Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
3. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 54 Tahun 2008
Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Badan Perpustakaan Dan Arsip
Daerah.

B. Pengertian Arsip
Arsip adalah rekaman kegiatan/informasi dalam media apapun baik yang
diterima maupun dibuat dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah,
kemasyarakatan maupun pembangunan.

C. Arti Penting Arsip


1. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan perencanaan pelaksanaan
pengawasan.
2. Sebagai bukti dari berbagai media rekam tidak hanya tekstual namun
berbagai bentuk yang terkait dengan kegiatan.
3. Sebagai memori organisasi.

D. Jenis – Jenis Arsip di BPAD


Berdasarkan media yang digunakan, arsip yang dikelola oleh BPAD DIY
memiliki keragaman jenis. Keragaman ini ada sejak arsip tercipta maupun
sebagai akibat dari proses alih media. Selain mempengaruhi pengelolaan, jenis
arsip juga mempengaruhi teknis penemuan kembali. Beberapa jenis arsip yang
dikelola BPAD DIY adalah :
1. Arsip konvensional atau juga disebut arsip tekstual
Arsip ini merupakan sumber informasi terekam yang menggunakan media
kertas. Termasuk klasifikasi arsip jenis konvensional selain arsip tekstual
adalah arsip kartografi, gambar teknik, dan kearsitekturan.

2. Arsip media baru yang disebut juga arsip non tekstual


Arsip yang termasuk jenis ini meliputi arsip dalam bentuk rekaman
suara (sound recording) seperti kaset maupun compact disk (CD), video,
film (moving image), VCD/DVD, microfilm (hasil alih media dari arsip
tekstual), foto (static image), serta arsip produk teknologi informasi lain.

Arsip yang tersimpan di BPAD:


1. Arsip tekstual
a. Arsip Waterschaps Opak Progo (1917-1942)
Arsip ini merupakan dosier dari arsip yang tercipta dari proyek
pengairan. Opak-Progo untuk mengairi perkebunan tebu di
Yogyakarta. Arsip ini menggunakan bahasa Belanda.
b. Arsip Danurejo (1884-1940)
Merupakan kumpulan arsip yang berisi informasi tertulis dari Masa
Pemerintahan Patih Danurejo selaku Pepatih Jaba Kasultanan
Yogyakarata. Sebagian dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan
dalam aksara latin maupun Jawa. Untuk arsip yang ditulis dalam huruf
dan tulisan Jawa sebagian sudah dialih bahasa dan dialih tulisan.
c. Arsip Jawatan Pemerintahan Umum (1948-1979)
Jawatan Pemerintahan Umum (JPU) merupakan suatu unit di
lingkungan Pemerintahan Propinsi DIY. Unit ini memiliki fungsi
sebagaimana Asisten Sekretaris Daerah bidang pemerintahan.
d. Arsip Multi Subyek (1929-1991)
Arsip ini merupakan kumpulan item yang tidak memiliki keterkaitan
antara item satu dengan item lain. Mengingat informasi yang ada di
dalamnya merekam berbagai peristiwa penting yang terjadi di
yogyakarta yang kemudian dihimpun dalam kumpulan “Arsip Multi
Subyek”.
e. Arsip Pemerintah Propinsi DIY (1973-1996)
Arsip ini merupakan rekaman informasi dari pelaksanaan
pemerintahan di Propinsi DIY. Unit – unit dari pemerintahan Propinsi
DIY adalah Dinas Kesehatan, Bappeda, Itwilprop, DPU, Asisten
Bidang Pemerintahan, Biro Umum, Biro Pemerintahan Umum, Biro
Keuangan, Biro tata pemerintahan, Biro Perlengkapan, Biro
Pemerintahan desa, RS Grasia, RS Sardjito, serta dinas – dinas di
lingkungan pemerintah Kabupaten/Kota se Daerah Istimewa
Yogyakarta. Disusun dalam suatu daftar yang disesuaikan dengan
fungsi masing – masing unit.
2. Arsip Media Baru
a. Arsip foto
Arsip foto yang dikelola BPAD DIY merupakan arsip yang berasal
dari lingkungan pemerintah DIY maupun dari akuisisi dari luar
pemerintah DIY. Arsip yang berasal dari lingkungan pemerintah DIY
meliputi arsip Jawatan Penerangan (1946-1949), Dinas Pekerjaan
Umum, dan Biro Humas. Adapun arsip hasil akuisisi meliputi arsip
Sultan Hamengku Buwono IX, Arsip Jendral Soedirman, Pelantikan
Gubernur dan Wakil Gubernur (2003), dan foto dari berbagai peristiwa
penting.
b. Arsip audio visual
Arsip dalam bentuk audio visual terdiri dri arsip Pelantikan Gubernur
dan Wakil Gubernur (1998), Arsip BP7 DIY, dan arsip multi subyek.
Selain itu juga arsip dalam bentuk film dokumenter tentang
“Keistimewaan Yogyakarta dalam Arsip” (diproduksi tahun 2011).
3. Arsip Tematik
Arsip ini merupakan himpunan arsip satu tema tentang Pelantikan
Gubernur dan Wakil Gubernur DIY tahun 1998-2003 dan 2003-2008.
Tidak sebagaimana provinsi lain di Indonesia, pengisian Gubernur dan
Wakil gubernur di DIY tidak dilakukan melalui pemilihan. Sementara itu
undang – undan g keistimewaan DIY belum terwujud. Oleh karena itu atas
desakan arus bawah rakyat Yogyakarta pengisian dilakukan denan
pengangkatan. Khasanah ini terdiri berbagai bentuk, baik tekstual, audio,
foto, dan audio visual.

4. Naskah Sumber Arsip


Selain itu secara tematik juga diterbitkan Naskah Sumber Arsip.
Penerbitan ini selain menghimpun arsip – arsip dalam satu tema dalam
satu daftar, juga dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi pengguna.
Naskah Sumber Arsip yang telah diterbitkan :
a. Sultan Hamengku Buwono IX, langkah dan kebijakan bagi
Kesejahteraan Abdi Dalem.
b. Pemilu 1971 di Daerah Istimewa Yogyakarta, Potret Surutnya Partai
Politik.
c. Ngidung di Tanah Kraton.
d. Konteks Historis-Sosiologis Sangketa Hukum di Kadipaten
Pakualaman pada Masa kolonial.
e. Praktek Persewaan Tanah Lungguh di Kasultanan Yogyakarta pada
Masa Sultan Hamengku Buwono VII tahun 1877-1921.
f. Serat Kojar Sapala, Peralwanan Sultan Hamengku Buwono IX
terhadap Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta.
g. Pembentukan Laskar Rakyat.

Arsip yang tersimpan di Kraton dan Pura Pakualaman.


Arsip ini merupakan arsip milik Kraton dan Pura Pakualaman. Kewenangan
akses terhadap arsip ini sepenuhnya berada di Kraton dan Puro Pakualaman.

1. Arsip periode Sultan Hamengku Buwono VII (Sebagian arsip ini sudah
dialih bahasa dan dialih tulisan).
2. Arsip periode Sultan Hamengku Buwono IX.
3. Arsip Pakualaman (Sebagian arsip ini sudah dialih bahasa dan dialih
tulisan ).
4. Arsip Paku Alam VIII.
E. Sistem Pengelolaan Arsip/ Manajemen Arsip di BPAD
1. Penciptaan
Tahap Penciptaan :
a. Bagaimana cara membuat surat
Didalam sistem lembaga ada pedoman tata dinas atau tata persuratan.
Contoh : bentuk surat, letak kepada surat/kop surat, wewenang yang
TTD
b. Pengurusan surat
1) Catat di kartu kendali, karena di BPAD menggunakan sistem
kartu kendali bukan sistem buku agenda. Kebanyakan di
lingkungan dinas di seluruh Indonesia memakai sistem kartu
kendali
2) Pengkodean/ pengklasifikasian
3) Pendistribusian, bidang apa yang mempunyai wewenang
memproses arsip tersebut.
2. Penataan
BPAD menggunakan klasifikasi sistem numerik. Berikut ini adalah
sistem pengklasifikasian di BPAD menggunakan sistem numerik:
Rincian Pokok Masalah

000 UMUM

010 Urusan Dalam


020 Peralatan
030 Kekayaan/Aset Daerah
040 Dokumentasi/ perpustakaan / Kearsipan/ Sandi
050 perencanaan
060 Organisasi dan Tatalaksana
070 Penelitian
080 Konferensi/ Rapat Koordinasi/ Forum Komunikasi
090 Perjalanan Dinas/ Kunjungan Kerja/ Studi Banding
100 PEMERINTAHAN

110 Pemerintah Pusat


120 Pemerintah Provinsi/ Daerah Provinsi
130 Pemerintah Kabupaten/ Kota
140 Pemerintah Desa/ Kelurahan
150 DPD/DPR
160 DPRD Provinsi/ Daerah
170 DPRD Kabupaten/ Kota
180 Hukum
190 Hubungan Luar Negeri

200 POLITIK/ORGANISASI KEMASYARAKATAN

210 Kepartaian
220 Organisasi Kemasyarakatan/ Pekerjaan Sosial
Masyarakat
230 Organisasi Profesi dan Fungsional
240 Organisasi Pemuda
250 Organisasi Buruh, Tani, dan Nelayan
260 Organisasi Perempuan/ Wanita
270 Pemilihan Umum ( Presiden dan Wakil Presiden,
DPR, DPD)
280 Pemilihan/penetapan Gubernur/ Wakil Gubernur
290 Pemilihan Bupati/ Wakil Bupati, Walikota/Wakil
Walikota

300 KEAMANAN/KETERTIBAN

310 Pertahanan
320 Kemiliteran
330 Keamanan
340 Pertahanan Sipil
350 Kejahatan
360 Bencana
370 Kecelakaan/ SAR
380` -
390 -

400 KESEJAHTERAAN RAKYAT

410 Pembangunan Desa


420 Pendidikan
430 Kebudayaan
440 Kesehatan
450 Agama
460 Sosial
470 Kependudukan
480 Informasi dan Komunikasi
490 -

500 PEREKONOMIAN

510 Perdagangan
520 Pertanian
530 perindustrian
540 pertambangan
550 Perhubungan
560 Ketenagakerjaan
570 Permodalan
580 perbankan
590 Agraria

600 PEKERJAAN UMUM DAN KETENAGAAN

610 Pengairan
620 Jalan
630 Jembatan
640 Bangunan
650 Tata Kota
660 Tata Lingkungan
670 Ketenagaan
680 Peralatan
690 Air Minum

700 PENGAWASAN

710 Bidang Fasilitatif


720 Bidang Pemerintahan
730 Bidang Politik
740 Bidang Keamanan/ Ketertiban
750 Bidang Kesra
760 Bidang Perekonomian
770 Bidang Pengawasan
780 Bidang Kepegawaian
790 Bidang Keuangan

800 KEPEGAWAIAN

810 Pengadaan
820 Mutasi
830 Kedudukan
840 Kesejahteraan Pegawai
850 Cuti
860 Penilaian
870 Tata Usaha Kepegawaian
880 Pemberhentian
890 Pendidikan Pegawai

900 KEUANGAN

910 Anggaran
920 Kas Daerah
930 Kekayaan Daerah/ Aset
940 Bina Administrasi Keuangan Daerah
950 Akuntansi
960 Verifikasi
970 Pendapatan
980 Kekayaan
990 -

3. Penggunaan
Dalam penggunaan arsip yang terdapat di sebuah instansi, BPAD
menggunakan dua landasan dalam penggunaan arsip, yaitu:
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Penggunaan Arsip
Tertutup.
b. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang penggunaan Arsip
Terbuka.
4. Pemeliharaan
Tahap-tahap pemeliharaan yang dilakukan oleh BPAD dalam
memelihara arsip dari kerusakan dan kehilangan, maka dilakukan tahap-
tahap sebagai berikut:
a. Memberikan kapur barus;
b. Dibersihkan;
c. Difumigasi;
d. Arsip yang sudah sobek – sobek atau berumur ratusan tahun dipelihara
diretorasi.
Caranya : 1 lembar arsip diapit oleh 2 lembar tisu khusus yang di
import dari Jepang yang akan tahan ratusan tahun
5. Penyusutan
Adalah mengurangi jumlah arsip karena semakin lama arsip akan
bertambah banyak karena arsip itu pasti tercipta terus. Rumusnya adalah
semakin banyak kegiatan/proyek akan semakin banyak arsip yang tercipta.
Selain itu nilai guna arsip juga akan semakin menurun.
Tidak semua arsip harus dilestarikan selama – lamanya. Ada JRA
( Jadwal Retensi Arsip ) atau umur simpan arsip. Kecuali arsip yang
memang menurut ketentuan tidak boleh dimusnahkan. Jangka waktu
penyusutan adalah 10 tahun. Arsip itu tercipta terus menerus tapi juga
akan dikurangi terus karena setiap tahun pasti akan dimusnahkan. Masalah
muncul karena banyak lembaga yang belum melakukan penyusutan.

Ada 3 cara penyusutan arsip :


a. Pemindahan
Arsip yang sudah digunakan di bidang satu akan di pindahkan ke
unit kearsipan / TU. Arsip nya masih tetap utuh namun hanya
berpindah tempat.
b. Pemusnahan
Pemusnahan disini dilakukan sesuai dengan jadwal Retensi Arsip.
Cara memusnahkan arsip menurut teori dan aturan ada 3 cara :
1) Di cacah, dengan mesin pencacah kertas menjadi kertas kecil –
kecil. Namun cara ini dinilai banyak kelemahan baik dari segi
tenaga kerja, waktu maupun alat tidak efektif dan efisien.
2) Di bakar, cara ini juga mempunyai beberapa kelemahan
diantaranya adalah tidak mudah dalam membakar arsip/kertas.
Kadang yang luar sudah terbakar namun yang belakang belum
terbakar, apalagi jumlahnya yang berton – ton. Belum lagi jika
menimbulkan polusi lingkungan.
3) Secara kimiawi, cara ini dinilai cukup efektif dan efisien. Kertas
didaur ulang menjadi bubur. Dalam hal ini BPAD bekerjasama
dengan pihak ketiga yaitu UD SAMAK Jalan Magelang. Cara
ini lebih bermanfaat, lebih efisien dan efektif karena dikerjakan
oleh pihak lain.
c. Penyerahan
Penyerahan arsip ke lembaga kearsipan
Contoh : arsip statis yang bersifat/ mempunyai nilai guna
kebuktian dan informasional. Arsip ini harus dilestarikan. Contoh,
laporan tahunan, menyangkut sejarah suatu organisasi, kurikulum,
kebijakan – kebijakan, dll.

F. Kendala Dalam Penanganan Arsip


Arsip berbeda dengan bahan pustaka. Kalau bahan pustaka misalnya
hilang masih bisa di dapat lagi namun kalau arsip sekali rusak atau hilang sudah
tidak bisa kembali lagi karena arsip hanya satu. Dalam mengelola arsip di
butuhkan keahlian khusus. Pegawai arsip atau arsiparis adalah pejabat
fungsional yang bertugas menangani arsip.
Adapun kendala-kendala yang sering dialami di BPAD :
1. Keterbatasan SDM baik dari segi jumlah maupun keterampilan/kualitas
Arsiparis juga manusia, kadang juga pernah melakukan kesalahan
dalam penanganan arsip. Keterbatasan jumlah menjadi kendala di BPAD
dalam menangani arsip. Standar arsiparis adalah berpendidikan D III
Kearsipan/ S1 Kearsipan namun di BPAD ini banyak arsiparis yang
berpendidikan SMA padahal menurut aturan harus diploma. Berdasarkan
analisis jabatan membutuhkan arsiparis sejumlah 20 orang namun pada
kenyataan hanya ada 11 orang. Dengan jumlah arsiparis itu BPAD juga
dituntut untuk membina 80 instansi, ditambah dengan BUMD, Ormas dan
Orpol.
2. Keterbatasan Ruangan
Idealnya lembaga kearsipan harus mempunyai Depo Arsip/ Tempat
penyimpanan arsip. Karena di BPAD juga menampung arsip – arsip yang
berasal dari SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah ), juga membina instansi
lain. Jadi BPAD membutuhkan Depo yang memadai untuk menyimpan arsip
– arsip itu. Pemerintah DIY menitipkan arsipnya di Griya BPD dan itu ada
biaya sewa tempatnya.
3. Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Walaupun sudah cukup memadai namun tetap saja hal tersebut harus
tetap ditingkatkan lagi.
Adapun cara-cara yang dilakukan BPAD dalam mengatasi hambatan –
hambatan tersebut, antara lain :
1. Masalah tempat, dengan dana keistimewaan akan membangun Depo
disebelah Perpustakaan timur JEC.
2. Dengan jumlah arsiparis tersebut akan dioptimalkan dalam penanganan
arsip.

G. Fasilitas-Fasilitas yang Terdapat di BPAD


Fasilitas-fasilitas yang ada di BPAD untuk menangani arsip sudah cukup
memadai. Berikut ini fasilitas-fasilitas yang digunakan di BPAD, diantaranya:
1. Rak Arsip;
2. Roll Opec;
3. Lemari Arsip;
4. Lemari Peta;
5. Filling Cabinet;
6. Box Arsip;
7. Dll.

H. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan sebuah perwujudan semangat kerja yang
akan timbul ketika seseorang bekerja di sebuah instansi atau perusahaan.
Lingkungan kerja yang tercermin di BPAD antara lain:
1. Aman;
2. Santai;
3. Menyenangkan;
4. Terbuka

I. Arsiparis
Di BPAD ada 11 arsiparis. Namun tidak semua arsiparis di BPAD
berbackground pendidikan Kearsipan namun ada juga yang dari lulusan SMA.
1. Sistem perekrutan :
a. Pemda yang mempunyai kewenangan mengadakan rekruitmen atau
membuka lowongan kerja adalah BKD (Badan Kepegawaian Daerah).
b. BKD mengadakan pengumuman lowongan kerja berdasarkan usulan
dari instansi terkait.
c. Jadi rekruitment pegawai terpusat di Pemda.
2. Mutasi pegawai juga dilakukan di BPAD dengan tujuan :
a. Penyegaran.
b. Menambah pengalaman pegawai.

J. Prosedur Pelayanan Arsip


Adapun prosedur-prosedur yang dilakukan oleh BPAD dalam melakukan
pelayanan arsip, diantaranya:
1. Bentuk Layanan
Pada prinsipnya BPAD memberi kesempatan seluas – luasnya dan
semudah – mudahnya kepada pengguna untuk memanfaatkan arsip yang
dikelola sesuai dengan ketentuan serta kewenangan yang dimiliki BPAD.
Ada 2 jenis layanan yaitu :
a. Layanan peminjaman Arsip untuk dibaca ditempat.
b. Layanan reproduksi.
Hal yang perlu diketahui adalah bahwa tidak semua arsip yang
dikelola tersimpan di BPAD. Terhadap arsip Kraton dan Pura
Pakualaman yang juga menjadi tanggung jawab BPAD dalam
pengelolaan tetapi penyimpanan arsipnya menjadi kewenangan Kraton
dan Pura Pakualaman. Demikian juga menyangkut prosedur dan tata cara
yang di lakukan ada 2 macam :
1) Layanan langsung
Dalam hal ini pengguna datang ke unit layanan arsip BPAD
langsung dapat menggunakan sesuai yang dikehendaki apabila telah
menempuh prosedur yang ditetepkan. Layanan ini dilakukan untuk
arsip-arsip yang disimpan diruang simpan BPAD.
2) Layanan tidak langsung
Layanan ini diperuntukkan arsip Keraton dan Pura Pakualaman,
BPAD hanya menyediakan daftar arsip yang dikelola baik di
Keraton maupun Pura Pakualaman tetapi tidak secara langsung dapat
menggunakan arsip yang dikehendaki. Selanjutnya pengguna harus
mengajukan permohonan ke Keraton atau Pura Pakualaman, karena
ruang simpan arsip, pengelolaan maupun wewenang untuk dapat
mengakses sepenuhnya menjadi tanggung jawab Keraton dan Pura
Pakualaman.
2. Layanan Peminjaman Arsip
a. Pengguna datang ke sub bidang pengelolaan arsip statis pada bidang
Arsip Statis;
b. Petugas layanan menerima dan menyambut pengguna;
c. User consultant mewawancarai pengguna dan memandu penggunaan
daftar arsip dan referensi secara manual ataupun online;
d. Pengguna menyerahkan persyaratan pemesanan arsip dan formulir
pemesanan arsip;
e. Petugas menyerahkan formulir pemesanan arsip ke pejabat layanan
yang berwenang untuk dimintakan persetujuan dan tanda tangan;
f. Petugas layanan menyerahkan formulir peminjaman kepada petugas
transit arsip lalu ke petugas Depot;
g. Petugas Depot mencarikan arsip yang dipesan dengan mencatat dalam
kartu kendali arsip dan melampirkan kendali peminjaman arsip pada
sampul arsip yang dipesan;
h. Petugas transit menerima dan mencatat arsip datang dari petugas
depot dan mentanda tangani pada lampiran kendali peminjaman
kemudian diserahkan pada petugas layanan untuk di teruskan pada
pengguna untuk dibaca di ruang baca;
i. Petugas pelayanan mengawai penggunaan arsip di ruang layanan
sampai arsip tersebut dikembalikan;
j. Petugas layanan arsip menerima dan mengecek kelengkapan/keutuhan
arsip untuk ditanda tangani dan dikembalikan pada petugas transit;
k. Petugas transit menerima, mengecek dan mencatat pengembalian arsip
ke petugas Depot;
l. Petugas depot menerimadan mengecek dan mencatat pengembalian
arsip ke buku kendali arsip, mentandatangani lampiran kendali
peminjaman arsip serta mengembalikan arsip ke tempat penyimpanan
arsip.

3. Layanan Reproduksi/ Penggandaan Arsip


a. Petugas menerima berkas persyaratan penggandaan arsip dan
memberikan formulir penggandaan;
b. Pengguna menyerahkan formulir yang telah diisi pada petugas
pelayanan kemudian diteruskan ke user consultant;
c. User consultan menyeleksi arsip yang akan digandakan dan
memberikan hasil seleksi pada petugas layanan;
d. Petugas pelayanan memintakan tanda tangan pada pejabat layanan,
kemudian petugas layanan memeberikan formulir perjanjian dan
formulir pembayaran pada pengguna untuk di lengkapi;
e. Petugas layanan menyatukan formulir perjanjian dan formulir
pembayaran dan memberikan pada petugas reproduksi untuk
diteruskan pada petugas Depot;
f. Petugas depot mencatat arsip yang akan digandakan ke buku kendali
arsip dan menyerahkan pada petugas reproduksi untuk digandakan;
g. Setelah di gandakan kemudian dikembalikan lagi pada petugas depot
untuk dicatat pada pengembalian arsip pada buku kendali dan
kemudian arsip dikembalikan ketempat penyimpanan;
h. Petugas reproduksi menyerahkan hasil penggandaan pada petugas
layanan untuk dilegalisir kemudian diserahkan pada pengguna.

K. Persyaratan Pengunaan Arsip


Berikut ini merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
penggunaan atau pemakaian arsip di BPAD:
1. Menyerahkan identitas diri dan membawa surat pengantar dari sekolah
atau instansi yang berkepentingan;
2. Mengisi formulir pemesanan arsip dan mentandatangani surat
pernyataan;
3. Bagi pengguna yang akan menggandakan wajib mengajukan surat
permohonan bermaterai dan membayar sesuai ketentuan;
4. Bagi pengguna yang meminjam arsip yang tertutup/ dikecualikan yang
wajib menyerahkan surat ijin pengguna dari Gubernur DIY atau pencipta
arsip;
5. Bagi pengguna yang akan memanfaatkan arsip untuk dipunjam atas
permintaan lembaga pendididkan dimohon untuk mentanda tangani surat
perjanjian;
6. Pengguna arsip asli atas permintaan lembaga pendidikan wajib didampingi
petugas layanan dan tidak boleh lebih dari 24 jam;
7. Wajib mentaati tata tertib layanan.

Anda mungkin juga menyukai