Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Pengenalan Alat dan Penggunaannya serta Pembuatan Media dan Sterilisasi

Dosen Pengampu :
Dewi Dianasari, S.Farm., M.Farm., Apt.

Disusun oleh :
KELOMPOK 1E
1. Meri Eka Feby Agustin 152210101039
2. Diva Rochayati 152210101078
3. Zion Mahardikara 162210101040
4. Fania Pratiwi 162210101045
5. Ratih Dewi Widharma 162210101047
6. Afdella Arumbinta 162210101052
7. Afrian Rosyadi 162210101053

BAGIAN BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang
organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi),
khamir dan jamur (mikologi); protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan
beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam
kelompok tersebut di atas. Organime yang berukuran mikro disebut
mikroorganisme. Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara
makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang
ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu
koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme
lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun
dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,


dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium Mikrobiologi
tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai
jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat
berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang
sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta
mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat
larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini
tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat
sensituf. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa
menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan


alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran
praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain
itu, pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum kita
selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat secara
langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum tersebut
tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk
menggunakannya.

Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk


spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan
sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme
patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan
perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan
bagaimana prinsip dan fungsinya ?
2. Bagaimana cara menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran
lemah dan kuat ?
3. Apa saja media untuk kerja mikrobiologi ?
4. Bagaimana pembuatan media dan sterilisasi dalam kerja mikrobiologi
?

1.3 Tujuan
1. Dapat menyebutkan alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi dan tahu prinsip kerja dan fingsi alatnya
2. Dapat mengetahui dan menggunakan mikroskop cahaya dengan
perbesaran lemah dan kuat
3. Dapat memahami jenis-jenis medium yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
4. Dapat membuat media untuk kerja mikrobiologi dan tahu cara
sterilisasinya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Alat

Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk


mendukung kegiatan praktikum. Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis
alat – alat yang digunakan, salah satu jenis alat yang sering digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi. Dalam laboratorium, sterilisasi
media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan

yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C. Sterilisasi dapat

terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit. Media

biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh
mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (Lay,W.B 1994).
2.2 Sterilisasi

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme


yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan;
penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan
glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo 1993).

Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi


harus dalam keadaan steril (Unus Suriawiria 1995). Yang dimaksud steril berarti
pada bahan atau peralata tersebut tidak didapatkan mng tidak diharapkan
kehdirannya, baik mikroba yang akan mengganggu atau merusak media ataupun
mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan (Unus Suriawiria
1995). Steril berarti akan didapatkan melalui sterilisasi, yang berarti proses atau
kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisika dan kimiawi.

Beberapa macam radiasi dapat bersifat letal (mematikan) terhadap sel-sel


mikroba dan juga sel-sel organisme lain. Radiasi macam ini meliputi bagian dari
spektrum elektromagnetik (radiasi ultraviolet, gama, dan sinar x dan sinar-sinar
katode (elektron berkecepatan tinggi). (Michael J. et. al 2005). Sterilisasi ini
menggunakan sinar gelombang pendek (220-290) nm, berguna untuk
mensterilkan udara, air, plasma darah. Sinar ultra ungu daya penetrasinya lemah
dilewatkan (dialirkan) atau ditempatkan langsung dibawah sinar ultra ungu
dalam lapisan-lapisan tipis.

Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak
dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut
Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara
sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada
suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia.
kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora
tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan
diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak
bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara
berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud 2008).

2.3 Pembuatan Media

Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi
(karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya (Soeryowinoto 1985). Media biakan yang mampu mendukung
optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan
nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber
energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya (Soeryowinoto 1985).

Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef


ekstrak 5 g, peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium Nutrien
Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna
medium menjadi agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan
pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2
(Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk
mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA
yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel
1993). Media alamiah, misalnya susu skim, tidak begitu sulit di dalam
penyiapannya sebagai media pertumbuhan mikroba, karena hanya cukup dengan
dituang ke dalam wadah yang telah disterilkan. Media dalam bentuk kaldu
nutrien atau yang mengandung agar, disiapkan dengan cara melarutkan masing-
masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan
air pada suatu produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah
mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya, semua media
tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, seperti PCA (Plate Count Agar),
NA (Nutrient Agar), TSA (Trypticase Soy Agar) dan lain-lain. Bakteri, dari kata
latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok raksasa dari organisme hidup,
mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus (inti sel),
Cytoskelen, dan organik lain seperti mitokondria dan kloroplas. Karena bakteri
merupakan prokaryota, untuk membedakan dengan organisme lain yang
memiliki sel yang lebih kompleks, disebut eukaryota. Bakteri adalah yang paling
berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada dimana-mana) di
tanah, air dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan
bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya berukuran 0.5 – 5 µm, meskipun
akan ada juga jenis yang dapat menjangkau 0.3 mm dalam diameter
(Thiomargarita) (Rachdie 2006).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Pengenalan Alat dan Penggunaannya
A. Alat :
1. Instrumen : Autoklaf, laminar air flow, inkubator, sentrifuge, colony
counter, mikroskop cahaya, neraca analitik, pH meter, oven
2. Pemanas : lampu spiritus, hot plate, microwave
3. Alat bahan gelas : erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur,
beker glass, spreader
4. Alat non gelas : pinset, jarum ose, mikropipet
B. Prosedur kerja
Mengenali dan mempelajari cara penggunaan, prinsip kerja, dan fungsi alat-
alat tersebut

Menggambar dan menyebutkan bagian-bagian alat

Mengamati preparat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran


lemah dan kuat dengan cara :

Menyiapkan mikroskop cahaya, mnagtur jarak mata dengan okuler 1 cm

Melakukan pengamatan dengan lensa objektif dan perbesaran lemah (10x)

Melihat ke dalam teropong, cermin digerakkan hingga terlihat bidang


penglihatan putih dan terang

Dengan perbesaran lemah : bayangan diperjelas dengan memutar skrup halus


Kondensor diturunkan untuk menguranfi pemutihan sinar

Dengan perbesaran kuat : melihat ke dalam teroponhg, sediaan digerakkan


hingga bayangan sediaan berada di tengah

Revolver diputar tanpa merubah sekrup sehingga objektif dengan perbesaran


tetap dibawah mikroskop

Menegaskan bayangan dengan memutar skrup halus, kondensor dinaikkan dan


diperlebar

a. Cara mengamati preparat menggunakan mikroskop cahaya


dengan perbesaran lemah
Lensa objektif 10x ditempatkan separas dengan okuler dan Tubus diturunkan
dengan pengatur kasar

Masuknya cahaya ke dalam mikroskop melalui lensa okuler diatur dan diamati
sehingga diperoleh bidang pandang terang

Preparat diletakkan di meja benda dan Perlahan tubus dinaikkan dengan skrup
kasar, tubus dinaik turunkan untuk mendapatkan bayangan yang baik

Bagian tertentu dari objek dapat ditentukan dengan mengatur posisi preparat

b. Cara mengamati preparat menggunakan mikroskop cahaya


dengan perbesaran kuat
Menggunakan lensa objektif 100x
Pada bagian yang diamati di kaca benda ditetesi minyak immersi

Tubus diturunkan dengan hati-hati menggunakan skrup halus sampai


didapatkan bayangan yang jelas

Jika lensa objektif terkena minyak immersi dapat dibersihkan dengan xylol

3.2 Pembuatan Media dan Sterilisasi


3.2.1 Alat dan Bahan
1. Alat :
 Tabung reaksi
 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Pipet tetes
 Cawan petri
 pH meter
 Autoklaf
 Gelas ukur
2. Bahan :
 Agar
 Berbagai macam media

3.2.2 Cara Kerja


1. Penyiapan alat-alat :
Alat-alat yang digunakan untuk kerja mikrobioogi (teknik steril dan
aseptis) disiapkan sebagai berikut :
Tabung reaksi, erlenmeyer ditutup dengan kapas berbalut kassa dan
alumunium foil atau kertas payung. Cawan petri, pinset bur tip,
yellow tip, dibungkus dengan kertas payung.

2. Pembuatan media :

Media ditimbang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang tertera


pada setiap label media.

Media dilarutkan dalam sebagian aquadest di dalam beaker glass.

Atur pH media dengan penambahan HCl atau NaOH

Sisa aquadest ditambahkan hingga memenuhi volume yang diinginkan

Panaskan media di atas kompor atau hotplate hingga larutan homogen


(Digunakan magnetic stirer atau pengaduk manual agar cepat homogen)

Disiapkan tabung reaksi yang sudah dibersihkan.

Media dituangkan ke tabung reaksi sebanyak kebutuhan. Penuangan


dilakukan sebelum media mengental

Tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas berbalut kassa dan


alumunium foil.

Media disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.


Media agar miring dibuat dengan cara memiringkan tabung reaksi pada
papan miring dengan sudut kemiringan yang sesuai dan dibiarkan hingga
memadat.

Media agar cawan dibuat dengan cara memindahkan isi media dalam
tabung reaksi yang sudah disterilisasi tersebut secara aseptis ke dalam
cawan petri. Jika media agar terlanjur memadat, tabung reaksi yang
berisi media yang sudah steril diletakkan di dalam penangas air bersuhu
50 C seama 5 menit hingga mencair dan dapat dituang. Biarkan media
yang sudah dituang dalam cawan petri hingga memadat.

Tunggu hingga 24 jam. Apabila media tetap bersih dan tidak ditumbuhi
oleh bakteri maupun jamur, maka media tersebut dapat digunakan untuk
kerja mikrobiologi.

Media cair tidak memerlukan perlakuan khusus seteah disterilisasi.


Cukup disimpan hingga saat akan digunakan.

Jika media terkontaminasi, maka harus dimusnahkan dan tidak dapat


digunakan dalam kerja mikrobiologi.

Media yang tidak langsung digunakan dapat disimpan di dalam lemari


pendingin.

3. Sterilisasi alat dan media


Sterilisasi dengan panas basah :
Sterilisasi panas basah dilakukan dengan menggunakan autoklaf suhu
121 C seama 15 menit.

Dikenali dan dipelajari bagian dari autoklaf dan fungsinya.

Alat yang telah dibersihkan dan dibungkus sesuai prosedur.


Disiapkan tabung reaksi berisi media dan telah ditutup sesuai prosedur.
Tabung reaksi dikemas, sehingga dapat berdiri dan media tidak tumpah.

Tuang aquadest ke dalam autokaf hingga batas yang ditetapkan.


Aquadest jangan melebihi batas agar tidak menggenangi obat yang akan
disterilisasi.

Tata alat dan media sedemikian rupa hingga tidak ada ruang kosong,
namun masih memungkinan untuk terjadi pergerakan uap air saat
sterilisasi berlangsung.

Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan semua kenop sudah terpasang


dengan rapat dan benar agar tidak terbuka saat tekanan meningkat.

Disambungkan autoklaf dengan aliran listrik. Atur suhu dan waktu


autoklaf.

Dijalankan autoklaf. Ditunggu hingga autoklaf berhenti dengan


sendirinya.

Saat autoklaf sudah berhenti beroperasi, tunggu hingga tekanan dalam


autoklaf mencapai titik nol, baru dapat dibuka tutup autoklaf. Matikan
autoklaf dan cabut saklar listrik. Keluarkan alat dan media yang sudah
disterilisasi.

Alat yang masih basah selanjutnya dikeringkan dalam oven. Alat yang
sudah kering dapat disimpan selama kemasan tidak rusak.

Amati proses streilisasi dengan autoklaf mulai menjaankan alat hingga


pendinginan.
Sterilisasi dengan alat kering :

Sterilisasi panas kering menggunakan oven suhu 170 C selama satu jam.

Kenali dan pelajari bagian-bagian oven dan fungsinya.

Siapkan peralatan gelas yang akan disterilisasi sesuai prosedur. Pastikan


bahwa alat gelas tersebut sudah benar-benar bersih dan dibungkus sesuai
prosedur.

masukka alat ke dalam oven. Pastikan sudah tersebar secara merata dan
memungkinkan udara panas terdistribusi secara merata dalam oven.

Tutup oven dengan rapat.

Sambungkan oven ke aliran listrik.

Hidupkan oven, atur suhu dan waktu sterilisasi (180 C selama 1 jam)

Jalankan oven.

Jika telah selesai, matikan oven, dan cabut aliran listrik. Tunggu hingga
dingin dan alat dapat diambil.

Alat yang sudah steril dapat disimpan selama kemasan tidak rusak.

Amati proses sterilisasi dengan menggunakan oven mulai dari


menjalankan alat hingga pendinginan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengenalan Alat dan Penggunaannya


1. Autoklaf
 Prinsip kerja : uap air akan meusak protein mikron hingga
mengalami koagulasi, protein mengendap dan mikroba mati,
autoklaf harus tertutup rapat agar uap air masuk
 Cara kerja : autoklaf dibuka, diisi air sampai batas, alat yang akan
disterilkan ditata, kencangkan pengamannya, nyalakan autoklafnya,
atur suhu, setelah suhu turun tunggu sampai tekanan tetap, dan buka
autoklaf (121oC, sekitar 15 menit)
 Fungsi : untuk mensterilkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam laboratorium
2. Laminar air flow
 Prinsip kerja : mempunyai pola pengaturan dan penyaringan udara,
sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV untuk beberapa jenis
 Cara kerja : udara steril akan ditiupkan secara kontinyu melewati
tempat kerja. Aliran udara tersebut berasal dari udara ruangan yang
ditarik ke dalam melalui prefilter dan HEPA
 Fungsi : untuk melakukan pekerjaan yang asepti
3. Inkubator
 Prinsip kerja : menggunakan suhu kamar untuk membiakkan
mikroorganisme
 Cara kerja : dihubungkan kabel, tekan power, diatur suhu dalam
inkubator, inkubator siap
 Fungsi : untuk menginkubasi mikroba pada suhu terkontrol
4. Sentrifuge
 Prinsip kerja : dengan memanfaatkan gaya setrifugal sehingga bahan
terpisah
 Cara kerja : meletakkan zat yang akan dipisah ke tabung sentrifuge,
lubang ditutup agar udara tidak masuk, dan atur keceptan
 Fungsi : alat untuk memisahkan zat dalam cairan yang diduga
mengendap pada putaran
5. Colony counter
 Prinsip kerja : menghitung koloni dengn bantuan denditifitas knop
 Cara kerja : hidupka saklar, diatur knop sensitfitas, saklar bunyi
“beep” pilih mode M, sesuaikan kecerahan lampu atau sesuai warna
dasar yang sesuai. Letakkan cawan petri di permukaan, mulai hitung
dengan klik R
 Fungsi : menghitung koloni dengan mudah dengan bantuan kaca
pembesar
6. Cawan petri
 Prinsip kerja : medium dituang ke bagian bawah/atas cawan sebgai
penutup lalu dapat diamati cara kerja dan dihitung berapa yang akan
dibiakkan
 Fungsi : untuk mengembangkan dan mendinginkan uap yang terjadi
pada biakan sel
7. Gelas ukur
 Prinsip kerja : bahan dituang, diamati dengan meniskusnnya
 Fungsi : mengukur volume cairan dengan ketelitian yang kasar
8. Beker glass
 Prinsip kerja : menuangkan cairan lalu diaduk dengan pengaduk
diapanaskan di spiritus
 Fungsi : tempat mengaduk dan mencampur cairan
9. Spreader
 Prinsip kerja : menuang cairan ke dalam cawan lalu meratakannya
menggunakn spreader
 Fungsi : meratakan medium untuk membiakkan suspensi bakteri
10. Neraca analitik
 Prinsip kerja : hidupkan neraca lalu di tara, bahan diletakkan
diatasnya
 Fungsi : menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum
dengan tingkat ketelitian tinggi
11. Mikroskop cahaya
 Prinsip kerja : memanfaatkan cahaya untuk memantulkan bayangan
mikroorganisme yang akan diamati sesuai perbesaran okuler dan
objektif
 Fungsi : melihat mikroba yang akan diselidiki
12. pH meter
 Prinsip kerja : semakin banyak elektron dalam sampel, maka
semakin asam dan sebaliknya
 Fungsi : mengetahui kadar asam atau basa dalam larutan
13. Lampu spiritus
 Prinsip kerja : spiritus akan diserap secara kapilarisasi pada sumbu,
dan akan menyala jika dibakar
 Fungsi : membantu proses pemanasan
14. Hot plate
 Prinsip kerja : mempercepat homogenitas melalui pengaturan suhu
dan pengadukan
 Fungsi : menhomogenkan larutan dengan pengadukan
15. Mikrowave
 Prinsip kerja : interaksi antara molekul hingga timbul panas dan
perpindahan energi
 Fungsi : sebagai pemanas dan sterilisasi
16. Erlenmeyer
 Fungsi : menampung larutan saat praktikum
17. Oven
 Fungsi : menyeterilkan atau mnegeringkan alat-alat praktikum yang
tahan terhadap panas
18. Tabung reaksi
 Fungsi : sebagai tempat media pertumbuhan mikroba serta untuk
mereaksikan zat tertentu
19. Pinset
 Prinsip kerja : menekan bagian tengah dari bahan
 Fungsi : untuk mengambil bahan dengan cara menjepit
20. Jarum ose
 Fungsi : untuk memindahbiakkan bahan ke media baru (khusus
untuk menanmbiakkan )
21. Mikropipet
 Fungsi : memindahkan cairan yang volumenya kecil kurang dari 1
ml, dengan menggunakan penyedot dan pengaturan volume

4.2 Pembuatan Media dan Sterilisasi

a. Yang disterilkan dalam oven adalah alat-alat gelas non volumetrik. Seperti
cawan petri, alat-alat logam seperti pinset, jarum ose. Karena alat logam
merupakan non konduksi yang baik. Sedangkan yang disterilkan dalam
autoklaf adalah alat-alat gelas volumetrik dan bahan yang akan digunakan
 Sebelum cawan petri dimasukkan ke dalam oven, harus dibungkus
dengan rapi menggunakan kertas
 Menyiapkan kapas yang dibungkus kassa kmudian diikat dengan tai.
Kapas ini nantinya yang akan digunakan untuk menyumbat tabung
reaksi yang diisi dengan media PCA
b. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan media pertumbuhan mikroba
:
 Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba
 Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan.
 Tidak mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba.
 Harus ada dalam kondisi steril sebeum digunakan agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh dengan baik.
c. Perbedaan media agar dan media cair
 Media agar : medium umum untuk uji air dan produk dairy, untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif
(heterotrof). Berupa media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar.
 Media cair : media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
d. Komposisi setiap media. Pada praktikum kali ini ada 4 media diantaranya :
 Media NA (Nutrient Agar)
Komposisi (g/L) :
 peptic diget of anima tissue 5 g
 NaCl 5 g
 Beef ekstrak 1,5 g
 Yeast ekstrak 1,5 g
 Bacto agar 15 g
 Media PCA (Plate Count Agar)
Komposisi :
 Trypton 0,5 %
 Ekstrak ragi 0,25 %
 Glukosa 0,1 %
 Agar-agar 1,5 %
 Media MHA (Mueller Hinton Agar)
Komposisi (g/L) :
 Beef ekstrak 2 g
 Acid Hydrolysate of casein 17,5 g
 Starch 1,5 g
 Agar 17 g
 Aquadest 1 L
 Media NAS
Komposisi :
 Ekstrak beef 10 g
 Pepton 10 g
 NaCl 5 g
 Air destilasi 1 L
 Agar 15 g
e. Tujuan penggunaan media agar cawan dan media agar miring
 Tujuan inokulasi mikroba pada media agar miring bertujun untuk
meningkatkan jumlah atau kuantitas mikroba yang dapat dilihat dengan
mata teanjang, berarti menunjukkan bahwa terlihat sangat jelas koloni
mikroba terkumpul dalam inokulasi agar miring.
 Tujuan inokulasi agar cawan untuk memudahkan identifikasi bentuk
morfologi dari mikroba karena tidak terbentuk koloni seperti agar
miring. Pada media ini penyebaran mikroba lebih merata sehingga
mudah untuk dihitung.
f. Perbedaan sterilisasi panas basah dan panas kering.
 Steriisasi panas basah menggunakan uap jenuh dibawah tekanan di
dalam autoklaf dengan suhu 121 C selama 15-20 menit.
 Sterilisasi panas kering dipakai untuk alat-alat gelas. Dilakukan hingga
180 C (30 menit), 120 C (1 jam), dan suhu 140 C (2 jam)
g. Tahapan kritis
 Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihiangkan
 Morfologi mikroorganisme
 Komposisi media fermentasi
 pH
 Ukuran partikel tersuspensi
 Durasi proses sterilisasi
 Keberadaa air
h. Jenis sterilisasi
 Sterilisasi panas basah → menggunakan autoklaf pada suhu 121 C
selama 15 menit
Prinsip : udara di dalam autokf diganti dengan uap jenuh
 Sterilisasi panas kering → menggunakan oven pada suhu 170 C selama
1 jam.
Prinsip : mensterilkan dengan panas bantuan dari api dan listrik.
i. Jenis-jenis sterilisasi lainnya beserta prinsip pengerjaannya
 Media steriisasi dengan cara kimia
gas : ozon, formadehid, gas etilen oksida.
larutan : detergen, iodium, alkohol, peroksida, feno, formalin, AgNO3
 Radiasi atau penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran memkai sinar UV
dengan panjang gelombang 220-290 nm. Radiasi yang paling efektif
pada panjang gelombang 253.7 nm.
 Filter/penyaringan
Filter dilakukan dengan mengeluarkan larutan melalui suatu alat yang
memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan
unuran tertentu. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan yang
tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari acara pengenalan alat, bekerja
aseptik dan pembuatan media adalah:

 Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan


memahami cara penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.
 Bekerja aseptis berfungsi untuk meminimalisir mikroba asing
tercampur dalam media biakan.
 Terdapat berbagai macam cara sterilisasi. Seperti sterilisasi secara
fisik, mekanik maupun kimiawi.

 Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari beberapa macam zat
makanan yang berfungsi untuk tempat tumbuh mikrobia.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu agar semua praktikan menguasai semua hal
yang berkaitan dengan praktikum agar menghasilkan hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Khopkar, S.M 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia.


Jakarta.

Laila, Khusucidah 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan


Psikomotorik Siswa kelas XII IPA SMAN 11 Semarang Materi pokok, Univ.
Negeri Semarang.

Lay, W. B. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT.


Raja Grafindo Persada. Hal. 32, 71-73.

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai


Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.

Michael J. dan E.C.S. Cha 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-
Press. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press,
Jakarta.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga

Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo 2008. Biosafety:


Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit.
PT. Multazam Mitra Prima.

Suryowinoto, M 1985. Budidaya Jaringan dan Manfaatnya. Fakultas Biologi


UGM, Yogyakarta

Unus Suriawiria 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung. Angkasa


LAMPIRAN

Ket. 1 Autoklaf Ket. 6 Neraca analitik

Ket. 2 Lampu spiritus

Ket. 7 Erlenmeyer

Ket. 3 Cawan petri

Ket. 8 Mikroskop cahaya

Ket. 4 Laminal air flow

Ket. 9 Beaker glass

Ket. 5 Oven
Ket. 10 Gelas ukur

Ket. 15 Bahan yang digunakan yaitu media PCA

Ket. 11 Inkubator

Ket. 12 Pinset

Ket. 16 Proses penuangan media

Ket. 13 Tabung reaksi

Ket. 17 Penutupan media dengan kapas balut


Ket. 14 Jarum ose kassa
Ket. 18 Pembungkusan dengan kertas coklat Ket. 21 Pembungkusan alat-alat gelas
dengankertas coklat

Ket. 22 Proses pengovenan alat-alat gelas

Ket. 19 Proses memasukkan media ke jaring


kawat autoklaf

Ket. 20 Pemindahan dan penyimpanan media


setelah proses autoklaf

Anda mungkin juga menyukai