Minggu Ke 1
SIKLUS MATERNITAS
Oleh :
Endah Arisa,S.Kep
Nim : 231014901057
6. PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam
tindakandemikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kondisi ibu pada saat itu.
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektropik.4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
7. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi
padakehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah
kondisi ibuburuk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan
salpingektomi. Pada kasuskehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang
belum pecah biasanya di tanganidengan menggunakan kemoterapi untung
menghindari tindakan pembedahan.8. Karena kehamilan ektopik
dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhirankehamilan
adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat
dilakukanmelalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat
yangdigunakan adalah methotrexate (obat anti kanker).
2. OperasiUntuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu,
operasi adalahtindakan yang lebih aman dan memiliki angka
keberhasilan lebih besar daripadaobat-obatan. Apabila memungkinkan,
akan dilakukan operasi laparaskopi. Bila diagnosa kehamilan ektopik
sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan :
Laparotomi: eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-
ovarektomi ) atau insisilongitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan
pemencetan agar kantung kehamilankeluar dari luka insisi dan
kemudian luka insisi dijahit kembali.
Laparoskop: untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan
insisi pada tepisuperior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta
kadar β-hCG rendah maka dapat diberikan injeksi methrotexate
kedalam kantung gestasi dengan harapanbahwa trofoblas dan janin
dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50mg/m3
intramuskuler.
Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
a. Ukuran kantung kehamilan
b. Keadaan umum baik (“hemodynamicallystabil” )
c. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PEMERIKSAAN FISIK / PENGKAJIAN
Wawancara
a. Identitas
Meliputinama, tempat/tanggallahir, umur, agama, alamat, tanggal masuk,
tanggal dikaji, no RM, diagnose
b. Keluhan Utama : Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alas an
pasien dating ke fasilitas pelayanan Kesehatan. Keluhan-keluhan yang
dirasakan ibuhamil dengan kehamilan ektopik terganggu adalah pasien
mengalami nyeri perutbagian bawah dan perdarahan pervaginam berwarna
coklat (Romauli 2011).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit yang diderita ibu pada saatini yang ada hubungannya dengan
masa kehamilan seperti radang panggul, PMS, dan lain-lain yang dapat
menyebakan kehamilan ektopik terganggu (Romauli 2011).
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
menyempit
Turgor kulit
menurun
Membran mukosa
kering
Volume urin
meningkat
Do :- Pengisian vena
menurun
-Status mental
berubah
-Suhu tubuh
meningkat
-Konsentrasi urine
meningkat
-Berat badan
turuntiba-tiba
3. Faktor resiko KehamilanEktopik Resiko
Penyakit kronis (mis. Infeksi
Diabetes militus) PenembusanViliKorialiskedalamlapisanmusk
Efek prosedur invasif ularismenuju peritoneum
Malnutrisi
Peningkatan paparan Ruptur Tuba
organisme patogen
Ketidakadekuatan Perdarahan
pertahanan tubuh
primer: Perdarahan pada rongga abdomen
Gangguan peristaltik
Kerusakan integritas Keadaan umum menurun
kulit
Perubahan sekresi pH Rencana Salpingektomi
Penurunan kerja
siliaris
Resiko Infeksi
Keruban pecah dini
Ketuban pecah
sebelum waktunya
Merokok
Statis cairan tubuh
Ketidak adekuatan
pertahanan tubuh
skeunder:
Penurunan
hemoglobin
Imununosupresi
Leukopenia
Supresi respon
inflamasi
Vaksinasi tidak
adekuat.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017):
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera fisiologis(D.0007)
2. Hipovolemia berhubungan dengan Kehilangan Cairan Aktif (D.0003)
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Inflamasi (0142)
4. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui kehamilan ektopik
(0111)