Anda di halaman 1dari 57

BLOK 3.

PATOLOGI
OBSTETRI &
GINEKOLOGI

Reporting Tutorial Kelompok


(Skenario 1)

Kelompok : 3
Tutor : dr. Ariani Ratri Dewi, Sp.M

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
 TUGAS PRA-TUTORIAL 1
1. Mekanisme Terjadinya Konsepsi, Implantasi, dan Plasentasi
2. Tanda-tanda Kehamilan Pasti dan Tidak Pasti, Perubahan Fisiologis dari
Kehamilan

 TUGAS PRA-TUTORIAL 2
1. Buatlah SOAP Permasalahan Kehamilan dan Plasenta
– Abortus: imminens, komplit, inkomplit, septic
– Infeksi pada kehamilan: TORCH
– Pertumbuhan janin terhambat (IUGR- IUFD)
– Mola hidatidosa
– Kehamilan ektopik-KET
– Hyperemesis gravidarum
– Kehamilan ganda
– Premature ruptur membrane dan preterm premature rupture membrane
– Preeklampsia, eclampsia, hipertensi pada kehamilan
– Abruptio plasenta, solusio plasenta, plasenta akreta, perkreta, inkreta
– Plasenta previa, plasenta letak rendah
– Anemia pada kehamilan
– TBC pada kehamilan
– Diabetes pada kehamilan
– Kala I fase aktif memanjang (protractie, arrest of dilatiation, arrest of
descent)
2. Keislaman dan Medicolegal Visum
3. Keislaman dan Medicolegal untuk gene testing saat kehamilan, genetic
counseling (sejak masa pre-konsepsi), antenatal testing dan newborn
assessment, surrogacy, infanticide, KB, inseminasi buatan & bayi tabung
TUGAS PRA-TUTORIAL 1

1. Mekanisme Terjadinya Konsepsi, Implantasi, dan Plasentasi


A. Transport ovum dan sperma ke tempat

B. Proses fertilisasi
C. Tahap perkembangan fertilisasi hingga implantasi

D. Proses implantasi
E. Plasentasi
PLASENTA = Organ pertukaran darah ibu dan janin. Suatu daerah yang
merupakan kesatuan struktur antara selaput ekstraembrionik (fetus) dengan
endometrium induk yang merupakan tempat pertukaran gas dan nutrisi antara
induk dan fetus

BLASTOKISTA TERKUBUR SYNSITIOTROFOBLAST


DALAM DESIDU

TROFOBLAST AKAN TERUS BERINVASI


MEMBENTUK LAKUNA YANG TERISI PEMBULUH PRODUKSI HORMON HCG
DARAH JANIN

MEMPERTAHANKAN KORPUS
LUTEUM UNTUK PRODUKSI
MELISISKAN DINDING MEMBENTUK LAKUNA PROGESTERON
CYTOTROPOBLAST ENDOMETRIUM YANG TERISI PEMB DARAH

S/D PLASENTA TERBENTUK PADA


TERBENTUK INTERVILLUS SPACE MINGGU 12 KORPUS LUTEUM
(TEMPAT PERTUKARAN DARI A/V BEREGENERASI
IBU KE A/V JANIN
2. Tanda-tanda Kehamilan Pasti dan Tidak Pasti, Perubahan Fisiologis dari
Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
Tanda pasti kehamilan
– Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.
– Denyut jantung janin a) Didengar dengan stetoskop monoral leannec. b)
Dicatat dan didengar alat Doppler. c) Dicatat dengan feto
elektrokardiogram. d) Dilihat pada ultrasonografi (USG).
– Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
– Amenorea Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT + 7) dan (bulan HT + 3).
– Nausea and Vomiting Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari,
maka disebut morning sickness.
– Mengidam Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
– Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa
pingsan.
– Anoreksia Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian
nafsu makan timbul kembali.
– Fatigue
– Mammae membesar Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri
disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat membesar.
– Miksi Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
– Konstipasi / obstipasi Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun
oleh pengaruh hormon steroid.
– Pigmentasi kulit Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher
dan dinding perut (linea nigra=grisea).
– Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
– Pemekaran vena-vena (varises). Terjadi pada kaki, betis dan vulva.
Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
Perubahan Fisiologi Kehamilan

– Perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yaitu :


– Perubahan pada sistem reproduksi
a) Uterus, a) Ukuran rahim membesar. b) Berar dari 30 gram menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan. c) Bentuk dan konsistensi menjadi
lebih panjang dan lunak (tanda hegar, dan pisscacek. d) Terjadi
vaskularisasi.
b) Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan.
c) Ovarium Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum
sampai terbentuknya plasenta yang mengambil pengeluaran estrogen
dan progesteron.
d) Payudara sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara
dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron dan sosamomamotropi.
– Perubahan pada organ dan sistem lainya
a) Sirkulasi darah ibu, a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin. b)
Hubungan langsung antara arteri dan vena pada retnoplasenter. c)
Pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron. d) Volume
darah semakin meningkat dan jumlah serum lebih dari pertumbuhan
sel terjadi hemodilusi. e) Mengalami anemia fisiologi akibat dari
hemodilusi.
b) Sistem pencernaan Pengaruh estrogen yang meningkat, pengeluaran
asam lambung menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, emesis
gravidarum, terasa panas dilambung akibat pengaruh progesteron
menimbulkan gerakan usus semakin lambat sehingga terjadi
konstipasi.
c) Sistem respirasi Terjadi desakan diagfragma karena dorongan atau
pembesaran rahim adan akibat dari kebutuhan oksigen yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam.
d) Perubahan pada kulit Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, strie
alba, strie nigra, pigmentasi pada mamae atau papila mamae.
e) Perubahan metabolism, a) Metabolisme basal naik 15-20 %. b)
Keseimbangan asam basa meiurun akibat hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral untuk janin. c) Kebutuhan nutrisi meningkat. d)
Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5-16,5 kg selama
hamil atau 0,5 kg per minggu.
TUGAS PRA-TUTORIAL 2

1. Abortus: imminens, komplit, inkomplit, septic


Keguguran didefinisikan sebagai hilangnya kehamilan intrauterin secara
spontan, yang terjadi sebelum janin dapat bertahan hidup di luar rahim. Saat
ini, batas kelangsungan hidup ditetapkan pada usia kehamilan 24 minggu,
tetapi hal ini mungkin akan berubah dengan perbaikan di masa mendatang
dalam perawatan neonatal

Tatalaksana

- Merekomendasikan rujukan awal semua wanita dengan nyeri dan


pendarahan pada awal kehamilan ke unit kehamilan awal setempat.
- Segera rujuk wanita yang mengalami gejala parah atau tanda
ketidakstabilan kardiovaskular dan infeksi ke unit gawat darurat terdekat
karena beberapa mungkin mengalami kehamilan ektopik pecah yang tidak
terdiagnosis.
- Wanita asimtomatik dengan riwayat keguguran dini dapat dirujuk untuk
pemindaian ultrasonografi pada usia kehamilan tujuh atau delapan minggu
untuk membantu mengurangi kecemasan dan memberikan kepastian
bahwa kehamilan berlangsung secara normal.
- Expectant management = pendekatan secara alami

Kebanyakan keguguran sembuh secara spontan dan penatalaksanaan ini


harus ditawarkan sebagai strategi penatalaksanaan lini pertama

Wanita biasanya disarankan untuk menunggu selama dua minggu sampai


keguguran selesai, tetapi aman untuk melanjutkan dengan manajemen hamil
lebih lama jika tidak ada tanda-tanda infeksi.

Penatalaksanaan medis

- Obat yang paling umum digunakan adalah misoprostol analog


prostaglandin, yang dapat diberikan dalam dosis tunggal atau terbagi. Ini
dilisensikan untuk penggunaan oral saja, tetapi juga dapat diberikan
secara vagina, sublingual, atau rektal. (misoprostol dosis tunggal 800 µg
transvaginal)

Perawatan bedah

Operasi darurat tetap menjadi perawatan utama pilihan untuk wanita dengan
perdarahan yang berlebihan, hemodinamik tidak stabil, memiliki tanda-tanda
produk konsepsi yang tertahan terinfeksi, atau memiliki diagnosis sementara
penyakit trofoblas gestasional

KIE

- Perlakukan semua wanita yang mengalami keguguran dengan hormat dan


sensitif; beri mereka penjelasan yang jelas tentang proses, prosedur, dan
opsi; dan beri mereka waktu untuk membuat keputusan, jika memungkinkan
secara klinis.
- Memberi wanita selebaran, alamat web, dan nomor telepon bantuan untuk
organisasi pendukung.
- Beberapa wanita mungkin mengalami kecemasan dan depresi setelah
keguguran dan mereka mungkin mendapat manfaat dari menerima
konseling tambahan dan dukungan psikologis
Apa yang diharapkan selama masa pemulihan?

Periode menstruasi normal biasanya berlanjut dalam satu atau dua bulan
setelah keguguran. Aman bagi wanita untuk melanjutkan aktivitas seksual
setelah pendarahan berhenti. Wanita tidak perlu menunda mencoba kehamilan
baru karena alasan medis. Karena sebagian besar keguguran disebabkan oleh
kelainan kromosom, wanita tidak perlu diperiksa secara rutin untuk
mengetahui penyebab lain yang kurang umum dari keguguran kecuali jika
mereka mengalami keguguran berulang
2. Infeksi pada kehamilan: TORCH
(Toxoplasmosis, Other (Parvovirus B19, Varicella-Zoster virus infection,
Syphilis, Hepatitis B), Rubella virus, Cytomegalo virus infection and
Herpes Simplex virus infection.

DEFINISI TOXOPLASMOSIS
Toksoplasmosis biasanya merupakan antropozoonosis jinak , disebabkan oleh
Toxoplasma gondii (T. gondii), protozoa intraseluler obligat.

PATOFISIOLOGI

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

- Mikrosefalus atau Pemeriksaan Fisik : Ddx : - Spiramycine 3x1 gr


Hidrosefalus 3x sehari 1 tablet
- Retardasi mental Secara klinis sukar ditentukan - Cytomegalovir - vitamin B Complex
dengan gangguan karena gejala-gejalanya tidak us - Rujuk
motorik spesifik atau bahkan tidak - Varicella
- Kalsifikasi menunjukkan gejala (subklinik) zooster
intraserebral infection
- Kejang dan - Brain abses
enchepalitis Pemeriksaan Penunjang :
- Pada bayi premature
dapat terjadi Perlu pemeriksaan
pembesarahn hepar, laboratorium Anti-Toxoplasma
limpa dan KGB IgG, IgM, dan IgA, serta
- Kariokarinetis Aviditas Anti-Toxoplasma
(kelainan mata)
DEFINISI RUBELLA VIRUS
Rubella merupakan virus RNA yang termasuk dalam genus Rubivirus, famili
Togaviridae, dengan jenis antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi silang
dengan sejumlah grup Togavirus lainnya

ETIOLOGI
– Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella, sebuah virus yg menyelimuti dan
memiliki RNA beruntai tunggal.
– Virus ini ditularkan lewat pernafasan dan dapat ditemukan dalam darah 5
sampai 7 hari setelah terinfeksi dan menyebar ke seluruh tubuh

PATOFISIOLOGI
– Virus rubela ditransmisikan melalui pernapasan dan mengalami replikasi di
nasofaring dan di daerah kelenjar getah bening.
– Viremia terjadi antara hari ke-5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus
rubela.
– Masa inkubasi virus rubela berkisar antara 14-21 hari.
– Infeksi transplasenta janin dalam kandungan terjadi saat viremia
berlangsung. Infeksi rubela menyebabkan kerusakan janin karena proses
pembelahan terhambat
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

- Pada orang dewasa: Pemeriksaan DDX : – Tidak ada terapi


demam ringan, Penunjang : spesifik untuk rubela.
ruam generalisata - Impetigo : Terdapat – Pasien dianjurkan
wajah-badan- Pemeriksaan lesi seperti jerawat
yang dikelilingi oleh untuk berhati-hati
ekstremitas, serologi :
atralgia, kulit eritematosa menjaga percikan
diagnosis dibuat ludah selama 7 hari
limfadenopati - Kawazaki disease :
dari analisis Terdapat demam, setelah awitan ruam
kepala dan leher
serologis (IgM mukosa merah di – Terapi simptomatik
Sindrom Rubela Rubela) mulut, – Rujuk
Kongenital pembengkakan
lymph nodes Pencegahan
- Kebutaan
- Tuli Vaksin MMR
- Kelainan jantung
- Keterbelakangan
mental
DEFINISI CYTOMEGALO VIRUS
– Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo yang termasuk dalam
golongan virus herpes.
– Sitomegalovirus (CMV) adalah infeksi perinatal tersering di negara maju,
dan bukti infeksi janin ditemukan pada 0,2 sampai 2 % dari semua
neonatus.
CARA PENULARAN
Virus CMV ada dalam cairan tubuh pasien CMV dan ditularkan melalui kontak
selaput lendir (mulut dan kelamin). Selain itu, penularan CMV bisa melalui
transfusi darah, dan pada bayi umumnya tertular pada saat masih dalam
kandungan atau dari ASI.

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

- Kematian janin - Infeksi primer DDX : - Terapi


dalam kandungan didiagnosis oleh simptomatik
- Kelahiran serokonversi IgG - Tuberkulosis : - Obat anti CMV:
prematur spesifik-CMV dalam Granuloma Ganciclovir,
- Ukuran kepala serum akut dan kaseosa Foscarnet,
bayi kecil konvalesen yang - Candida albicans Cidofivir, dan
- Kulit dan mata diperiksa secara : infiltrat subretinal Valaciclovir
berwarna kuning bersamaan. kuning - Rujuk
- Bercak/ruam kulit - CT-Scan atau MRI - Toksoplasmosis
berwarna kuning (bila curiga
keunguan mikroseflus,
- Keterlambatan kalsifikasi serebrum,
pertumbuhan dll)
bayi

DEFINISI HERPES SIMPLEX VIRUS


Ini merupakan virus yang dapat menyebabkan herpes, baik oral maupun
genital, pada orang dewasa. Ini ditemukan dalam dua bentuk HSV 1 dan 2.
HSV1 menyebabkan gingivostomatitis, faringitis.

PATOFISIOLOGI
– HSV tipe 1 berperan sebagian besar infeksi non-genital. HSV tipe 2
ditemukan hampir hanya dari saluran genitalia dan biasanya ditularkan
melalui hubungan seks.
– Penularan ke neonatus terjadi melalui tiga rute: (1) intrauterus pada 5%,
(2) peripartum pada 85%, atau (3) pascanatal pada 10%.
– Janin terinfeksi oleh virus yang keluar dari serviks atau saluran genital
bawah.
– Virus menginvasi uterus setelah ketuban pecah atau ditularkan melalui
kontak dengan janin saat pelahiran
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

- Bayi lahir mati Pengambilan sampel DDX : - Asiklovir 400mg


- Bayi ikterik (untuk diperiksa kultur per oral 3 x 1
- Bayi dengan lesi virus, visualisasi elektron - Candidiasis selama 7 -10 hari
kecil dikulit atau - Chancroid - Valasiklovir 1
mikroskop, serologik, dan - Sifilis
dimulut gram per oral
- Kejang amplifikasi DNA) 2X1 selama 7-10
- Gangguan nafas hari
- Hapusan pada lesi
- Mudah terjadi - Rujuk
- Cairan vesikel
perdarahan
- Biopsi jaringan
Pemeriksaan Lab :

- Serologik dengan
ELISA (untuk
tentukan titer antibodi
IgM, IgG)
- Tes Western Blot
3. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR- IUFD)
DEFINISI
– IUGR didefinisikan sebagai laju pertumbuhan janin yang di bawah normal
mengingat potensi pertumbuhan bayi tertentu sesuai dengan ras dan jenis
kelamin janin.
– Ini juga telah digambarkan sebagai penyimpangan dari atau penurunan
pola pertumbuhan janin yang diharapkan dan biasanya akibat dari potensi
pertumbuhan bawaan yang berkurang atau karena beberapa efek
samping pada janin.

ETIOLOGI

Faktor-faktor seperti usia ibu, jarak antar kehamilan (kurang dari 6 bulan atau
120 bulan atau lebih), kesehatan ibu, kebiasaan perilaku, dan infeksi ibu
mempengaruhi pertumbuhan janin dan bertanggung jawab sebagai
penyebab IUGR.
PATOFISIOLOGI

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

- Berat badan lahir Pemeriksaan Fisik Komplikasi : - Istirahat yang cukup


rendah ( BBLR ) - Berat badan Ibu tidak - Perbaiki pola makan
- Malnutrisi saat bertambah - Hipotermia dan asupan nutrisi
lahir - Tinggi fundus uteri yg - Hipoksia - Pengawasan
- Retardasi tidak sesuai dengan - Imunologis berulang untuk
pertumbuhan usia kehamilan doppler
dalam rahim Pemeriksaan Penunjang - Operasi caesar
- Gejala morning - USG
sickness - USG Doppler
berkurang - Biophysical profile
(BPP)
4. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah salah satu penyakit yang termasuk ke dalam
Gestational Trophoblastic Disease (GTD), yaitu tumor pada trophoblast yang
mengelilingi blastokista dan berkembang menjadi korion dan amnion
Jenis:
– Complete: biasanya terjadi diploid dan berasal dari androgenetik.
Sebagian besar mempunyai kariotipe 46,XX, dan sedikit yang memiliki
kariotipe 46,XY. Jenis ini terdiri dari vili karionik hidropik difus dengan
hiperplasia trofoblas yang membentuk massa pada vesikel, dan biasanya
tidak ditemukan adanya janin dan perkembangan embrio.
– Partial: biasanya triploid dengan 1 maternal dan 2 paternal haploid, baik
dari pembuahan dispermik atau dari pembuahan dengan sperma yang
tidak berkurang. Terdapat janin dengan plasenta yang besar, namun
biasanya meninggal dalam beberapa minggu setelah pembuahan

Faktor Resiko :

1. Usia ibu : Wanita yang berisiko tinggi untuk mengalami mola hidatidosa
adalah wanita dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Status gizi : Status gizi berkaitan dengan tinggi badan, berat badan, dan
BMI ibu sebelum hamil dan saat hamil. Faktor gizi yang berkaitan dengan
kejadian mola hidatidosa adalah kekurangan vitamin A dan kekurangan
protein
3. Riwayat obsteteri : Meliputi riwayat keguguran lebih dari 2 kali, riwayat mola
hidatidosa sebelumnya meningkatkan risiko 10 kali lipat lebih besar, dan
paritas ibu
4. Faktor genetik : Berkaitan dengan kejadian mola hidatidosa adalah daerah
kromosom yang menjadi bakal calon yaitu kromosom 19q13 dan terbanyak
pada kromosom 11p dominan terekspresi dari alel maternal.
5. Gaya Hidup : Merokok , Alkohol
5. Kehamilan ektopik-KET
Kehamilan di luar rahim (ektopik) adalah implantasi dari oosit yang dibuahi di
luar rongga rahim, janin tidak dapat bertahan hidup dan sering tidak
berkembang sama sekali
Etiologi :

– Faktor Tuba: Penyempitan lumen tuba, gangguan silia tuba, operasi dan
sterilisasi tuba yang tidak sempurna, endometritis tuba, tumor
– Faktor Ovum: rapid cell devision, migrasi eksternal dan internal ovum,
perlekatan membran granulosa
– Penyakit radang panggul
– Efek hormonal, meliputi penggunaan kontrasepsi
– Riwayat terminasi kehamilan sebelumnya
6. Hyperemesis gravidarum
Definisi
Merupakan mual dan muntah yang sering terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu dapat ringan atau berat. Keluhan muntah biasanya
sangat hebat dimana segala apa yang dimakan/minum dimuntahkan.
Etiologi

– hCG tinggi oleh plasenta


– Kadar estrogen serum tinggi dengan HG menunjukkan peran hormon
estrogen dalam pathogenesis penyakit.
– penurunan estrogen dan pengosongan lambung, juga penyebab untuk
menurunkan keasaman lambung dan pertumbuhan H. pylori.
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
– Peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi
faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesterone
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis
gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda
– Bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidak
seimbangan elektrolit, serta apat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai u/ keperluan energy
7. Kehamilan ganda
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan kembar ialah
suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada didalam kandungan
selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita
dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.

Patofisiologi

Kehamilan ganda dapat dibedakan menjadi :

- Kehamilan ganda monozigotik


 Kehamilan ganda monozigotik artinya kehamilan berasal dari satu sel
telur, sehingga keduanya memiliki jenis kelamin yang sama dan genotip
yang identik
 Kehamilan monozigotik diakibatkan terjadi pembelahan pada oosit
pasca fertilisasi
- Kehamilan ganda dizigotik
 Kehamilan ganda dizigotik artinya kehamilan berasal dari 2 sel telur
yang dibuahi oleh 2 sperma yang berbeda
 Hal ini mengakibatkan keduanya tidak memiliki genotip yang identic
 2/3 kehamilan ganda umumnya bersifat dizigotik, sementara hanya 1/3
yang bersifat monozigotik

SUBYEKTIF

Besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya amenorea

OBYEKTIF

Hasil palpasi abdomen mengarah ke kehamilan ganda:

– Kepala janin relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran uterus


– Teraba 2 balotemen atau lebih
– Terdengar lebih dari satu denyut jantung bayi dengan menggunakan
stetoskop fetal

Faktor Predisposisi

– Usia ibu > 30 tahun


– Konsumsi obat untuk kesuburan
– Fertilisasi in vitro
– Faktor keturunan
8. Premature ruptur membrane dan preterm premature rupture membrane
Definisi: pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum terjadinya tanda-
tanda persalinan , mengacu pada pasien yang usia kehamilan >37 minggu
Etiologi: melemahnya membran secara fisiologis yang dikombinasikan dengan
kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi uterus

Patomekanisme :

Subjective

– Adanya cairan yang keluar secara tiba-tiba dari jalan lahir


(merembes/menetes)
– Demam
– Bercak vagina yg banyak
– Nyeri perut
Objective

Pem. Fisik : pemeriksaan inspekulo terlihat keluar cairan ketuban dari saluran
serviks

Pem. Penunjang:
– Test nitrazin/lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru (basa)
pH 7,1-7,3 => (N:cairan vagina pH 4,5-6,0)
– Tes Fern (tes pakis) : meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran
daun pakis. (kristalisasi natrium klorida )
– USG : jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri sedikit
Assessment

DDx:

– Urinary incontinence
– Crohn's disease
– Lower urinary tract infection
– Rectovaginal fistula
– Urogenital tract trauma or surgery
– Vaginal douches
– Vaginitis
– Vesicovaginal fistula
Komplikasi :
– Risiko infeksi pada janin dan ibu
– peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas
– Respiratory distress syndrome pada bayi
– Perdarahan intraventrikular
– Hipoplasia paru janin
– partus prematur
– prolaps bagian janin terutama tali pusat
Planning

– Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio


sesarea.
– Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali.
– Profilaksis Streptococcus Grup B harus diberikan sesuai indikasi
9. Preeklampsia, eclampsia, hipertensi pada kehamilan
PRE-EKLAMSI
merupakan kondisi spesifik pada kehamilan diatas 20 minggu yag ditandai
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflmasi spesifik dengan dengan aktivasi endotel dan koagulasi
a. FAKTOR RESIKO :
– Beresiko Tinggi
– Penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya
– Penyakit ginjal kronis
– Penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik atau sindrom
antifosfolipid
– Trombofilia yang diturunkan atau didapat
– Diabetes Mellitus type 2
– Hipertensi kroniS
b. Beresiko Sedang
– Kehamilan pertama (Nulliparity)
– Usia 40 tahun atau lebih (usia ibu lanjut).
– Interval kehamilan lebih dari 10 tahun
– Obesitas
– Riwayat keluarga pre-eklamsia
– Kehamilan ganda
Subjective Objective Diagnosis Tatalaksana

• Sakit kepala PEMERIKSAAN FISIK : DIAGNOSA Pre – eklampsia Ringan :


• Gangguan BANDING :
visual • Pre-eklampsia Ringan : • Dapat dirawat jalan
• Proteinuri TD 140/90 mmHg pada • Hipertensi dengan pengawasan
• Oliguri usia kehamilan >20 gestasional dan kunjungan
• Hipertensi minggu • Hipertensi Kronik antenatal yang lebih
• Chest pain • Pre-eklampsia Berat : TD dengan sering
• Dispneu > 160/ 110 mmHg Superimposed Pre • Dianjurkan untuk
• Epigastric PEMERIKSAAN – eklampsia banyak istirahat
pain PENUNJANG : KOMPLIKASI ; • Diet cukup protein
• Nausea dengan rendah karbo,
• Shock • Pre – eklampsia Ringan : • Pertumbuhan janin lemak, & garam
Tes Celup Urin intra uterin yang secukupnya
menunjukkan +, Pem. terhambat • Pemantauan fungsi
Protein kuantitatif • Kematian ibu ginjal, hepar dan
menunjukkan hasil >300 • Kematian janin proteinuria berkala
mg/24 jam. Pre – eklampsia Berat :
• Pre – eklampsia Berat :
Tes Celup Urin • Segera melakukan
menunjukkan Proteinuria perencanaan untuk
+2 atau Pem. Protein rujukan segera ke RS
Kuantitatif menunjukkan untuk menghindari
hasil >5 g/24jam terjadi kejang.

FARMAKO
ECLAMPSI
Merupakan kasus akut pada penderita pre-eklampsia, yang disertai dengan
kejang menyeluruh dan atau koma. dapat timbul pada ante,intra, dan post
partum.

Ketidakseimbangan zat vasodilatasi (Prostasiklin, oksida nitrat) & zat


vasokonstriksi (Thromboxane A2, Endothelin)

↑ Reaktivitas vaskular

↓ Vasospasme

FARMAKO
KORTIKOSTEROID

HIPERTENSI pada KEHAMILAN


10. Abruptio plasenta, solusio plasenta, plasenta akreta, perkreta, inkreta
DEFINISI
– Abruptio placentae adalah pemisahan sebagian atau seluruhnya dari
plasenta yang biasanya ditanamkan secara normal dari dinding rahim,
sebelum persalinan, setelah minggu ke-20 kehamilan.
– Solusio plasenta adalah komplikasi kehamilan yang relatif jarang tetapi
serius dan membahayakan kesejahteraan ibu dan janin. Solusio plasenta
juga disebut abruptio placentae.
– Hal tersebut merupakan penyebab dari kematian dan morbiditas ibu dan
perinatal.
ETIOLOGI
Penyebab utama solusio plasenta belum diketahui, tetapi ada beberapa factor
yang dapat menyebabkan
Faktor risiko :
– Abruptio placenta sebelumnya
– Hipertensi ibu
– Trauma ibu
– Kokain dan obat vasokonstriksi yg mempengaruhi aliran darah
uteroplasenta
– Merokok
– Kehamilan ganda
– Ketuban pecah dini (PPROM)
– Usia ibu diatas 35 tahun
– Peningkatan alfa-fetoprotein serum ibu trimester kedua (terkait dengan
peningkatan risiko solusio hingga 10 kali lipat)
RETENSIO PLACENTA
DEFINISI
– Retensio plasenta  plasenta yg belum lahir 30 menit setelah bayi lahir
pada managemen aktif kala 3
– Plasenta akreta  jaringan plasenta dimana vili dari plasenta menginvasi
ke permukaan desidua miometrium karena tidak terbentuknya desidua
basalis dan lapisan nitabuch, remodelling pembuluh darah maternal yang
abnormal, invasi trofoblastik yang berlebihan
– Plasenta inkreta  plasenta dimana vili plasenta menginvasi ke dalam
miometrium
– Plasenta perkreta  plasenta dimana vili plasenta menginvasi lebih
dalam dari miometrium hingga ke serosa bahkan sampai ke organ
intraabdomen lainnya, misalkan kandung kemih
ETIOLOGI
– HIS yang kurang kuat
– Tempat melekat kurang menguntungkan (eg : di sudut tuba)
– Ukuran plasenta yang terlalu kecil
– Lingkaran kontriksi pada bagian bawah perut
Faktor risiko :
– Adanya riwayat seksio sesarea sebelumnya dan operasi intrauterine
– kerusakan pada endometrium dan miometrium superfisial yang
disebabkan selama pengangkatan plasenta
11. Plasenta Previa dan Plasenta letak rendah
Istilah plasenta previa mengacu pada plasenta yang tumpang tindih atau
dekat dengan os internal serviks. Plasenta normalnya tertanam di bagian atas
segmen rahim. Di plasenta previa, plasenta baik seluruhnya atau sebagian
terletak di dalam uterus bagian bawah segmen. Secara sederhana, plasenta
previa telah dikategorikan menjadi 4 jenis :
1. Plasenta previa complete , tempat plasenta sepenuhnya menutupi
ostium cervical internal.
2. Plasenta previa partial, tempat terjadinya plasenta sebagian menutupi
ostium internal. Jadi, skenario ini hanya terjadi ketika ostium internal
melebar ke beberapa gelar.
3. Plasenta previa marginal, yang baru mencapai ostium internal, tetapi
tidak menutupinya.
4. Plasenta letak rendah, yang memanjang ke bawah segmen uterus tetapi
tidak mencapai ostium internus.
Keluhan

– Nyeri dan keluar darah dari vagina di trimester 1 dan 3


– Kebanyakan kasus asimtomatic di trimester 2
Objective

– Kontraksi uterus
– Perdarahan
– Nyeri vagina dan tampak kemerahan
Pemeriksaan Penunjang

– USG, tampak tebal plasenta lebih dari 2 cm dari ostium interna


DDX

– Placenta accrete
– Vasa previa
Komplikasi

– Shock hemorage pada ibu


– Asfiksi janin dan premature pada bayi
Tatalaksana

– Operasi cesar jika plasenta complete


– Masih bisa melahirkan normal jika hanya menutup sebagian
12. Anemia pada kehamilan
Anemia : pengurangan sel darah merah yang beredar
Pengukura -> pengurangan konsentrasi Hb, hematokrit (Hct) atau hitungan
RBC.
Selama kehamilan , definisi anemia berbeda tergantung pada trimester
– <11 g/dl di trimester pertama
– <10,5 g/dl di trimester kedua
– <11 g/dl di trimester ketiga

Penyebab anemia : def. zat besi (75% sering pada ibu hamil),def. As
folat,vit B12, infeksi ex: cacing tambang, talesemia

Patofisiologi

1. Hamil (Kebutuhan zat besi meningkat 4,4 mg/per hari)


2. Kebanyakan memuali kehamilan dengan simpanan zat besi yang buruk
3. Jumlah zat besi dari makan yang diserap dan simpanan
4. tidak cukup memenuhi kebutuhan ibu hamil
5. Kemudian zat besi simpanan akan menurun dan habis nilai batasnya <30
g/l
6. Eritrpoesis mengalami gangguan serum <50 g / dl
7. Produksi rbc di sumsum tulang menurun  anemia
13. TB pada Kehamilan
Contributor signifikan pada kematian ibu
Etiologi : Mycobacterium tuberculosis

PATOFISIOLOGI :
1. Inhalasi saat bersin,bicara dengan px.TB
2. Dengan ukuran antara 1 dan 5 um
3. Infeksi paru di bag.bronkiolus terminal
4. Difagosit oleh makrofag
5. Reaksi granulomatous
6. Membentuk Fokus gohn (bacilli dormansi)
7. Dapat aktif kembali
14. DM pada Kehamilan
Definisi:
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun
intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama
kehamilan. (WHO-World Health Organisation 2011). Hal ni berlaku baik insulin
atau modifikasi diet hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau
tidak kondisi tersebut terus berlangsung setelah kehamilan. Ini tidak
mengesampingkan kemungkinan bahwa intoleransi glukosa yang belum
diakui mungkin telah dimulai bersamaan dengan kehamilan.

Etiologi:
– Ras/Etnik
– Usia >35 thn
– Obesitas (IMT > 30)
– Riwayat DMG sebelumnya
– Riwayat hipertensi
– Riwayat melahirkan bayi besar (>4 kg)
– Abortus berulang
– Riwayat preeklampsia
– Riwayat glukosuria

Faktor Resiko:

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:

– Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
– Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black,
penduduk asli
– Amerika, atau Asia).
– Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
darah yang
– tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
– Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung
memiliki diabetes).
– Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
– Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
– Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.
– Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
Banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang
diketahui.
Patofisiologi:
– Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi
insulin dengan peningkatan kompensasi sebagai respon β-sel dan
hyperinsulinemia. Resistensi insulin biasanya dimulai pada trimester
kedua dan memaju ke seluruh sisa dari kehamilan. Plasenta sekresi
hormon seperti progesteron, kortisol laktogen, plasenta, prolaktin, dan
hormon pertumbuhan, merupakan penyumbang utama kepada
resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan. Resistensi pada insulin
mungkin berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang
cukup dari glukosa dengan mengubah metabolisme energi ibu dari
karbohidrat ke lemak.
– Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi
insulin dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan
normal. Mereka juga memiliki penurunan dari peningkatan kompensasi
dalam sekresi insulin, khususnya pada fase pertama sekresi insulin.
Penurunan pada insulin fase pertama mungkin menandakan kerusakan
fungsi sel β.
– Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun
sel islet. Prevalensi dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan
GDM berkisar 1,6-38%. Prevalensi autoantibodi lain, termasuk
autoantibodi insulin dan antibody asam glutamat dekarboksilase, juga
telah variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi risiko untuk
mengembangkan bentuk autoimun diabetes di kemudian hari. Akhirnya,
dalam 5% dari semua kasus GDM, β-sel ketidakmampuan untuk
mengkompensasi resistensi insulin adalah hasil dari cacat di β -sel,
seperti mutasi pada glukokinase.

Tanda dan Gejala:


(biasanya wanita hamil dengan DMG sering asimptomatik)
– Mudah lelah
– Penurunan berat badan
– Penglihatan buram
– Mual
– Luka sulit sembuh
– Sering BAK
– Kesemutan

Pemeriksaan Fisik:

– Riwayat DM
– Riwayat BMI > 30 (obes)
– Glukosuria
– Riwayat melahirkan cacat bawaan atau bb > 4000 gram
– Riwayat preeklamsia sebelum UK >20 minggu
Pemeriksaan Penunjang:

– Tes Toleransi Glukosa Oral. Minta ibu untuk makan makanan yang
cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam
sebelum dilakukan pemeriksaan
– Glukosa Darah. Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di
pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram yang
dilarutkan dalam 200 ml air diminum dalam waktu paling lama 5 menit
. Dilanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam
kemudian

Diagnosis:

Tatalaksana:

Non Farmakologi

– Terapi nutrisi medis (pengaturan diet)


– Aktivitas fisik. Aktivitas fisik intensitas sedang 150 menit/minggu
– Menjaga berat badan
 Peningkatan BB ~7 kg or ~18 kg jika IMT < 18.5 kg/m2
 Wanita obese ↑ BB tidak boleh melebihi 11,4 kg

Farmakologi

– Insulin (first line)


– Metformin
 Lebih dipilih terutama bila GD dpt terkontrol
 Risiko GD ↓ (hipoglikemia) dan ↑ BB lebih kecil
– Sulfonilurea
 Inferior dibanding insulin & metformin
 ↑ risiko hipoglikemia pada bayi & makrosomia
Komplikasi:

IBU

– Preeklamsia/ Eklamsia
– Komplikasi proses persalinan
– Risiko DM tipe 2 di kemudian hari

BAYI
– Makrosomia (ukuran bayi besar)
– Distosia bahu
– Stillbirth
– Kelainan kongenital
– Lahir prematur
– Pertumbuhan janin terhambat
– Hipoglikemia (GD rendah saat lahir)
– Hiperbilirubinemia (kuning setelah lahir)
– Hipokalsemia
15. KALA 1 FASE AKTIF MEMANJANG
Definisi : persalinan yang fase latennya berlangsung lebih dari 8 jam dan
pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat atau bervariasi kurang dari 1
cm setiap jam selama minimal 2 jam setelah kemajuan persalinan, kurang dari
1,2 cm per jam pada primigravida, lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 cm
sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada
5 persen persalinan dan pada primigravida insidenya dua kali lebih besar dari
pada multigravida.

Fase kala 1 :
a. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam dari pembukaan 4 cm
menjadi 9 cm
c. Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
jadi 10 cm.

Permasalahan kala 1 fase aktif :

a. Protracted active phase :


– Pada nulipara pembukaan serviks kurang dari 1,2 cm per jam
– Pada multipara pembukaan serviks kurang dari 1,5 cm per jam
b. Arrest of dilatation
– Dalam 2 jam evaluasi tidak ada perubahan pembukaan serviks
c. Arrest of descent
– Dalam 1 jam evaluasi tidak ada perubahan penurunan kepala

Etiologi :

– Kelainan letak janin


– Kelainan panggul
– Kelainan his
– Janin besar atau kelainan kongenital
– Primitua
Patomekanisme :

Subjektif :

– Pada ibu: gelisah; letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernapasan cepat, dan meteorismus (perut kembung).
– Pada janin: djj cepat/tidak teratur, air ketuban bercampur mekonium,
warna hijau, berbau, kematian janin (Mochtar, R. 1998).

Pemeriksaan penunjang :

– Partograf : Partograf mulai digunakan saat ibu memasuki fase aktif


sehingga tidak dapat digunakan untuk menilai partus lama pada fase
laten.
– Pemeriksaan Cardiotocography (CTG) : Pemeriksaan CTG dapat
digunakan untuk menilai kondisi denyut jantung janin secara kontinyu
dalam periode waktu tertentu serta menilai kekuatan kontraksi secara
eksternal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap jam saat intrapartum.
Hasil CTG yang abnormal seperti adanya akselerasi atau deselerasi
dapat membantu dokter mengambil keputusan tindakan apa yang
terbaik dilakukan

Manajemen kala 1 fase aktif memanjang :

– Penilaian ulang kondisi pasien


– Pereda nyeri: Analgesia petidin atau epidural
– Amniotomi: jika ketuban masih utuh
– Oksitosin: jika amniotomi tidak menghasilkan kontraksi uterus yang baik
dan tidak ada kontraindikasi
– Operasi caesar diindikasikan pada:
 Kegagalan langkah-langkah di atas
 Disproporsi
 Malpresentasi tidak dapat diterima untuk persalinan pervaginam
 Kontraindikasi terhadap oksitosin
 Gangguan janin
Keislaman dan Medicolegal Visum

KEISLAMAN

– Segala hal yg merusak tatanan reproduksi merupakan larangan keras dlm


syari’at Islam
o (misal : zina, homoseksual, dll.)

Di dlm Al Qur’an :

 Larangan dg kalimat “Laa taqrabuu” (jangan mendekati) berarti “hurmatan


syadiidan”

 Segala hal yg mengarah/mendekati zina hukumnya haram (misal: khalwat bil


ajnabi, membuka aurat, pornografi, dll)

(QS. Al-Isra’:32)

- Legalitas reproduksi menurut Islam : melalui “Nikah”


Pengertian Nikah :
“ikatan perjanjian (‘aqad) yang menghalalkan hubungan seorang laki-laki dg
perempuan sebagai suami-istri”

Hukum Nikah :
Hukum asal = Sunnah
menjadi Wajib bagi yg sudah mampu dan khawatir terjerumus dlm zina

- Tujuan & Hikmah Nikah :


 Melestarikan keturunan dg nasab yg jelas
 Mendatangkan ketenteraman
 Terjaganya kehormatan dg hubungan yg halal
 Kerjasama dlm pengasuhan & pendidikan anak
 Pengaturan Hak & Kewajiban secara seimbang
- Perintah menikah di dalam Al Qur’an :

~ Qs An-Nisa’:3

• ....‫فانكحوا ما طاب لكم من النساء‬...

Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu

sukai…..

• Perintah menikahkan

~Qs An-Nuur:32

• ....‫وأنكحوا األيامى منكم والصالحين من عبادكم وإمائكم‬


Dan nikahkanlah orang-orang yg masih bujang diantara kalian, dan orang yang
layak menikah diantara budak laki-laki maupun perempuan kalian

- Penyimpangan seksual :

1. Zina : ekspresi seksual yang tidak halal


Rasulullah saw menyatakan ada zina mata, zina mulut, zina tangan, dll.

Zina masuk katagori dosa besar (larangan keras), shg segala hal yg terkait dg
zina >haram
QS Al-Isra’:32
... ‫وال تقرب الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيال‬

QS Al-An’aam:151
..... ‫وال تقربوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن‬

Sanksi Bagi Pelaku Zina:


a)~ Bujang : dicambuk 100x & dibuang 1 th.
Qs An-Nuur:2
• ... ‫الزانية والزاني فاجلدوا كل واحد منها مأة جلدة‬
Perempuan yg berzina dan laki-laki yg berzina maka cambuklah keduanya
dengan 100 kali cambukan……

b) Sudah nikah : dirajam sampai mati.


• Berdasarkan Firman ALLAH yg sdh diganti (mansuh) dan perilaku Rasulullah.

2. LGBT
Perilaku homoseksual dihukumi sama dengan zina.
Qs An-Nisa’:15-16
• .... ‫والتي يأتين الفاحشة من نسائكم فاستشهدوا عليهن أربعة منكم‬
• ..... ‫والذان يأتيامها منكم فأذوا هما‬

Sanksi hukum bagi pelaku homoseksual sama dengan zina.


Homoseksual disebut “fakhisyah” (tercela)  larangan keras (hurmatan
syadidan)
Juga disebut “israf” (melampaui batas)
> ALLAH menimpakan azab pada mereka

3. Transgender (OGK)
 Adalah kondisi patologis (fisik dan atau psikis)
> Rehabilitasi / koreksi dilakukan berdasar kelainannya.
Pada dasarnya jenis kelamin manusia ada 2 (laki-laki dan perempuan)

Qs al-Hujuraat:13
• .... ‫ياأيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى‬
Beberapa pendapat tentang OGK :

- Bila dilakukan untuk koreksi / rekonstruksi sesuai kondisi kromosomalnya =


boleh dianjurkan

- Bila dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi psikisnya = haram

- Bila ada ketidak jelasan kromosomal, dipilih yang lebih kuat identitas
gendernya

MEDICOLEGAL VISUM

 Tanda kekerasan dan persetubuhan


• robekan baru pada hymen
(luka intravital +, jam 3-9)
(-) tak dapat dipastikan bahwa ♀ tsbt tidak terjadi penetrasi
penis
(+) pertanda ada suatu benda masuk dalam
vagina
celah bawaan vs robekan???
• Kekerasan sekitar genitalia
• Cairan sperma dalam vagina
Persetubuhan (+) jika sel spematozoa + >>>> cairan sperma +

 ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM


Hukum di Indonesia (KUHP)
Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi sebelum masa kehamilan
yang lengkap tercapai adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya.
Negara lain
1. melarang abortus tanpa kecuali: Belanda & Indonesia.
2. abortus demi keselamatan kehidupan penderita (ibu): Perancis dan
Pakistan, Indonesia
3. abortus atas indikasi medik: Kanada, Muangthai dan Swiss.
4. abortus atas indikasi sosio-medik: Eslandia, Swedia, Inggris,
Scandinavia, dan India.
5. abortus atas indikasi sosial: Jepang, Polandia, dan Yugoslavia.
6. abortus atas permintaan: Bulgaria, Hongaria dan USSR

 Timbulnya kejadian aborsi


• Hamil diluar nikah:
• Malu, belum siap
• ekonomi
• psikososial
• perkosaan
• Kesehatan: Kehamilan mengancam kesehatan dan atau jiwa
Abortus provocatus medicinalis (APM)
 Indikasi medik  menyelamatkan nyawa ibu
 Cara tindakan:
*Vaginal
- Ketuban dipecah
- Dilatasi Cervi
- Injeksi 10U oxytosin intrauterin
*Abdominal
- Sectio Caecaria

Abortus Provocatus criminalis (APc)


• Pelaku APC biasanya adalah :
– wanita bersangkutan
– Dokter / tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati)
– Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak
menghendaki kehamilan seorang wanita

Cara kematian
• Tidak wajar >>>>, pembunuhan >>>>
• Dilihat metode APC yang digunakan
• Disesuaikan dengan usia kehamilan yang akan diaborsi

 Pemeriksaan Korban Hidup (Ibu)


 Tanda kehamilan
striae gravidrum, uterus membesar, hiperpigmentasi areola mammae,
tes kehamilan
 Tanda Partus & keguguran
Lochia, ostium uteri
Sisa abortus, tanda trauma uterus-adnexa, HPP, ruptur cervix
– Hubungan kejadian abortus dan tindakan aborsi
– Tanda kekerasan
– Golongan Darah
– Pemrk. Toksikologi dan histoPA

 Pemeriksaan Korban Mati (Ibu)

 Pemeriksaan Luar Ibu


1. Identifikasi umum :
TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn suatu cairan, terutama
pd pakaian dalam.
1. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenasah.
2. Periksa dgn palpasi uterus  kepastian kehamilan
3. Periksa warna kulit, cadaveric spasme
4. Periksa tanda kekerasan
5. Cari tanda perdarahan, asfiksia dugaan emboli udara, gelembung sabun,
cairan pada :arteria coronary, ventricle kanan, arteria pulmonalis, arteria dan
vena dipermukaan otak, vena-vena pelvis.

 Pemeriksaan Dalam Ibu


• Tanda kekerasan tidak wajar di genetalia Interna

• Organ-2 pucat dengan pooling darah di viscera

• pengambilan jantung tidak keluar darah.

• Hepar berwarna kekuningan.

• Limpa pucat dan berkerut

• sisa kehamilan

 Pembuatan Visum
 Pokok isi kesimpulan:
1. Korban hamil / tdk
2. Ada tanda tindakan aborsi / tdk
3. Apa sebab kematiannya
4. Apakah sebab kematian berhubungan dengan tindakan aborsi
Contoh:
Diperiksa jenazah wanita dalam keadaan hamil. Pada organ kelamin dalam
ditemukan luka memar dan robekan serta sisa janin. Ditemukan tanda kehilangan
banyak darah. Sebab kematian adalah akibat kehilangan banyak darah
akibat……………………………………
KEISLAMAN DAN MEDIKOLEGAL

Keislaman reproduksi :

Salah satu tujuan utama syari’at islam (maqashid as-syar’ie) :

Terjaganya reproduksi secara baik & benar - Nasab, mahram, pengasuhan, waris,
dll.

Sejak awal penciptaannya, ALLAH memuliakan manusia (qs. Al Isra’:70) :

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan. Kami beri rizqi dari yg baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yg sempurna atas kebanyakan makhluq yg Kami ciptakan.

Reprodusi yg dilakukan sesuai syari’at ALLAH akan mempertahankan eksistensi sbg


makhluq mulia

Penyimpangan dari syari’at ALLAH dapat mendegradasi manusia dari status mulia
tsb.

ALLAH menyebut manusia yg menyeleweng dari syari’atNYA (krn tidak


mendayagunakan akalnya) seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi (qs.al-
A’raaf:179)

● Penghuni jahannam itu, sebagian besar adalah jin dan manusia, karena tidak
mau memahami ajaran ALLAH dengan :

 Nurani

 Mata

 Telinga

● Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat.

● Segala hal yg merusak tatanan reproduksi merupakan larangan keras dlm


syari’at Islam (misal : zina, homoseksual, dll.)

Di dlm Al Qur’an :

larangan dg kalimat “Laa taqrabuu” (jangan mendekati) berarti “hurmatan syadiidan”

 Segala hal yg mengarah/mendekati zina hukumnya haram (misal: khalwat bil


ajnabi, membuka aurat, pornografi, dll)
Medikolegal

1. Gene Testing saat Kehamilan


a. Nucal Translucency (NT)
- Idealnya dilakukan antara minggu ke 11 & 13
- Ketebalan NT adalah ukuran jumlah cairan di bagian belakang leher janin
- Disarankan 3 pengukuran terdekat yaitu 0,1 mm
- Ketebalannya lebih tinggi pada kehamilan dengan Down Sindrom selama
periode screening.

b. Pregnancy Associated Plasma


- Protein A (PAPP A)
- Protein plasenta yang terus berlanjut meningkat selama masa kehamilan.
- Glikoprotein homotetramerik yang dibuat di dalam chorionic villi. Spesifik dan
berpotensi menghambat dari granulosit elastase. Dimana tingkat serum protein
ini lebih rendah pada kehamilan dengan Down Sindrom di periode screening
trimester pertama

c. Free β-hCG
- Rantai bebas Gonadotropin Chorionik sangat tinggi pada awal trimester
pertama kemudian menurun pada akhir trimester pertama
- ßhCG Bebas lebih tinggi pada Kehamilan Down selama periode screening
trimester pertama.
2. Genetic counseling

Konseling genetik adalah proses di mana individu yang terkena, atau berisiko
terhadap masalah yang mungkin bersifat genetik atau turun-temurun, diberitahu
tentang konsekuensi gangguan tersebut, kemungkinan menderita atau
menularkannya kepada keturunan mereka, dan cara potensial untuk mengobati atau
menghindari terjadinya malformasi atau penyakit yang dimaksud

a. Amniosentesis

● Biasanya dilakukan antara minggu ke 15 & 18.

– Cairan amnion diangkat dengan jarum disisipkan ke dalam rahim


transabdominal.
– Sel janin yang telah dikultur dilakukan dengan teknik biologi molekuler
bukan penuh Kariotip.
– Pemeriksaan ini memungkinkan deteksi abnormal kromosom lain.
– Resiko keguguran kira-kira. 1 dari 100of miscarriage approx. 1 in 100.
b. Chorionic Villus Sampling (CVS)
– Dilakukan sekitar minggu ke 11 sampai 13.
– Sampel villi chorion diambil dari plasenta
– Tingkat keguguran yang sedikit lebih tinggidari pada amniosintesis
c. AMNIO-PCR
– Berlaku untuk usia kehamilan 12 sampai 34 minggu
– Hasil pasti dalam 24 jam
– 100% akurat dalam pendeteksian mayor trisomi autosomal
• Trisomi 21 (sindrom Down)
• Trisomi 18 (sindrom Edwards)
• Trisomi 13 (sindrom Patau)
• Triploidy
• Kromosom seks aneuploidi
3. Antenatal Testing
a. Tes darah dan urine
– Faktor Rh: Sekitar 15 persen orang kekurangan protein darah tertentu yang
disebut faktor Rh dan disebut Rh negatif. Hal ini dapat dihindari jika ibu
diberikan zat yang disebut Rh immune globulin (RhIg) pada kira-kira 28
minggu setelah kehamilan dan kembali dalam 72 jam setelah bayi lahir.
– Anemia: Jika terlalu sedikit zat hemoglobin. Zat besi mungkin
direkomendasikan.
– Virus human immunodeficiency: HIV dapat ditularkan dari ibu ke anak,
meskipun pengobatan penyakit selama kehamilan dapat sangat
mengurangi risiko penularan.
– Sifilis. Tujuan skrining sifilis adalah untuk mendiagnosis dan mengobati
infeksi sebelum penularan terjadi. Sifilis diobati dengan antibiotik.
– Rubella : vaksinasi rubella setelah dia melahirkan.
– Grup beta strep (GBS): Bayi baru lahir yang terkena GBS, dapat mengalami
komplikasi serius seperti meningitis, pneumonia, kebutaan, tuli, dan
kematian mungkin terjadi.
b. Usg
Pemindaian ultrasonografi untuk mendengarkan detak jantung janin,
menentukan tanggal lahir wanita yang tepat, atau memeriksa bayi kembar, di
antara kegunaan lainnya. Juga dikenal sebagai sonogram, prosedur ini hanya
memakan waktu beberapa menit, aman dan tidak menimbulkan rasa sakit, dan
biasanya ditanggung oleh asuransi kesehatan.

4. NEW BORN ASSESMENT


– Tangis bayi ( saksi mata )
– Dada tampak mengembang
– VIABILITAS: ( mampu hidup di luar rahim )
– Tak ada kelainan kongenital yang fatal (an ensefali, kelainan jantung berat,
dst)
– MATURITAS: ( cukup bulan )
– Berat badan ≥ 2500 gr
– Panjang badan ≥ 48 cm
– Lingkar kepala fronto-oksipital ≥ 34 cm
– Pusat penulangan epifise (+)
– Gambaran sidik jari sudah jelas
– Testis turun ke skrotum
– Labia minor tertutup labia mayor

5. KB (Keluarga Berencana)
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Tanpa alat : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode
Kalender, Metode Lendir Serviks Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Dengan
alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida
b. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang
tidak mengandung hormon. AKDR yang mengandung hormon
Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu
• Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
• Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
c. Metode Kontrasepsi Mantap
MOW adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. MOP vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma
tidak dapat keluar atau ejakulasi
d. Jenis KB Pil . Monofasik, Bifasik, Trifasik
e. Jenis kontrasepsi Suntik
• Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di
daerah pantat).
• Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik
intramuscular (di daerah pantat atau bokong).
f. Jenis kontrasepsi Implant
• Norplant: lama kerjanya 5 tahun.
• Implanon: lama kerjanya 3 thn.
• Jadena dan indoplant : lama kerja 3 tahun
6. SURROGACY
– Dalam sistem Hukum Indonesia terdapat pengaturan dalam Pasal 42
Undang-Undang Perkawinan dimana menyatakan anak sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.
– Terkait dengan anak yang lahir dari surrogate mother apabila dihubungkan
dengan peraturan, akan terjadi status seperti berikut:
a) Apabila anak itu dilahirkan dari wanita (surrogate mother) yang
terikat dalam perkawinan (mempunyai suami) maka anak tersebut
akan berkedudukan sebagai anak sah dari wanita tersebut dan
suaminya.
b) Apabila anak itu lahir dari (surrogate mother) yang tidak terikat
dalam perkawinan, maka anak tersebut akan berkedudukan sebagai
anak luar kawin dari wanita tersebut. Ada beberapa pendapat

7. Infanticide (Aborsi)
Dalam Undang-Undang No.36/2009 tentang Kesehatan, pada pasal 75 ayat 1
menyebutkan:
a) Setiap orang dilarang melakukan aborsi
b) Dikecualikan berdasarkan indikasi medik,tidakan ayat 2 hanya dapat
dilakukan melalui konseling pra tindakan, pasca tindakan oleh konselur
yang kompeten dan berwenang.
c) Ketentuan lanjut pada ayat 2, 3 diatur di PP
Indikasi medik yang dipertimbangkan dalam Undang-Undang No.36/2009
tentang Kesehatan, pada pasal 75 ayat 2 menyebutkan:
– Mengancam nyawa ibu &/ janin
– Penyakit genetic berat &/ cacat bawaan yang tidak dapat diperbaiki
– Faktor kehamilannya sendiri (KET, mola, kehamilan mati, kel.
plasenta)
– Penyakit diluar kehamilan (Ca cervix, Ca mammae aktif)
– Penyakit sistemik ibu (toxemia gravidarum, DM berat, penyakit ginjal)
– Kehamilan karena perkosaan dengan trauma psikologis

8. Inseminasi Buatan
Dalam Undang-Undang No.23/1992 tentang Kesehatan, pada pasal 16
menyebutkan:
a. Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir
untuk membantu suami istri mendapat keturunan.
b. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan
ketentuan :
– hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan,
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
– dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
– pada sarana kesehatan tertentu.

Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara


alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

9. BAYI TABUNG
– Bayi tabung adalah merupakan individu yang proses pembuatannya diluar
tubuh wanita (memasukkan sperma ke kelamin wanita tanpa senggama)
– Dalam bahasa Arab, disebut dengan istilah: At-Talqihus-Sina’i.

Anda mungkin juga menyukai