = UR).
d. Respon bersyarat = respon tak wajar = Conditioned Response (CR), yaitu respons
yang ditimbulkan oleh perangsang bersyarat (Conditioned Response = CR)

Hukum-hukum teori belajar classical conditioning Pavlov

Secara garis besar hukum-hukum belajar menurut Pavlov, diantaranya :

1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika


dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi
sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika
refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

Jadi dengan ini stimulus respon Dengan ini stimulus respon yang berbasis E-learning
dapat meningkatkan minat belajar siswa berdasarkan dari hasil riview dari beberapa
penelitian jurnal sebelumnya. Stimulus dan respon memang penting dan dibutuhkan
untuk mengubah perilaku siswa yang diinginkan. Perubahan perilaku tidak bisa
bersifat instan maka perlunya stimulus dan respon yang diberikan guru pada setiap
pembelajarannya agar stimulus yang diberikan dan dibiasakan guru terhadap murid
dapat terimplementasi dengan baik. baik bagi murid sendiri ataupun bagi proses
pembelajarannya.

Stimulus dan respon yang digunakan dalam pembelajaran guna untuk memunculkan
minat belajar siswa dengan menggunakan stimulus media pembelajaran tambahan
berupa E-learning mendapatkan respon yang positif dari siswa. Berdasarkan hasil
riview dari beberapa penelitian sebelumnya bahwa dengan adanya stimulus
pembelajaran E-learning respon siswa terhadap pembelajaran tersebut antusias,
munculnya kreatifitas siswa, inovatif serta terampil dalam menggunakan E-learning.
Membuat siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga
menciptakan pembelajaran yang aktif

Anda mungkin juga menyukai