Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar.Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap guru
untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap
guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar.
Penguasaan teori belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengajaran
matematika.Oleh karena itu, seorang guru maupun calon guru perlu memperoleh wawasan tentang teori
belajar dan dapat menerapkannya dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.

Teori belajar ialah teori yang bercerita tentang kesiapan siswa untuk belajar sesuatu. Atau
uraian tentang kesiapdidikan siswa untuk menerima sesuatu (Ruseffendi, 1990 : 15).

Jadi pada prinsipnya teori belajar itu berisi tentang teori yang mempelajari perkembangan intelektual
(mental) siswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar ?
2. Apakah isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Thorndike dalam matematika?

3.Apakah isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Pavlov dalam matematika?

4. Apakah isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Skinner dalam matematika?

5. Apakah isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Baruda dalam matematika?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori belajar.
2. Untuk mengetahui isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Thorndike dalam matematika.
3. Untuk mengetahui isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Pavlov dalam matematika.
4. Untuk mengetahui isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Skinner dalam matematika.
5. Untuk mengetahui isi, konsep dan pengaplikasian teori belajar Baruda dalam matematika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar

Teori belajar disebut juga teori perkembangan mental, yaitu teori yang mempelajari
perkembangan intelektual (mental) siswa. Di dalam teori belajar terdapat dua hal, yaitu:

1. Uraian tentang apa yang terjadi dan diharapkan pada intelektual anak.
2. Uraian tentang kegiatan intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia
tertentu.

Teori belajar berbeda dengan teori mengajar. Pada teori belajar tidak ada tujuan dan prosedur
mengajar, sementara pada teori mengajar berisi tentang uraian petunjuk bagaimana semestinya
mengajar anak pada usia tertentu dan juga terdapat tujuan dan prosedur mengajarnya.

2.2 TEORI BELAJAR THORNDIKE

a. Teori Belajar Thorndike

Pada buku karangan Didi Suryadi yang berjudul “Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer” dijelaskan bahwa beberapa hukum belajar dikenal dengan sebutan law of effect.
Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap stimulus segera diikuti
dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini bisa timbul sebagai akibat anak
mendapatkan pujian atau ganjaran lainnya. Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan Thorndike
ini disebut juga koneksionisme yang menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses
pembentukan hubungan antar stimulus dan respon.
Implikasi dari aliran pengaitan teori thorndike dalam kegiatan belajar sehari-hari adalah sebagai
berikut:

 Dalam menjelaskan suatu konsep tertentu, guru sebaiknya mengambil contoh yang sekiranya
sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga dari alam sekitar kan lebih
dihayati.
 Metode pemberian tugas, metode latihan (drill and practice) akan lebih cocok untuk
penguatan dan hafalan. Dengan penerapan metode tersebut siswa akan lebih banyak
mendapatkan stimulus sehingga respon yang diberikan pun akan lebih banyak.

2
 Dalam kurikulum, materi disusun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar sesuai dengan
tingkat kelas dan tingkat sekolah.

Pada buku karangan Sri Esti W Djiwandon yang berjudul “Psikologi Pendidkan” dijelaskan
bahwa Thorndike menerangkan proses belajar setelah kucing mendapat respon yang benar dan
mendapat hadiah, hubungan terjadi perlahan-lahan untuk memperkuat stimulus-respon. Dari percobaan
thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antar stimulus dan
respon dan penyelesaian masalah (problem solving) yang dapat dilakukan dengan cara trial and error.
Teori thorndike mengarah pada sejumlah praktik pendidikan. Secara umum bagi guru adalah tahu apa
yang hendak diajarkan, respon apa yang diharapkan, dan kapan harus memberikan hadiah atau penguat.

Pada buku karangan Firmina Angela Nai yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran
Implementasinya dalam Pembelajaran dijelaskan bahwa isi dasar teori thorndike menghasilkan tiga
hukum belajar yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum efek. Hukum kesiapan menyatakan
bahwa ketika seseorang dipersiapkan untuk bertindak, maka melakukan tindakan merupakan imbalan
dan jika tidak melakukannya merupakan hukuman. Hukum latihan menyatakan bahw pengalaman yang
berulang-ulang memperbesar peluang timbulnya respon benar, namun juka pengulangan tidak disertai
keadaan memuaskan tidak akan meningkatkan belajar. Sedangkan hukum efek menekankan akibat
pada perilaku yakni respon yang menghasilkan akibat yang memuaskan akan dipelajari, yang tidak
memuaskan tidak dipelajari.

b. Konsep Teori Belajar Thorndike

Konsep dari teori belajar Thorndike merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus
dan respon.

c. Aplikasi Teori Belajar Thorndike dalam Matematika

Sebagai contoh untuk mengajarkan konsep bangun ruang pada siswa, guru menjelaskan
pengertian bangun ruang yang diikuti dengan memberikan contoh bangun ruang dalam kehidupan
sehari-hari. Guru menguji apakah anak sudah benar-benar menguasai konsep bangun ruang. Penguatan
konsep lewat cara ini dilakukan dengan pengulangan. Namun tidak berarti bahwa pengulangannya
dilakukan dengan bentuk pertanyaan atau informasi yang sama, melainkan dalam bentuk informasi
yang di modifikasi ,sehingga anak tidak merasa bosan.

3
2.3 TEORI BELAJAR PAVLOV

a. Isi Teori Belajar Pavlov

Menurut buku karangan M. Andi Setiwan yang berjudul pendekatan konseling (teori dan
aplikasi) teori Pavlov mencoba mengembangkan sebuah eksperimennya menggunakan anjing sebagai
bagian dari penelitiannya. Penkondisiaan yang dikembangkan oleh palov menjelaskan bahwa adari
hasil eksperimen menunjukkan bahwa rangsangan secara berulang ulang ditambah dengan unsur
penguat maka akan menghasilkan suatu reaksi. Menurut Pavlov aktivitas organisme dapat dibedakan
atas :

1. Aktivitas yang bersifat reflektif


2. Aktivitas yang didasari pendekatan psikologisrefleks yaitu pendekatan yan lebih menekankan
kepada berbagai hal yang berbentuk perilaku yang sifatnya reflex.

Menurut buku karangan karangan lefudin yang berjiuudul Belajar dan Pembelajaran dilengkapi
dengan Model Pembelajaran dan Strategi teori Pavlov ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku kurang menyenangkan
mendapat penghargaan negative. Metode Pavlov ini cocok untuk perolehan kemampuan yang
membutuhkan praktik dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur seperti : kecepatan, spontanitas,
kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya.

Menurut buku karangan Erman Suherman dan Udin S.Winataputra yang berjudul strategi
belajar mengajar matematika. Teori Pavlov melakukan percobaan terhadap seekor anjing. Anjing
dikurung, dalam suatu jangka waktu tertentu dan diberi makan. Selanjutnya setiap saat diberi makan
Pavlov memberikan makan Pavlov membunyikan bel. Ia memperhatikan bahwa setiap dibunyikan bel
pada jangka waktu tertentu anjing itu mengeluarkan air liur, meskipun tidak diberi makan. Pavlov
mengemukakan konsep pembiasaan. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, agar
siswa belajar dengan baik harusnya dibiasakan. Misalkan, agar siswa mengerjakan soal pekerjaan
rumah dengan memeriksanya, menjelaskan ataupun memberi nilai terhadap hasil pekerjaannya.

4
b. Konsep Teori Belajar Pavlov dalam Matematika

Pavlov mengemukakan konsep pembiasaan (conditioning) dalam hubungannya dengan kegiatan


belajar mengajar, misalnya agar siswa mengerjakan soal PR dengan baik, biasakanlah dengan
memeriksanya atau memberi nilai terhadap hasil pekerjaannya.

c. Aplikasi Teori Belajar Pavlov dalam Matematika

Pengaplikasian teori belajar Pavlov dalam matematika yaitu guru menyampaikan materi
pelajaran yang akan diajarkan misalkan materi pemetaan. Dan guru juga memberikan contoh soal
pemetaan. Kemudian guru memberikan latihan kepada peserta didik dan memberikan penilaian
terhadap tugas yang dikerjakan peserta didik. Guru diharapkan memberikan pujian kepada peserta
didik yang menjawab pertanyaan dengan benar.Kemudian guru memberikan tugas pekerjaan rumah
(PR) mengenai pemetaan dengan bentuk soal yang bervariasi agar peserta didik terlatih dalam
menyelesaikan berbagai bentuk soal pemetaan.

2.4 TEORI BELAJAR MENURUT SKINNER

a. Isi Teori Belajar Skinner

Menurut buku karangan Firmina Angelina Nai pada buku yang bejudul Teori Belajar dan
Pembelajaran Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Skinner mendefinisikan belajar
sebagai perubahan tingkah laku. Namun demikian, ia menyatakan bahwa hal tersebut tidaklah mudah
karena tingkah laku itu rumit dan beragam tambah lagi, tingkah laku adalah suatu proses yang
sementara, belum pasti, dan berubah-ubah. Kunci utama tingkah laku operan adalah hukum efek yang
digagas oleh Thorndike yang memiliki 3 komponen yakni peristiwa ketika respon terjadi; respon
subjek; dan konsekuensi yang dapat menguatkan. Skinner menyebut 3 komponen tersebut sebagai
Stimulus Diskriminatif (SD), Respon ®, dan Stimulus yang menguatkan (SR) atau kontingensi tiga
terma atau ABC : A(anteseden), B(behavior), dan C(Consequence).

Menurut buku karangan Muhammad Fathurrohman pada buku yang berjudul Belajar dan
Pembelajaran Modern: Konsep Dasar, Inovasi, dan Teori Pembelajaran. Teori belajar skinner
dikemukakan oleh skinner dan biasa dikenal dengan teori Operant Conditioning Skinner. Skinner telah
mengemukakan pendapat nya sendiri dengan memasukkan unsur penguatan kedalam hokum akibat

5
tersebut, yakni perilaku yang dapat menguatkan karakter seseorang cenderung diulangi
kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan karakter seseorang cenderung untuk
menghilang atau terhapus. Jadi, inti dari teori skinner tentang pengkondisian operan (operant
contidioning) dalam kaitannya denga psikologi belajar adalah proses belajar dengan mengendalikan
semua atau sembarang respon yang muncul sesuai konsekuensi(resiko) yang mana organisme akan
cenderung untuk mengulang respon-respon yang diikuti oleh penguatan.

Menurut buku karangan Dr. Rusman, M.Pd. pada buku yang berjudul Belajar & Pembelajaran:
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Teori operant conditioning yang dikembangkan oleh skinner
banyak dipengaruhi oleh Pavlov dan Thorndike. Skinner berpendapat bahwa tingkah laku sepenuhnya
ditentukan oleh stimulus, tidak ada factor lainnya sebagai perantara. Tingkah laku atau respon ® tentu
akan timbul sebagai reaksi dari adanya stimulus (S). Respon yang dimaksud skinner adalah respon
operan; sedangkan stimulus nya adalah stimulus operan. Teori skinner berpijak pada asumsi dasar
bahwa perubahan perilaku itu adalah fungsi daripada kondisi dan peristiwa lingkungan. Menurut
skinner terjadinya respon atau tindak balas individu tidak hanya terjadi karena adanya rancangan dari
lingkungan, tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu di lingkungan yang tidak diketahui atau
disadarinya.

b. Konsep Teori Belajar Skinner

Konsep teori belajar skinner ialah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman
(punishment). Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku
akan terjadi. Sebaliknya, hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.

c. Aplikasi Teori Belajar Skinner dalam Matematika

Skinner membagi penguatan menjadi penguatan positif dan negatif.positif sebagai stimulus,
apabila penyajiannya mengiringi suatu tingkah laku siswa yang cenderung dapat menigkatkan
terjadinya pengulangan tingkah laku tersebut diperkuat. Ganjaran berupa pujian yang diberikan guru
kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan baik merupakan contoh penguatan positif. Reaksi
guru yang tidak menyenangkan peserta didik yang mengiring kegagalan siswa dalam menjawab
pertanyaan guru atau siswa yang tidak menjawab pertanyaan merupakan contoh penguatan yang
positif. Sedangkan penguatan negatif adalah stimulus yang dihilangkan atau dihapuskan karena
6
cenderung menguatkan tingkah laku. Contohnya, perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika dapat ditingkatkan dengan menghilangkan stimulus yang mengganggu konsentrasi siswa
seperti suara gaduh, tindakan siswa yang mengacau, atau tingkah guru yang kurang baik.

2.5. TEORI BELAJAR ALBERT BARUDA

a. Isi Teori Belajar Baruda

Pada buku karangan Lefudin yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, menjelaskan bahwa teori
belajar Baruda adalah teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri yang menunjukan
pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan emosi orang lain.

Pada buku karangan Singgit yang berjudul Dasar dan Perkembangan Anak, teori Baruda dalam
situasi sosial ternyata orang bisa belajar lebih cepat dengan mengamati atau melihat tingkah laku orang
lain. Baruda menyebutkan istilah beklajar tanpa mencoba.Ini bisa dilakukan dengan segera, semata-
mata dari hasil melakukan pengamatan.

Pada buku karangan Susanto yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar
dijelaskan bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat
tingkah laku orang lain. Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku
orang lain atau model. Hasil pengamatan ini kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali.

b. Konsep Teori Belajar Baruda

Konsep teori belajar baruda menekannkan bahwa siswa belajar melalui meniru. Baruda
mengemukakan siswa belajar melalui meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain terutama guru.

c. Aplikasi Teori Belajar Baruda dalam Matematika

Dalam teori baruda guru harus meningkatkan profesionalitas yang layak ditiru oleh siswanya.
Seperti sebuah pameo, “guru, digugu dan ditiru”, bukan lantas “guru, digugu, dan walaupun keliru”.
Sehingga ketiks seorsng anak didik tidk boleh mengikuti kekeliruan seorang guru , dan seorangg guru
tidak boleh melakukan kekeliruan karena beliau lah yang menjadi contoh anak didiknya.Menumbuhkan
sikap positif dalam belajar matematika, penyampaian materi yang memuat prosedur-prosedur, dan
penguatan konsep melalui contoh dan bukan contoh.

7
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Teori belajar disebut juga teori perkembangan mental, yaitu teori yang mempelajari
perkembangan intelektual (mental) siswa. Di dalam teori belajar terdapat dua hal, yaitu: Uraian tentang
apa yang terjadi dan diharapkan pada intelektual anak dan Uraian tentang kegiatan intelektual anak
mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia tertentu. Thorrndike terkenal dengan teori
koneksionisme yaitu hubungan antara stimulus respons, hukum kesiapan belajar,hukum latihan, hulum
akibat, dan penguatan. Skinner menyatakan bahwa penguatan mempunyai peranan yang amat penting
dalam proses belajar. Pavlov terkenal dengan teori belajar klasik melalui pembiasaan. Baruda terkenal
dengan belajar meniru yang berdampak bahwa guru semestinya menjadi manusia model bagi siswanya.

b. Saran

Setelah kita mempelajari teori belajar kita dapat melihat kekurangan dan hambatan dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan teori belajar dalam proses belajar mengajar. Sebagai guru
diharapka untuk berusaha agar anak didiknya senang dalam belajar dengan mengetahui bagaimana
perkembanagan intelektuak siswa dalam belajar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, M Andi.2018.Pendekatan-Pendekatan Konseling.Yogyakarta:CV Budi Utama.

Suherman,Erman. Winataputra, Udin S.1999.Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad.2013.Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta : Kencana.

Fathurrohman, Muhammad.2017. Belajar dan Pembelajaran Modern. Yogyakarta: Garudhawaca.

Anda mungkin juga menyukai