Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR 1

OLEH:

NAMA: NUR WAHYUNI DARWIS

NIM: 105831102017

KELAS: ARSITEKTUR 1-A

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2017/2018


Kata pengantar

Bismillahirahmanirahim                                
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu
Rasa syukur patut saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan dan
memberi nikmat kemudahan kepada saya dalam menyusun dan menulis makalah Ilmu Sosial
Budaya Dasar 1 ini.
Hal yang paling mendasar yang mendorong saya menyusun makalah ini adalah tugas
dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), untuk mencapai nilai yang memenuhi
syarat perkuliahan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga atas
bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Andai ada kekurangan dalam makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Makassar , November 02 2017
Penulis,
Daftar isi
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu Sosial Budaya Dasar atau yang disingkat dengan ISBD bukanlah suatu disiplin
ilmu tersendiri, melainkan lebih merupakan kajian yang interdisipliner. Mata kuliah ini
merupakan sumber nilai dan pedoman bagi penye1enggaraan program studi guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup
bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian, pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni.
ISBD memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial budaya. Standar kompetensi yang
ingin dicapai adalah agar mahasiswa dapat menjadi ilmuwan dan profeosional yang berpikir
kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, memiliki kepekaan dan empati
sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan
masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD diharapkan dapat membekali kepada mahasiswa dalam menghadapi tantangan
sosial budaya di lingkungan sekitarnya dan dalam memberi kontribusi bagi pemecahan
masalah-masalah sosial budaya
B. Rumusan masalah
1. Apakah pentingnya pendekatan interdisipliner dalam isbd?
2. Bagaimana kajian isbd dalam Al-qur’an khususnya dalam bidang arsitektur?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya pendekatan interdisipliner dalam isbd dan kajian isbd
dalam al-qur’an khususnya dalam bidang arsitektur

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa diantaranya
sebagai berikut:
1. Memahami pentingnya pendekatan interdisipliner dalam isbd
2. Mengetahui kajian isbd dalam alquran khususnya dalam bidang arsitektur
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pentingnya pendekatan interdisipliner dalam isbd

Sejak semula munculnya Basic Social Studies (Ilmu Sosial Dasar) dan Basic Humanities
(Ilmu Budaya Dasar) sekitar tahun 1970-an dilatarbelakangi oleh pemikiran untuk
mendekatkan berbagai disiplin ilmu, sehingga mendorong Mahasiswa untuk melihat
permasalahan dalam masyarakat secara interdisipliner (Numan Somantri, hlm. 268).
Pentingnya pendekatan interdisipliner ini diharapkan agar mahasiswa dapat melihat masalah
sosial dan budaya secara lebih luas dan komprehensif, sehingga mereka di kemudian hari
dapat berperan serta memecahkan masalah masalah sosial.
Pendekatan ini cocok dengan tuntutan Pasal 5 Ayat (1) Keputusan Dirjen Dikti yang telah
dikemukakan di atas. Apa yang diharapkan dalam Pasal 5 tersebut akan sulit tercapai jika
menggunakan pendekatan monodisiplin, artinya menggunakan disiplin tertentu dalam ilmu-
ilmu sosial dan ilmu-ilmu budaya (seperti sejarah, geografi, hukum, politik, sosiologi,
antropologi, seni, sastra, psikologi sosial) secara terpisah. Tetapi perlu menggunakan
pendekatan multidisiplin secara integratif untuk memecahkan masalah sosial dan budaya,
karena hakikat masalahnya kompleks sehingga memerlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu,
baik secara interdisipliner yang menggunakan berbagai disiplin ilmu secara terpadu dalam
mengkaji suatu masalah maupun crossdisipliner (penggunaan dua disiplin dari sudut pandang
yang berbeda) atau transdisipliner (penggunaan berbagai disiplin ilmu dari sudut pandang
yang berbeda) untuk mengkaji suatu masalah.
Penggunaan pendekatan multidisiplin dalam proses pembelajaran ISBD bisa menggu-
nakan pendekatan struktural, yaitu beberapa disiplin ilmu sosial atau disiplin ilmu budaya
digunakan sebagai alat untuk mengkaji masalah, tetapi sistematika salah satu struktur disiplin
tertentu masih terlihat dominan sebagai pisau analisisnya, karena masalah yang dikaji sangat
erat dan banyak kaitannya dengan disiplin tertentu (misalnya masalah korupsi erat kaitannya
dengan ilmu hukum, kemiskinan dengan ilmu ekonomi, banjir dengan ilmu geografi, dan
sebagainya) sedangkan ilmu-ilmu lain sebagai penunjang analisisnya. Dengan demikian,
seluruh bahan itu harus disusun terlebih dulu secara sistematis menurut salah satu disiplin
utama yang menjadi pokok kajian.
Atau menggunakan pendekatan fungsional, yaitu pembelajaran yang bertitik tolak dari
masalah yang terdapat dalarn masyarakat atau lingkungan Mahasiswa atau masalah sosial-
budaya di mana Mahasiswa terlibat secara langsung. Oleh karena itu, pendekatan fungsional
tidak berangkat dari satu disiplin ilmu, bahkan karena luasnya pembahasan, identitas setiap
disiplin ilmu hampir tidak kelihatan karena banyaknya konsep yang berhimpitan dan
bersintesis. Misalnya saja ketika membahas pergaulan bebas di luar nikah, atau anarki
pascareformasi dikaji faktor historis, faktor politis, faktor yuridis, faktor sosiologis, faktor
kultural, serta faktor sosial-ekonomi.
Karena itu, proses belajar mengajar diawali dengan menentukan dan merumuskan masalah,
mengumpulkan data dan informasi, mengkaji latar belakang dan penyebabnya, mencari
peraturan yang berhubungan, mengkaji kebijakan publik yang berlaku, meneliti bagaimana
sikap masyarakat terhadap masalah tersebut, dan mencari berbagai alternatif solusi sampai
akhirnya memberikan rekomendasi kepada pengambil kebijakan publik untuk memecahkan
masalah tersebut.
Bisa juga digunakan pendekatan interfield, yaitu bertitik tolak dari ruang lingkup yang
luas, misalnya saja masalah humanitis dengan tema reformasi, pembangunan, pemilu, pilkada
demokrasi, multikultur, dan lain-lain yang dikaji dan berbagai bidang ilmu yang cukup luas
seperti bahasa, IPA, pendidikan, agama, teknologi, dan sebagainya. Dalam pendekatan
interfield ini dapat juga digunakan the area approach yang berusaha menyusun bahan kuliah
berdasarkan kebudayaan suatu daerah, misal saja kebudayaan Bali, kebudayaan Jawa Timur,
kebudayaan Betawi, dan lain lain, atas dasar daerah tersebut maka aspek politik, sejarah,
antropologi, ekonomi, pendidikan, teknologi, agama, dan sumber daya alam ikut
melengkapinya.
Menurut Nuhman sumantri dalam ISBD diperlukan beberapa pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan interdisipliner :“diharapkan agar mahasiswa dapat melihat masalah sosial


dan budaya secara lebih luas dan komprehensif, sehingga mereka dikemudian hari dapat
berperan serta memecahkan masalah-masalah sosial”.
2. Pendekatan monodisiplin : “artinya menggunakan tertentu dalam ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu budaya secara terpisah (contoh : sejarah, hukum. geografi, politik, sosiologi,
antropolgi, seni, sastra, psykologi sosial)

3. Pendekatan multidisiplin : “artinya dalam menyelesaikan masalah sosial , dan budaya


diperlukan pendekatan multidisiplin secara integratif, karena msalah yang kompleks
memerlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu , baik secara interdisipliner yang menggunakan
berbagai disiplin ilmu ilmu secara terpadu dalam mengkaji suatu masalahmaupun
crossdisipliner (menggunakan 2 disiplin dari sudut pandang yang berbeda) atau transdisipliner
(penggunaan berbagai disiplin ilmu ari sudut pandang yang berbeda) untuk mengkaji suatu
masalah”

Philip H. Phenik (1964: 6-8) mengemukakan bahwa makna-makna esensial yang melekat
dalam kehidupan masyarakat dan budaya manusia meliputi, yaitu :
            Simbolik,  meliputi bahasa, matematika, termasuk juga isyarat-isyarat, upacara,
tanda-tanda kebesaran, dan sebangsanya. Makna simbolik ini sangat berarti dalam kehidupan
bermasyarkat-berbudaya manusia.
            Empirik, mencakup ilmu kealaman, hayati, kemanusiaan. Makna empirik ini
mengembangkan kemampuan teoritis, konseptual, analitis, generalisasi berdasarkan fakta-
fakta, dan kenyataan yang bisa diamati.
            Estetik, meliputi berbagai seni seperti musik, karya seni, ksenian, sastra dll
            Sinoetik, berkenaan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan kesadaran yang
mendalam. Kedalam makna ini termasuk empati, simpati dan sebangsanya
            Sinoptik, berkenaan dengan pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama,
filsafat.
Dengan demikian ISBD sebagai bagian dari general education bukanlah sebuah disiplin
ilmu, bukan pula merupakan bagian dari disiplin ilmu budaya yang bertujuan untuk membina
mahasiswa untuk menjadi ahli ilmu sosial atau ahli ilmu budaya, akan tetapi merupakan
sebuah studi yang akan menggunakan makna esensial disiplin ilmu sosial dan budaya sebagai
alat menganalisis untuk memecahkan masalah sosial dan budaya yang ada dalam kehidupan
masyarakat.
2. Kajian isbd dalam al-qur’an khususnya dalam bidang arsitektur
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Mahluk Sosial.
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata
individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak
menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada
unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga
dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia
yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki
keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan
genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan
faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri
fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter
atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan
fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial
dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor
bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

1. Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,
selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu. hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak
lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan
untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain,
manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.


b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Kajian Dalam Al-Qur’an


Surah At-Taubah Ayat 71

َّ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر َويُقِي ُمونَ ٱل‬


َ‫صلَ ٰوةَ َوي ُْؤتُونَ ٱل َّز َك ٰوة‬ ِ ‫ْض ۚ يَأْ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬ ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لِيَٓا ُء بَع‬ ُ َ‫َو ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ َو ْٱل ُم ْؤ ِم ٰن‬
ُ ‫ت بَ ْع‬
ٓ
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ َ ِ‫َوي ُِطيعُونَ ٱهَّلل َ َو َرسُولَ ٓۥهُ ۚ أُ ۟و ٰلَئ‬
ِ ‫ك َسيَرْ َح ُمهُ ُم ٱهَّلل ُ ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ ع‬

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka


(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah 9:71)

2. Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya


Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk
yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena
yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan
keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan
atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahannya
dalam kaitannya untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang
tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu
menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan
perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur.
Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur
kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang
beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat
manusia yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu
pengetahuan.

Kajian dalam al-qur’an


Surat Al Baqarah Ayat 30

ُ ِ‫ض خَ لِيفَةً قَالُوا أَتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬


َ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدك‬ ِ ْ‫ك لِ ْل َمالئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع ٌل فِي األر‬
َ ُّ‫َوإِ ْذ قَا َل َرب‬
َ‫ك قَا َل إِنِّي أَ ْعلَ ُم َما ال تَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫َونُقَدِّسُ ل‬

WA IDZ QAALA RABBUKA LILMALAA-IKATI INNII JAA'ILUN FIIL ARDHI


KHALIIFATA QAALUU ATAJ-'ALU FIIHAA MAN YUFSIDU FIIHAA WA
YASFIKUD DIMAA-A WA NAHNU NUSABBIHU BIHAMDIKA WA
NUQADDISULAKA QAALA INNII A'LAMU MAA LAA TA'LAMUUN(A)

Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui".(Q.S Al Baqarah : 30)

 MANUSIA DAN PERADABAN

1.    Makna Manusia
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan
kehendak. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber
kesenian. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan
sumber kegunaan. Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena
manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan
perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Nah, dari hal itulah
kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai peradaban. Contoh :
zaman dahulu, manusia menanam karet dan hanya menunggu hasil berdasarkan
kemampuan alam untuk memproduksi. Tetapi sekarang tidak lagi karena ada
perkembangan seperti pupuk, dan itu akan menumbuhkan karet dengan cepat.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1.    Sebagai makhluk tuhan
2.    Sebagai makhluk individu
3.    Sebagai makhluk sosial budaya

3. Makna Adab dan Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering


dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan. Definisi peradaban menurut Koentjaraningratmenyatakan bahwa
peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti
misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan
masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-
unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka
masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
 Pendidikan
 Kemajuan teknologi dan
 Ilmu pengetahuan.

Kajian dalam Al-Qur’an


Surah al-baqarah ayat 197

ْ ِ‫الرفَثَ َوالفُسُوقَ َوال ِجدَالَف‬


‫يال َح ِّج َو َماتَ ْف َعلُوا ِم ْن‬ َ َ‫ضفِي ِهنَّ ْال َح َّجف‬
َ ‫ْال َحجُّ أ َ ْشهُ ٌر َم ْعلُو َماتٌفَ َم ْنفَ َر‬
‫ب‬
ِ ‫ا‬¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤َ‫ياأللب‬ ْ ِ‫ال َّزا ِدالتَّ ْق َوى َواتَّقُونِيَاأُول‬  ‫إِنَّ َخ ْي َر‬¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤َ‫خَ ي ٍْريَ ْعلَ ْمهُاللَّهُ َوتَ َز َّودُواف‬
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik
dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.

 MANUSIA KERAGAMAN DAN KESETARAAN


         ·  
1. KERAGAMAN MANUSIA
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa    Indonesia
(KBBI) artinya :
1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. laras (tata bahasa)
Keragaman manusia sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. Sehingga
pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis
tertentu. 
 Ada banyak cara mengelola keragaman antara lain dapat dilakukan dengan:
• Untuk mendekonstruksi stereotip dan prasangka terhadap identitas lain
• Untuk mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan identitas yang
berbeda – bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi mengenali latar belakang,
karakter, ekspektasi, dll, makan bersama,  saling berkunjung, dll
• Untuk mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi, dll)
yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat eksklusif
• Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain

Kajian dalam Al-qur’an


surah al-Hujurat Ayat 13  

‫يَاأَيُّهَاالنَّا ُسإِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِلَلِتَ َعا َرفُواإِنَّأ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَاللَّ ِهأ َ ْتقَا ُك ْمإِنَّاللَّهَ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal

2. KESETARAAN MANUSIA

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki


tingkatatau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber
dari pandangan bahwa semua manusia tanpa di bedakan adalah ciptaan dengan keduduk
an yangsama, yaitu sebagai mahluk mulia dan tinggi derajatnya di banding mahluk lain.
di hadapantuhan, di hadapan tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan,
atau, tingkatannya.Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaan manusia
tersebut terhadap tuhan yangmaha esa Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini
berimplikasi pada adanya pengakuaan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. 

Kajian dalam Al-Qur’an

Ayat 35: Persamaan antara laki-laki dan wanita dalam hal amal saleh dan balasan
masing-masingnya.

‫ت‬
ِ ‫ت َوالصَّابِ ِرينَ َوالصَّابِ َرا‬ ِ ‫ت َوالصَّا ِدقِينَ َوالصَّا ِدقَا‬ ِ ‫ت َو ْالقَانِتِينَ َو ْالقَانِتَا‬
ِ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬
ِ ‫إِ َّن ْال ُم ْسلِ ِمينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
ِ ‫ت َو ْال َحافِ ِظينَ فُرُو َجهُ ْم َو ْال َحافِظَا‬
‫ت‬ ِ ‫ت َوالصَّائِ ِمينَ َوالصَّائِ َما‬ َ َ‫ص ِّدقِينَ َو ْال ُمت‬
ِ ‫ص ِّدقَا‬ َ َ‫ت َو ْال ُمت‬ ِ ‫َو ْالخَا ِش ِعينَ َو ْالخَا ِش َعا‬
)٣٥( ‫ت أَ َع َّد هَّللا ُ لَهُ ْم َم ْغفِ َرةً َوأَجْ رًا َع ِظي ًما‬
ِ ‫َوال َّذا ِك ِرينَ هَّللا َ َكثِيرًا َوال َّذا ِك َرا‬

Terjemah Surat Al Ahzab Ayat 35

35. [17]Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim[18], laki-laki dan perempuan


mukmin[19], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar[20], laki-laki dan perempuan yang sabar[21], laki-laki dan
perempuan yang khusyuk[22], laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa[23], laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya[24], laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah[25],
Allah telah menyediakan untuk mereka[26] ampunan[27] dan pahala yang besar[28].

 MANUSIA,NILAI,NORMA,DAN HUKUM

1.      Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism).

2.      Pengertian Nilai
 Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia.

1.   Sifat-Sifat Nilai Adalah Sebagai Berikut:

a.       Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang
bernilai itu. Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita
tidak bias menindra kejujuran itu.

b.      Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.
Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan
nilai keadilan.

c.       Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

Kajian dalam Al-qur’an

١٠﴿  َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِمن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫صاَل ةُ فَانتَ ِشرُوا فِي اأْل َر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫﴾فَإ ِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

62/Al-Jumu’ah-10: Faitha qudiyati alssalatu faintashiroo fee alardi waibtaghoo min


fadli Allahi waothkuroo Allaha katheeran laAAallakum tuflihoona

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

3.       Pengertian Moral
       Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa
Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah
laku batin dalam hidup.
            Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan
tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

a.        Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:

1.    Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

2.    Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.

Kajian dalam Al-Qur’an


Surah an nahl ayat 10
َ ‫س َما ِء َما ۖ ًءلَ ُك ْم ِم ْن ُه‬
ِ ُ‫ش َرابٌ َو ِم ْن ُهش ََج ٌرفِي ِهت‬
َ‫سي ُمون‬ َّ ‫ُه َوالَّ ِذيأ َ ْن َزلَ ِمنَال‬

Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya
menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.

4.      Pengertian Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka
manusia,masyarakat,dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan
sehingga menjadi pameo. Dalam kaitan dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama
dapat direduksi untuk ketertiban.
           
Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum, yaitu:
1.    Mayers menjelaskan bahwa hukum itu adalah semua aturan yang menyangkut
kesusilaan dan ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta sebagai
pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya
2.    Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan larangan untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya masyarakat harus
mematuhinya.
3.    Simorangkir mengatakan bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa
dan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh
lembaga berwenang serta bagi sapa saja yang melanggarnya akan mendapat hukuman.

Kajian dalam Al-Qur’an


Surah an nisa 29
َ‫اض ِم ْن ُك ْم َواَل تَ ْقتُلُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َكان‬ ْ
ٍ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اَل تَأ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر‬
)29( ‫بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

Artinya:                                                                                                                               
Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian di
antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling
ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha
Kasih Sayang kepada kalian.
10
3. MANUSIA,SAINS TEKNOLOGI DAN SENI
1. Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena
manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang
paling berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung, dan berkreasi
sehingga kerja sama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia
2. Sains
Menurut P. Medawar sains dalam istilah Inggris berarti science, berasal dari
bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ilmu pengetahuan. Pengertian pengetahuan
adalah sebagai istilah filsafat yang tidak sederhana dan mudah dipahami secara umum
karena memilikibermacam-macam pandangan serta teori yang melingkupi makna
pengetahuan tersebut. Diantaranya pandangan Aristoteles yang berpandangan bahwa
pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat ditangkap melalui indera. Sedangkan
menurut Bacon danDavid Home, pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan
batin. Tetapi tidak semua ilmu boleh dikatakan sains. Ilmu pengetahuan (sains) yang
sesungguhnya adalah ilmu yang dapat diuji kebenarannya dan dikembangkan secara
bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan yang
ada, sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut bisa dipercayai melalui percobaan
secara teori.

Kajian dalam Al-Qur’an


َ ‫ص ْل‬
ٍ ُ‫صا ٍل ِّم ْن َح َمإ ٍ َّم ْسن‬
﴾٢٦﴿ ‫ون‬ َ ‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ا ِإلن َسانَ ِمن‬
15/Al-Hijr-26: Walaqad khalaqna alinsana min salsalin min hamain masnoonin

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
3. Teknologi
Teknologi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani Kuno techne berarti
seni kerajinan. Dari kata techne, kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti
orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan perkembangan keterampilan tersebut
menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti.
Sehingga keterampilan tersebut menjadi teknik. Diungkapkan Jacques Ellul dalam
tulisannya berjudul The Technological Society tidak mengatakan teknologi tetapi teknik,
meski arti dan maksudnya sama. Teknologi memperlihatkan fenomena dalam
masyarakat sebagai hal inpersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang
kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Batasan ini bukan dalam bentuk teoritis,
melainkan  perolehan aktivitas masing-masing dan observasi fakta dari apa yang disebut
manusia modern denganperlengkapan tekniknya. Jadi teknik menurut Ellul adalah
berbagai usaha, metode, dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan
diperhitungkan sebelumnya.

Kajian dalam Al-Qur’an


Surah an anbiya ayat 80
َ‫صنَ ُكم ِّم ۢنبَأْ ِس ُك ۖ ْمفَهَأْل َنتُ ْم ٰ َش ِكرُون‬ َ ُ‫َو َعلَّ ْم ٰنَه‬
ِ ْ‫ص ْن َعةَلَبُو ٍسلَّ ُك ْملِتُح‬
11
Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). (Al-
Anbiya 21:80)

4. Seni
Menurut Janet Woll seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut Kamus
B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat berupa seni rupa, seni musik dll. Menurut
bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurut istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi
dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri
seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti.
Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang
berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan inspirasi serta tenaga
seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak,
bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu
kemahiran.

Seni juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam. Karya seni selalu bersifat sosial
karena kehadirannya menggambarkan masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan
agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas penting
masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.

Kajian dalam Al-Qur’an


Surat Luqman Ayat 6
ٌ ‫ضلَّ َعن َسبِياِل لل ِهبِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َويَتَّ ِخ َذهَاهُ ُز ًواأُوْ لَئِ َكلَهُ ْم َع َذابٌ ُّم ِه‬
‫ين‬ ِ ُ‫َو ِمنَالنَّا ِس َمنيَ ْشت َِريلَ ْه َو ْال َح ِديثِلِي‬

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan
Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

5. MANUSIA DAN LINGKUNGAN

1. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan
dan mati dan seterusnya. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya
dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun negative.
2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah media dimana makhluk hidup tinggal, mencari kehidupannnya dan
memiliki karakter serta
fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup
yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran yang lebih kompleks dan
riil (Setiadi, 2006).

Kajian dalam Al-Qur-an

﴾٤١﴿  َ‫ْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬ ِ َّ‫ت أَ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَع‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬

30/Ar-Rum-41: Thahara alfasadu fee albarri waalbahri bima kasabat aydee alnnasi


liyutheeqahum baAAda allathee AAamiloo laAAallahum yarjiAAoona

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpualan
 Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu
bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini
adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai
dengan paradigmanya.
 Pendekatan interdisipliner adalah sebuah kajian dengan menggunakan sejumlah
pendekatan atau sudut pandang secara bersamaan sehingga akan mendapat hasil
yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan satu pendekatan saja.
 Ada berapa ciri filsafat yaitu;
 Persoalan filsafat bercorak sangat umum;
 Persoalan filsafat tidak bersifat empiris;
 Menyangkut masalah asasi
 Pendekatan sosiologi merupakan sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi yaitu
ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat
untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang
dihadapi.     
 Pendekatan sejarah dalam mempelajari islam merupakan profil campuran, yakni
sebagian dari praktek tersebut ada yag dipengaruhi oleh sejarah dan ada juga yang
dipengaruhi oeh adat istiadat dan kebudayaan seteempat. Praktik pendidikan dalam
sejarah tidak selamanya mencerminkan apa yang dikehendaki ajaran Al-Qur’an
dan As-sunnah.
 Informasi yang terdapat dalam sejarah bukanlah dogma atau ajaran yang harus
diikuti, melainkan ebuah informasi yang harus dijaidikan bahan kajian dan
renungan, memilah dan memilihbagian yang sesuai dan relevan unuk digunakan.
2. Saran
Demikianlah maklah ini kami sajikan kepada para pembaca, diharapkan kiranya
tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca tentang syirkah. Tentunya kami sadar
bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan manusiawi kami.
Untuk itu kami mengharap kepada pembaca sekalian untuk memberikan saran yang
konstruktif untuk kemajuan ilmu pengetahuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA

https//:google.com

Anda mungkin juga menyukai