SISTEM DOKUMENTASI
TINGKAT : 1 B
DOSEN PENGAMPU:
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
berbasis teknologi, mengetahui perkembangan pengetahuan perawat
terhadahap pendokumentasian dan mengidentifikasi pengaruh sistem
teknologi informasi pada manajemen data dan proses informasi dalam
layanan keperawatan untuk meningkatkan asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
keperawatan.
seragam.
i. Catatan harus akurat, benar, komplit, jelas, ringkas, dapat dibaca, dan
ditulis dengan
tinta.
1. Hukum
2. Kualitas Pelayanan
3. Komunikasi
Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat dokumentasi yang ada
dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan
asuhan keperawatan.
4. Keuangan
5. Pendidikan
6. Penelitian
10 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi
keperawatan.
7. Akreditasi
11 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
memungkinkan perawat memberi akses atau informasi klinis untuk dan
dari profesi kesehatan lainnya.
12 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
itu, Electronic Health Record (EHR) menjadi sumber daya informasi pada
perawatan pasien untuk dokter dan dokumentasi keperawatan yang
merupakan bagian penting dari perawatan pasien secara
komprehensif.Memastikan privasi dan keamanan informasi kesehatan
adalah komponen kunci untuk membangun kepercayaan yang dibutuhkan
untuk mewujudkan potensi manfaat pertukaran informasi kesehatan
elektronik.
13 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
dilakukan oleh perawat, memerlukan input data yang detail dan teliti,
untuk itu sistem informasi teknologi yang menjadi alat dalam pencatatan
pendokumetasian keperawatan, diharapkan mampu meningkatkan
keakuratan data yang dilaporkan.
1) Mengklasifikasikan pasien
2) Pambentukan saraf
3) Penjadwalan
4) Catatan personal
5) Laporan bertahap
6) Pengembangan anggaran
9) Pengendalian mutu
14 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal,
dan laporan bertahap sering berhubungan.Pasien diklasifikasikan
menurut kriterianya.Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan
formula beban kerja.Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan
susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat.SIMK dan komputer
dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis.Perawat-
perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien,
termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan
psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta
kemajuan.Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang
perawat.Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk
mengganti sistem manual pada pencatatan data.Hal ini dapat mengurangi
biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan.
Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan
karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di
SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.
15 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka
pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik,
dan dapat merugikan pasien. Pendokumentasian asuhan keperawatan
yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih
menggunakan pendokumentasian tertulis. Sistem informasi keperawatan
adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan
yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan
informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989).
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan
menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan
dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan.
16 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
7. Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.
17 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Rumusan tujuan mengandung komponen pasien /subjek,
perubahan perilaku kondisi pasien dan kriteria waktu.
Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah ,
terinci dan jelas
Rencana tindakan mengambarkan keterlibatan pasien/keluarga
a. Naratif
18 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisonal dan dapat
bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang
fleksibel.Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari
dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada
sumber.
c. Checklist
19 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Checklist adalah suatu format yang sudah dibuat dengan pertimbangan-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga
memudahkan perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena
hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan
mencentang.jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas pada data
vital sign.
20 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
A. IMPLIKASI HUKUM DAN ASPEK LEGAL DOKUMENTASI
21 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga keperawatan agar
mampu membuat dokumentasi keperawatan secara baik dan benar.
22 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya, berperan dalam pemeliharaan,
penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Dalam pelaksanaan tugas
profesi keperawatan diperlukan berbagai data kesehatan klien sebagai
dasar dari penentuan keputusan model asuhan keperawatan yang akan
diberikan. Oleh karenanya sangat diperlukan suatu proses
pendokumentasian yang berisikan data dasar keperawatan, hasil
pemeriksaan atau assesment keperawatan, analisa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi tindak lanjut keperawatan.
Berdasarkan Permenkes No. 269/Menkes/Per III/2008, dalam Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 dinyatakan bahwa rekam medik adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga
kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung
kepada pasien selain dokter dan dokter gigi.Dokumen adalah catatan
dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil
pemeriksaan penunjang catatan observasi dan pengobatan harian dan
semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging),
dan rekaman elektro diagnostik. Jelas sekali dinyatakan bahwa rekam
medik berisikan berkas catatan baik catatan medik (dokter) maupun
catatan tenaga kesehatan lain yang berarti termasuk perawat dan atau
catatan petugas kesehatan lain yang berkolaborasi melakukan upaya
pelayanan kesehatan dimaksud. Berdasarkan hal di atas serta melihat
pada tanggung jawab atas tugas profesi dengan segala risiko tanggung
gugatnya di hadapan hukum, maka dokumentasi keperawatan memang
benar diakui eksistensinya dan keabsahannya serta mempunyai
kedudukan yang setara dengan dokumen medik lain. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa undang-undang dan Permenkes yang berisikan
tentang kewajiban tenaga kesehatan untuk mendokumentasikan hasil
kerjanya didalam rekam kesehatan juga berlaku untuk profesi
keperawatan.
23 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
1. Dokumentasi keperawatan yang dibuat memenuhi dan memahami
dasar hukum terhadap kemungkinan tuntutan malpraktek keperawatan.
2. Catatan keperawatan memberikan informasi kondisi pasien secara
tepat meliputi proses keperawatan yang diberikan, evaluasi berkala
24 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
1. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu (tanggal, bulan, tahun)
pada keadaan tertentu diperlukan pula penulisan waktu yang lebih detil
(jam dan menit) serta diakhiri dengan tanda tangan dan nama jelas.
2. Catatlah fakta yang aktual dan berkaitan.
3. Catatan haruslah jelas, ditulis dengan tinta dalam bahasa yang lugas
dan dapat dibaca dengan mudah.
4. Periksa kembali catatan dan koreksilah kesalahan sesegera mungkin.
25 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
7. Tidak mengikuti standar operasional prosedur yang seharusnya.
Dengan makin meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang baik, aman dan bermutu,
maka sudah menjadi keharusan bagi profesi perawat untuk lebih maju,
lebih berhati-hati, lebih mengerti kemungkinan munculnya tuntutan hukum
dan lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.
26 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
1. Surat perjanjian yang telah diterima harus diarsipkan pada tempat yang
tepat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Surat perjanjian harus
mencantumkan tanggal, waktu, prosedur, tanda tangan yang lengkap dan
jelas serta beberapa format yang memuat atau mencatat sejumlah
adanya alergi sesuai keadaan pasien saat itu.
2. Jika persetujuan diberikan secara lisan maka fakta harus disaksikan
dan dicatat oleh dokter dan perawat serta harus ada saksi lain. Dapat
juga berupa rekaman.
3. Catatan perkembangan pasien harus memuat pernyataan tentang
penjelasan yang telah diberikan, termasuk media apa yang digunakan,
tanggal dan waktu surat perjanjian tersebut ditandatangani.Dalam kaitan
aspek legal dan standar keperawatan perlu dijembatani dengan
manajemen keperawatan. Salah satu manajemen yang harus dipahami
adalah manajemen kasus. Menurut Brokopp (1992), manajemen kasus
adalah sistem yang dirancang sebagai proses kontinu identifikasi dan
penyelesaian masalah dengan tujuan mempengaruhi biaya dan kualitas
populasi klien tertentu.
27 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
ketidaksempurnaan sistem yang dapat menjadi penyebab primer cedera
atau yang membuat perawat melakukan kesalahan sehingga terjadi
cedera pada pasien.
28 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
8. Pemberian obat tidak menerapkan prinsip-prinsip pemberian obat yang
benar.
9. Kurang perhatian terhadap laporan penunggu pasien atau tenaga
penunjang.
KEGUNAAN DOKUMENTASI
Dokumentasi dapat menjadi bukti dari persoalan hukum sehingga
dokumentasi ini mempunyai banyak kegunaan baik yang berkaitan
dengan masalah klien sehingga bentuk pertanggungjawaban dan
pertanggunggugatan perawat secara professional. Dokumentasi
keperawatan mempunyai beberapa kegunaan bagi perawat dan klien
(Hidayat, 2002), antara lain:
29 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
4. Sarana pelayanan keperawatan secara individual.
Tujuan ini merupakan integrasi dan berbagai aspek klien tentang
kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan
biologi, psikologi, sosial, dan spiritual sehingga individu dapat merasakan
manfaat dari pelayanan keperawatan.
5. Sarana evaluasi.
Hasil akhir dari asuhan keperawatan yang telah didokumentasikan adalah
evaluasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
30 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
keperawatan yang dirancang untuk membantu manajemen dan proses
data keperawatan, informasi, dan pengetahuan untuk mendukung praktik
keperawatan dan pemberian perawatan (Hariyati, Kobayashi, & Sahar,
2018).
31 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Dalam pelaksanaan dokumentasi ini ada berbagai cara yang dilakukan
antara lain langsung menuliskan dokumentasi setelah tindakan,
menuliskan terlebih dahulu pada lembaran kertas, menuliskan dahulu
pada buku catatan kecil, menulis dulu pada tisu toilet dan setelah itu baru
memindahkan ke dokumentasi EHR sehingga dalam hal ini ada yang
melakukan pencatatan lebih dari satu kali. Hal yang disukai perawat
dengan dokumentasi EHR adalah pencatatan tentang pemberian obat,
tandatanda vital, pengkajian data dan catatan perkembangan pasien.
Tidak semua
32 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
jumlah tenaga terbanyak yang memungkinkan mereka untuk terus
memberikan sistem pemberian layanan kesehatan dan harus berada
disamping klien setiap saat untuk memberikan perawatan (Mcbride,
Delaney, & Tietze, 2018).
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber
yangmengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar
isiantersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi,
lembaranriwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat
menggunakan catatankeperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai
catatan masing-masing.a.Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari
lima komponen, yaitu:1.Lembar penerimaan berisi biodata.2.Lembar
order dokter.3.Riwayat medik/penyakit.4.Catatan perawat.5.Catatan dan
laporan khusus.
33 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang
terintegritasdengan sistem ini semua tim petugas kesehatan mencatat
observasinya dari suatudaftar masalah. Pelaksanaan dari Pendekatan
Orientasi Masalah ini (PORS), dapatdisamakan dengan membuat satu
sebagai bab-bab dari buku-buku tersebut.Model ini memusatkan data
tentang klien didokumentasikan dan disusun menurutmasalah klien.
Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua datamengenai
masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga
kesehatanlain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada
klien.a.Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu :
1.Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari
klien ketika pertama kali masuk Rumah Sakit. Data dasar mencakup
pengkajiankeperawatan, riwayat penyakit / kesehatan, pemeriksaan fisik,
pengkajianahli gizi dan hasil laboratorium. Data dasar yang telah
terkumpulselanjutnya digunakan sebagai sarana mengidentifikasi
masalah klien
34 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
SOAPIER (SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi dan Revisi)
PIE (Problem –Intervensi –Evaluasi)
3.Progress Notes
:1.Pengkajian
35 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
4.CBE (Charting By Exeption)
b.Karakteristik PIE
36 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
Pencatatan Focus adalah suatu proses orientasi dan klien fokus. Hal
inidigunakan proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi
asuhan.a.Jika menuliskan catatan perkembangan, format DAR ( Data–
Action – Response ) dengan 3 kolum.
37 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi
klinis.Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi
namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian
kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang baik
pengembangan riset keperawatan juga akan optimal. Pendokumentasian
keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan
membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkualitas.
Namun sebelum suatuinstansi rumah sakit menggunakan
pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa
hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan
hardware dan software computer itu sendiri, tetapiyang lebih dipentingkan
adalah kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi informasi ini.
3.2 SARAN
Diharapakan kepada pembaca atau mahasiswa dapat memahami lebih
luastentang penerapan sistem dokumentasi keperawatan karena banyak
sekali manfaatyang didapatkan untuk membuat dokumentasi dari asuhan
keperawatan serta sarandan kritik yang baik demi membangun
keberhasilan dan kelengkapan makalah ini
38 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A., Malini, H., & Yulia, S. (2018). Kepuasan Perawat Terhadap
Kualitas
39 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I
PERSEPSI, S., & EKARINI, N. L. P. DOKUMENTASI CATATAN
KESEHATAN ELEKTRONIK (EHR) DALAM KEPERAWATAN.
40 | K E L O M P O K 1 2 _ S I S T E M D O K U M E N T A S I