Anda di halaman 1dari 3

MATA KULIAH PANCASILA

Analisis Bagaimana Cara Mewujudkan Negara Persatuan Dengan Nilai


Aksiologis Pancasila Dalam Perbedaan Suku, Agama, Ras Dan Antar
Golongan

OLEH:
MHD. FRIDANTA RAHMAN
2001551035
DOSEN:
IDA BAGUS SAPTA JAYA, S. S. M.Si

JURUSAN ARKEOLOGI, FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS UDAYANA
Pengertian Aksiologi

Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana


manusia menggunakan ilmunya. Singkatnya, dapat kita katakan bahwa aksiologi adalah teori
tentang nilai yang dalam hal ini adalah mengenai ilmu pengetahuan dalam berbagai bentuk.

Aksiologi Pancasila

Maksud dari aksiologi Pancasila ini yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
itu sendiri yang pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Karena aksiologi ini
bersifat teori tentu saja akan banyak versi mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, tergantung titik tolak dan sudut pandang masing-masing. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila bukanlah nilai yang ada dengan sendirinya (given value)
melainkan nilai yang diciptakan (created value) oleh manusia Indonesia. Nilai-nilai dalam
Pancasila hanya bisa di mengerti dengan mengenal manusia Indonesia dan latar belakangnya.

Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
Pancasila, dan dalam filsafat Pancasila disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar,
nilai instrumental dan nilai praktis. Nilai dasar adalah asas asas yang kita terima yang
sifatnya mutlak dan benar berdasarkan lima sila tersebut, kemudian nilai instrumental adalah
nilai yang berbentuk norma sosial maupun norma hukum yang selanjutnya akan dikukuhan
dalam bentuk undang undang dan peraturan –peraturan. Sedangkan nilai praktis adalah
bentuk sesungguhnya dari pancasila itu, nilai praktis adalah bentuk sikap dan sifat kita yang
kita yang kita perbuat dalam kehidupan nyata.

Memahami Pancasila dengan nilai aksiologis tidaklah mudah terutama oleh orang
awam atau yang berada dalam strata pendidikan yang rendah, Namun, Pancasila telah
diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mengamalkan Pancasila
merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia. Penerapannya secara praktik hingga kini
secara teori yang mendetail hanya sebatas melalui sarana pendidikan formal. Namun dalam
kehidupan sehari-hari, berbangsa dan berbudaya, setiap orang memiliki caranya masing-
masing dalam menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupannya misalnya dengan melakukan
kegiatan keagamaan, kebudayaan, kesenian, serta bersosialisasi dalam masyarakat luas. Nilai-
nilai tersebut akan mudah disesuaikan oleh masing-masing pribadi dengan cara yang
berbeda-beda sehingga tidak akan terjadi konflik atau perpecahan yang disebabkan oleh isu
SARA.
Aksiologi Pancasila dan SARA.

Pancasila dan isu Sara adalah dua hal yang berkaitan, karena ketika kita menemukan
permasalahan Sara kita bisa menangkal nya dengan mengimplementasikan nilai nilai
Pancasila. Pancasila adalah dasar negara yang merupakan perwujudan dari jati diri bangsa
Indonesia. Yang dengan hal ini sudah sepatutnya kita patuh dan sadar untuk selalu
menerapkan dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kedalam
kehidupan kita sehari-hari.

Di materi sebelumnya juga telah kita jelaskan mengenai hubungan pancasila dan
SARA. Dan sekarang kita membahas mengenai aksiologi pancasila dalam SARA dan
hubungannya dalam mewujudkan negara persatuan.

Membahas negara persatuan tentunya tak akan lepas dari sila yang ketiga, meski
demikian untuk mewujudkan negara persatuan tak hanya bisa berdasarkan sila yang ketiga.
Seperti yang dijelaskan diatas, tiap-tiap nilai yang terkandung dalam pancasila itu, semuanya
berhubungan, ketika kita membicarakan negara persatuan dan hubungannya dengan SARA
hal itu tak akan lepas dari yang namanya tolerensi, dan sikap toleransi diajarkan oleh setiap
agama yang hal ini berhubungan dengan sila pertama.

Lebih lanjut, hubungan negara persatuan dan sila ketiga dengan sila sila lainnya dapat
dijelaskan sebagai berikut. Sila pertama berkaitan dengan agama dan toleransi. Sila kedua
berkaitan dengan kedudukan yang sama dimata hukum, jadi tak ada golongan yang akan
mendapat perlakuan khusus, kembali hal ini berperan dalam mewujudkan negara pesatuan.
Sila ketiga sudah pasti berhubungan dengan mewujudkan negara pesatuan. Kemudian sila
keempat, adalah dengan musyawarah untuk mufakat,dan tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain. Kemudian sila kelima, keadilan sosial. Tak ada perbedaan dalam masyarakat
mengenai hak dan kewajiban, semuanya harus bisa saling menghormati dan menjaga
keseimbangan hak dan kewajibannya masing masing.

Itulah cara mewujudkan negara persatuan dengan nilai aksiologis dalam perbedaan
suku, agama, ras, antar golongan. Sesungguhnya masih banyak analisis cara mewujudkan
negara persatuan yang berhubungan nilai aksiologis pancasila. Tapi satu hal yang pasti,
persatuan tak akan tercipta jika hanya sebatas berbentuk kata-kata tanpa adanya tindakan
nyata dari kita.

Anda mungkin juga menyukai