Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

Minggu Ke 1

DENGAN KET PADA Ny.R DI RUANG KEBIDANAN


RSUD MEYJEN H.A THALIB
KOTA SUNGAI PENUH

SIKLUS MATERNITAS

Oleh :
Endah Arisa,S.Kep
Nim : 231014901057

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

Ns.Dini Qurata Ayuni,S,KM,M.Kep Ns.Rahma Leni,S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TA 2023/2024
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari
bahasaYunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan
“berada di luartempat yangsemestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi
abortus atau pecah,dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka
kehamilan ini disebutkehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
ronggauterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilanektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang
terjadi implantasipada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus
yang rudimenter dandivertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar
ronggauterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilanektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku
Panduan Praktis PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal)
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat
kehamilanyang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
terjadi di luar rahimmisalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat
juga terjadi di dalamrahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars
interstitialis tuba ataudalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri Patologi. 1984.
FK UNPAD)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di
luarendometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001)
Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah
kehamilandengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat
yang normalyakni dalam endometrium kavum uteri.
2. ETIOLOGI
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian
besarpenyebabnya tidak diketahui.Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya
menjelaskan beberapafaktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan
ektopik terganggu:
1.Faktor mekanis
Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke
dalam kavumuteri, antara lain:
a. Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia
lipatan mukosatuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan
kantong-kantong buntu.Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat
infeksi juga menyebabkan implantasi hasilzigot pada tuba falopii.
b. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas,
apendisitis, atauendometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau
penyempitan lumen
c. Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius
dan hipoplasi. Namunini jarang terjadid. Bekas operasi tuba memperbaiki
fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha untukmemperbaiki patensi tuba
pada sterilisasie.
d. Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan
pada adneksiaf.
e. Penggunaan IUD
2. Faktor Fungsionala.
a. Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri
yang abnormal
b. Refluks menstruasi
c. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan
progesterone
d. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.
e. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
3. PATOFISIOLOGI
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampula tuba
(lokasitersering, ismust, fimbriae, pars interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga
abdomen,serviks dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel
kolumnar tubamaupun secara intercolumnar. Pada keadaan yang pertama, zigot
melekat pada ujungatausisi jonjot, endosalping yang relative sedikitmendapat
suplai darah, sehingga zigot mati dankemudian di reabsorbsi.
Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua jonjot. Zigot
yang telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai
desidua,yang disebut pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus
endosalping danmencapai lapisan miosalping dengan merusak integritas pembuluh
darah di tempattersebut.
Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan perkembangannya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan
tempat implantasi danbanyaknya perdarahan akibat invasi trofoblas.
Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopikpun mengalami
hipertropiakibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-tanda
kehamilanseperti tanda hegar dan Chadwick pun ditemukan. Endometriumpun
berubah menjadidesidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel endometrium
menjadi hipertropik, hiperkromatik, intinya menjadi lobular dan sitoplasmanya
bervakuola. Perubahan selulardemikian disebut sebagai reaksi Arias-Stella. Karena
tempat pada implantasi pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya
kehamilan, suatu saat kehamilan akanterkompromi.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah
a. Hasil konsepsi mati dini dan direabsorbsi
b. Abortus kedalam lumen tuba
c. Ruptur dinding tuba.
3. TANDA DAN GEJALA
Tanda
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau pendarahan
vaginal.
2. Menstruasi abnormal.
3. Abdomen dan pelvis yang lunak.
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan,
atautergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium
uterus.
5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
6. Kolaps dan kelelahan
7. Pucat
8. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
9. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
10.Gangguan kencing
11.Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangangan peritoneum
olehdarah di dalam rongga perut
12. Pembesaran uterusPada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh
hormon-hormonkehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan
dengan uterus padakehamilan intrauterin yang sama umurnya.
13.Nyeri pada toucherTerutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan
cavumdouglasi (nyeri digoyang)
14. Tumor dalam rongga panggul Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal
yang disebabkan kumpulan darah dituba dan sekitarnya.
15. Perubahan darahDapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba
yang terganggu,karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut.
Gejala:
1. Nyeri:Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan
ektopik. Nyeridapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau tersebar.
2. Perdarahan:Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan
dikeluarkandengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan
yangbanyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus
biasa.Perdarahanabnormal uterin, biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada
75% kasus.
3. Amenorhea:Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki
berkasperdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi, dan mereka
tidakmenyadari bahwa mereka hamil.
4. KOMPLIKASI
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis,diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan
penegakan diagnosissecara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur
tuba atau uterus,tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan
perdarahan masif, syok,DIC, dan kematian.Komplikasi yang timbul akibat
pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi,kerusakan organ sekitar (usus,
kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selainitu ada juga komplikasi
terkait tindakan anestesi
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang,
sedangkanuntuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
1. Laboratorium
 Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
 Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite
15.000/mm Laju endap darah meningkat.
 Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG
positif. Pada kehamilan intra uterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2
kali lipat setiap dua hari,2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya
peningkatan titer serial hCG yang abnormal,dan1/3 sisanya menunjukkan
adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormon yang rendah
menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.
2. Pemeriksaan Penunjang/Khusus

Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat


 Pemeriksaan ultrosonografi (USG).

Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi darirahim seorang wanita.


Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilanseseorang, baik di
rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain.USG :
a. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
b. Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
c. Adanya massa komplek di rongga panggul
 Laparoskopi
peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudahdiganti oleh
USG
 Laparotomi
Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengangangguan
hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
 Kuldosintesis
Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginaluntuk
menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi.
Tindakanini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan
intraabdominal sudahdapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.

6. PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam
tindakandemikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kondisi ibu pada saat itu.
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektropik.4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
7. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi
padakehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah
kondisi ibuburuk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan
salpingektomi. Pada kasuskehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang
belum pecah biasanya di tanganidengan menggunakan kemoterapi untung
menghindari tindakan pembedahan.8. Karena kehamilan ektopik
dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhirankehamilan
adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat
dilakukanmelalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat
yangdigunakan adalah methotrexate (obat anti kanker).
2. OperasiUntuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu,
operasi adalahtindakan yang lebih aman dan memiliki angka
keberhasilan lebih besar daripadaobat-obatan. Apabila memungkinkan,
akan dilakukan operasi laparaskopi. Bila diagnosa kehamilan ektopik
sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan :
 Laparotomi: eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-
ovarektomi ) atau insisilongitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan
pemencetan agar kantung kehamilankeluar dari luka insisi dan
kemudian luka insisi dijahit kembali.
 Laparoskop: untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan
insisi pada tepisuperior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
 Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
 Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta
kadar β-hCG rendah maka dapat diberikan injeksi methrotexate
kedalam kantung gestasi dengan harapanbahwa trofoblas dan janin
dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50mg/m3
intramuskuler.
 Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
a. Ukuran kantung kehamilan
b. Keadaan umum baik (“hemodynamicallystabil” )
c. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PEMERIKSAAN FISIK / PENGKAJIAN
 Wawancara
a. Identitas
Meliputinama, tempat/tanggallahir, umur, agama, alamat, tanggal masuk,
tanggal dikaji, no RM, diagnose
b. Keluhan Utama : Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alas an
pasien dating ke fasilitas pelayanan Kesehatan. Keluhan-keluhan yang
dirasakan ibuhamil dengan kehamilan ektopik terganggu adalah pasien
mengalami nyeri perutbagian bawah dan perdarahan pervaginam berwarna
coklat (Romauli 2011).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit yang diderita ibu pada saatini yang ada hubungannya dengan
masa kehamilan seperti radang panggul, PMS, dan lain-lain yang dapat
menyebakan kehamilan ektopik terganggu (Romauli 2011).
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan ada nya riwayat


penyakit akutataukronisseperti DM, Hipertensi, Asma yang
dapatmempengaruhi pada masa hamil(Romauli 2011).
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien seperti TBC, PMS,
dan lain-lain(Romauli 2011).
f. Riwayat KehamilanSekarang
Riwayat kehamilan sekarang menurut Sulistyawati (2011), perlu dikaji
untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi :
1. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
2. Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui hari perkiraan lahir janin
3. Umur Kehamilan (UK) Untuk mengetahui umur kehamilan ibu
4. Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah adakeluhan keluhan pada trimester I, II, dan
II
5. Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur/tidak, tempat ANC, dan saat usia
kehamilan berapa
6. Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokok
Merokok, minuma kohol, jamu dan mengkonsumsi obat-obatan tanpa
indikasi perlu untuk diketahui karena ada obat dan jamu tertentu yang
kadang bersifat kontra dengan kehamilan
g. Riwayat Menstruasi
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dasar
dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang harus kita peroleh dari
riwayat menstruasiantara lain menarche, siklus menstruasi, teratur atau
tidak, lamanya menstruasi, banyaknya ganti pembalut dalam satuhari, sifat
darah menstruasi, dan nyeri saat menstruasi atau tidak (Romauli 2011).
h. Riwayat KeluargaBerencana
Ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB IUD, karena
pemakaian KB IUD merupakan salah satu penyebab kehamilan ektopik
(Sukarni dan Margareth, 2013).
i. Data Kebiasaansehari-hari
1. Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui asupan gizi selama hamil mencukupi atau
tidak, dengan cara menanyakan sehari makan dan minum berapa kali,
menunya apa, dan jumlah atau porsinya berapa, sehingga kita dapat
memberikan klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
gizi ibuhamil (Sulistyawati, 2011).
2. Eliminasi
Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB yang
meliputi frekuensi dan kosistensinya (Sulistyawati, 2011).
3. Pola Aktivitas
Untuk mengetahui aktifitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran tentang seberapa berataktifitas yang biasa
dilakukan pasien di rumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai
dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil, maka kita
dapat memberikan pengringatan sedini mungkin kepada pasien untuk
membatasi dahulu kegiatannya sampai ibu sehat dan pulih kembali.
Aktifitas yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan persalinan
premature (Sulistyawati, 2011).
4. Istirahat
Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam, dan berapa jam
ibu istirahat atau tidur siang. Ibu hamil diharapkan istirahat yang cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, tidur siang selama 1-2 jam
dan tidur malam selama 8 jam (Sulistyawati, 2011).
5. Personal Hygiene
Personal Hygiene Untukmengetahuiberapa kali pasien mandi,
gosokgigi, keramas, gantipakaian. Pada ibuhamildiharapkan mandi 2
kali sehari, gosokgigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu,
gantipakaian 2 kali sehari dan gantipembalutsetidaknya 2 kali sehari
(Sulistyawati, 2011).
6. Pola Seksual
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual
dalam satu minggu serta ada atau tidaknya keluhan ketika melakukan
hubunganseksual (Sulistyawati, 2011).
7. Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, misal
wanita mengalami banyak perubahan emosi/ psikologis selama masa
hamil, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Pada
kasus ini ibu mengatakan cemas dengan keadaan atau keadaan yang
dialaminya (Sulistyawati, 2011).
 Pemeriksaanfisik (head to toe)
1. Kepaladan Rambut
Meliputi : warna, mudah rontok atau tidak, dan kebersihannya
(Romauli, 2011).
2. Muka
Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema. Pada
ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu muka tampak pucat
(Romauli, 2011).
3. Mata
Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sclera
warna putih. Pada wanita dengan kehamilan ektopik tergangu
konjungtiva pucat (Romauli, 2011).
4. Hidung
Bagaimana kebersihan nya, ada polip atau tidak (Romauli, 2011).
5. Telinga
Bagaimana kebersihan nya, ada serumen atau tidak (Romauli, 2011).
6. Mulut
Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak
(Romauli, 2011).
7. Leher
Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak, adakah
pembesaran kelenjar limfe (Romauli, 2011)
8. Dada dan axilla
Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan
atau tidak, ada nyeri atau tidak, hiper pigmentasi aerola atau tidak,
putting susu menonjol atau tidak (Romauli, 2011).
9. Ekstremitasatas dan bawah
Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat varices atau tidak
(Sulistyawati, 2011).
 PemeriksaanDiagnostik
Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnose seperti pemeriksaan
laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain:
1. Pemeriksaan laboratorium
Kadar hemoglobin dan eritrosit menurun atau leukosit meningkat
menunjukkan adanya perdarahan. Hasil tes kehamilan biasanya
positif. Hasil tes kehamilan yang negative tidak menyingkirkan
kemungkinan KET kuldosintesis tidak seringdilakukan, karena
pemeriksaan ini sangat tidak nyaman bagi penderita karena
degenerasi trofoblas dapat menyebabkan produksi βHCG menurun
sehingga menyebab kan tes kehamilan menjadi negative
2. PemeriksaanUltrasonografi (USG)
Dijumpai kantong kehamilan di luar kavum uteri yang disertai atau
tanpa adanya genangan cairan (darah) di Cavum Douglas pada
KET. Pada pemeriksaan USG Trans-Vaginal dapatmendeteksi
tubal ring (massaberdiameter 1-3 cm dengan pinggir ekhogenik
yang mengelilingi pusat yang hipoekhoik. Gambaran ini cukup
spesifik untuk kehamilan ektopik. Juga menunjukkan evaluasi
cavum pelvis dengan lebih baik, termasuk visualisasi cairan di
cavum Douglas dan massa pelvis. Pemeriksaan USG Trans-
Vaginal dilakukan untuk menetapkan letakkan tonggestasi,
besarnya kantong gestasi, dan mencari janin dengan detak
jantungnya
3. Pemeriksaankuldosintesis
Pemeriksaan kuldosintesis dilakukan untuk mengetahui adanya
cairan atau darah dalam cavum douglas. Dengan adanya
pemeriksaan USG dan pemeriksaan kadar βHCG yang telah akurat,
maka Pemeriksaan kuldosintesis masih dilakukan bila tidak ada
fasilitas USG ataubila pada pemeriksaan USG kantung kehamilan
tidak berhasil terdeteksi
4. Pemeriksaan yang ditegakkansecarabedah (Surgical Diagnosis):
Kuret ase dapat dikerjakan untuk membedakan kehamilan ektopik
dari abortus insipiens atau abortus inkomplet. Kuret ase biasanya
dianjurkan pada kasus kasus dimana timbul kesulitan membedakan
abortus dari kehamilan ektopik dan kehamilan uterine tidak
terdeteksi dengan USG Trans-Vaginal
5. Pemeriksaanlaparoskopi
Untuk melihat rongga pelvik melalui dinding perut terutama pada
keadaan yang meragukan, misalnya pada kehamilan tuba yang
belum terganggu. Pemeriksaan laparotomi dilakukan untuk
mengangkat sumbe rperdaharan dan dilakukan bila keadaan
hemodinamik pasien tidak stabil. Indikasi operasi laparotomi atau
laparoskopi adalah besarnya kantong gestas ilebih dari 3,5 cm
dengan pemeriksaan vaginal USG, pasien menolak terapi
medikamentosa, rupture kehamilan ektopik telah terjadi (sudah
terjadi perdarahan intraperitoneal), diagnosis belum jelas, bekas
ligasi tuba fallopi, kontra indikasi dengan pemeriksaan medika
mentosa
2. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. Gejala dan tanda KehamilanEktopik Nyeri


mayor Akut
Ds : Ruptur Tuba
Mengeluh nyeri
Do : Perdarahan Per vagina
 Tampak meringis
 Bersikap protektis Merangsangreseptornyeri di area rupture
(mis.
Waspada,posisi Sensasi Nyeri
menghindari nyeri
) Nyeri Akut
 Gelisah
 Frekuensi nadi
meningkat
 Sulit tidur

Gejala dan tanda


minor
Ds : -
Do :
 Tekanan darah
meningkat
 Pola napas berubah
 Nafsu makan
berubah
 Proses berpikir
terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri
sendiri

2. Gejala dan Tanda KehamilanEktopik Hipovole


Mayor mia
Ds : - PenembusanViliKorialiskedalamlapisanmusk
Do : ularismenuju peritoneum
 Frekuensi nadi
meningkat Ruptur Tuba
 Nadi teraba lemah
 Tekanan darah Perdarahan
menurun
 Tekanan nadi Hipovolemia

menyempit
 Turgor kulit
menurun
 Membran mukosa
kering
 Volume urin
meningkat

Gejala dan Tanda


Minor
Ds :
 Merasalemah
 Mengeluhhaus

Do :- Pengisian vena
menurun
-Status mental
berubah
-Suhu tubuh
meningkat
-Konsentrasi urine
meningkat
-Berat badan
turuntiba-tiba
3. Faktor resiko KehamilanEktopik Resiko
Penyakit kronis (mis. Infeksi
Diabetes militus) PenembusanViliKorialiskedalamlapisanmusk
Efek prosedur invasif ularismenuju peritoneum
Malnutrisi
Peningkatan paparan Ruptur Tuba
organisme patogen
Ketidakadekuatan Perdarahan
pertahanan tubuh
primer: Perdarahan pada rongga abdomen
Gangguan peristaltik
Kerusakan integritas Keadaan umum menurun
kulit
Perubahan sekresi pH Rencana Salpingektomi
Penurunan kerja
siliaris
Resiko Infeksi
Keruban pecah dini
Ketuban pecah
sebelum waktunya
Merokok
Statis cairan tubuh
Ketidak adekuatan
pertahanan tubuh
skeunder:
Penurunan
hemoglobin
Imununosupresi
Leukopenia
Supresi respon
inflamasi
Vaksinasi tidak
adekuat.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017):
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera fisiologis(D.0007)
2. Hipovolemia berhubungan dengan Kehilangan Cairan Aktif (D.0003)
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Inflamasi (0142)
4. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui kehamilan ektopik
(0111)

Anda mungkin juga menyukai