Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTHRITIS


DI DUSUN PENIMBUG BARAT GUNUNGSARI
KABUPATEN LOMBOK BARAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZKATUL HIKMAH

NPM : 020.020.1129

SEMESTER : I REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATA (STIKES) MATARAM

PROGAM STUDI PROFESI NERS VI

TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENULUHAN (SAP)

Topik : Manajemen Nyeri pada lansia yang mengalami osteoarthritis

Sasaran : Lansia

Hari / Tanggal : jumat, 27 November 2020

Waktu : 15 menit

Tempat : Rumah Lansia

A. ANALISIS SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 3 orang, pendidikan tidak seklah/SD umur rata-rata 50-65
tahun peserta belum mengetahui tetang Manajemen Nyeri
a. Ukuran ruang/kelas : Rumah Lansia
b. Keadaan penerang dan ventilasi : Penerang cukuP dan ventilasi memadai

B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 15 menit, pasien dan
keluarga memahami dan mampu menjelaskan tentang Manajemen Nyeri

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 15 menit keluarga Tn. S
mampu:

a. Memahami definisi Osteoarthritis

b. Memahami penyebab Osteoarthritis

c. Memahami tanda dan gejala

d. Mendemonsttasikan manajemen nyeri osteoarthtritis


e. Memahami pencegahan terjadinya osteoarthritis
C. MATERI
Terlampir

D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Demonstrasi

E. MEDIA

1. Lembar balik

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No Langkah - langkah Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1 Pendahuluan 2 menit  Memberi salam dan  Menjawab salam
memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Melakukan Evaluasi  Menjawab
Validasi pertanyaan
2 Penyajian 8 menit Menjelaskan materi
penyuluhan mengenai :  Mendengarkan

 Definisi Osteoarthritis dengan seksama

 Penyebab Osteoarthritis

 Tanda dan gejala

 Manajemen nyeri
 Mengajukan
osteoarthtritis
pertanyaan
 Pencegahan terjadinya
osteoarthritis
3 Evaluasi 3 menit  Memberikan pertanyaan  Menjawab
akhir sebagai evaluasi  mendemonstrasikan
4 Penutup 2 menit  menyimpulkan bersama-  mendengarkan
sama hasil kegiatan
penyuluhan
 menutup penyuluhan dan  menjawab salam
mengucapkan salam

Daftar Pustaka :

Paramita. (2011). Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta :


PT. Indeks
Price, S.A & Wilson, L. M. (2013). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses –
proses Penyakit. Edisi 6, Volume 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. C, & Bare, B. G,. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Volume 2, Edisi 8. Jakarta: EGC

Stein, J. H,. (2001). “Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam,”Edisi 3. Jakarta:


EGC
LAMPIRAN MATERI

1. Definisi Osteoarthritis

Osteoarthritis (OA) sebagai suatu bentuk arthritis yang paling


umum adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini
bersifat kronik, berjalan progresif lambat, ditandai dengan adanya
deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pertumbuhan tulang
baru pada permukaan persendian (Price & Wilson, 2013; Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012).
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif
atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan
sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer&Bare, 2002).
Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan
deteriorasi kartilago sendi dan pembentukan tulang baru reaktif di
margin dan area subkondral sendi. Degenerasi ini disebabkan oleh
adanya gangguan kondrosit, biasanya di pinggul dan lutut (Paramitha,
2011).

2. Penyebab Osteoarthritis
1) Penuaan/umur
Proses penuaan ada hubungan dengan perubahan-perubahan
dalam fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan pada
komposisi rawan sendi yang mengarah pada perkembangan
OA.

2) Faktor metabolik/faktor endokrin


Misalnya pada klien dengan gangguan endokrin seperti
hiperparatiroid. Hubungan antara estrogen dan pembentukan
tulang dan prevalensi OA pada wanita menunjukkan bahwa
hormon punya peranan penting dalam progesivitas OA.
3) Genetik/keturunan
Terjadi karena penurunan sintesi kolagen. Bisa juga karena
adanya kelainan genetik dan perkembangan seperti
dysplasia epifisial, dysplasia acetabuler, penyakit Legg-
Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan dan slipped
epiphysis.
Wanita pasca menopause dalam keluarga yang sama
ternyata memiliki tipe OA pada tangan yang ditandai
dengan rimbulnya nodus pada sendi interfalang distal dan
sendi interfalang proksimal tangan (Nodus Herbeden).
4) Faktor mekanis
Terjadi karena penekanan yang berulang pada sendi. faktor
ini menyebabkan erosi kartilago sendi sehingga tulang yang
ada dibawahnya tidak terlindungi.
5) Faktor kimiawi
Terjadi karena stimulasi obat-obatan yang mengstimulasi
enzim yang mencerna kolagen dalam membran sinovial
seperti preparat steroid.

6) Obesitas/kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi
penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang
disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang
menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.

7) Trauma (penyebab paling sering)


Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah
trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur
dan biomekanik sendi tersebut, terutama terjadi akibat fraktur,
post menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang,
hipermobilitas dan instabilitas sendi, tidak sejajar dan
serasinya permukaan sendi. (Paramitha, 2011; Price&Wilson,
2013; Kowalak, Welsh&mayer, 2012; Smeltzer&Bare, 2002)

3. Tanda dan Gejala


a. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis. Disebabkan
oleh adanya inflamasi sinovial, peregangan kapsula dan
ligamen, iritasi/tekanan pada ujung-ujung saraf dan spasme
otot. Nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan suatu
kegiatan fisik, bergerak atau menanggung beban dan akan
hilang apabila penderita beristirahat.
b. Kekakuan sendi terutama di pagi hari dan sesudah melakukan
latihan
c. Keterbatasan gerak akibat rasa nyeri dan kekakuan sendi
d. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena
pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas
tanpa adanya kemerahan. Bisa juga terjadi karena adanya
tekanan pada tulang dan gangguan pertumbuhan tulang.
e. Krepitasi atau bunyi berderik pada sendi selama melakukan
gerakan. Bunyi ini timbul akibat kerusakan kartilago.
f. Nodus Herbeden (pembesaran tulang pada ujung distal sendi
interfalangeal)
g. Perubahan cara berjalan akibat kontraktur yang disebabkan oleh
kompensasi berlebihan otot yang menyangga sendi tersebut.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012)

4. Manajemen Nyeri Osteoarthritis


1) Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi nafas dalam melaui hidung kemudian
mengeluarkannya secara perlahan melalui mulut dengan
gerakan lambat dan teratur.
2) Teknik Distraksi
Memfokuskan perhatian diri pada sesuatu selain pada nyeri,
misalnya mengobrol dengan orang lain, mendengarkan
musik/murotal, melakukan aktivitas, membaca dan
menonton.
3) Terapi panas atau dingin (selama 20 menit)
Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
membuat otot-otot sekitar sendi menjadi rileks dan
melancarkan peredaran darah. Terapi panas dapat diperoleh
dari kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra
merah) dan alat-alat terapi lainnya.
Terapi dingin digunakan untuk mengurangi bengkak pada
sendi dan mengurangi rasa sakit. Terapi dingin biasanya
dipakai saat kondisi masih akut. Dapat diperoleh dengan
kompres dengan air dingin. (Kowalak, Welsh&Mayer,
2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)

5. Pencegahan
OA dapat dicegah dengan beberapa hal berikut:
a. Menjaga berat badan
b. Olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian
c. Aktifitas olahraga sesuai kebutuhan
d. Jaga keseimbangan antara olahraga, bekerja dan istirahat
e. Menghindari perlukaan pada persendian.
f. Minum suplemen sendi
g. Mengkonsumsi makanan sehat
h. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman
i. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
j. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
k. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O,
jangan dibiarkan. Hal tersebut akan menyebabkan tekanan
yang tidak merata pada semua permukaan tulang (Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012)

Anda mungkin juga menyukai