Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Putu Ayu Mesa Andini

No : 30
Kelas : XII DPIB 2
Mapel : Bahasa Indonesia
Hari/tgl : Senin, 18 Januari 2021

E. Penyusunan Artikel dengan Memperhatikan Fakta


Tugas

No Fakta
1 Pada Jumat (10/4/2020) malam Gunung Krakatau di perairan Selat Sunda meletus.
2 Data Magma Indonesia, erupsi pertama tercatat pada pukul 21.WIB dengan tinggi
kolom abu kurang lebih 200 meter di atas puncak atau 357 m di atas permukaan laut.
3 Anak Krakatau kembali erupsi pada pukul pukul 22.35 WIB dengan lontaran kolom
abu yang teramati kurang lebih 500 m di atas puncak atau 657 m di atas permukaan
laut.
4 Gunungapi berapi ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018
dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.
5 Pada Juli 2018, Gunung Anak Krakatau juga menunjukkan peningkatan akvitas
vulkanik.
6 PVMBG mencatat pada Minggu (15/7/2018), pukul 12-18.00 WIB, Gunung Anak
Krakatau meletus sebanyak 81 kali.
7 Letusan Krakatau terjadi 26 Agustus 1883, gejala muncul awal Mei.
8 Dampak letusan, setidaknya 36.417 orang meninggal dunia akibat tsunami yang
disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau.
Sejarah Letusan Gunung Krakatau
Gunung Krakatau di perairan Selat Sunda meletus pada Jumat (10/4/2020) malam. Erupsi
disertai lontaran abu berwarna kelabu hingga setinggi ratusan meter. Data Magma Indonesia,
erupsi pertama tercatat pada pukul 21.WIB dengan tinggi kolom abu kurang lebih 200 meter di
atas puncak atau 357 m di atas permukaan laut.
Anak Krakatau kembali erupsi pada pukul pukul 22.35 WIB dengan lontaran kolom abu
yang teramati kurang lebih 500 m di atas puncak atau 657 m di atas permukaan laut. "Kolom abu
teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam
di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 2284 detik," bunyi keterangan
resmi Magma Indonesia, Jumat (10/4/2020) malam.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan, tingkat aktivitas Gunung
Anak Krakatau pada Level II (Waspada). Status ini sejak 25 Maret 2019. Gunungapi berapi ini
mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada
periode September 2018 hingga Februari 2019.
Letusan terakhir sebelumnya terjadi pada 18 Maret 2020 dengan tinggi kolom erupsi 300
meter di atas puncak. PVMBG meminta masyarakat/wisatawan tidak mendekati kawah dalam
radius 2 km dari kawah.
Pada Juli 2018, Gunung Anak Krakatau juga menunjukkan peningkatan akvitas vulkanik.
Data Vulcano Activity Report (VAR), Sabtu (14/7/2018), Gunung Anak Krakatau meletus
sebanyak 398 kali dengan amplitudo 24-58 mm dan durasi antara 20-279 detik. Sementara
gempa tremor terjadi terus-menerus antara 2-45 mm dengan amplitudo dominan 20 mm dan
tinggi letusan maksimum mencapai 800 meter.
PVMBG mencatat pada Minggu (15/7/2018), pukul 12-18.00 WIB, Gunung Anak
Krakatau meletus sebanyak 81 kali. Asap kawah bertekanan sedang dengan intensitas sedang
berwarna hitam setinggi 500-700 meter keluar dari puncak kawah. Pemantauan aktivitas Gunung
Krakatau terus dilakukan di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.
Dalam sejarahnya, Gunung Anak Krakatau muncul setelah Gunung Krakatau meletus.
Erupsi dahsyat itu terjadi pada 1883. Letusan Krakatau terjadi 26 Agustus 1883, gejala muncul
awal Mei. Sehari kemudian atau 27 Agustus, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah
letusan berantai dan melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Saking dahsyatnya,
kawasan Eropa bahkan sampai gelap karena tertutup abu vulkanik dari gunung ini. Dampak
letusan, setidaknya 36.417 orang meninggal dunia akibat tsunami yang disebabkan oleh letusan
Gunung Krakatau.
Pada 1927 muncul gunung api di permukaan laut yang kemudian dikenal sebagai Gunung
Anak Krakatau. Gunung kecil itu terus-menerus meletus untuk tumbuh. Rata-rata setiap tahun
bertambah tinggi 4-6 meter.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pernah menyatakan, letusan pada
1883 akan sulit terulang kembali. Letusan-letusan yang terjadi hampir setiap hari dari Gunung
Anak Krakatau sekarang ini merupakan fenomena biasa. Seperti halnya anak dalam fase
pertumbuhan, Gunung Anak Krakatau juga meletus untuk membesar dan meninggikan tubuhnya.

Uji Kompetensi 5
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Jelaskan konstruksi artikel dengan urrut!
2. Jelaskan cara membuat judul yang baik dan benar!
3. Jelaskan langkah-langkah dalam menyusun artikel!
4. Apa fakta yang disajikan oleh penulis untuk melandasi opininya?
5. Analisislah artikel tersebut sesuai dengan konstruksi artikel yang baik dan benar!
JAWABAN:
1. Konstruksi artikel dengan urut adalah sebagai berikut :
a. Langkah pertama adalah menetapkan topik
b. Langkah kedua adalah menetapkan judul
c. Langkah ketiga adalah menetapkan kerangka karangan
d. Gagasan pokok dan informasi penting
e. Mengembangkan kerangka karangan
2. Cara membuat judul yang baik dan benar
• Judul dibuat secara singkat dan langsung pada inti yang ingin disampaikan,harus
berbentuk frasa,tanpa tanda baca,menarik perhatian,logis,sesuai dengan isi.
3. Langkah -langkah menyusn artikel adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tema. Tema harus spesifik agar menarik minat baca
b. Menetapkan tujuan penulisan
c. Menentukan fakta berkaitan dengan tema yang dipilih
d. Menentukan opini-opini berdasarkan fakta yang ada
e. Menyusun opini-opini dan fakta menjadi artikel padu dan runtut dengan
memperhatikan tata Bahasa ejaan.
f. Membuat kalimat simpulan berdasarkan opini dari masalah yang dibahas dalam
artikel.
4. Dalam opini tersebut, penulis menyajikan fakta sebagai berikut, yaitu :
a. Rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyatakan bahwa
tahun 2018 merupakan tahun penuh bencana.
b. Keterangan kejadian gempa bumi melanda Lebak awal Januari, gempa bumi di
Lombok 7,0 SR dan Palu 7,4 SR pada Agustus dan September, erupsi Gunung Anak
Krakatau memicu tsunami, dan tanah longsor di Sukabumi di penghujung tahun.
c. Fakta letak Indonesia yang berada di simpang pertemuan tiga lempeng, yakni Indo-
Australia di bagian selatan, Eurasia di bagian utara, dan Pasifi k di timur yang
menghubungkan Samudra Pasifi k dan Hindia, jembatan dua kontinen yaitu Asia dan
Australia.
d. Data laporan akhir tahun BNPB yang menyebutkan jumlah bencana alam pada 2018
sebanyak 2.426 menyebabkan 3.349 orang meninggal dunia, 1.432 orang hilang,
21.064 luka-luka, dan 319.520 rumah rusak. Sekitar 10,2 juta masyarakat terdampak
bencana. Kerugian ekonomi diperkirakan lebih dari Rp100 triliun.
e. Fakta bahwa sebenarnya, gempa bumi telah terjadi ribuan kali di 2018, tetapi banyak
yang tidak menyadari karena kekuatan di bawah 5 SR sehingga minim kerusakan.
Diperkirakan ada 40,9 juta orang tinggal di daerah ancaman tanah longsor. 4,5 juta
warga terancam paparan erupsi gunung api. Bahkan, 37 ribu sekolah berada di
kawasan rawan bencana.
5. Konstruksi artikel tersebut adalah
Judul : Saatnya Indonesia Miliki UU tentang Kegeologian
Pembuka : Paragraf 1,2,dan 3
Isi : Paragraf 4 – 13
Penutup : Paragraf 14

Anda mungkin juga menyukai