Anda di halaman 1dari 16

LEARNING

OBJECTIVE
Ihya Dzaky Athoullah
2013010032
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI
PERUBAHAN FISIOLOGI
KEHAMILAN
. Perubahan pada sistem reproduksi
 a. Vagina dan Vulva
 b. Serviks
 c. Ovarium
 d. Payudara

 Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik


 Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamila n

 Perubahan pada sistem Pernafasan


 Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas.

 Perubahan Sistem Endokrin


 Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi
sumber utama kedua hormone tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut
jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati.
ABORTUS IMMINENS
DEFINISI
 Threatened Abortion didefinisikan sebagai perdarahan pervaginam sebelum usia kehamilan 20
minggu dengan hasil tes urine dan/atau darah positif dengan ostium serviks tertutup, tanpa
keluarnya produk konsepsi dan tanpa bukti kematian janin atau embrionik.
TATALAKSANA
 Pertahankan kehamilan.
 Tidak perlu pengobatan khusus.
 Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
 Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi.
 Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya
penyebab lain
KET
 Kehamilan ektopik terjadi ketika jaringan janin tertanam di luar rahim atau menempel pada
bagian rahim yang abnormal atau bekas luka.
TATALAKSANA
 Tatalaksana Umum
 Tatalaksana Khusus
 Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9%
 Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
atau Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2
L dalam 2 jam pertama.  Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
 Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
 Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi

(eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)

 Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan

salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi

dikeluarkan, tuba dipertahankan)

 Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan

kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia

dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan


MOLAHIDATIDOSA
DEFINISI
 Mola hydatidiform (juga dikenal sebagai kehamilan mola) adalah penyakit trofoblas
gestasional (GTD), yang berasal dari plasenta dan dapat bermetastasis
KLASIFIKASI
 Mola komplit
 biasanya diploid
 cenderung menyebabkan tingkat yang lebih tinggi dari human chorionic gonadotropin (hCG), yang
merupakan salah satu fitur klinis utama dari proses ini
 jenis yang paling umum dan tidak mengandung bagian janin,

 Mola parsial
 mungkin ada residu janin yang dapat diidentifikasi
 triploid
GEJALA
 perdarahan vagina pada trimester pertama, yang biasanya karena jaringan molar memisahkan
dari desidua, mengakibatkan perdarahan.
 hiperemesis (mual dan muntah parah), yang disebabkan oleh tingginya tingkat hormon hCG
yang beredar dalam aliran darah.
 preeklamsia
TATALAKSANA
 Tatalaksana Umum  Tatalaksana Khusus
 Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum
 Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada Manual (AVM) dan kosongkan isi uterus secara cepat.
Pastikan tersedia tiga tabung AVM yang siap dipakai karena
fasilitas kesehatan dasar, ibu harus dirujuk banyaknya jaringan yang dievakuasi. Aspirasi vakum
elektrik lebih diutamakan bila tersedia.
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
 Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus
 Jika serviks tertutup, pasang batang oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan
kecepatan 40-60 tetes/menit untuk mencegah perdarahan.
laminaria selama 24 jam untuk  Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila
mendilatasi serviks. masih ingin memiliki anak, atau tubektomi bila ingin
menghentikan kesuburan
 Siapkan darah untuk transfusi, terutama  Selanjutnya ibu dipantau:
 Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
pada mola berukuran besar.  Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan
tersier yang mempunyai fasilitas kemoterapi.
 HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8 minggu
juga mengindikasikan ibu perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan
tersier
KLASIFIKASI ABORTUS
 Abortus menurut terjadinya dibedakan menjadi:
 Abortus spontan
 Abortus provokatus
 Abortus medisinalis
 Abortus kriminalis

 Pembagian abortus secara klinis adalah


 Abortus Iminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Kompletus
 Missed Abortion
 Abortus Habitualis
 Abortus Infeksious
 Abortus Terapeutik
TANDA PASTI DAN TIDAK
PASTI KEHAMILAN
 Tanda tidak pasti kehamilan  Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau
 Amenorea diraba, juga bagian-bagian janin.
 Neagie  Denyut jantung janin.

 Morning sickness  Terlihat tulang janin

 Mengidam (ingin makanan khusus)  Perubahan fisiologi :


 Uterus : menjadi lebih besar dan tipis –
 Pingsan
 Serviks uteri : kebiruan dan proliferasi kelanjar
 Anoreksia
 Kulit : hiperpigmentasi, dan striae gravidarum
 Miksi  Metabolisme : adrenal dan tirosin meningkat
 Konstipasi atau obstipasi  BB meningkat

 Pigmentasi (perubahan warna kulit)  Respirasi : RR meningkat, sensitivitas thdp CO2 –


 Kardio : HR meningkat, TD menurun
 Epulis Varises (pemekaran vena-vena)
 Urinaria : produksi urine meningkat
 Digest : waktu pengosongan lambung memanjang

Anda mungkin juga menyukai