Anda di halaman 1dari 3

ECTOPIC PREGNANCY-KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU-KET

Apa Itu??? Ektopik berasal dari bahasa Yunani ‘ektopos’ yang berarti ‘out of
place’.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tidak berada di tempat


normal(uterus). Normalnya setelah terjadi fertilisasi, blastosis akan melewati tuba
uterine sampai akhirnya mengalami implantasi pada lapisan endometrium uterus.
Implantasi yang terjadi di lain tempat itulah yang disebut ektopik.

 Epidemiologi
KET merupakan penyebab 1 dari 200 (5-6%) mortalitas maternal di negara
maju. Menurut WHO angka kejadian KET di Indonesia diperkirakan tidak
jauh berbeda dengan Negara maju. Dari tahun ke tahun insidensi KET
terus meningkat.

 Faktor Risiko
o Pernah mengalami KET sebelumnya
o Sterilisasi Tuba Uterina
o Infertilitas
o Infeksi Genital sebelumnya
o Abortus
o Melakukan hubungan seksual kepada > 1 orang
o Merokok

 Gejala & Tanda


Kebanyakan pasien merasakan tanda-tanda berikut :
a. Nyeri bagian pelvis & perut dirasakan oleh 95% wanita dengan KET
b. Pendarahan Abnormal. Terjadi amenorrhea dengan spotting perdarahan
vagina pada 60-80% wanita penderita KET
c. Perubahan uterus. Perlahan-lahan uterus dapat mengalami pergeseran
posisi karena adanya KET yang terus berkembang
d. Vital Signs. Pada KET yang telah rupture akan mengakibatkan perubahan
drastic pada vital sign, seperti bradikardia dan hipotensi

 Diagnosis
- Tes Laboratorium
a. Human Chorionic Gonadotropin (β-hCG)
b. Serum Progesteron
c. Marker Novel Serum
d. Hemogram
- Sonography
a. Transvaginal Sonography
b. Transabdominal Sonography
- Kuldosentesis
- Laparoskopi

 Komplikasi
- Ruptur Tuba
- Tuba Aborsi
- Kegagalan kehamilan
- Syok Hemorrhagic

 Tatalaksana
1. Operasi
a. Salpingostomy : Prosedur yang digunakan untuk kehamilan kecil yang
belum rupture dengan panjang kurang dari 2 cm dan terletak pada
bagian distal tuba uterina
b. Salpingectomy : Operasi secara radikal, dapat dilakukan pada
kehamilan yang belum rupture maupun yang sudah ruptur

2. Terapi Farmakologi
o Methotrexate
Merupakan antagonis asam folat. Methotrexate akan mengikat kuat
dihydrofolate reduktase, dan memblok reduksi dari dihydrofolate
menjadi tetrahydrofolate yang merupakan bentuk aktif asam folat.
Sehingga sintesis purin dan pirimidin berhenti dan akan menghentikan
sintesis protein, DNA, dan RNA. Methotrexate sangat efektif untuk
mengurangi kecepatan proliferasi jaringan trofoblas pada KET.
Dosis Methotrexate:
Single dose 50 mg/m2 BSA(body surface area)
Multidose 1 mg/kg
Meski begitu, penggunaan Methotrexate sangat berisiko dan memiliki
banyak efek samping seperti penurunan kerja sumsum tulang,
hepatotoksik, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai