Anda di halaman 1dari 15

Supervisor Pembimbing :

dr. Ahmad Khwailid,SP.OG

Anisa Kristianingsih
18360023
 Plasenta akreta = kondisi klinis
ketika bagian dari plasenta, atau
seluruh plasenta, menginvasi
dinding rahim sehingga sulit
terlepas.
 Secara klinis, plasenta akreta
menjadi masalah saat persalinan
ketika plasenta tidak sepenuhnya
terpisah dari rahim dan diikuti
oleh perdarahan obstetrik yang
massif, DIC, histerektomi, dll
 90% pasien plasenta akreta
membutuhkan transfusi darah,
 40% membutuhkan > 10 unit PRC.
 Kematian ibu dengan plasenta akreta
dilaporkan setinggi 7%.
 Studi kohort dari 39.244 wanita yang
menjalani sesar, peneliti
mengidentifikasi 186 termyata dlakukan
cesarean hysterectomy atas indikasi
yang paling sering adalah plasenta
akreta (38%).
 Plasenta akreta menyebabkan 7% -10% dari kasus kematian ibu
di dunia.
 Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa tingkat operasi
caesar telah meningkat di AS dari 5,5% pada tahun 1970
menjadi 32,8% pada tahun 2010.
 Jika tingkat operasi caesar terus meningkat pada tingkat saat
ini, lebih dari 50% dari semua kelahiran di AS diperkirakan
dilakukan dengan operasi caesar pada tahun 2020. Hal ini bisa
mengakibatkan lebih dari 4500 kasus plasenta akreta, dan 130
kematian ibu.2
Plasenta Akreta

Plasenta Adherent Plasenta Inkreta

Plasenta Perkreta

 Plasenta Akreta (PA) didefnisikan sebagai sebuah


implantasi abnormal dari villi plasenta yang
menginvasi miometrium dengan ketiadaan desidua
basalis.
ETIOLOGI FAKTOR RISIKO

 Belum diketahui secara pasti


 Tingginya kadar protein ◦ Usia ibu (>30 tahun)
seperti alpha fetoprotein ◦ Multiparitas
(AFP) ◦ Riw. kuretase
 Jaringan parut pasca operasi ◦ Ablasi endometrium
caesar dan operasi lain di ◦ Hipertensi dalam
rahim. kehamilan
◦ Merokok
GEJALA KLINIS KOMPLIKASI
Komplikasi

 Tidak menunjukkan gejala  Perdarahan Pasca Operasi,


 Gejala yang berhubungan   Emboli Air Ketuban,
Perdarahan vaginal dan  Dic
Kram  Sindrom Gangguan
 Nyeri akut abdomen Pernapasan Akut
 Tromboemboli Pasca
Operasi
 Kegagalan Multisistem
Organ
 Kematian.
 Ultrasonografi
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
 Pemeriksaan Laboratorium

 Patologi Anatomi

 Indeks Plasenta Akreta


 methotrexate
 Manajemen Antepartum
 Manajemen Operatif
 Manajemen Postoperatif
Antenatal operatif
 PAI score  konseling pasien & perencanaan  Tempat operasi  mampu mengelola komplikasi potensial
persalinan  Penilaian anastesi
 SC biasanya direncanakan kehamilan >34minggu  Antibiotik profilaksis
dengan/tanpa pematangan paru
 Persediaan darah
 Sten ureter dapat dipasang preoperatif
Antepartum
 Cesarean histerectomi VS konservatif
Post operatif
 Outcome optimal  Melibatkan anestesi, dokter
 Pantau VS, urin output, vena sentral dan saturasi oksigen
kandungan, dokter bedah panggul seperti ahli
onkologi ginekologi, ahli bedah intensif,  Pantau fungsi ginjal, elektrolit, tanda cedera organ dalam
neonatologis, bedah urologi, ahli hematologi dan  Mobilisasi awal
ahli radiologi intervensi  Antibiotik
 Tegak diagnosis plasenta akreta + pasien anak
 Uterotonik
cukup  sesarean histerektomi
 Perdarahan banyak  kondisi tak stabil 
sesarean histerektomi
 Plasenta akreta + ingin reproduksi lanjut 
konservatif  plasenta ditinggal insitu tanpa
dicoba untuk dilepas
 Informasi cukup
 Informed consent
 Hemodinamik stabil
 Perdarahan tidak aktif
 Setuju monitoring dan follow up ketat
 Antimetabolit  antagonis folat
 Obat antimetabolit dibagi menjadi 3 grup yaitu :
◦ Antagonis folat : Methotrexate (Folex, Mexate)
◦ Antagonis purin : Mercaptopurine dan Thioguanine
◦ Antagonis pirimidin : Cytarabine dan Fluorouracil
 Waktu paruh 12-24 jam
 Inhibisi reduktasi asam dihidrofolic  menginterupsi sintesis
DNA  blok perbaikan sel dan replikasi seluler  terutama
sel trofoblastik
 Sangat efektif pada sel yang aktif membelah

Anda mungkin juga menyukai