Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND TRUST TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PRODUK ORIFLAME

Sri Rahayusih Wilujeng


Prodi Pendidikan Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Email : srirahayusih92@yahoo.com

Muhammad Edwar
Prodi Pendidikan Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Oriflame adalah perusahaan yang memproduksi kosmetika yang berasal dari Swedia. Sejak tahun
1987 Oriflame mulai memasuki pasar Indonesia. Oriflame adalah merek kosmetik yang menjadi top brand
pada tahun 2013. Pada 2013, Oriflame Indonesia menjadi salah satu sponsor pada ajang pencarian bakat
nasional di Indonesia. Hal ini merupakan pertama kalinya Oriflame memperkenalkan produknya melalui
media massa.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand awareness dan
brand trust secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame serta untuk mengetahui dan
menganalisis variabel yang memiliki pengaruh dominan. Penelitian ini merupakan riset kausal. Kriteria
pemilihan sampling dalam penelitian ini adalah konsumen Oriflame yang setidaknya menggunakan produk
Oriflame dalam kurun 2 bulan terakhir. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 107 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan sebesar 57,5% antara kedua variabel,
yakni brand awareness (X1) dan brand trust (X2) terhadap keputusan pembelian kosmetik merek Oriflame,
sedangkan sisanya 42,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Variabel brand trust (X2) adalah variabel yang dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian kosmetik
merek Oriflame. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menghubungkan variabel keputusan pembelian
kosmetik merek Oriflame dengan variabel lain.

Kata kunci: Brand Awareness, Brand Trust, Keputusan Pembelian, Produk kosmetik.

Oriflame is a company that produce cosmetics from Sweden. Since 1987, Oriflame entrance
Indonesian market. In 2013, Oriflame has top brand award and became sponsor of a talent audition in
Indonesia. That is the first time of Oriflame publish their product to citizen. This study aims to determine and
analyze the effect of brand awareness and brand trust, simultaneously, towards purchase decision and to
investigate and analyze the variable which has a dominant influence. This research is a causal research.
Criteria for selection of sampling in this study are Oriflame’s consument that use Oriflame’s products within
two month. The amount of sample for this study is 107 respondent. The results showed that there
simultaneous effect of 57.5% between the two variable, the brand awareness (X 1) and brand trust (X2) against
purchase decision while the remaining 42.5% are influenced by other variables outside variables used in this
study. Brand trust variable (X2) are the dominant variables affecting purchase decision. Further research is
suggested to link the acceptance of purchase decision with other variables.

Keywords: Brand Awareness, Brand Trust, Purchase Desicion, Cosmetics Product

PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis sektor perdagangan konsumsi individu. Sementara itu, keadaan saat
sejauh ini sangat pesat sesuai dengan riset dari ini yang mana dengan tingginya tingkat
Badan Pusat Statistik yaitu sebesar 103,88 pengangguran yaitu sebesar 7.390.000 orang
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) per Agustus 2013 per Agustus 2013 (http:www.bps.go.id) dan
berpengaruh erat terhadap tingkat belanja atau kecenderungan naiknya harga barang membuat
konsumen semakin selektif dalam menentukan Kotler dan Keller (2009) menyatakan
dan membeli suatu produk untuk dikonsumsi. bahwa merek sebenarnya merupakan sarana
Tren industri kecantikan berkembang pesat untuk membedakan barang-barang dari satu
di berbagai belahan dunia, termasuk di produsen dengan produsen yang lain. Pada
Indonesia. Negara ini secara umum diakui tataran yang lebih tinggi merek dapat
sebagai salah satu wilayah yang mengalami memainkan sejumlah peran penting untuk
pertumbuhan paling cepat secara global untuk meningkatkan hidup konsumen dan nilai
kategori pasar “cosmetic & toiletries”. Apalagi, keuangan perusahaan, dengan kata lain merek
dewasa ini Indonesia merupakan salah satu dapat menjadi sumber penghidupan perusahaan
penyumbang kekuatan perekonomian di Asia. karena itu merek merupakan salah satu
Industri kecantikan di Indonesia sangat luas keputusan strategis yang harus diperhatikan
dan menjanjikan, dengan pertumbuhan pangsa oleh perusahaan. Merek dapat menjadikan satu
pasar yang juga sangat menjanjikan di tahun tingkat tertentu dimana pembeli yang puas
2013 (http: www.marketing.co.id). dapat lebih mudah memilih produk tersebut.
Menurut Fabricant & Gould (1993) dalam Merek dapat memberikan manfaat yang
Ferrina Dewi (2005) kosmetik merupakan besar bagi produsen maupun konsumen. Bagi
produk yang unik karena selain produk ini konsumen merek mampu menambah nilai bagi
memiliki kemampuan untuk memenuhi konsumen. Dimana adanya persepsi dan
kebutuhan mendasar wanita akan kecantikan keyakinan atas produk yang menyebabkan
sekaligus menjadi sarana bagi konsumen untuk konsumen ingin terasosiasikan dan
memperjelas identitas dirinya secara sosial membelinya, sehingga konsumen tidak segan
dimata masyarakat. Kosmetik sesungguhnya membayar mahal untuk mendapatkan produk
memiliki resiko pemakaian yang perlu dengan merek tertentu. Konsumen bersedia
diperhatikan mengingat kandungan bahan- membayar lebih tinggi suatu produk karena
bahan kimia tidak selalu memberi efek yang terdapat merek yang merupakan jaminan
sama untuk setiap konsumen. konsistensi kualitas dan nilai tertentu yang
Di pasar yang serba kompetitif, merek diyakini terkandung didalamnya, tanpa adanya
mempunyai peranan penting bagi kelangsungan merek konsumen menjadi kurang merasa aman
hidup sebuah perusahaan. Persaingan dari kemungkinan buruk diluar harapan. Seperti
pemasaran di masa yang akan datang lebih yang diungkapkan oleh Kenapp (2001) bahwa
menjadi persaingan antar merek, yaitu tujuan utama dari merek sejati adalah untuk
persaingan untuk merebut konsumen melalui menambah nilai manusia. Merek sejati adalah
merek (Kartajaya, 1993). Merek bukan hanya tentang memberi manfaat kepada pelanggan
dianggap sebagai sebuah nama, logo ataupun dan merek yang terdiferensiasi lebih mudah
simbol, lebih dari itu merek merupakan nilai untuk dikomunikasikan secara efisien kepada
yang ditawarkan sebuah produk bagi konsumen konsumen.
yang memakainya (Ferrinadewi, 2008).
Sebelum konsumen melakukan keputusan Kepercayaan tumbuh dari keyakinan akan
pembelian, konsumen harus mengetahui adanya penilaian positif seseorang terhadap
beberapa merek yang terdapat di pasaran. Oleh suatu merek, produk, perusahaan, maupun yang
karena itu konsumen harus mengetahui tentang lainnya. Nilai-nilai yang ada tersebut yang akan
brand awareness (kesadaran merek). mempengaruhi konsumen dalam mengambil
Kesadaran merek (brand awareness) adalah sikap berikutnya. Ketika merek produk tidak
kesanggupan seorang calon pembeli untuk sesuai dengan nilai positif, konsumen akan
mengenali atau mengingat kembali bahwa cenderung memiliki penilaian negatif.
suatu merek merupakan bagian dari kategori Konsumen tidak akan mempercayai merek atau
produk tertentu (Humdiana, 2005). Brand perusahaan tersebut serta lebih memilih
Awareness berpengaruh positif terhadap mengurungkan niatnya untuk membeli atau
keputusan pembelian suatu produk baik barang menggunakan produk/jasa yang dihasilkan
maupun jasa (Akbarsyah, 2012). Menurut apabila dia mendapatkan penilaian yang
Keller (2008) brand awareness berpengaruh negatif. Sebaliknya, apabila konsumen
terhadap pembentukan dan kekuatan asosiasi meyakini akan adanya nilai positif dari suatu
yang membentuk brand image. Selain itu, merek ataupun perusahaan, maka dia akan
kesadaran merek juga merupakan langkah cenderung menggunakan atau memutuskan
pertama dalam membangun brand equity. membeli produk/jasa tersebut (Trista dkk, tanpa
Proses psikologi dasar memainkan peranan tahun).
yang penting dalam memahami bagaimana Keputusan pembelian merupakan salah
konsumen benar-benar membuat keputusan satu bagian dari perilaku konsumen. Di mana,
pembelian mereka (Kotler dan Keller, 2009). perilaku konsumen merupakan tindakan yang
Suatu brand bisa menjadi alternatif pilihan secara langsung terlibat dalam usaha
konsumen dalam mengambil keputusan memperoleh, menentukan produk dan jasa,
pembelian. termasuk proses pengambilan keputusan yang
Kepercayaan pada sebuah merek mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan
memegang peranan penting dalam keputusan tersebut (Engel dkk, 1990).
pembelian konsumen. Dalam hal ini konsumen Oriflame hadir di Indonesia pada tahun
percaya bahwa merek yang mempunyai citra 1986 di bawah naungan PT. Orindo Alam Ayu.
positif merupakan suatu jaminan akan kualitas Sejak berada di Indonesia, Oriflame sudah
produk. Konsumen akan selalu membeli banyak menerima penghargaan. Salah satunya
produk untuk memenuhi kebutuhan akan tetapi adalah penghargaan yang dianugrahkan oleh
produk mana yang mereka beli dan bagaimana Harper’s Bazaar Beauty Awards 2007. Selain
mereka membuat keputusan akan erat penghargaan yang diberikan oleh Harper’s
hubungannya dengan perasaan mereka terhadap Bazaar Beauty Awards, Oriflame juga
merek-merek yang ditawarkan (Akbarsyah, mendapat penghargaan sebagai Indonesia Most
2012). Favorite Youth Brand pada tahun 2011 yang
diselenggarakan oleh Majalah Marketeers dan Sari Ayu Red-A Mirabella Maybeline Viva
Viva Maybeline Viva Pixy Mirabella
Mark Plus Insight untuk kategori Blush On, Pixy Body Shop Sariayu Wardah Sariayu
Mascara dan Eye Shadow. Oriflame La Tulipe Oriflame Body Shop Oriflame
Maybeline Mirabella Maybeline La Tulipe Maybeline
La Tulipe Sari Ayu La Tulipe Mustika Wardah
Ratu
Sumber : Majalah Marketing (marketing.co.id)
Oriflame memiliki citra positif dari
konsumennya. Hal ini ditunjukkan oleh tabel di
atas yang menjelaskan bahwa konsumen
Indonesia sangat mempercayai merek Oriflame
Gambar 1.1
sebagai merek kosmetik dan selalu masuk
Penghargaan Oriflame Sebagai Indonesia Most
dalam 10 besar merek yang dipercaya
Favorite Youth Brand 2011
konsumen. Walaupun mengalami pasang surut
Hasil Survey dari Frontier Consulting
dalam menerima kepercayaan konsumen,
Group yang pada majalah Marketing
Oriflame melalui produknya mampu
memperlihatkan rating produk kosmetik yang
menonjolkan dirinya pada tahun 2012. Namun,
masuk ke dalam top brand index (merek-merek
pada tahun 2013 Oriflame kembali turun
yang tergolong sebagai merek yang top) pada
menjadi urutan nomor enam.
tahun 2009-2013 seperti dalam tabel 1.1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
berikut ini :
peneliti mengajukan judul penelitian “Pengaruh
Tabel 1.1
Rating Produk Kosmetik Dalam Top Brand Brand Awareness dan Brand Trust terhadap
Index
2009 2010 2011 2012 2013 Keputusan Pembelian Produk Oriflame”.
Revlon Pixy Revlon Oriflame Revlon
Mirabella Oriflame Pixy Revlon Pixy
barang/ jasa dari seorang penjual/ kelompok penjual
KAJIAN PUSTAKA tertentu. Tanda pembeda yang digunakan suatu
Merek badan usaha sebagai penanda identitasnya dan
Definisi merek menurut Asosiasi Pemasaran produk barang atau jasa yang dihasilkannya kepada
Amerika adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut
atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau badan usaha lain.
jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk Sedangkan menurut Kartajaya (2004) merek
mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain adalah indikator nilai yang diberikan kepada
yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang pelanggan, merek merupakan aset yang
sama (Kotler dan Keller, 2009). David A. Aaker menciptakan nilai pada pelanggan dengan
(2010) mengatakan bahwa merek adalah nama atau memperkuat kepuasan dan loyalitasnya, dan merek
simbol yang bersifat membedakan (baik berupa dapat menjadi alat ukur bagi kualitas nilai yang
logo, cap, atau kemasan) untuk mengidentifikasikan ditawarkan. Evans dan Breman (1992)
mendefinisikan merek sebagai merek adalah nama, mind adalah salah satu cara yang sering digunakan
istilah, desain, atau simbol (atau kombinasi dari oleh praktisi pemasaran untuk mengukur brand
semuanya) yang mengidentifikasi produk dari recall.
kelompok penjual penjual. b. Recognition
Seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek
Brand Awareness (Kesadaran Merek) tersebut termasuk dalam satu kategori tertentu.
Brand Awareness (kesadaran merek) adalah Sebagai contoh, konsumen akan dengan mudah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali Aqua sebagai air mineral. Namun, untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu ABC, konsumen mungkin memiliki jawaban yang
merek merupakan bagian dari kategori produk berbeda : sebagai mie instan, sirup, kecap, bahkan
tertentu (Humdiana, 2005). Konsumen akan batu baterai.
cenderung membeli merek yang sudah dikenal c. Purchase
karena merasa aman dengan sesuatu yang sudah Seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu
dikenal (Humdiana, 2005). Dengan kata lain, sebuah merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka
merek yang dikenal mempunyai kemungkinan bisa akan membeli produk/layanan. Indikator ini
diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan kualitas menunjukkan, jika merek tersebut tidak termasuk
yang bisa dipertanggung-jawabkan. dalam alternatif pilihan, terutama untuk merek baru,
Brand awareness terdiri dari kinerja brand maka aktivitas below the line menjadi sangat
recognition dan brand recall. Brand recognition penting. Sebagai contoh, ketika konsumen datang ke
adalah kemampuan konsumen untuk mengenal suatu pasar swalayan hendak mencari sabun mandi, jika
merek ketika diberikan pilihan merek sebagai yang diingat di dalam benaknya hanya sabun Lux,
isyarat. Brand recall adalah kemampuan konsumen maka merek tersebut mempunyai kemungkinan
untuk mengingat merek dari ingatan ketika paling besar untuk dipilih.
diberikan kategori produk, kebutuhan terpenuhi oleh d. Consumption
kategori, atau pembelian atau penggunaan situasi Seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu
sebagai petunjuk (Keller, 2008). Tingkat merek ketika mereka sedang menggunakan
penerimaan awal dari seseorang ketika melihat atau produk/layanan pesaing. Sebagai contoh, ketika
mendengar suatu informasi tentang produk beserta sesorang yang sudah terlanjur memiliki motor cina
mereknya adalah kesadaran akan merek (mocin), di dalam benaknya terpikir kenapa tidak
(Surachman, 2008). membeli motor Honda bekas saja, karena, menurut
Menurut Agus W. Soehadi (2005) untuk teman-temannya, motor Honda terkenal bandel dan
mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware irit.
terhadap sebuah merek, disarankan menggunakan Membangun kesadaran merek (brand awareness)
empat sub variabel: biasanya dilakukan dalam periode waktu yang lama
karena penghafalan
a. bisa berhasil dengan repetisi dan
Seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika penguatan. Dalam kenyataan merek-merek dengan
ditanya merek apa saja yang mereka ingat. Top of tingkat pengingatan kembali yang tinggi biasanya
merupakan merek-merek yang berusia tua Kredibilitas mencerminkan kejujuran dan status
(Humdiana, 2005). merek dalam kaitannya dengan tuntutan produk atau
layanan yang disampaikan dalam iklan, kemasan,
Brand Trust (Kepercayaan Merek) atau bentuk komunikasi merek lainnya, termasuk
Brand Trust (kepercayaan merek) merupakan interaksi pribadi. Dimensi ini juga mencerminkan
komponen penting dalam ekuitas merek dan sejauh merek yang dianggap tulus dan wajar dalam
merupakan salah satu dasar dari pengembangan dan berurusan dengan pelanggannya, menunjukkan
pembentukan loyalitas merek (Reast, 2005). kepedulian terhadap pelanggannya, dan sejauh mana
Kepercayaan dapat digunakan sebagai skala nilai-nilai yang digambarkan atau diterima dari
pengukuran rasa suka terhadap merek (preferences), merek (dan pemilik merek) mencerminkan nilai-
di mana rasa suka terhadap merek termasuk kedalam nilai yang dimiliki konsumen. Dimensi kredibilitas
tingkatan keempat loyalitas pada piramida loyalitas juga berhubungan dengan baik buruknya karakter
merek (Aaker, 1997). dari merek. Selain itu, dimensi ini juga mengukur
Chaudhuri dan Holbrook (2001) mendefinisikan sejauh mana merek dipercaya sebagai merek yang
kepercayaan merek sebagai kesediaan konsumen kompeten atau ahli di bidangnya. Reputasi
pada umumnya untuk mengandalkan kemampuan merupakan elemen kunci dalam dimensi ini (Reast,
merek dalam menjalankan fungsi yang ditetapkan. 2005).
Chaudhuri dan Holbrook menambahkan bahwa Dimensi kredibilitas dapat diukur dengan indikator-
secara spesifik, kepercayaan mengurangi indikator antara lain :
ketidakpastian dalam situasi dimana konsumen a) kewajaran (fair-minded),
merasakan kerawanan karena mereka tahu mereka b) menunjukkan perhatian (shows concern),
dapat mengandalkan merek yang sudah dipercaya. c) nilai-nilai yang serupa (similiar values),
Sedangkan Delgado-Ballester, dkk. (2003) d) memberikan rasa percaya diri (give
menyatakan pengertian kepercayaan terhadap merek confidence),dan
sebagai rasa aman yang dimiliki oleh konsumen e) reputasi (reputation).
melalui interaksinya dengan merek, yang didasarkan 2. Kepuasan akan kinerja (performance
pada persepsi bahwa merek tersebut dapat dipercaya satisfaction)
dan bertanggung jawab untuk kepentingan dan Kepuasan akan kinerja mencerminkan hal-hal
kesejahteraan konsumen. yang bersangkutan dengan penyampaian dari produk
Reast (2005) mengemukakan bahwa dasar atau jasa. Sejauh mana kualitas produk konsisten
pembentuk dari kepercayaan merek terdiri dari dua dan memenuhi harapan dan sejauh merek dapat
dimensi utama, yakni credibility (kredibilitas) dan diandalkan. Dimensi ini juga berkisar pada sejauh
performance satisfaction (kepuasan akan kinerja) mana pelanggan memiliki (atau menganggap bahwa
seperti yang ditunjukkan gambar di atas. Penjelasan mereka cenderung memiliki) pengalaman yang
masing-masing dimensi adalah sebagai berikut : memuaskan dengan merek. Persepsi tentang
1. Kredibilitas (credibility) kepuasan dapat berasal dari pengalaman pribadi
pelanggan dan pengalaman "orang lain yang
dipercaya oleh pelanggan" (Doney dan Cannon sebagai semua kegiatan yang akan dilakukan oleh
dalam Reast, 2005), dan sejauh mana pelanggan konsumen sehubungan dengan suatu produk baik itu
mempertimbangkan bahwa harapan mereka tentang ketika dia akan membelinya, cara
merek dan produk-produknya dan jasa telah mengkonsumsinya, maupun cara pengambilan
dipenuhi. Dimensi ini adalah kesaksian terhadap keputusan, dan berbagai kegiatan sehubungan
pengaruh kuat yang bekerja pada kepercayaan dengan suatu produk lainnya.
merek oleh komunikasi word of mouth, dan juga Menurut Mangkunegara (2005), ada dua
kebutuhan untuk mengelola harapan pelanggan kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku
sehingga dapat menghindari kekecewaan akan konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya dan
produk atau layanan (Reast, 2005). kekuatan psikologis. Kekuatan sosial budaya terdiri
Dimensi kepuasan akan kinerja dapat diukur dengan dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan
indikator-indikator antara lain : (small reference group), dan keluarga, sedangkan
a) pengalaman pribadi (personal experience), kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar,
b) sejarah penggunaan (usage history), dan kepribadian, sikap dan keyakinan, serta gambaran
c) pemenuhan ekspektasi/ harapan (fulfils diri (self-concept).
expectation) Assael (dalam Sutisna, 2002) berpendapat
Perilaku Konsumen bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, pilihan konsumen. Faktor pertama adalah konsumen
tindakan, serta proses psikologi yang mendorong individual. Artinya, pilihan untuk membeli suatu
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-
membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan hal yang ada pada diri konsumen yang meliputi
jasa, setelah melakukan kegiatan evaluasi kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek,
(Sumarwan, 2011). sikap, kondisi demografis, gaya hidup, dan
Menurut Schiffman dan Kanuk (2005) perilaku karakteristik kepribadian individu. Faktor yang
konsumen adalah perilaku konsumen dalam kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, konsumen. Faktor ketiga yaitu stimuli pemasaran
dan membuang produk dan layanan yang mereka atau juga disebut strategi pemasaran. Strategi
harapkan akan memuaskan kebutuhan pribadi pemasaran meliputi bauran pemasaran (produk,
mereka. harga, saluran distribusi, dan promosi).
Engel, Blackwell, dan Miniard (dalam Keputusan Pembelian
Sumarwan, 2011) perilaku konsumen adalah Schiffman dan Kanuk (1994), dalam Ujang
tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, Sumarwan (2011) mendefinisikan suatu keputusan
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih
termasuk proses keputusan yang mendahului dan pilihan alternatif. Seorang konsumen yang ingin
mengikuti tindakan tersebut. membeli sebuah produk akan dihadapkan dengan
Kesimpulan dari berbagai pendapat di atas beberapa pilihan merek produk yang akan dibelinya.
adalah perilaku konsumen dapat didefinisikan Dengan begitu konsumen tersebut akan memilih
satu dari beberapa merek yang ada. Schiffman dan 1. Diduga brand awareness berpengaruh terhadap
Kanuk menyebutkan terdapat tiga tipe pengambilan keputusan pembelian produk Oriflame pada
keputusan konsumen, yaitu : konsumen di Surabaya
a) Pemecahan masalah yang diperluas (Extensive 2. Diduga brand trust berpengaruh terhadap
problem solving) keputusan pembelian produk Oriflame pada
b) Pemecahan masalah terbatas (Limited problem konsumen di Surabaya
solving) 3. Diduga brand awareness dan brand trust
c) Pemecahan masalah rutin (Routinized response berpengaruh secara simultan terhadap keputusan
behavior) pembelian produk Oriflame pada konsumen di
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) Surabaya
keputusan pembelian konsumen adalah membeli
merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa METODE PENELITIAN
berada antara niat pembelian dan keputusan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain pengaruh brand awareness (kesadaran merek) dan
dan yang kedua faktor situasional yang tidak brand trust (kepercayaan merek) terhadap keputusan
diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian konsumen pada produk Oriflame. Jenis
pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian penelitian yang digunakan adalah penelitian
yang aktual. Dengan kata lain, setiap konsumen kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008), penelitian
adalah rational economic man yang memiliki alasan kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori
rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap melalui pengukuran variabel-variabel dengan angka,
pembelian produk dan jasa, (Tjiptono, 2008). kata, dan kalimat.
Menurut Kotler & Keller (2009) dalam tahap Populasi dan Sampel
evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar Populasi dalam penelitian ini adalah
merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin konsumen produk merek Oriflame yang
juga membentuk maksud untuk membeli merek menjadi pelanggan dari peneliti yang berjumlah
yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud
150 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil
pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub
dengan teknik non-probability sampling yaitu
ketentuan, yaitu :
purposive sampling dengan pertimbangan
a. Pemilihan Merek
tertentu yaitu responden tersebut menggunakan
b. Pemilihan Penyalur
c. Waktu Pembelian
kosmetik Oriflame selama dua bulan terakhir.

d. Jumlah Pembelian Penelitian ini mempergunakan sampel sebesar


e. Metode Pembayaran 100. Untuk mengantisipasi apabila terdapat data
Hipotesis yang rusak, maka ditambahkan 10% dari jumlah
Berdasar dari kerangka berpikir, maka ditarik sampel yang diambil, yakni 110.
hipotesis sebagai berikut :
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk memastikan
kemampuan sebuah skala untuk mengukur
konsep yang dimaksudkan. Uji validitas juga
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-
butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Dalam Berdasarkan gambar histogram di atas,
menentukan layak atau tidaknya suatu item terlihat bahwa pembentukan garisnya yang
yang akan digunakan, dilakukan uji signifikansi teratur (tidak mengalami kemencengan),
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05. sehingga penelitian ini dikatakan berdistribusi
Bila korelasi antara masing-masing indikator normal.
(X1, X2,, X3 dan Y) terhadap total skor konstruk Uji Multikolinieritas
menunjukkan hasil yang signifikan dengan hasil Uji multiklonieritas bertujuan untuk menguji
dibawah 0,05 (alpha) dan diatas rtabel sebesar apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

0,444 maka masing-masing pernyataan adalah antarvariabel bebas (independent). Model regresi

valid. yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara


variabel independen. Jika dalam persamaan regresi
Uji Reliabilitas
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel
Reliabilitas (keandalan) menurut Uma Sekaran
bebas atau bebas multikolinieritas, maka seluruh
(2006) merupakan suatu pengukuran yang
variabel bebas (X) tersebut dapat digunakan dalam
menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut
penelitian.
tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu
Uji Heterokedastisitas
menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji
dan lintas beragam item dalam instrumen. Uji
terjadinya perbedaan variance residual suatu
reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama
periode pengamatan ke periode pengamaatan yang
terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari
lain. Model regresi yang baik adalah model regresi
satu variabel.
yang memiliki persamaan variace residual suatu
Uji Asumsi Klasik
periode pengamatan dengan periode pengamatan
Uji Normalitas
yang lain, sehingga dapat dikatakan model tersebut
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
homokedastisitas.
model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal agar data bisa digunakan
dalam uji F dan uji t.
square sebesar 0,575. Hal ini berarti bahwa
besarnya kontribusi variabel bebas brand awareness
(X1) dan brand trust (X2) secara bersama-sama
terhadap keputusan pembelian produk kosmetik
merek Oriflame adalah sebesar 0,575 atau 57,5%.
Sedangkan sisanya 0,425 atau 42,5% diberikan oleh
faktor-faktor lain selain brand awareness dan brand
Dari hasil uji heterokedastisitas, dapat dilihat
trust.
sebaran titik-titik yang acak baik dibawah angka 0
Pengujian Hipotesis
dari sumbu Y dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Setelah melakukan analisis regresi linier
heterokedastisitas dalam model regresi ini.
berganda dan memperoleh besarnya koefisien untuk
Analisis Regresi Linier Berganda
masing-masing variabel penelitian, maka besarnya
Didalam penelitian ini digunakan besarnya
koefisien regresi tersebut diuji secara statistik yaitu
koefisien regresi untuk mengetahui apakah variabel
melalui uji F dan uji t.
brand awareness (X1) dan brand trust (X2)
Uji F
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Hipotesis pertama yang berbunyi diduga
keputusan pembelian (Y) kosmetik merek Oriflame.
brand awareness dan brand trust berpengaruh
Persamaan regresi yang diperoleh nantinya
secara simultan terhadap keputusan pembelian
dilakukan pengujian pada koefisien regresi dari
masing-masing variabel penelitian secara statistik
produk Oriflame diuji dengan menggunakan uji

yaitu melalui uji F dan uji t sehingga diperoleh F, menurut hasil perhitungan menunjukkan nilai
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Fhitung diketahui bahwa F hitung sebesar 72,703
Y = 3,957 + 0,027X1 + 0,418X2 yang didukung dengan tingkat signifikansi
Dari bentuk persamaan regresi linier berganda 0,000 yang mana nilainya lebih kecil dari 0,05
di atas, dapat diketahui bahwa : atau 5%. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
Ketika nilai X1 dan X2 adalah 0 maka nilai Y diterima. Hal ini berarti variabel brand
(Keputusan Pembelian) sebesar -3,957.
awareness (X1) dan brand trust (X2)
Setiap penambahan kenaikan variabel X1
mempunyai pengaruh yang signifikan secara
(brand awareness) sebesar satu satuan, akan
simultan terhadap keputusan pembelian (Y).
meningkatkan tingkat keputusan pembelian sebesar
Uji t
0,027.
Hipotesis untuk variabel brand awareness
Setiap penambahan kenaikan variabel X2
adalah diduga brand awareness berpengaruh
(brand trust) sebesar satu satuan, akan
terhadap keputusan pembelian produk Oriflame.
meningkatkan tingkat keputusan pembelian sebesar
Hipotesis untuk variabel brand trust adalah diduga
0,418.
brand trust berpengaruh terhadap keputusan
Dari hasil analisis data juga dapat diketahui
pembelian produk Oriflame.
bahwa koefisien determinasi atau nilai Adjusted R
Diketahui bahwa thitung untuk variabel brand 0,05 atau 5%. Berdasarkan hipotesis di atas
awareness (X1) sebesar 0,243 didukung pula dengan yang berbunyi bahwa diduga brand awareness
tingkat signifikansi sebesar 0,808 < 0,05 atau 5%. berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini
produk Oriflame, maka dihasilkan hipotesis H0
berarti bahwa variabel brand awareness (X1) tidak
dan Ha. H0 berbunyi diduga brand awareness
mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap keputusan pembelian (Y).
keputusan pembelian produk Oriflame,
Untuk thitung variabel brand trust (X2) sebesar
8,860 didukung pula dengan tingkat signifikansi
sedangkan Ha berbunyi diduga brand awareness

sebesar 0,000 < 0,05 atau 5%. Dengan demikian H0 berpengaruh terhadap keputusan pembelian
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa produk Oriflame. Dengan demikian H0 diterima
variabel brand trust (X2) mempunyai pengaruh dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel
yang signifikan secara parsial terhadap keputusan brand awareness (X1) tidak mempunyai
pembelian (Y). pengaruh yang signifikan secara parsial
Pembahasan terhadap keputusan pembelian (Y).
Pembahasan penelitian ini dilakukan Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh
berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan adalah tidak terdapat pengaruh secara parsial
oleh peneliti. Peneliti mengemukakan tiga antara brand awareness terhadap keputusan
hipotesis yaitu (1) diduga brand awareness pembelian. Hal ini dipengaruhi oleh kurang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian adanya komunikasi merek dari Oriflame kepada
produk Oriflame, (2) diduga brand trust konsumen. Oriflame memperkenalkan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produknya hanya melalui katalog yang
produk Oriflame, dan (3) diduga brand disebarkan oleh konsultannya tanpa adanya
awareness dan brand trust berpengaruh secara iklan di media massa. Sekalinya Oriflame
simultan terhadap keputusan pembelian produk memperkenalkan produknya melalui
Oriflame. sponshorship pada ajang X Factor Indonesia,
Pengaruh brand awareness (X1) terhadap itupun hanya berjalan beberapa bulan selama
keputusan pembelian kosmetik Oriflame ajang pencarian bakat itu berlangsung dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa brand produk yang diperkenalkan hanya parfum saja.
awarensess tidak berpengaruh secara parsial Menurut Humdiana (2005), suatu merek
terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dikenali karena ada sebabnya. Merek
produk kosmetik merek Oriflame. Dari tabel dapat dikenali karena adanya usaha perusahaan
4.16 dapat diketahui bahwa thitung untuk variabel untuk mengiklankan secara luas, perusahaan
brand awareness (X1) sebesar 0,243 didukung telah menggeluti bisnis tersebut dalam waktu
pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,808 > lama, perusahaan memiliki jangkauan distribusi
yang luas, dan merek tersebut berhasil dalam Oriflame dinilai konsumen memiliki reputasi yang
pemasaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan bagus dan mampu memberikan rasa percaya diri

teori Humdiana bahwa untuk membangun kepada konsumen melalui berbagai varian
produknya. Selain itu, konsumen juga percaya
brand awareness suatu merek, perusahaan
kepada produk kosmetik merek Oriflame karena
harus berusaha untuk mengiklankan merek
pernah menggunakan sebelumnya dan hasilnya
tersebut secara luas.
dapat memenuhi harapan konsumen sehingga
Pengaruh brand trust (X2) terhadap keputusan
konsumen tidak ingin berpindah ke merek kosmetik
pembelian kosmetik merek Oriflame
yang lain.
Hasil penelitian menunjukan bahwa brand trust
Pengaruh brand awareness (X1) dan brand trust
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
(X2) terhadap keputusan pembelian kosmetik
pembelian konsumen produk kosmetik merek
merek Oriflame (Y) secara simultan
Oriflame. Dari table 4.16 dapat diketahui bahwa
Hasil penelitian menunjukan bahwa brand
thitung variabel brand trust (X2) sebesar 8,860
awareness dan brand trust berpengaruh secara
didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar
simultan (bersama-sama) terhadap keputusan
0,000 < 0,05 atau 5%. Berdasarkan hipotesis di atas
konsumen untuk membeli produk kosmetik merek
yang berbunyi bahwa diduga brand trust
Oriflame. Hal ini ditunjukan dengan nilai Koefisien
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
determinan berganda ditunjukan pada tabel 4.15
Oriflame, maka dihasilkan hipotesis H0 dan Ha. H0
nilai R Ajdusted square yaitu sebesar 0,575 atau
berbunyi diduga brand trust tidak berpengaruh
57,5% yang menunjukan hubungan yang kuat dan
signifikan terhadap keputusan pembelian produk
positif terhadap keputusan pembelian kosmetik
Oriflame, sedangkan Ha berbunyi diduga brand trust
merek Oriflame. Sedangkan sisanya 0,425 atau
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
42,5% diberikan oleh faktor-faktor lain selain brand
Oriflame. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
awareness dan brand trust.
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel brand trust
Dari alasan responden memilih kosmetik merek
(X2) mempunyai pengaruh yang signifikan secara
Oriflame dapat disimpulkan bahwa mereka memilih
parsial terhadap keputusan pembelian (Y).
kosmetik merek Oriflame dikarenakan kepercayaan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari
mereka terhadap merek Oriflame dan adanya upaya
Gurves dan Kocia. Kepercayaan pada merek
Oriflame untuk menarik minat kosumen agar
merupakan hal yang dapat mempengaruhi sikap
membeli produknya dengan menciptakan brand
konsumen kepada suatu merek dan pada perusahaan
awareness terhadap konsumen. Kepercayaan
yang menghasilkannya (Gurves dan Kocia, 2003).
konsumen kepada produk kosmetik merek Oriflame
Kepercayaan merek yang baik dan kuat dari
mayoritas dikarenakan reputasi Oriflame yang
konsumen akan menciptakan keputusan pembelian
dipandang baik oleh konsumen. Sedangkan, upaya
terhadap merek tersebut.
Oriflame untuk menarik minat konsumen adalah
Mayoritas konsumen memilih untuk percaya
dengan cara memperkenalkan produk Oriflame
pada produk kosmetik merek Oriflame dikarenakan
melalui sponshorship pada ajang pencarian bakat X untuk meneliti tentang aspek periklanan
Factor Indonesia 2013. Oriflame.
Hal ini juga dibuktikan dari hasil uji F yang 2. Bagi perusahaan, disarankan untuk melakukan
diketahui bahwa variabel bebas yaitu brand upaya peningkatan penciptaan brand awareness
awareness dan brand trust memiliki pengaruh yang melalui komunikasi merek kepada konsumen
signifikan secara simultan terhadap keputusan yang dapat menujukkan karakter dari merek.
pembelian kosmetik merek Oriflame. Peneliti menyarankan agar Oriflame menjadi
sponsor lagi dalam suatu acara atau mulai
KESIMPULAN DAN SARAN mengiklankan produknya melalui media massa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian DAFTAR PUSTAKA
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Aaker, David. 1991. Managing Brand Equity :
1. Berdasarkan nilai thitung yang didapat dari Capitalizing On The Value Of A Brand Name.
masing-masing variabel dapat diketahui bahwa New York : Free Press
variabel bebas brand awareness (X1) tidak Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas
berpengaruh secara signifikan terhadap Merek. Edisi Terjemahan. Terjemahan oleh Aris
keputusan pembelian kosmetik merek Oriflame Ananda. 1997. Jakarta: Penerbit Mitra Utama
(Y). dibawah nama SPEKTRUM.
2. Berdasarkan nilai thitung yang didapat dari Ahmad, Trismawaty. 2013. Penghargaan-
masing-masing variabel dapat diketahui bahwa Penghargaan Oriflame Terbaik. BOSSFamily,
variabel bebas brand trust (X2) mempunyai (Online),
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan (http://BOSSFAmily.blogspot.com/Data/Bisnis
pembelian kosmetik merek Oriflame (Y). Online Sulawesi-Penghargaan-Penghargaan-
3. Berdasarkan nilai uji Fhitung pada variabel bebas Oriflame.html, diakses 10 April 2013)
brand awareness (X1) dan brand trust (X2) Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran
terdapat pengaruh secara simultan terhadap dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
keputusan pembelian kosmetik merek Oriflame Akbarsyah, Aditya. 2012. Pengaruh Kesadaran
(Y). Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Saran Joytea Di Kota Bandung Tahun 2012. Jurnal
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan
memperhatikan responden dengan seksama agar Informatika.
pada saat mengisi angket tidak terjadi Chaudhuri, Arjun & Morris B. Holbrook. 2001.
kekeliruan yang berakibat pada hasil penelitian. The Chain of Effect from Brand Trust and
Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk Brand Affect to Brand Performance : The Role
menghilangkan nilai netral dari skala Likert of Brand Loyalty. Journal of Marketing, Vol.
untuk menghindari bias pada perhitungan hasil 65, 81-93.
penelitian. Peneliti selanjutnya disarankan juga
Delgado-Ballester etc. 2003. Development and Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009.
Validation of a Brand Trust Scale. International Manajemen Pemasaran : Edisi Ketiga Belas.
Journal of Market Research (Online), Vol. 45, Jilid 1. Jakarta : Erlangga
No. 1, 35-54. (http://www.csom.umn.edu, Macdonald, Emma K & Byron M. Sharp. 2000.
diakses pada 10 April 2013) Brand Awareness Effects on Consumer
Engel, James F, etc. 1994. Perilaku Konsumen. Decision Making for Common, Repeat Purchase
Jilid 1. Tangerang : Binarupa Aksara Publisher Product : A Replication. Journal of Business
Evans, Joel R. And Berman, Barry. 1992. Research, Vol. 48, 5-15.
Marketing. Fifth Edition. New York: Macmillan Malhotra, Naresh K. 2004. Riset Pemasaran
Publishing Company. Pendekatan Terapan. Jilid 1. Jakarta : Indeks
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Malhotra, Naresh K. 2004. Riset Pemasaran
Konsumen : Implikasi Pada Strategi Pendekatan Terapan. Jilid 2. Jakarta : Indeks
Pemasaran. Graha Ilmu: Yogyakarta Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku
Ferrinadewi, Erna. 2005. Atribut Produk yang Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama.
Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku
dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen di Konsumen. Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika
Surabaya. Jurnal Manajemen dan Aditama.
Kewirausahaan. Vol 7, No. 2. 139-151 Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar
Humdiana. 2005. Analisis Elemen-Elemen Analisis Data Dengan SPSS 20. Yogyakarta :
Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum ANDI
Black. Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol. 12. Reast, John D. 2005. Brand Trust and Brand
Indarti. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Extension Acceptance: The Relationship.
Dipertimbangkan Konsumen Kosmetika dalam Journal of Product & Brand Management
Keputusan Pembelian Produk Pemutih Wajah. (Online). 14/1, 2005, 4-13
WACANA, Vol 13, No. 4. (www.emeraldinsight.com/1061-0421.html,
Kartajaya, Hermawan. 2006. Hermawan diakses pada 10 April 2013).
Kartajaya On Marketing. Jakarta : Gramedia Sanjaya, Sumamse. 2011. Oriflame Indonesia
Kartajaya, Hermawan. 1993. Marketing Plus : Penerima Penghargaan Indonesia Most Favorite
Jalur Sukses Untuk Bisnis, Jalur Bisnis Untuk Youth Brand 2011. Saudagar Bugis, (Online),
Sukses. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan (http://www.SaudagarBugis.com/Oriflame-
Kennap. E. Duane. 2001. The Brand Mindset. Indonesia-Penerima-Penghargaan-Indonesia-
Yogyakarta : ANDI Most-Favorite-Youth-Brand-2011, diakses 10
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009. April 2013)
Manajemen Pemasaran : Edisi Ketiga Belas. Schiffman, Leon G. etc. 2005. Consumer
Jilid 2. Jakarta : Erlangga behaviour. Pearson Education Australia.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk
Bisnis. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2007. Metode Penelitian untuk ____. 2013. Produk Oriflame Palsu. Oriflame,
Bisnis. Edisi 4. Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat (Online), (http://id.oriflame.com/Berita/Produk-
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. palsu-oriflame, diakses 10 April 2013)
Bandung: Alfabeta ____. 2010. Potensi Pasar Produk Kecantikan
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis Di Indonesia. Marketing, (Online),
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). (http://www.marketing.co.id/potensi-pasar-
Bandung: Alfabeta produk-kecantikan-di-indonesia, diakses 10
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan April 2013)
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen :
Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Bogor : Ghalia Indonesia
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen :
Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Bogor : Ghalia Indonesia
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: ANDI
Tjiptono, Fandi dkk. 2008. Pemasaran
Strategik. Yogyakarta : ANDI
Trista, Nadia Lona dkk. Tanpa tahun. Pengaruh
Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan
Merek (Brand Trust) Terhadap Keputusan
Pembelian TOYOTA AVANZA di Kota
Semarang.
http://id.oriflame.com/news/show.jhtml?content
=ne_items-23500008, diakses 10 April 2013
http://www.APLI.co.id/pengertian-direct-
selling, diakses 10 April 2013
http://id.oriflame.com/, diakses 10 April 2013
____. 2007. Inilah Produsen Produk Kecantikan,
Gondol 10 Penghargaan. Resep.web.id,
(Online), (http://www.resep.web.id/Inilah-
Produsen-Produk Kecantikan-Gondol-10-
Penghargaan, diakses 10 April 2013)

Anda mungkin juga menyukai