PATOLOGI
OBSTETRI &
GINEKOLOGI
Kelompok : 3
Tutor : dr. Ariani Ratri Dewi, Sp.M
TUGAS PRA-TUTORIAL 2
1. Buatlah SOAP Permasalahan Kehamilan dan Plasenta
– Abortus: imminens, komplit, inkomplit, septic
– Infeksi pada kehamilan: TORCH
– Pertumbuhan janin terhambat (IUGR- IUFD)
– Mola hidatidosa
– Kehamilan ektopik-KET
– Hyperemesis gravidarum
– Kehamilan ganda
– Premature ruptur membrane dan preterm premature rupture membrane
– Preeklampsia, eclampsia, hipertensi pada kehamilan
– Abruptio plasenta, solusio plasenta, plasenta akreta, perkreta, inkreta
– Plasenta previa, plasenta letak rendah
– Anemia pada kehamilan
– TBC pada kehamilan
– Diabetes pada kehamilan
– Kala I fase aktif memanjang (protractie, arrest of dilatiation, arrest of
descent)
2. Keislaman dan Medicolegal Visum
3. Keislaman dan Medicolegal untuk gene testing saat kehamilan, genetic
counseling (sejak masa pre-konsepsi), antenatal testing dan newborn
assessment, surrogacy, infanticide, KB, inseminasi buatan & bayi tabung
TUGAS PRA-TUTORIAL 1
B. Proses fertilisasi
C. Tahap perkembangan fertilisasi hingga implantasi
D. Proses implantasi
E. Plasentasi
PLASENTA = Organ pertukaran darah ibu dan janin. Suatu daerah yang
merupakan kesatuan struktur antara selaput ekstraembrionik (fetus) dengan
endometrium induk yang merupakan tempat pertukaran gas dan nutrisi antara
induk dan fetus
MEMPERTAHANKAN KORPUS
LUTEUM UNTUK PRODUKSI
MELISISKAN DINDING MEMBENTUK LAKUNA PROGESTERON
CYTOTROPOBLAST ENDOMETRIUM YANG TERISI PEMB DARAH
Tatalaksana
Penatalaksanaan medis
Perawatan bedah
Operasi darurat tetap menjadi perawatan utama pilihan untuk wanita dengan
perdarahan yang berlebihan, hemodinamik tidak stabil, memiliki tanda-tanda
produk konsepsi yang tertahan terinfeksi, atau memiliki diagnosis sementara
penyakit trofoblas gestasional
KIE
Periode menstruasi normal biasanya berlanjut dalam satu atau dua bulan
setelah keguguran. Aman bagi wanita untuk melanjutkan aktivitas seksual
setelah pendarahan berhenti. Wanita tidak perlu menunda mencoba kehamilan
baru karena alasan medis. Karena sebagian besar keguguran disebabkan oleh
kelainan kromosom, wanita tidak perlu diperiksa secara rutin untuk
mengetahui penyebab lain yang kurang umum dari keguguran kecuali jika
mereka mengalami keguguran berulang
2. Infeksi pada kehamilan: TORCH
(Toxoplasmosis, Other (Parvovirus B19, Varicella-Zoster virus infection,
Syphilis, Hepatitis B), Rubella virus, Cytomegalo virus infection and
Herpes Simplex virus infection.
DEFINISI TOXOPLASMOSIS
Toksoplasmosis biasanya merupakan antropozoonosis jinak , disebabkan oleh
Toxoplasma gondii (T. gondii), protozoa intraseluler obligat.
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
– Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella, sebuah virus yg menyelimuti dan
memiliki RNA beruntai tunggal.
– Virus ini ditularkan lewat pernafasan dan dapat ditemukan dalam darah 5
sampai 7 hari setelah terinfeksi dan menyebar ke seluruh tubuh
PATOFISIOLOGI
– Virus rubela ditransmisikan melalui pernapasan dan mengalami replikasi di
nasofaring dan di daerah kelenjar getah bening.
– Viremia terjadi antara hari ke-5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus
rubela.
– Masa inkubasi virus rubela berkisar antara 14-21 hari.
– Infeksi transplasenta janin dalam kandungan terjadi saat viremia
berlangsung. Infeksi rubela menyebabkan kerusakan janin karena proses
pembelahan terhambat
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING
PATOFISIOLOGI
– HSV tipe 1 berperan sebagian besar infeksi non-genital. HSV tipe 2
ditemukan hampir hanya dari saluran genitalia dan biasanya ditularkan
melalui hubungan seks.
– Penularan ke neonatus terjadi melalui tiga rute: (1) intrauterus pada 5%,
(2) peripartum pada 85%, atau (3) pascanatal pada 10%.
– Janin terinfeksi oleh virus yang keluar dari serviks atau saluran genital
bawah.
– Virus menginvasi uterus setelah ketuban pecah atau ditularkan melalui
kontak dengan janin saat pelahiran
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING
- Serologik dengan
ELISA (untuk
tentukan titer antibodi
IgM, IgG)
- Tes Western Blot
3. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR- IUFD)
DEFINISI
– IUGR didefinisikan sebagai laju pertumbuhan janin yang di bawah normal
mengingat potensi pertumbuhan bayi tertentu sesuai dengan ras dan jenis
kelamin janin.
– Ini juga telah digambarkan sebagai penyimpangan dari atau penurunan
pola pertumbuhan janin yang diharapkan dan biasanya akibat dari potensi
pertumbuhan bawaan yang berkurang atau karena beberapa efek
samping pada janin.
ETIOLOGI
Faktor-faktor seperti usia ibu, jarak antar kehamilan (kurang dari 6 bulan atau
120 bulan atau lebih), kesehatan ibu, kebiasaan perilaku, dan infeksi ibu
mempengaruhi pertumbuhan janin dan bertanggung jawab sebagai
penyebab IUGR.
PATOFISIOLOGI
Faktor Resiko :
1. Usia ibu : Wanita yang berisiko tinggi untuk mengalami mola hidatidosa
adalah wanita dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Status gizi : Status gizi berkaitan dengan tinggi badan, berat badan, dan
BMI ibu sebelum hamil dan saat hamil. Faktor gizi yang berkaitan dengan
kejadian mola hidatidosa adalah kekurangan vitamin A dan kekurangan
protein
3. Riwayat obsteteri : Meliputi riwayat keguguran lebih dari 2 kali, riwayat mola
hidatidosa sebelumnya meningkatkan risiko 10 kali lipat lebih besar, dan
paritas ibu
4. Faktor genetik : Berkaitan dengan kejadian mola hidatidosa adalah daerah
kromosom yang menjadi bakal calon yaitu kromosom 19q13 dan terbanyak
pada kromosom 11p dominan terekspresi dari alel maternal.
5. Gaya Hidup : Merokok , Alkohol
5. Kehamilan ektopik-KET
Kehamilan di luar rahim (ektopik) adalah implantasi dari oosit yang dibuahi di
luar rongga rahim, janin tidak dapat bertahan hidup dan sering tidak
berkembang sama sekali
Etiologi :
– Faktor Tuba: Penyempitan lumen tuba, gangguan silia tuba, operasi dan
sterilisasi tuba yang tidak sempurna, endometritis tuba, tumor
– Faktor Ovum: rapid cell devision, migrasi eksternal dan internal ovum,
perlekatan membran granulosa
– Penyakit radang panggul
– Efek hormonal, meliputi penggunaan kontrasepsi
– Riwayat terminasi kehamilan sebelumnya
6. Hyperemesis gravidarum
Definisi
Merupakan mual dan muntah yang sering terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu dapat ringan atau berat. Keluhan muntah biasanya
sangat hebat dimana segala apa yang dimakan/minum dimuntahkan.
Etiologi
Patofisiologi
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
Faktor Predisposisi
Patomekanisme :
Subjective
Pem. Fisik : pemeriksaan inspekulo terlihat keluar cairan ketuban dari saluran
serviks
Pem. Penunjang:
– Test nitrazin/lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru (basa)
pH 7,1-7,3 => (N:cairan vagina pH 4,5-6,0)
– Tes Fern (tes pakis) : meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran
daun pakis. (kristalisasi natrium klorida )
– USG : jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri sedikit
Assessment
DDx:
– Urinary incontinence
– Crohn's disease
– Lower urinary tract infection
– Rectovaginal fistula
– Urogenital tract trauma or surgery
– Vaginal douches
– Vaginitis
– Vesicovaginal fistula
Komplikasi :
– Risiko infeksi pada janin dan ibu
– peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas
– Respiratory distress syndrome pada bayi
– Perdarahan intraventrikular
– Hipoplasia paru janin
– partus prematur
– prolaps bagian janin terutama tali pusat
Planning
FARMAKO
ECLAMPSI
Merupakan kasus akut pada penderita pre-eklampsia, yang disertai dengan
kejang menyeluruh dan atau koma. dapat timbul pada ante,intra, dan post
partum.
↑ Reaktivitas vaskular
↓ Vasospasme
FARMAKO
KORTIKOSTEROID
– Kontraksi uterus
– Perdarahan
– Nyeri vagina dan tampak kemerahan
Pemeriksaan Penunjang
– Placenta accrete
– Vasa previa
Komplikasi
Penyebab anemia : def. zat besi (75% sering pada ibu hamil),def. As
folat,vit B12, infeksi ex: cacing tambang, talesemia
Patofisiologi
PATOFISIOLOGI :
1. Inhalasi saat bersin,bicara dengan px.TB
2. Dengan ukuran antara 1 dan 5 um
3. Infeksi paru di bag.bronkiolus terminal
4. Difagosit oleh makrofag
5. Reaksi granulomatous
6. Membentuk Fokus gohn (bacilli dormansi)
7. Dapat aktif kembali
14. DM pada Kehamilan
Definisi:
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun
intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama
kehamilan. (WHO-World Health Organisation 2011). Hal ni berlaku baik insulin
atau modifikasi diet hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau
tidak kondisi tersebut terus berlangsung setelah kehamilan. Ini tidak
mengesampingkan kemungkinan bahwa intoleransi glukosa yang belum
diakui mungkin telah dimulai bersamaan dengan kehamilan.
Etiologi:
– Ras/Etnik
– Usia >35 thn
– Obesitas (IMT > 30)
– Riwayat DMG sebelumnya
– Riwayat hipertensi
– Riwayat melahirkan bayi besar (>4 kg)
– Abortus berulang
– Riwayat preeklampsia
– Riwayat glukosuria
Faktor Resiko:
– Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
– Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black,
penduduk asli
– Amerika, atau Asia).
– Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
darah yang
– tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
– Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung
memiliki diabetes).
– Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
– Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
– Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.
– Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
Banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang
diketahui.
Patofisiologi:
– Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi
insulin dengan peningkatan kompensasi sebagai respon β-sel dan
hyperinsulinemia. Resistensi insulin biasanya dimulai pada trimester
kedua dan memaju ke seluruh sisa dari kehamilan. Plasenta sekresi
hormon seperti progesteron, kortisol laktogen, plasenta, prolaktin, dan
hormon pertumbuhan, merupakan penyumbang utama kepada
resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan. Resistensi pada insulin
mungkin berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang
cukup dari glukosa dengan mengubah metabolisme energi ibu dari
karbohidrat ke lemak.
– Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi
insulin dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan
normal. Mereka juga memiliki penurunan dari peningkatan kompensasi
dalam sekresi insulin, khususnya pada fase pertama sekresi insulin.
Penurunan pada insulin fase pertama mungkin menandakan kerusakan
fungsi sel β.
– Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun
sel islet. Prevalensi dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan
GDM berkisar 1,6-38%. Prevalensi autoantibodi lain, termasuk
autoantibodi insulin dan antibody asam glutamat dekarboksilase, juga
telah variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi risiko untuk
mengembangkan bentuk autoimun diabetes di kemudian hari. Akhirnya,
dalam 5% dari semua kasus GDM, β-sel ketidakmampuan untuk
mengkompensasi resistensi insulin adalah hasil dari cacat di β -sel,
seperti mutasi pada glukokinase.
Pemeriksaan Fisik:
– Riwayat DM
– Riwayat BMI > 30 (obes)
– Glukosuria
– Riwayat melahirkan cacat bawaan atau bb > 4000 gram
– Riwayat preeklamsia sebelum UK >20 minggu
Pemeriksaan Penunjang:
– Tes Toleransi Glukosa Oral. Minta ibu untuk makan makanan yang
cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam
sebelum dilakukan pemeriksaan
– Glukosa Darah. Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di
pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram yang
dilarutkan dalam 200 ml air diminum dalam waktu paling lama 5 menit
. Dilanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam
kemudian
Diagnosis:
Tatalaksana:
Non Farmakologi
Farmakologi
IBU
– Preeklamsia/ Eklamsia
– Komplikasi proses persalinan
– Risiko DM tipe 2 di kemudian hari
BAYI
– Makrosomia (ukuran bayi besar)
– Distosia bahu
– Stillbirth
– Kelainan kongenital
– Lahir prematur
– Pertumbuhan janin terhambat
– Hipoglikemia (GD rendah saat lahir)
– Hiperbilirubinemia (kuning setelah lahir)
– Hipokalsemia
15. KALA 1 FASE AKTIF MEMANJANG
Definisi : persalinan yang fase latennya berlangsung lebih dari 8 jam dan
pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat atau bervariasi kurang dari 1
cm setiap jam selama minimal 2 jam setelah kemajuan persalinan, kurang dari
1,2 cm per jam pada primigravida, lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 cm
sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada
5 persen persalinan dan pada primigravida insidenya dua kali lebih besar dari
pada multigravida.
Fase kala 1 :
a. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam dari pembukaan 4 cm
menjadi 9 cm
c. Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
jadi 10 cm.
Etiologi :
Subjektif :
– Pada ibu: gelisah; letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernapasan cepat, dan meteorismus (perut kembung).
– Pada janin: djj cepat/tidak teratur, air ketuban bercampur mekonium,
warna hijau, berbau, kematian janin (Mochtar, R. 1998).
Pemeriksaan penunjang :
KEISLAMAN
Di dlm Al Qur’an :
(QS. Al-Isra’:32)
Hukum Nikah :
Hukum asal = Sunnah
menjadi Wajib bagi yg sudah mampu dan khawatir terjerumus dlm zina
~ Qs An-Nisa’:3
sukai…..
• Perintah menikahkan
~Qs An-Nuur:32
- Penyimpangan seksual :
Zina masuk katagori dosa besar (larangan keras), shg segala hal yg terkait dg
zina >haram
QS Al-Isra’:32
... وال تقرب الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيال
QS Al-An’aam:151
..... وال تقربوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن
2. LGBT
Perilaku homoseksual dihukumi sama dengan zina.
Qs An-Nisa’:15-16
• .... والتي يأتين الفاحشة من نسائكم فاستشهدوا عليهن أربعة منكم
• ..... والذان يأتيامها منكم فأذوا هما
3. Transgender (OGK)
Adalah kondisi patologis (fisik dan atau psikis)
> Rehabilitasi / koreksi dilakukan berdasar kelainannya.
Pada dasarnya jenis kelamin manusia ada 2 (laki-laki dan perempuan)
Qs al-Hujuraat:13
• .... ياأيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى
Beberapa pendapat tentang OGK :
- Bila ada ketidak jelasan kromosomal, dipilih yang lebih kuat identitas
gendernya
MEDICOLEGAL VISUM
Cara kematian
• Tidak wajar >>>>, pembunuhan >>>>
• Dilihat metode APC yang digunakan
• Disesuaikan dengan usia kehamilan yang akan diaborsi
• sisa kehamilan
Pembuatan Visum
Pokok isi kesimpulan:
1. Korban hamil / tdk
2. Ada tanda tindakan aborsi / tdk
3. Apa sebab kematiannya
4. Apakah sebab kematian berhubungan dengan tindakan aborsi
Contoh:
Diperiksa jenazah wanita dalam keadaan hamil. Pada organ kelamin dalam
ditemukan luka memar dan robekan serta sisa janin. Ditemukan tanda kehilangan
banyak darah. Sebab kematian adalah akibat kehilangan banyak darah
akibat……………………………………
KEISLAMAN DAN MEDIKOLEGAL
Keislaman reproduksi :
Terjaganya reproduksi secara baik & benar - Nasab, mahram, pengasuhan, waris,
dll.
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan. Kami beri rizqi dari yg baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yg sempurna atas kebanyakan makhluq yg Kami ciptakan.
Penyimpangan dari syari’at ALLAH dapat mendegradasi manusia dari status mulia
tsb.
● Penghuni jahannam itu, sebagian besar adalah jin dan manusia, karena tidak
mau memahami ajaran ALLAH dengan :
Nurani
Mata
Telinga
Di dlm Al Qur’an :
c. Free β-hCG
- Rantai bebas Gonadotropin Chorionik sangat tinggi pada awal trimester
pertama kemudian menurun pada akhir trimester pertama
- ßhCG Bebas lebih tinggi pada Kehamilan Down selama periode screening
trimester pertama.
2. Genetic counseling
Konseling genetik adalah proses di mana individu yang terkena, atau berisiko
terhadap masalah yang mungkin bersifat genetik atau turun-temurun, diberitahu
tentang konsekuensi gangguan tersebut, kemungkinan menderita atau
menularkannya kepada keturunan mereka, dan cara potensial untuk mengobati atau
menghindari terjadinya malformasi atau penyakit yang dimaksud
a. Amniosentesis
5. KB (Keluarga Berencana)
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Tanpa alat : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode
Kalender, Metode Lendir Serviks Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Dengan
alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida
b. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang
tidak mengandung hormon. AKDR yang mengandung hormon
Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu
• Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
• Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
c. Metode Kontrasepsi Mantap
MOW adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. MOP vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma
tidak dapat keluar atau ejakulasi
d. Jenis KB Pil . Monofasik, Bifasik, Trifasik
e. Jenis kontrasepsi Suntik
• Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di
daerah pantat).
• Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik
intramuscular (di daerah pantat atau bokong).
f. Jenis kontrasepsi Implant
• Norplant: lama kerjanya 5 tahun.
• Implanon: lama kerjanya 3 thn.
• Jadena dan indoplant : lama kerja 3 tahun
6. SURROGACY
– Dalam sistem Hukum Indonesia terdapat pengaturan dalam Pasal 42
Undang-Undang Perkawinan dimana menyatakan anak sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.
– Terkait dengan anak yang lahir dari surrogate mother apabila dihubungkan
dengan peraturan, akan terjadi status seperti berikut:
a) Apabila anak itu dilahirkan dari wanita (surrogate mother) yang
terikat dalam perkawinan (mempunyai suami) maka anak tersebut
akan berkedudukan sebagai anak sah dari wanita tersebut dan
suaminya.
b) Apabila anak itu lahir dari (surrogate mother) yang tidak terikat
dalam perkawinan, maka anak tersebut akan berkedudukan sebagai
anak luar kawin dari wanita tersebut. Ada beberapa pendapat
7. Infanticide (Aborsi)
Dalam Undang-Undang No.36/2009 tentang Kesehatan, pada pasal 75 ayat 1
menyebutkan:
a) Setiap orang dilarang melakukan aborsi
b) Dikecualikan berdasarkan indikasi medik,tidakan ayat 2 hanya dapat
dilakukan melalui konseling pra tindakan, pasca tindakan oleh konselur
yang kompeten dan berwenang.
c) Ketentuan lanjut pada ayat 2, 3 diatur di PP
Indikasi medik yang dipertimbangkan dalam Undang-Undang No.36/2009
tentang Kesehatan, pada pasal 75 ayat 2 menyebutkan:
– Mengancam nyawa ibu &/ janin
– Penyakit genetic berat &/ cacat bawaan yang tidak dapat diperbaiki
– Faktor kehamilannya sendiri (KET, mola, kehamilan mati, kel.
plasenta)
– Penyakit diluar kehamilan (Ca cervix, Ca mammae aktif)
– Penyakit sistemik ibu (toxemia gravidarum, DM berat, penyakit ginjal)
– Kehamilan karena perkosaan dengan trauma psikologis
8. Inseminasi Buatan
Dalam Undang-Undang No.23/1992 tentang Kesehatan, pada pasal 16
menyebutkan:
a. Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir
untuk membantu suami istri mendapat keturunan.
b. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan
ketentuan :
– hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan,
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
– dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
– pada sarana kesehatan tertentu.
9. BAYI TABUNG
– Bayi tabung adalah merupakan individu yang proses pembuatannya diluar
tubuh wanita (memasukkan sperma ke kelamin wanita tanpa senggama)
– Dalam bahasa Arab, disebut dengan istilah: At-Talqihus-Sina’i.