Pengenalan Alat Dan Pembuatan Media
Pengenalan Alat Dan Pembuatan Media
Dosen Pengampu :
Dewi Dianasari, S.Farm., M.Farm., Apt.
Disusun oleh :
KELOMPOK 1E
1. Meri Eka Feby Agustin 152210101039
2. Diva Rochayati 152210101078
3. Zion Mahardikara 162210101040
4. Fania Pratiwi 162210101045
5. Ratih Dewi Widharma 162210101047
6. Afdella Arumbinta 162210101052
7. Afrian Rosyadi 162210101053
1.3 Tujuan
1. Dapat menyebutkan alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi dan tahu prinsip kerja dan fingsi alatnya
2. Dapat mengetahui dan menggunakan mikroskop cahaya dengan
perbesaran lemah dan kuat
3. Dapat memahami jenis-jenis medium yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
4. Dapat membuat media untuk kerja mikrobiologi dan tahu cara
sterilisasinya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Alat
yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C. Sterilisasi dapat
terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit. Media
biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh
mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (Lay,W.B 1994).
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak
dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut
Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara
sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada
suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia.
kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora
tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan
diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak
bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara
berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud 2008).
Masuknya cahaya ke dalam mikroskop melalui lensa okuler diatur dan diamati
sehingga diperoleh bidang pandang terang
Preparat diletakkan di meja benda dan Perlahan tubus dinaikkan dengan skrup
kasar, tubus dinaik turunkan untuk mendapatkan bayangan yang baik
Bagian tertentu dari objek dapat ditentukan dengan mengatur posisi preparat
Jika lensa objektif terkena minyak immersi dapat dibersihkan dengan xylol
2. Pembuatan media :
Media agar cawan dibuat dengan cara memindahkan isi media dalam
tabung reaksi yang sudah disterilisasi tersebut secara aseptis ke dalam
cawan petri. Jika media agar terlanjur memadat, tabung reaksi yang
berisi media yang sudah steril diletakkan di dalam penangas air bersuhu
50 C seama 5 menit hingga mencair dan dapat dituang. Biarkan media
yang sudah dituang dalam cawan petri hingga memadat.
Tunggu hingga 24 jam. Apabila media tetap bersih dan tidak ditumbuhi
oleh bakteri maupun jamur, maka media tersebut dapat digunakan untuk
kerja mikrobiologi.
Tata alat dan media sedemikian rupa hingga tidak ada ruang kosong,
namun masih memungkinan untuk terjadi pergerakan uap air saat
sterilisasi berlangsung.
Alat yang masih basah selanjutnya dikeringkan dalam oven. Alat yang
sudah kering dapat disimpan selama kemasan tidak rusak.
Sterilisasi panas kering menggunakan oven suhu 170 C selama satu jam.
masukka alat ke dalam oven. Pastikan sudah tersebar secara merata dan
memungkinkan udara panas terdistribusi secara merata dalam oven.
Hidupkan oven, atur suhu dan waktu sterilisasi (180 C selama 1 jam)
Jalankan oven.
Jika telah selesai, matikan oven, dan cabut aliran listrik. Tunggu hingga
dingin dan alat dapat diambil.
Alat yang sudah steril dapat disimpan selama kemasan tidak rusak.
a. Yang disterilkan dalam oven adalah alat-alat gelas non volumetrik. Seperti
cawan petri, alat-alat logam seperti pinset, jarum ose. Karena alat logam
merupakan non konduksi yang baik. Sedangkan yang disterilkan dalam
autoklaf adalah alat-alat gelas volumetrik dan bahan yang akan digunakan
Sebelum cawan petri dimasukkan ke dalam oven, harus dibungkus
dengan rapi menggunakan kertas
Menyiapkan kapas yang dibungkus kassa kmudian diikat dengan tai.
Kapas ini nantinya yang akan digunakan untuk menyumbat tabung
reaksi yang diisi dengan media PCA
b. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan media pertumbuhan mikroba
:
Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba
Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan.
Tidak mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba.
Harus ada dalam kondisi steril sebeum digunakan agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh dengan baik.
c. Perbedaan media agar dan media cair
Media agar : medium umum untuk uji air dan produk dairy, untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif
(heterotrof). Berupa media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar.
Media cair : media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
d. Komposisi setiap media. Pada praktikum kali ini ada 4 media diantaranya :
Media NA (Nutrient Agar)
Komposisi (g/L) :
peptic diget of anima tissue 5 g
NaCl 5 g
Beef ekstrak 1,5 g
Yeast ekstrak 1,5 g
Bacto agar 15 g
Media PCA (Plate Count Agar)
Komposisi :
Trypton 0,5 %
Ekstrak ragi 0,25 %
Glukosa 0,1 %
Agar-agar 1,5 %
Media MHA (Mueller Hinton Agar)
Komposisi (g/L) :
Beef ekstrak 2 g
Acid Hydrolysate of casein 17,5 g
Starch 1,5 g
Agar 17 g
Aquadest 1 L
Media NAS
Komposisi :
Ekstrak beef 10 g
Pepton 10 g
NaCl 5 g
Air destilasi 1 L
Agar 15 g
e. Tujuan penggunaan media agar cawan dan media agar miring
Tujuan inokulasi mikroba pada media agar miring bertujun untuk
meningkatkan jumlah atau kuantitas mikroba yang dapat dilihat dengan
mata teanjang, berarti menunjukkan bahwa terlihat sangat jelas koloni
mikroba terkumpul dalam inokulasi agar miring.
Tujuan inokulasi agar cawan untuk memudahkan identifikasi bentuk
morfologi dari mikroba karena tidak terbentuk koloni seperti agar
miring. Pada media ini penyebaran mikroba lebih merata sehingga
mudah untuk dihitung.
f. Perbedaan sterilisasi panas basah dan panas kering.
Steriisasi panas basah menggunakan uap jenuh dibawah tekanan di
dalam autoklaf dengan suhu 121 C selama 15-20 menit.
Sterilisasi panas kering dipakai untuk alat-alat gelas. Dilakukan hingga
180 C (30 menit), 120 C (1 jam), dan suhu 140 C (2 jam)
g. Tahapan kritis
Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihiangkan
Morfologi mikroorganisme
Komposisi media fermentasi
pH
Ukuran partikel tersuspensi
Durasi proses sterilisasi
Keberadaa air
h. Jenis sterilisasi
Sterilisasi panas basah → menggunakan autoklaf pada suhu 121 C
selama 15 menit
Prinsip : udara di dalam autokf diganti dengan uap jenuh
Sterilisasi panas kering → menggunakan oven pada suhu 170 C selama
1 jam.
Prinsip : mensterilkan dengan panas bantuan dari api dan listrik.
i. Jenis-jenis sterilisasi lainnya beserta prinsip pengerjaannya
Media steriisasi dengan cara kimia
gas : ozon, formadehid, gas etilen oksida.
larutan : detergen, iodium, alkohol, peroksida, feno, formalin, AgNO3
Radiasi atau penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran memkai sinar UV
dengan panjang gelombang 220-290 nm. Radiasi yang paling efektif
pada panjang gelombang 253.7 nm.
Filter/penyaringan
Filter dilakukan dengan mengeluarkan larutan melalui suatu alat yang
memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan
unuran tertentu. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan yang
tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari acara pengenalan alat, bekerja
aseptik dan pembuatan media adalah:
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari beberapa macam zat
makanan yang berfungsi untuk tempat tumbuh mikrobia.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu agar semua praktikan menguasai semua hal
yang berkaitan dengan praktikum agar menghasilkan hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Michael J. dan E.C.S. Cha 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-
Press. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press,
Jakarta.
Ket. 7 Erlenmeyer
Ket. 5 Oven
Ket. 10 Gelas ukur
Ket. 11 Inkubator
Ket. 12 Pinset